Pembimbing :
dr. Estu Nila Widuri Sp.S
Oleh :
Andi ahmad thoriq pratama
DEFINISI
Epilepsi
merupakan manifestasi gangguan fungsi otak
dengan berbagai etiologi, dengan gejala tunggal
yang khas, yaitu kejang berulang akibat lepasnya
muatan listrik neuron otak secara berlebihan dan
paroksimal.
FAKTOR PENCETUS
Menurut Commision of Clasification and Terminology of the Internasional
League Against Epilepsy, 1981 untuk tipe serangan epilepsi
Klasifikasi Kejang:
1. Serangan parsial :
1. Parsial sederhana
2. Parsial kompleks
2. Serangan Umum : tonik klonik, absence, myoklonik,atonic, klonik seizure,
tonik seizure.
3. Serangan tidak tergolongkan : seperti gerakan mengunyah, menggigil,
pernafasan yang berhenti mendadak
EEG
CT SCAN
MRI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 30 tahun
Alamat : Ponorogo dukuh cabeyan RT 02/01, Kel plunturan kec pulung Ponorogo
Agama : Islam
Status martial : Kawin
Pekerjaan : Pekerja bangunan antar kota
No CM :-
Ruangan : Jayanegara 3C
Tgl MRS : 5 Oktober 2016
Tgl Pemeriksaan: 7 Oktober 2016
DATA PASIEN
Keluhan utama : Pasien kejang saat menunggu di poli syaraf,
kurang lebih 5 menit seluruh tubuh.
Riwayat penyakit sekarang :
a. Heteroanamnesis: Pasien kejang saat sedang menunggu di poli
syaraf, kurang lebih 5 menit seluruh tubuh, mata mendelik
keatas. Mulai kejang sudah terjadi sejak 2 minggu yang lalu
sudah 4x kejang. Tidak ada riwayat kejang sebelumnya.
Setelah kejang pasien tampak bingung, langsung terbangun
dan pasien tidak sadar telah kejang. Pada saat kejang pasien
menggigit lidahnya sendiri.
b. Alloanamnesis : Pasien mengeluh kepala pusing (+) , Mual (-),
Muntah (-), lidah perih karena tergigit saat kejang
. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
PASIEN BELUM PERNAH KEJANG DARI KECIL RIWAYAT HIPERTENSI
DISANGKAL, RIWAYAT DM DISANGKAL, RIWAYAT KECELAKAAN DISANGKAL,
RIWAYAT JATUH TERBENTUR KEPALA DISANGKAL.
. Riwayat Pengobatan
Tgl 05 Oktober 2016 pasien mendapat terapi di IGD RSU
Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto dan masuk rumah sakit yang
sama.
Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada keluarga yang pernah seperti ini sebelumnya.
Tekanan darah : 120/70 mm hg
Nadi : 118x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,7 C
Kepala : a/i/c/d -/-/-/-, pupil isokor (+)
Leher : DBN
Paru : Bentuk rata, perkusi sonor +/+, auskultas vesikuler +/+,
Ronchi -/-, wheezing -/-
Jantung : S1 S2 tunggal, mur-mur (-), gallop (-)
Abdomen : Bentuk rata, konsistensi supel, Bising usus (+) dbn
Hati : DBN, tidak teraba saat palpasi abdomen
Limfa : DBN tidak teraba
Extremitas : DBN tidak ada kelemahan anggota gerak.
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran
a. Kualitatif : Compos mentis
b. Kuantitatif : E4V5M6
Tanda Rangsang Selaput Otak
Kaku kuduk : Negatif
Brudzinski I : Negatif
Brudzinski II : Negatif
Brudzinski III : Negatif
Brudzinski IV : Negatif
Kernign : Negatif
Laseque : Negatif
STATUS NEUROLOGIS
Tanggal Subjektif (S) Objektif (O) Assesment (A) Planning (P)
07-10-2016 Kepala masih sedikit GCS: E4V5M6 Epilepsi bangkitan tonic- IVFD Nacl 0,9% + Inj
nyeri, Kejang (-), lidah Kesadaran: Compos Mentis klonik phenytoin 100mg 1 amp,
masih sedikit perih, Mual Tensi :120-80 Inj antrain 1 amp, inj
Nadi:78 ceftriaxone 1g 1amp, Inj
(-), Muntah (-), Pelo (-)
Suhu: 36,4 ranitidine 1 amp
Facial palsy (-)
Motorik ext : 5/5
08-10-2016 Kepala masih sedikit GCS: E4V5M6 Epilepsi bangkitan tonic- Po:
nyeri, Kejang(-), Mual (-),Kesadaran: Compos Mentis klonik Phenytoin 3x100mg,
Muntah (-), lidah masih Tensi :120-80 MDAC 3x1, Piracetam
Nadi:65 3x800mg
sedikit perih, Pelo (-)
Suhu: 36,7
Facial palsy (-)
Motorik ext : 5/5
KRS
12-10-2016 Kepala sudah tidak pusing, GCS: E4V5M6 Diagnosa klinis : tonic- Po :
(Kontrol Poli) Lidah sudah tidak perih, Kesadaran: Compos Mentis klonik seizure Phenytoin 2x100mg,
Mual (-), Muntah (-), Pelo Tensi :120-80 Diagnosa topikal: Korteks Piracetam 3x800mg,
Nadi:65 lobus frontalis Paracetamol 3x500mg
(-)
Suhu: 36,7 Diagnosa etiologis :
Facial palsy (-) Epilepsi
Motorik ext : 5/5
HASIL CT SCAN KEPALA
HASIL LAB DARAH LENGKAP
Diagnosis epilepsi sendiri dapat ditegakkan atas
anamnesis, pemeriksaan klinis dengan hasil
pemeriksaan EEG dan radiologis. Namun jika secara
kebetulan melihat serangan yang sedang
berlangsung maka diagnosa epilepsi sudah dapat
ditegakkan.
OAE sendiri mempunyai beberapa syarat untuk
menghentikan pemberian seperti minimal 3 tahun
bebas kejang lalu dosis di tappering-off 25% dari
dosis semula, setiap bulan dalam jangka waktu 3-6
bulan.
Edukasi pasien dan keluar juga sebaiknya
menghindari faktor pencetus epilepsi seperti
kebisingan, kurang tidur, stress, kelelahan, alkohol.
Beritahu juga kepada pasien dan keluarga untuk
selalu teratur dalam minum obat OAE hingga batas
waktu yang ditentukan.
GAMBARAN KEJANG (LENA)
KEJANG ATONIC
KEJANG KLONIK
KEJANG MIOKLONIK
KEJANG TONIK KLONIK