Anda di halaman 1dari 15

SEJARAH

PEMBATUBARAAN
INDONESIA
SURYAWAN ASFAR
SEJARAH PENGEMBANGAN

 Pengembangan Batubara di dunia sebagai sumber energy


dimulai sejak Revolusi Industri (Abad 19), yaitu digunakan
untuk menggerakkan lkomotif dan mesin-mesin uap
sehingga disebut sebagai Zaman Keemasan Batubara.
 Batubara merupakan sumber energy terpenting untuk
pembangkit listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar
pokok untuk produksi baja dan semen, efek negative dari
pengembangan batubara adalah banyak menimbulkan
polusi karena memilki kandungan karbon yang tinggi.
SEJARAH PENGGUNAAN BT. BARA
P. KALIMANTAN
 Zaman Hindia Belanda (1849) di Pengaron Kalsel, kegiatan
ini dilakukan oleh Oost Borneo Maatschappij “Bentang
Emas”, 300.000 ton/th.
 Selanjutnya Belanda membuka perusahaan pertambangan
di daerah Martapura yaitu Julia Hermina dan Delft.
 Tahun 1888 kegiatan pertambangan batubara di buka
pada wilayah Batu Panggal, Kutai, Kalimantan Timur oleh
J.H Menten.
 Tahun 1903 Belanda membuka pertambangan baru di
Pulau Laut, Kalimantan Selatan, dengan total produksi
80.000 ton.
 Pada tahun 1912, produksi tertinggi batubara mencapai
165.000 MT, yang secara keseluruhan diekspor di Jerman.
SEJARAH PERTAMBANGAN
BATUBARA P. SUMATERA
 Pertambangan pertama kali dilakukan di S. Durian,
Sumatera Barat, akibat adanya kesulitan transportasi
maka kegiatan pertambangan ini mengalami kegagalan
 perkembangan pertambangan di lokasi ini dimulai sejak
1858 oleh Ir. De Groet, dan pada tahun 1867 – 1873 di
lanjutkan oleh Ir. De Grave bersama Ir. R. DM. Verbeck.
volume cadangan Lapangan S. Durian 80.000.000 Mt,
Lapangan S. Perambah 20.000.000 Mt, Lapangan Tanah
Hitam 205.600.000 Mt.
 Tahun 1988, kegiatan pertambangnan Sawah Lunto,
Ombilin di buka dengan produksi pertama pada tahun
1892 sebesar 48.000 ton, pada tahun 1930 dengan
produksi tertinggi sebesar 624.212 Ton.
 Pada tahun 1919, Belanda membuka kegiatan
pertambangan baru pada wilayah Tanjung Enim dan air
laya.
KEBIJAKAN PERTAMBANGAN
BATUBARA
 S.K Presiden R.I No. B-31/ Pres/ 9/ 1976 tahun 1976 disusul
dengan pembentukan BAKOREN (Badan Koordinasi Energi
Nasional) dengan fungsi melakukan Diversifikasi (sebesar-
besarnya BBM diganti menjadi Batubara).
 Penerbitan UU No. 1 Tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok
Pertambangan dan PP No. 32 Tahun 1969 tentan pelaksanaan
UU No. 1 Tahun 1967.
 Pada tahun 1976 keluar INPRES, agar pemakaian BBM PLTD
dan pabrik semen di ubah dengan Batubara.
 Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1980 tentang
Penggolongan Bahan Galian, Batubara - Bahan galian
strategis.
 Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang pertambangan
mineral dan batubara.
SUMBER DAYA BATUBARA INDONESIA
CADANGAN
BATUBARA INDONESIA
CADANGAN (Jt. Ton)
PROPINSI
TERKIRA TERBUKTI
Bengkulu 43,891 51,389
Kalimantan Selatan 387,730 1.412.780
Kalimantan Timur 1.943.660 1.885.747
Sumatera Barat 37.500 107.052
Sumatera Selatan 266.030 1.511.450
JUMLAH 2.678.030 1.511.450
PERIODE PENGUSAHAAN BT. BARA
INDONESIA
 Generasi I (1981 – 1993)
Kontrak pengusahaan batubara generasi ke-I dilakukan pada
11 Kontrak Kerjasama Batubara, KKS generasi ke-I ini paling
banyak memberikan kontribusi akan produksi batubara
Indonesia.
 Generasi II (1994 – 1996)
Kontrak generasi ke-II ini berubah menjadi Perjanjian Kerjasama
Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), Kontraktor
PKP2B terdiri atas 18 perusahaan, yang merupakan perusahaan
penanamn modal dalam negeri (PMDN).
 Generasi III (1997 – 2000)
Kontrak generasi ke-3 mulai berlaku tahun 1996 sampai 2000.
Kontrak generasi ke-III ini juga berbentuk PKP2B. Perbedaan
dengan generasi ke-3 ini Kuasa Pertambangan diambil alih oleh
Pemerintah yaitu Direktorat Jenderal Pertambangan Umum.
Kontrak generasi ke-3 ini telah menarik Investor yang cukup
besar untuk mengusahakan sector Batubara, yang terdiri dari
PMDN dan PMA.
 Periode Otonomi Daerah (2001-Sekarang)
Pada Periode ini, kewenangan pengelolaan pada sector
pertambangan batubara dilimpahkan dari Pemerintah Pusat
kepada Pemerintah Daerah.
PENGGUNAAN BT. BARA
INDONESIA
Kebutuhan Batu Bara (Ton)
No Pembangkit Listrik
2002 2003 2004
1 Asam-Asam 568.436 568.000 554.307
2 Bukit Asam 1.057.564 1.142.646 1.090.774
3 Freeport Indonesia 557.945 669.334 593.650
4 Newmont NT 447.610 480.000 482.578
5 Newmont Minahasa 28.082 24.000 3.646
6 Paiton 8.300.753 9.060.889 9.310.008
7 Sijantang 105.361 229.580 182.639
8 Suralaya 8.950.787 10.821.164 10.664.587
CEKUNGAN BATUBARA INDONESIA
SUMBER DAYA DAN CADANGAN
BATUBARA INDONESIA
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
PEMANFAATAN BATUBARA
 Kebijakan Batubara Nasional diputuskan berdasarkan SK.
Menteri ESDM No. 11128K/40/ MEM/ 2004 dimana kebijakan
batubara nasional mempunyai sasaran untuk menjamin
pasokan dan penyediaan batubara untuk domestic dan
ekspor serta berkembangnya pemanfaatan batubara
dalam negeri. Dengan Strategi Pokok, yaitu :
1. Menyingkirkan semua factor yang menghambat
pencapaian sasaran
2. Mempertahankan atau menguatkan hal-hal yang
mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian
sasaran.
3. Memunculkan berbagai factor baru yang perlu dalam
rangka pencapaian sasaran.
PELUANG DAN TANTANGAN

 Peluang pengembangan batubara :


1. Pertumbuhan konsumsi batubara di dalam negeri
2. Kebijakan pemerintah masalah energy
3. Pertumbuhan pasar di Asia Pasifik
 Tantangan Pengembangan Batubara :
1. Konservasi sumberdaya batubara
2. Pembangunan berkelanjutan
3. Keselamatan kerja pertambangnan
4. Lingkungan
5. Otonomi daerah dalam pengelolaan sector pertambangan
batubara
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai