PENALARAN
PENALARAN
Deduktif- Induktif
Banyak cara yang dapat digunakan
dalam menyampaikan pendapat, di
antaranya secara induktif dan
deduktif.
Bentuk penyampaian pendapat
atau penalaran pendapat secara
induktif dan deduktif pun beraneka
macam.
Penalaran Induktif
Penalaran induktif dilakukan
dengan menyebutkan
permasalahan-permasalahan
khusus dan berangsur-angsur
menuju simpulan
(permasalahan umum).
Khusus
Khusus Umum
Khusus
Jenis Penalaran Induktif
•Generalisasi
•Analogi
•Sebab-akibat
(kausalitas)
Generalisasi
Penalaran secara generalisasi dilakukan
dengan mengemukakan hal-hal khusus
lalu menarik simpulannya secara umum.
Contoh :
- Jika dipanaskan, besi memuai.
- Jika dipanaskan, tembaga memuai.
- Jika dipanaskan, perak memuai.
- Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
Contoh paragraf generalisasi
Untuk menjadi karyawan PT Digital
Modern, syarat utamanya adalah sarjana. Akan
tetapi, tidak cukup sarjana saja. Calon
karyawan harus memiliki Indeks Prestasi bagus
di Perguruan Tingginya, minimal 2,75. Calon
karyawan juga harus menguasai salah satu
bahasa asing, Inggris atau Mandarin. Jika
semua persyaratan administratif sudah
terpenuhi, mereka harus lulus serangkaian tes
yang diselenggarakan oleh PT Digital Modern.
Jadi, memang tidak mudah untuk dapat
diterima menjadi karyawan PT Digital Modern.
Analogi
Penalaran kausalitas
menunjukkan hubungan
sebab-akibat atau akibat-
sebab.
Contoh paragraf kausalitas
(sebab-akibat)
Penduduk dari daerah banyak yang
hijrah ke Jakarta. Mereka terimingi-imingi oleh
gambaran kehidupan mewah di Jakarta dan
kemudahan mencari kerja. Akibatnya, Jakarta
semakin penuh oleh pendatang.
Contoh paragraf kausalitas
(akibat-sebab)
Pengurusan KTP sangat mahal sehingga
menimbulkan kegusaran masyarakat.
Pasalnya, karena birokrasi yang berbelit.
Selain itu, masih kerap terjadi oknum-oknum
mencantumkan biaya ini-itu untuk pengurusan
KTP yang sebenarnya fiktif belaka.
Pola Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif
menyampaikan hal-hal
umum terlebih dahulu, lalu
berangsur-angsur
menjelaskan hal-hal
khusus.
Khusus
Umum Khusus
Khusus
Jenis Penalaran Deduktif
•Silogisme
•Silogisme negatif
•Entimem
Silogisme
Pada silogisme terdapat
dua premis (pernyataan)
dan satu simpulan. Kedua
premis itu adalah premis
umum (mayor) dan khusus
(minor).
Rumus silogisme
PU : Semua A = B
PK : C=A
S : C=B
contoh
C = B karena C = A
contoh
PU : Semua orang Islam wajib melaksanakan salat.
A B
PK : Ihsan adalah orang Islam.
C A
K : Ihsan wajib melaksanakan salat.
C B
Entimem :
Ihsan wajib melaksanakan salat karena ia orang Islam
C B C A
Latihan
PU : Semua perokok berisiko mengalami
gangguan pada pernapasannya.
PK : Rocki adalah seorang perokok
K : Rocki berisiko mengalami gangguan pada
pernapasannya.
Entimem :
Rocki berisiko mengalami gangguan pada
pernapasannya karena ia seorang perokok.
Latihan
Entimem :
Badak harus dilindungi karena termasuk
binatang langka.