Anda di halaman 1dari 43

2

Telinga dibagi 3 bagian


 Telinga luar (auris eksterna)
• Aurikulum
• Meatus akustikus
eksternus
• Membran timpani
 Telinga tengah (auris
media)
• Kavum timpani
• Tuba Eustachius
• Antrum & sel-sel mastoid
 Telinga dalam (auris interna
= labirin)
• Koklea (organ auditivus)
• Labirin vestibuler (organ
vestibuler /status)
• Bentuk pipih, berlekuk
• Bagian yang bertulang rawan
(kartilago):
- heliks dan anti heliks
- tragus dan anti tragus
- konka
- sulkus retroaurikuler
• Bagian yang tidak bertulang rawan:
- lobules
 Fungsi :
Menangkap dan mengumpulkan
gelombang bunyi dan menentukan
arah sumber bunyi
 Saluran yang menuju ke arah telinga tengah
 Berbentuk tabung  Diameter 0,5 cm dan Panjang 2,5-3 cm
 Saluran yang tidak lurus  berbelok dari arah postero -
superior di bagian luar ke arah antero-inferior

 Fungsi : Melanjutkan gelombang bunyi


 Terdapat 2 bagian dari tabung MAE :
a. Bagian 1/3 lateral (pars kartilagenus)
- merupakan lanjutan dari aurikulum
- dibentuk oleh tulang rawan,
- dilapisi oleh kulit yang melekat erat
pada perikondrium
- mempunyai folikel rambut, kelenjar
sebasea dan kelenjar serumenalis
b. Bagian 2/3 medial (pars osseus)
- dibentuk oleh tulang
- dilapisi oleh kulit yang sangat tipis
dan melekat erat pada periosteum
- tidak berambut
Posisi :
Membentuk sudut 45° dengan bidang
horisontal dan sagital
Tepi bawah terletak 6 mm lebih medial dari
tepi atas

Warna:
Putih mengkilat seperti mutiara

Ukuran:
Tinggi 9-10mm, lebar 8-9 mm

Bentuk:
oval yang condong ke anterior

6
Pembagian kuadran membran timpani:
1. Anterior superior (Kuadran I)
2. Anterior inferior (Kuadran II)
3. Posterior inferior (Kuadran III)
4. Posterior superior (Kuadran IV)
Bagian-bagian membran timpani:
a. Pars tensa:
 Manubrium mallei
 Umbo
 prosesus brevis
 refleks cahaya
 plika anterior, plika posterior
b. Pars flaksida = membran scrapnelli

8
 Lanjutan dari tuba Eustachius dan
selulae mastoid melalui aditus ad antrum
 Dilapisi oleh epitel mukosa
 Isi kavum timpani:
• Osikula : maleus, incus, stapes
• Muskulus : tensor timpani,
stapedius
• Lain-lain : ligamen, saraf (korda
timpani)

9
 Terdiri dari 3 bagian:
• Epitimpanum
• Mesotimpanum
• Hipotimpanum
 Maleus
Bagian osikel pada telinga tengah yang berada di dekat
membran timpani.
 Inkus

Membentuk sendi dengan tulang maleus dan tulang


stapes.
 Stapes

Tulang kecil yang berada pada bagian dasar osikel dan


mengarah ke bagian dalam telinga
 Merupakan saluran yang menghubungkan kavum
timpani dengan nasofaring.
 Berbentuk terompet, Panjang 35-37 mm
 Fungsi:
• Drainase
• Ventilasi (mempertahankan tekanan udara dan
oksigenasi)

13
 Muara pada kavum timpani selalu terbuka, sedangkan muara
di nasofaring selalu tertutup dan baru terbuka bila ada
kontraksi M. Levator dan M. Tensor veli palatini yaitu saat
menguap dan menelan.
 Pada anak, tuba relatif :
- lebih besar,
- lebih lurus,
- lebih pendek
- posisi horizontal

Panjang tuba :
- Dewasa : 35-37 mm
- Anak dibawah 9 bulan : 17,5 mm
• Berhubungan dengan kavum
timpani lewat aditus ad antrum
• Pneumatisasi :

• Proses pembentukan sel - sel


mastoid
• Jenis  tergantung jumlah
sel mastoid : normal, hiper,
hipopneumatik dan sklerotik

16
 Telinga dalam terdiri dari
1. Labirin osseus
a. Koklea
b. Kanalis Semerirkularis
2. Labirin membranaseus
a. Duktus koklearis
b. Sakulus dan Utrikulus
c. Duktus Semirirkularis

17
 Tabung tulang - 35mm
 Berbentuk rumah siput dengan 2 ½
lingkaran
 Tinggi 5 mm
 Mengubah getaran suara dari sitem
konduksi menjadi sistem saraf.
 Jika terganggu akan timbul keluhan
kurang pendengaran
 Terbagi menjadi :
Berisi
 skala vestibulum
cairan
 skala timpani perilimfe
 skala media  Berisi cairan endolimfe

18
 Horizontal
 Superior (anterior vertikal) Organ vestibular
 Posterior (posterior vertikal) (alat keseimbangan)
 Jika organ ini terganggu, akan timbul keluhan pusing atau vertigo

19
 Bagian yang membesar dari labirin tulang

 Ukuran : Panjang 5 mm, Tinggi 5 mm, dan dalam 3 mm

 Dinding medial menghadap ke MAI dan ditembus oleh


saraf

 Dinding medial :
 Spherical Recess Sakulus

 Eliptical Recess Utrikulus (Dibawahnya terdapat


akuaduktus vestibularis)

21
Otitis Media Supuratif Kronik

Keradangan kronik yang mengenai mukosa


dan struktur tulang di dalam kavum timpani
dan tulang mastoid.
 Pseudomonas aeruginosa  34.8% Paling sering
 Staphylococcus aureus  33.3%
 Streptococcus pneumoniae
Pada
 Haemophilus influenzae umumnya

 Moraxella catarrhalis
FASE
OMSK tipe Benigna AKTIF
(Aman)
•Tanpa kolesteatoma
•Sebatas mukosa FASE
TENANG

OMSK
OMSK tipe Maligna DEGENERATIF
(Bahaya)
•Dengan kolesteatoma
•Mukosa dan tulang METAPLASTIK
Diagnosa ditegakkan berdasarkan keluhan
berupa:
1. Otore terus menerus/kumat-kumatan > 6
minggu.
2. Cairan encer dan tak berbau akibat mukosa
yang hipertrofi.
3. Cairan kental dan berbau busuk akibat
kolesteatoma atau destruksi tulang.
4. Pendengaran menurun
FASE AKTIF FASE LATEN

 Terdapat sekret pada  Perforasi tampak


telinga (mukoid, tidak kering.
berbau)
 Mukosa telinga tengah
 Perforasi (bervariasi dari tampak pucat.
sebesar jarum – subtotal)
 Mukosa hipertrofi
 Kadang sekret berpulsasi
diatas kuadran
posterosuperior.
DEGENERATIF METAPLASTIK

 Ditandai dengan  Perforasi atik/marginal


perforasi besar pada  Kolesteatoma (+)
pars tensa  Sering disertai destruksi
 Granulasi/polip pada tulang pada margo
mukosa kavum timpani timpani.
Perubahan
tekanan
Infeksi
Alergi
Sumbatan (sekret, Sembuh
tampon, tumor)
OME
Fungsi tuba
Tekanan negatif
Gangguan Tuba E. Efusi terganggu,
telinga tengah
infeksi (-)

OMSA
OMSK Fungsi tuba terganggu,
infeksi (+)

Benigna Maligna
Aktif Sembuh
Tenang
Faktor Rinogen
Infeksi saluran nafas atas : Rinitis, adenoiditis,
sinusitis

Faktor Eksogen
Kebersihan MAE yg jelek, korek-korek, mandi
di kali

Faktor Endogen
KU yang jelek, malnutrisi, DM, Alergi
Keluhan berupa:
1. Otore terus menerus/kumat-kumatan > 6 minggu.
2. Cairan encer dan tak berbau akibat mukosa yang
hipertrofi.
3. Cairan kental dan berbau busuk akibat
kolesteatoma atau destruksi tulang.
4. Pendengaran menurun
 Pemeriksaan Fisik
Otoskopi
1. OMSK tipe Benigna
 Perforasi pada sentral atau pars tensa berbentuk
ginjal atau bundar.
 Sekret biasanya mukoid dan tidak berbau.
 Mukosa kavum timpani tampak edema, hipertrofi,
granulasi, atau timpanosklerosis .
2. OMSK tipe Maligna
 Perforasi atik, marginal, atau sental besar (total).
 Sekret sangat berbau, berwarna kuning abu-abu,
purulen, dan dapat terlihat kepingan berwarna putih
mengkilat .
 Kolesteatoma
 Pemeriksaan Penunjang
1. Tes garpu tala Rinne, Weber, Schwabach
menunjukkan jenis ketulian yang dialami
pasien.
2. Audiometri nada murni.
3. Foto X-ray mastoid posisi Schuller (bila
tersedia).
 Penegakkan Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan fisik.
PENATALAKSANAAN

Tipe Benigna
Stadium Aktif
Antibiotik
Cari faktor-faktor penyebab :
Rinogen  berantas sumber infeksi
Eksogen  Auraltoilet, perhydrol 3% dan tetes
telinga (ofloxacine)
Stadium Tenang
Dianjurkan operasi miringoplasti
• Bila dengan terapi medikamentosa gagal 
operasi mastoidektomi
37
PENATALAKSANAAN

Tipe Maligna
 Operasi mastoidektomi
 Edukasi
 Menjaga kebersihan telinga dan tidak
mengorek-ngorek telinga dengan benda
tajam.
 Menjaga agar telinga tidak kemasukan air.
 Menjelaskan bahwa penyakit ini
merupakan penyakit infeksi sehingga
dengan penanganan yang tepat dapat
disembuhkan tetapi bila dibiarkan dapat
mengakibatkan hilangnya pendengaran
serta komplikasi lainnya.
INTRATEMPORAL: INTRACRANIAL:

