Anda di halaman 1dari 16

ASKEP CA LARING

SISCHA WIDI ASTUTI


(2014610173)
Kasus
Seorang pasien laki-laki, RJM, umur 49 tahun datang ke IGD RSUP H. Adam Malik
tgl. 04-10-2015 dengan keluhan utama kesulitan menelan. Saat dilakukan pemeriksaan,
tampak terdapat benjolan di belakang lehernya. Pasien mengatakan benjolan tersebut
nyeri bila ditekan. Pasien mengatakan lehernya terasa panas seperti terbakar ketika
minum minuman yang hangat. Riwayat suara serak sejak 2 tahun yang lalu, sesak nafas
sejak 5 bulan yang lalu. Tn. RJM juga mengalami masalah bau mulut, tapi dianggapnya
sebagai hal yang biasa. Pasien mengalami penurunan BB dari 60 kg menjadi 50 kg, hal
ini terjadi akibat pasien menjadi kurang nafsu makan semenjak dia kesulitan menelan.
Saat ditanya pekerjaannya, pasien mengatakan bekerja di pertambangan asbes. Riwayat
merokok 2 bungkus dalam 1 hari.
A.Pengkajian
Perawat : Sischa W. Tanggal pengkajian : 4 Oktober 2015

• Identitas klien
• Nama : Tn. RJM
• Usia : 49 tahun
• Pekerjaan : Pekerja tambang asbes
• Riwayat kesehatan klien
• Keluhan utama : kesulitan menelan
• Keluhan tambahan : terdapat benjolan di belakang leher, rasa terbakar di leher, sesak nafas, suara serak.
• Riwayat penyakit sekarang : ca laring
• Riwayat penyakit dahulu : riwayat suara serak sejak 2 tahun yang lalu, sesak nafas sejak 5 bulan yang lalu.
• Riwayat keluarga
• Ibu pasien meninggal karena ca mamae.
• Pola Fungsi Kesehatan
• Persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan
• Bekerja di tambang asbes
• Terdapat benjolan di bagian belakang leher
• Perokok (+), 2 bungkus dalam 1 hari
• Pola nutrisi metabolik
• Kesulitan menelan
• Rasa panas terbakar di leher ketika minum yang hangat
• BB turun, kurang nafsu makan, lemas
• Bau mulut
• Pola eliminasi
• BAB 1x dalam 2-3hari, tidak teratur akibat pasien jarang makan.
• Pola aktivitas & latihan
• Badan lemas
• Pola tidur-istirahat
• Pasien kesulitan tidur akibat sesak nafasnya
• Pola persepsi kognitif
• Tidak nafsu makan, badan terasa lemas
• Pola peran & hubungan
• Pasien kesulitan dalam berkomunikasi akibat suaranya yang serak terutama ketika banyak berbicara
• Pola reproduksi-seksualitas
• Tidak ada masalah dengan alat reproduksi
• Tidak ada penyimpangan seksual
• Pola mekanisme koping
• Pasien menganggap suara seraknya adalah hal yang biasa
• Saat sulit menelan, pasien menjadi tidak nafsu makan
• Pola persepsi & pola diri
• Bau mulut yang dirasakan dianggap sebagai hal yang biasa
• Pola kepercayaan
• Pasien yakin bahwa dengan berdoa dan beribadah Tuhan akan menyembuhkan penyakitnya
• Pemeriksaan Fisik
• Sensorium : Compos Mentis
• TB : 170 cm
• BB : 50 kg
• Tekanan darah : 130/80 mmHg
• Nadi : 90x/menit
• Pernafasan : 28x/menit
• Temperatur : 37 ̊C
• Pemeriksaan THT (inspeksi) :
• Telinga : tidak ada kelainan
• Hidung : tidak ada kelainan
• Tenggorokan : terdapat benjolan di belakang leher, nyeri tekan
• Pemeriksaan Penunjang :
• Hasil Laringoskopi Optik :
• Tampak massa memenuhi supraglotik. Massa merah dan berbenjol-benjol
• Pita suara tidak dapat dinilai
• Epiglotis edema & hiperemesis
B. Analisa Data
No Data Problem Etiologi
1. DS : Bersihan jalan nafas tidak efektif Obstruksi jalan nafas
• Pasien mengatakan sesak nafas
sejak 5 bulan yang lalu Mengiritasi sel laring
• Pasien mengatakan kesulitan
menelan Infeksi

DO : Akumulasi secret
• Terdapat benjolan di belakang
leher Gangguan kemampuan
• Hasil laringoskopi : tampak untuk bernafas, batuk,
massa memenuhi supraglotik dan menelan
No Data Problem Etiologi
2. DS : Nyeri akut Agens cedera biologis (ca
Pasien mengatakan benjolan dilehernya laring)
terasa nyeri bila ditekan

DO :
Pasien tampak meringis kesakitan
3. DS : Ketidakseimbangan nutrisi kurang Metastase supraglotik
• Pasien mengatakan sulit menelan dari kebutuhan tubuh
• Pasien mengatakan tidak nafsu makan obstruksi lumen esophagus