 Mastoiditis  Granulasi atau abses


 Abses subperiosteal ekstradural
 Abses Bezold  Tromboflebitis sinus
 Laten mastoiditis sigmoid
 Petrositis  Abses otak
 Labirintitis  Otitis hidrosefalus
 Paralise fasial.  Meningitis
 Abses subdural.
DUBIA AD BONAM
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
Edisi 2. Hal. 213-216.
Kusuma Anggia Shinta W., Imanto Mukhlis, dan Khairani. 2016.
Seorang Laki-laki 17 tahun dengan Otitis Media Supuratif
Kronis Benigna. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
JPM Ruwa Jurai. Vol. 2. Hal. 30-32.
Farida Yusi, Sapto Hanggoro, dan Oktaria Dwita. 2016. Tatalaksana
Terkini Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK). Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung. J Medula. Vol. 6. Hal. 180-
183.
Anggraeni. 2013. Otitis Media Supuratif Kronis dan Tonsilitis Kronis
serta Karies Dentis dan Perilaku Kuratif Ibu. Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung. Medula. Vol. 1. Hal. 31-32.

Anda mungkin juga menyukai

  • PF App
    PF App
    Dokumen11 halaman
    PF App
    Agie
    Belum ada peringkat
  • Abvacsh
    Abvacsh
    Dokumen1 halaman
    Abvacsh
    Agie
    Belum ada peringkat
  • TR Cap
    TR Cap
    Dokumen32 halaman
    TR Cap
    Agie
    Belum ada peringkat
  • Aaaaa
    Aaaaa
    Dokumen1 halaman
    Aaaaa
    Agie
    Belum ada peringkat
  • KMKJ
    KMKJ
    Dokumen32 halaman
    KMKJ
    Agie
    Belum ada peringkat
  • LKLKL
    LKLKL
    Dokumen4 halaman
    LKLKL
    Agie
    Belum ada peringkat
  • ZAAZ
    ZAAZ
    Dokumen13 halaman
    ZAAZ
    Agie
    Belum ada peringkat
  • OIIIII
    OIIIII
    Dokumen20 halaman
    OIIIII
    Agie
    Belum ada peringkat
  • Tydgcj
    Tydgcj
    Dokumen20 halaman
    Tydgcj
    Agie
    Belum ada peringkat
  • MNBN
    MNBN
    Dokumen3 halaman
    MNBN
    Agie
    Belum ada peringkat
  • OIIIII
    OIIIII
    Dokumen20 halaman
    OIIIII
    Agie
    Belum ada peringkat
  • OIIIII
    OIIIII
    Dokumen20 halaman
    OIIIII
    Agie
    Belum ada peringkat
  • Tydgcj
    Tydgcj
    Dokumen20 halaman
    Tydgcj
    Agie
    Belum ada peringkat
  • MZ NM
    MZ NM
    Dokumen26 halaman
    MZ NM
    Agie
    Belum ada peringkat
  • K LMN
    K LMN
    Dokumen13 halaman
    K LMN
    Agie
    Belum ada peringkat
  • Paper MIOVCX
    Paper MIOVCX
    Dokumen1 halaman
    Paper MIOVCX
    Agie
    Belum ada peringkat
  • LOKA
    LOKA
    Dokumen26 halaman
    LOKA
    Agie
    Belum ada peringkat
  • OKEOC
    OKEOC
    Dokumen32 halaman
    OKEOC
    Agie
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Fisik Kepala - Leher
    Pemeriksaan Fisik Kepala - Leher
    Dokumen13 halaman
    Pemeriksaan Fisik Kepala - Leher
    Agie
    Belum ada peringkat
  • LOKA
    LOKA
    Dokumen26 halaman
    LOKA
    Agie
    Belum ada peringkat
  • LK
    LK
    Dokumen13 halaman
    LK
    Agie
    Belum ada peringkat
  • K LMN
    K LMN
    Dokumen13 halaman
    K LMN
    Agie
    Belum ada peringkat
  • BNBNH
    BNBNH
    Dokumen13 halaman
    BNBNH
    Agie
    Belum ada peringkat
  • K L
    K L
    Dokumen13 halaman
    K L
    Agie
    Belum ada peringkat
  • TKEABN
    TKEABN
    Dokumen22 halaman
    TKEABN
    Agie
    Belum ada peringkat
  • TKEA09
    TKEA09
    Dokumen22 halaman
    TKEA09
    Agie
    Belum ada peringkat
  • Omkbn
    Omkbn
    Dokumen43 halaman
    Omkbn
    Agie
    Belum ada peringkat
  • K L
    K L
    Dokumen13 halaman
    K L
    Agie
    Belum ada peringkat
  • TKEA09
    TKEA09
    Dokumen22 halaman
    TKEA09
    Agie
    Belum ada peringkat
  • Omk
    Omk
    Dokumen43 halaman
    Omk
    Agie
    Belum ada peringkat