DO : ketidakmampuan menelan
BB pasien mengalami penurunan yang makanan
signifikan (60 menjadi 50 kg)
C. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. gangguan kemampuan untuk
bernafas, batuk, dan menelan.
2. Nyeri akut b.d. agens cedera biologis.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.
ketidakmampuan menelan makanan.
D. Intervensi Keperawatan
• Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. gangguan kemampuan untuk bernafas, batuk,
dan menelan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Tujuan : 1) Awasi frekuensi atau kedalaman 1) Perubahan pada pernafasan,
Setelah dilakukan tindakan pernafasan, auskultasi bunyi nafas, adanya ronkhi, mengi, diduga
keperawatan selama 2 x 24 jam, selidiki kegelisahan, dyspnea dan adanya retensi sekret
bersihan jalan nafas sudah efektif. sianosis.
Kriteria hasil : 2) Tinggikan kepala 30-45 ̊ 2) Memudahkan drainase sekret,
• Bunyi nafas bersih kerja pernafasan, ekspansi paru
• Tidak sesak 3) Dorong menelan bila pasien 3) Mencegah pengumpulan sekret
mampu oral, menurunkan resiko aspirasi
4) Berikan humodifikasi, contoh 4) Fisiologi normal (hidung) berarti
tekanan udara atau O2 dan menyaring atau melembabkan
peningkatan masukan cairan. udara yang lewat. Tambahan
kelembaban memudahkan batuk.
5) Awasi GDA atau nadi oksimetri, 5) Pengumpulan sekret dapat
foto dada menimbulkan pneumonia yang
memerlukan terapi lebih agresif.
• Nyeri akut b.d. agens cedera biologis
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Tujuan : 1) Sokong kepala dan leher dengan 1) Kurang sokongan mengakibatkan
Setelah dilakukan tindakan bantal. Tunjukkan pada pasien ketidaknyamanan pada daerah
keperawatan selama 2 x 24 jam, nyeri bagaiman menyokong leher leher.
akut teratasi selama aktivitas.
Kriteria hasil : 2) Anjurkan pasien untuk
• Klien mengatakan nyeri hilang memberitahu perawat bila terjadi 2) Dapat menunjukkan terjadinya
• Tidak gelisah nyeri, selidiki perubahan komplikasi yang memerlukan
karakteristik nyeri. evaluasi lanjut atau intervensi.
3) Anjurkan penggunaan perilaku 3) Dapat menurunkan kebutuhan
manajemen stress : teknik analgesik dan meningkatkan
imajinasi, relaksasi penyembuhan.
4) Kolaborasi pemberian analgesik 4) Menurunkan atau menghilangkan
nyeri.
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. ketidakmampuan
menelan makanan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Tujuan : 1) Awasi masukan & BB sesuai 1) Memberi informasi sehubungan
Setelah dilakukan tindakan indikasi dengan kebutuhan nutrisi dan
keperawatan selama 2 x 24 jam, keefektifan terapi
kebutuhan nutrisi terpenuhi 2) Berikan perawatan oral 2) Rasa tidak enak, bau dan
Kriteria hasil : penampilan adalah pencegahan
• Menunjukkan peningkatan BB utama terhadap nafsu makan
• Menunjukkan pemahaman 3) Hindari makanan yang sangat 3) Suhu ekstrem dapat
pentingnya nutrisi untuk proses panas/sangat dingin mencetuskan/meningkatkan
penyembuhan dan kesehatan spasme buruk
secara umum 4) Timbang BB sesuai indikasi 4) Berguna untuk menentukan
kebutuhan kalori & evaluasi
keadekuatan rencana nutrisi
5) Konsultasi ahli gizi/nutrisi 5) Metode makan & kebutuhan
pendukung untuk memberikan kalori didasarkan pada situasi
makanan yang mudah dicerna kebutuhan individu.
E. Implementasi & Evaluasi
• Dx 1
Implementasi Evaluasi
1) Mengawasi frekuensi atau kedalaman pernafasan, S:
auskultasi bunyi nafas, selidiki kegelisahan, dyspnea Pasien mengatakan sudah tidak merasa sesak lagi dan
dan sianosis. sudah bisa menelan
2) Meninggikan kepala 30-45 ̊ O:
3) Mendorong menelan bila pasien mampu • Pernafasan 22x/menit
4) Memberikan humodifikasi, contoh tekanan udara • Tidak ada suara nafas tambahan
atau O2 dan peningkatan masukan cairan. • Pasien tampak sudah bisa menelan
5) Mengawasi GDA atau nadi oksimetri, foto dada A:
Masalah sudah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
• Dx 2
Implementasi Evaluasi
1) Menyokong kepala dan leher pasien dengan bantal. S:
2) Menganjurkan pasien untuk memberitahu perawat Pasien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri lagi pada
bila terjadi nyeri, selidiki perubahan karakteristik tenggorokannya, baik nyeri tekan ataupun ketika menelan
nyeri. O:
3) Menganjurkan penggunaan perilaku manajemen Pasien sudah tidak menampakkan ekspresi kesakitan
stress : teknik imajinasi, relaksasi A:
4) Kolaborasi pemberian analgesik Masalah sudah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
• Dx 3
Implementasi Evaluasi
1) Mengawasi masukan & BB sesuai indikasi S:
2) Memberikan perawatan oral Pasien mengatakan sudah menghabiskan porsi makan
3) Menghindari makanan yang sangat panas/sangat yang diberikan, nafsu makannya sudah kembali
dingin O:
4) Menimbang BB sesuai indikasi • Pasien tampak menghabiskan makanan yg diberikan
5) Konsultasi ahli gizi/nutrisi pendukung untuk • Pasien sudah memahami pentingnya nutrisi
memberikan makanan yang mudah dicerna ditunjukkan dengan kemampuan pasien menjawab
pertanyaan perawat
• Pasien tampak sudah bisa menelan
A:
Masalah sudah teratasi
P:
Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai