Anda di halaman 1dari 105

ORGAN REPRODUKSI

Organ Reproduksi Pria


Genitalia Masculina

1. Eksterna : - Penis
- Scrotum

2. Interna : - Testis dan Epididimis


- Saluran keluar testis
- Kelenjar aksesoris
• 1. Testicles
2. Epididymis
3. Corpus cavernosa
4. Foreskin
5. Frenulum
6. Urethral opening
7. Glans penis
8. Corpus spongiosum
9. Penis
10. Scrotum
GENITALIA EKSTERNA

• SKROTUM
• Kantung yang berisi testis
• Terdiri dari lapisan luar kulit yang tebal dengan
sejumlah kelenjar lemak dan keringat
• Fungsi :
• sebagai penyangga bagi testis
• Regulasi temperatur
• PENIS
• Organ untuk kopulasi
• Terdiri dari 2 corpus cavernosum dan corpus
spongiosum
• Corpus cavernosum penis : disebelah
dorsal,dibungkus t.albugenia tebal ± 0,5 mm,
ketika ereksi tersusun o/ serabut kolagen
sirkuler (sblh dlm) dan longitudinale (luar)
• Corpus spongiosum penis : disebelah
ventral,dilapisi t.albugenia,cavernae lebih padat
& kecil2,bgn tengah ditembus o/ urethra
Insisi transversal
GENITALIA INTERNA

A. TESTIS dan EPIDIDYMIS


TESTIS
• Organ primer untuk reproduksi pria
• Mengalami penurunan dari daerah asalnya, melalui
kanalis inguinalis ke dalam skrotum
• Fungsi & struktur diatur o/ hormon gonadotropin
• Fungsi :
• Kelenjar endokrin : hormon testosteron
• Kelenjar eksokrin : penghasil sel sperma
• Tidak terdapat dalam tubuh
• Struktur : alat ini tersusun atas kerangka bungkus &
Struktur dalam
Bungkus luar :
A. Tunika vaginalis : 2 lapis sbg kantong
→mesothelium,melapisi permukaan testis bgn anterior
B. Tunika albugenia : jar. Ikat padat fibrosa mrpk kapsula yg
lbh tebal sepanjang permukaan posterior → mediastinum
testis
C. Tunika vasculosa : sangat tipis

Struktur Dalam:
A. Septa : mrpk perluasan T. albugenia,membagi testis mjd ±
250 lobulus
B. Lobulus : t.d 1-4 tubulus seminiferus → eksokrin dan
jaringan ikat longgar diantara tubulus tdpt endocrynocytus
interstitialis ( Leydig) → endokrin
Epididymis

• Saluran transport sperma pertama


• caput, corpus dan cauda
• Mempunyai 4 fungsi :
• 1) Transpor sperma Transport
• 2) konsentrasi sperma
• 3) Penyimpanan sperma
• 4) Maturasi/pematangan sperma
(khususnya di daerah cauda)
B. Saluran Keluar Testis
Komponen :
a. Tubulus semineferus convolutus 
spermatogenesis
b. Tubulus semiferus rectus
c. Rete Testis
d. Duktuli Efferentes
e. Duktus Epididymidis  pematangan sperma
f. Duktus Deferen (Vas deferen)
g. Duktus Ejaculatorius
C. Kelenjar Aksesoris Pria

1. Vesikula Seminalis
2. Glandula Prostata
3. Kelenjar Bulbo uretral
4. Kelenjar Littre
Fungsi-Fungsi Kelenjar Aksesoris
1. Sekret Vesikula Seminalis 
fruktosa (sumber energi spermatozoa) untuk motilitas
dan Flavin (forensik) mendeteksi adanya semen
2. Sekret Glandula Prostata 
asam sitrat (proses likuifikasi ejakulat dan memelihara
keseimbangan osmotik plasma semen),
spermin,spermidin, IgA dan IgG (menstimulasi
kehidupan spermatozoa)
3. Kelenjar Bulbouretra ( Kelenjar Cowperi) dan
4. Kelenjar Littre ( kelenjar uretra) : membasahi bagian
pangkal uretra.
SPERMATOGENESIS

1. Fase proliferasi : saat pubertas sel primordial


mitosis menghasilkan spermatogonia
2. Fase Pertumbuhan : spermatogonia menjadi
spermatocytus primarius
3. Fase Pematangan : spermatocytus primarius
bermeiosis I menjadi secundaris, bermeiosis ke
II menjadi spermatidium  kromosom (haploid)
23, XY atau XX
4. Fase Transformasi : spermatid menjadi
spermatozoon  Spermiogenesis
TESTOSTERON:
1.diperlukan dalam proses pembentukan sperma
(spermatogenesis)
2. Turut menentukan pematangan organ reproduksi dan sifat
seks sekunder : kumis, jenggot, rambut dada, suara dan
libido
Air mani  sperma dan plasma semen.
sperma : kecebong, panjang 50 mikron, 20 juta/ml, bergerak
aktif 8-24 jam
semen : 2-6 ml, bau bunga akasia, warna putih keruh
Organ Reproduksi Wanita
• Anatomi sistem reproduksi wanita dapat
dibedakan atas struktur dinding abdomen,
organ genitalia eksterna, struktur dinding
pelvis dan organ genitalia interna.
• Struktur dinding pelvis terdiri dari struktur
tulang yang meliputi os sakrum, os.koksae,
os.pubis, os.ischium, os.illium dan struktur
otot yang terdiri dari m.levator ani,
m.coccygeus, m.obturator internus dan
m.piriformis.
Fungsi sitem reproduksi wanita dikendalikan/
dipengaruhi oleh hormon-hormon
gonadotropin/ steroid dari poros hormonal
thalamus – hipothalamus – hipofisis – adrenal
– ovarium.
Terdiri atas organ genitalia eksterna dan
interna, sebagian besar terletak dalam rongga
panggul
• Organ genitalia eksterna meliputi vulva
yang terdiri dari mons pubis, labia mayor,
labia minor, vestibulum vagina, klitoris,
bulbus vestibuli dan glandula vestibularis
mayor
• Organ genitalia interna meliputi: ovarium,
tuba, uterus dan vagina. Ovarium, tuba,
uterus terletak di dalam kavum pelvis
• vagina sebagian terletak di dalam kavum
pelvis dan sebagian lagi terletak pada
perineum. Pudendum terletak di sebelah
ventral dan kaudal dari simfisis osseum
pubis.
GENITALIA EKSTERNA

Vulva :
• Mons pubis / mons
veneris
• Labia mayora
• Labia minora
• Clitoris
• Vestibulum
• Orificium vagina
• Perineum
1. VULVA
Struktur vulva terletak diatas os.pubis
dan meluas ke kaudal dibawah arkus
pubis. Vulva terdiri dari mons pubis,
labia mayora, labia minora, klitoris dan
struktur kelenjar yang bermuara pada
vestibulum vagina
2. MONS PUBIS
• Mons pubis atau mons veneris
mengandung jaringan lemak yang
menutupi simpisis pubis, diliputi oleh
rambut
3. LABIA MAYORA
• Pada bagian posterior dari mons pubis
terdapat labia mayora yang juga terdiri
dari jaringan lemak yang diliputi oleh
rambut.
• Labia mayora membentuk tepi lateral dari
vulva dan berukuran panjang ± 7-9 cm
dan lebar ± 2-4 cm. Permukaan
superfisial dari labia mayora juga
dipenuhi oleh rambut.
4. LABIA MINORA
• Labia minora merupakan struktur yang tidak
berambut dan berukuran panjang ± 5 cm dengan
ketebalan 0,5 – 1 cm.
• Struktur kutaneus dari labia minora tidak terdiri dari
jaringan lemak namun terdiri dari jaringan
penyambung yang memungkinkan mobilisasi dari
kulit selama proses sanggama.
• Labia minora akan bersatu pada bagian anterior
menajadi klitoris, sedangkan pada bagian posterior
bersatu pada sisi bawah dari glandula vestibularis
menjadi frenulum.
5. KLITORIS
• Klitoris merupakan bagian erektil,
disanggah oleh dua krura yang melekat
pada os pubis, disertai bagian dorsal yang
terletak diatas rami pubis.
• Muskulus ischiocavernosus ber-origo pada
ischial tuberosities dan permukaan bebas
dari krura
6. VESTIBULUM
• Vestibulum merupakan struktur yang
menyerupai biji almond dan ditutupi
disebelah lateral oleh labia minora.
• Pada vestibulum terdapat muara dari
uretra, vagina, 2 duktus kelenjar Bartholini
dan 2 duktus kelenjar parauretral yang
disebut sebagai Skene ducts and glands.
7. VAGINA
• Merupakan saluran kopulasi yang
menghubungkan vulva dan uterus.
• Jika dilakukan inspeksi vagina melalui
introitus vagina, maka dapat dilihat dinding
anterior dan posterior yang memiliki
midline ridge yang disebut sebagai kolum
anterior dan posterior
8. PERINEUM
• Terdapat banyak struktur yang menyokong
perineum, diantaranya dapat dibedakan
atas diafragma pelvis dan diafragman
urogenital
Vagina (liang
kemaluan)
Uterus
Salping / tuba
falopii
Ovarium
UTERUS

Uterus (fisiologis :
antefleksi)
 Fundus uteri
Korpus uteri
 Serviks uteri
UTERUS
• Uterus adalah sebuah organ muskuler
dengan bentuk, berat, dan dimensi yang
sangat bervariasi, tergantung pada
stimulasi estrogen dan riwayat
persalinan.
• Uterus mempunyai ukuran panjang 7 - 8
cm, lebar 4 - 5 cm serta tebal 3-4 cm dan
tergantung pada lig.latum.
• Uterus dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:1
• Fundus uteri: letaknya di bagian kranial dan mempunyai
permukaan yang bundar.
• Korpus uteri: merupakan bagian yang utama, terletak
menghadap ke arah kaudal dan dorsal. Fasies vesikalis
uteri dipisahkan dari vesika urinaria oleh spasium
uterovesikalis. Fasies intestinalis uteri dipisahkan dari
kolon sigmoid di bagian kranial dan dorsal oleh excavatio
rektouterina. Pada margo lateralis melekat lig.latum uteri.
• Isthmus uteri: bagian ini mengecil, panjang kira-kira 1
cm. Pada masa gravid bagian ini menjadi bagian dari
korpus uteri dan dalam klinis disebut ”segmen bawah
rahim”
• Serviks uteri: letak mengarah ke kaudal dan dorsal.
Merupakan bagian yang terletak antara isthmus uteri dan
vagina.
SALPING / TUBA
FALOPII
 Pars intersisialis  bag
yg trdpt di dinding
Uterus
 Pars Isthmica
(proksimal /isthmus) 
bag yg smpit slrhnya
 Pars ampularis
(medial/ampula)  bag
yg agak lbr (t4
konsepsi)
 Pars infundibulum
(distal)  ujung tuba yg
trbuka kearah abdomen
& pny fimbria
TUBA UTERINA / TUBA FALLOPII

• Tuba uterina berfungsi menghubungkan


ovarium dan uterus.
• Fertilisasi terjadi pada tuba uterina
• tuba berukuran 7 – 14 cm panjang dan
dapat dibagi menjadi isthmus, ampula dan
infundibulum
OVARIUM
• Ovarium merupakan sepasang organ yang
terletak dekat pada pelvis minor dan berukuran
panjang 2,5 – 5 cm, lebar 0,7 – 1,5 cm dengan
berat 4 – 8 g.
• Ovarium berfungsi memproduksi oosit
sesudah usia pubertas dan juga menghasilkan 2
jenis hormon, yaitu estrogen dan progesteron
Anatomi Payudara dan Proses
Laktasi
Bentuk luar payudara

a
a : korpus mammae
c
b b : areola
c : papilla mammae
Bentuk luar payudara
a. Korpus mammae:
Korpus (badan) yaitu bagian yang membesar
stroma: jaringan ikat, lemak, pembuluh darah, syaraf, getah
bening
parenchym: kelenjar susu, terdiri dari duktus, duktulus, lobus,
lobulus, alveolus

b. Areola:
Daerah ligkaran yg terdiri dari kulit yg longgar & mengalami
pigmentasi & masing payudara bergaris tengah kira - kira 2,5 cm, di
dalam daerah ini saluran susu melebar (sinus laktiferus)
• Papilla atau putting

yaitu bag yg terletak setinggi iga (costa) ke-4.


Papilla suatu tonjolan dgn panjang kira2
6mm.permukaan papilla berlubang2 berupa ostium
papillare kecil yg mrpkn muara ductus lactifer yaitu
muara pengeluaran susu, terdiri dari jaringan erektil, dan
ujung saraf sensoris
Bentuk & Ukuran Payudara
Bermacam bentuk puting susu

Normal Pendek

Panjang Terbenam/Terbalik

Bentuk-bentuk Puting Susu


Anatomi kelenjar susu
ALVEOLUS
Alveolus:
unit terminal
Secretory Cell
1. sel asiner:
sekresi susu
Ductule
2. duktulus: sal.
terkecil
3. myoepitel:
Myoepithehial Cells otot polos
(form contractile unit)
Anatomi & Fisiologi Payudara

alfeolus

Duktus laktiferus

Sinus laktiferus

Jaringan lemak
Anatomi kelenjar susu
Sekelompok alveolus
Penampang Melintang Payudara bersatu  lobulus,
beberapa lobulus
bergabung  15-20
lobus
Alveolus
Duktus (saluran)
Duktulus berkumpul
Sinus Laktiferus (penampungan)
 duktus laktiferus
Puting Susu
Areola
 sinus laktiferus
 muara (papilla).
Refleks penting
pada proses laktasi
1. Refleks Prolaktin: merangsang produksi ASI
Impuls saraf dari puting susu  hipotalamus
 hipofisis anterior  prolaktin  alveolus 
ASI

2. Refleks aliran (let down reflex): sekresi ASI


Impuls saraf puting susu  hipofisis
posterior  oksitosin  kontraksi otot polos
 ASI keluar
Refleks penting pada proses laktasi
Anterior Posterior

Refleks prolaktin
PROLACTIN OXYTOXIN
dalam darah dalam darah
Nervus Nervus
Vagus Vagus
Refleks aliran

Alveolus Sel Myoepithel


(A) (B)
REFLEK REFLEK
PROLACTIN LET-DOWN

Eny Qurniyawati,SST 63
PROSES LAKTASI
• Proses laktasi timbul
setelah plasenta lepas.
Plasenta mengandung
hormon penghambat
prolaktin (Hormon
plasenta) yang
menghambat
pembentukan ASI.
Setelah plasenta lepas,
ASI pun mulai keluar.
HORMON YANG MEMPENGARUHI
LAKTASI

• Progesteron: Mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli


• Estrogen: Estrogen yang menurun setelah persalinan dan berbulan
– bulan selama proses laktasi, menstimulasi sistem saluran ASI
untuk membesar.
• Prolaktin: Memperbesar alveoli
• Oksitosin: Mengencangkan otot halus dlm rahim dan didalam
laktasi untuk mengencangkan otot halus alveoli untuk memeras
ASI. Oksitosin berperan dalam proses turunnya ASI (Reflek Let-
down).
• Human Placental Lactogen (HPL): Berperan dalam petumbuhan
payudara, putting dan Areola sebelum melahirkan. Pada bulan ke-5
dan 6 kehamilan HPL membuat payudara siap memproduksi ASI.
PROSES PEMBENTUKAN LAKTOGEN
• Laktogenesis I:
• Terjadi pada fase terahir kehamilan
• Payudara memproduksi colostrum
• Saat ini produksi progesteron meninggi sehingga mencegah
produksi ASI yang sebenarnya.
• Laktogenesis II:
• Terjadi setelah lahirnya plasenta.
• Progesteron, estrogen dan HPL turun tiba – tiba dan prolaktin
tetap tinggi >> produksi ASI besar - besaran
• Bila payudara dirangsang, peningkatan prolaktin mencapai
puncaknya pada periode 45 menit dan turun kembali 3 jam
kemudian.
• Prolaktin menstimulasi alveoli untuk merangsang ASI. Prolaktin
juga terkandung dalam ASI itu sendiri.
• Laktogenesis III:
• Dimulai beberapa hari pertama setelah
persalinan, dimana produksi ASI mulai stabil.
• Dipengaruhi seberapa sering bayi menyusui.
• Semakin sering bayi menyusui, produksi ASI
semakin banyak.
PROSES PRODUKSI ASI

• Pengaturan hormon terhadap ASI dibedakan


dalam 3 bagian:
• Produksi ASI (Prolaktin)
• Pengeluaran ASI ( Oksitosin)
• Pemeliharaan ASI
PRODUKSI ASI
• Prolaktin adalah hormon yang disekresi oleh glandula
pituitari.
• Prolaktin meningkat selama kehamilan
• Kerja hormon ini dihambat oleh plasenta selama
kehamilan. Dan aktif setelah plasenta lepas dan kadar
estrogen dan progesteron turun.
• Mempunyai fungsi kontrasepsi kerena menghambat
ovulasi
• Kadar prolaktin paling tinggi pada malam hari
PENGELUARAN ASI

• Bila bayi menyusui menimbulkan


rangsangan syaraf yang terdapat dalam
glandula pituitaria posterior sehingga
mengeluarkan oksitosin.
• Oksitosin menyebabkan sel mioepitel
alveoli berkontraksi dan mendorong ASI.
• Oksitosin juga dapat menghambat rasa sakit
pasca persalinan selama menyusui.
Sistem Hormon
Reproduksi pria
Hormon:
Substansi kimia yang disekresi oleh ke-
lenjar endokrin, berfungsi mengatur pro
ses tubuh, hormon dibawa ke organ tar-
get spesifik & kejaringan oleh aliran da-
darah.
Hormon Reproduksi Pria
(1)
Susunan kimia hormon:
• Peptida: follicle stimulating hormone
(FSH) dan luteinizing hor-
mone (LH)
• Steroid: Testosteron, Estrogen dan
Progesteron.
Hormon Reproduksi Pria
(2)
Hipotalamus:
• Bagian integral otak berhubungan de-
ngan kelenjar hipofisis
• Menghasilkan bermacam-macam hor-
mon
• Mengatur fungsi kelenjar hipofisis
Hormon Reproduksi Pria
(3)
Hormon hipotalamus yang mengatur hi-
pofisis anterior ada 7 yaitu:
1.Growth-releasing hormone (GRH),go-
longan peptida,
fungsi: merangsang hipofisis anterior untuk
mensekresi growth hormon (hormon per-
tumbuhan
2.Growth-inhibiting hormone (GIH), mengham
bat growth hormone apabila sekresinya telah
berlebihan.
Hormon Reproduksi Pria
(4)
3.Thyrotropin-releasing hormone (TRH)
golongan tripeptida, fungsi: merang-
sang hipofisis anterior untuk mempro-
duksi hormon tiroid (TSH=tiroid stimulating hormone)
4.Cortico-releasing hormone (CRH) polipeptida, fungsi:
merangsang hipofisis anterior untuk menghasilkan
adenocortico tropic hormone (ACTH)
5.Prolactin-releasing hormone (PRH), merangsang hi
pofisis anterior mensekresi hormon prolaktin
Hormon Reproduksi Pria
(5)
6.Prolactin-inhibiting hormone (PIH) kerjanya
produksi prolaktin apabila sek
resinya sudah berlebihan
7.Gonadotropin-releasing hormone (GnRH),
strukturnya decapeptida,
Fungsi: merangsang hipofisis anterior
mensekresi follicle stimulating
hormone (FSH) dan luteinizing
hormone (LH).
Testis (1)

Testis:
merupakan organ utama sistem repro-
duksi pria, ada dua buah dibungkus
oleh kantong disebut skrotom. Testis
berada pada bagian posterior dan turun
ke dalam skrotum beberapa hari setelah
lahir.
Testis
(2)
Testis (3)

Fungsi Testis:
1. Kelenjar eksokrin menghasilkan
sperma
2. Kelenjar endokrin menghasilkan hor-
mon androgen atau testosteron
Testis (4)

Apabila seorang pria telah pubertas, ma-


ka hormon reproduksinya mulai dihasil-
kan. Hipotalamus akan mensekresi hor-
mon GnRH dan GnRH akan merangsang
Hipofisis anterior untuk memproduksi
FSH dan LH
Testis (5)
Fungsi:
Follicle stimulating hormone (FSH)
1. Merangsang proses spermatogenesis yaitu proses spermatogonia,
spermatosit I, spermatosit II, spermatid, spermatozoa.

2. Bekerja pada sel Sertoli yang terletak dalam tubulus seminife-rus testis
yaitu akan merangsang sel Sertoli untuk memproduk
si androgen binding protein (ABP), fungsi ABP membawa testosteron
ke dalam cairan lumen tubulus seminiferus, di dalam lumen tubulus
seminiferus testosteron mengontrol proses spermatogenesis pada
pembelahan meiosis dan proses
spermiogenesis
Testis (6)

Fungsi Luteinizing hormone (LH)


LH=interstitial cell stimulating hormone
(ICSH), pada pria LH disekresi oleh
hipofisis anterior, LH merangsang
sel Leydig untuk menghasilkan hor-
mon androgen (hormon seks pria)
atau testosteron.
Androgen (hormon seks pria)
atau testosteron
Merupakan senyawa maskulinisasi yang dihasilkan oleh testis
Fungsi testosteron antara lain:

1.Mengatur perkembangan ciri seks sekunder pria seperti pertum


buhan kumis, tumbuh rambut didaerah vital dan terjadi peru-
bahan suara
2.Mengontrol proses spermatogenesis pada pembelahan meiosis
dan proses spermiogenesis
3.Merangsang kelenjar prostat untuk mensekresi asam sitrat
4.Merangsang vesika seminalis untuk mensekresi cairan vesika
seminalis
5.Meningkatkan rangsangan seks pria.
Androgen dapat
ditemukan di :
A.Testis: sintesis androgen (testosteron) di testis diha-
silkan oleh sel Leydig (sel interstitial).
LH merangsang sel Leydig untuk menghasilkan tes-
tosteron. Androgen diikat oleh ABP dan dibawa ke
reseptor androgen sel-sel germinal yang ada di lu-
men tubulus seminiferus.
Dalam tubulus seminiferus androgen berfungsi un-tuk
mengontrol spermatogenesis pada pembelahan meiosis dan
proses spermiogenesis
Androgen dapat
ditemukan di
B. Bagian korteks adrenal menghasilkan
androgen yaitu kortisol dilepaskan ke
dalam aliran darah sebagai materi bi-
ologis yang aktif dan berperan menga
tur perubahan karakteristik pria.
Hipotalamus, GnRH,FSH
LH, Tetosteron dan ABP
Hormon yang berperan
pada spermatogenesis
1.Gonadotropin releasing hormone (GnRH)
2.Follicle stmulating hormone (FSH)
3.Luteinizing hormone (LH)
4.Testosteron
5.Growth hormone (GH), penting untuk mengontrol
latar belakang fungsi meta
bolik testis terutama merangsang pem
belahan awal dari spermatogonia dan tanpa GH
spermatogenesis tidak terjadi
Sistem Hormon
Reproduksi Wanita
Siklus ovarium dan siklus menstruasi
Ovarium merupakan organ reproduksi
wanita terletak di dalam tubuh, dilapisi
oleh selapis sel epitel dan jaringan ikat
padat disebut tunika albugenia.
Ovarium mempunyai jaringan penggan-
tung disebut mesovarium
Hormon Reproduksi
Wanita
Fungsi Ovarium:
1.Sebagai kelenjar eksokrin menghasil-
kan sel telur atau ovum
2.Sebagai kelenjar endokrin menghasil-
kan hormon estrogen dan progesteron
Ovarium Wanita
Hormon Reproduksi
Wanita (1)
Seorang gadis yang telah pubertas, hi-
potalamusnya yang terletak pada bagian
integral otak akan mensekresi GnRH dan
hormon ini akan merangsang hipofisis
anterior untuk menghasilkan FSH & LH
Hormon Reproduksi
Wanita (2)
A.Follicle Stimulating Hormone (FSH)
Oosit awalnya dilapisi oleh folikel primordial
Sel folikel akan mengadakan proliferasi sehingga
terbentuk beberapa lapisan. Mulai oosit dilapisi 1
lapis sel folikel disebut folikel primer, 2 lapis-
folikel sekunder, 3 lapis atau lebih folikel tersier
dan apabila antara ovum dengan sel folikel
terdapat ruang/rongga yang disebut antrum fase ini
disebut folikel de Graaf.
Hormon Reproduksi
Wanita (3)
B.Luteinizing hormone (LH)
LH bersama-sama dengan FSH akan
merangsang pematangan ovum dan ovulasi.
Hormon Reproduksi
Wanita (4)
C.Estrogen (hormon ovarium)
dihasilkan oleh sel-sel folikel
Fungsi estrogen: proliferasi dan pene- balan dinding
endometrium & sel-sel spesifik di dalam tubuh yang
bertanggung jawab pada perkembangan karak
teristik seks sekunder wanita, seperti pembesaran payu dara,
pinggul, tumbuh rambut pada alat vital dan di ketiak.
Estrogen = hormon seks wanita, dibawah pengaruh hormon
ini terjadi penebalan dinding endometrium, sehingga fase
ini disebut fase proliferasi
Menstruasi

4 FASE
1. Fase menstruasi
2. Fase Proliferasi
3. Sekresi
4. Iskhemik
Hormon yang terlibat pada siklus menstruasi :
GnRH, FSH, LH, Estrogen dan
Progesteron
Progesteron

Setelah fase proliferasi dari sel folikel maka


terjadi ovulasi, diikuti tahap berikutnya
korpus hemoragikum berisi gumpalan
darah, keadaan ini tidak berlangsung lama
dan segera diisi oleh sel-sel Lutein disebut
korpus Luteum. Sel-sel Lutein akan
mensekresi hormon progesteron Dan fase
ini disebut fase sekresi.
Progesteron
Progesteron bersama estrogen merangsang penebalan dinding
endometrium. Fase ini berlangsung kurang lebih satu minggu
kemudian fase sekresi ini berakhir diikuti oleh fase iskhemi dan
fase menstruasi, ditandai dengan degenerasi korus Luteum
sehingga progesteron tidak diproduksi lagi dan menyebabkan
dinding endometrium rontok dan terjadi pendarahan disebut fase
menstruasi.
Korpus Luteum mengalami degenersi ditandai dengan
meningkatnya pigmen lemakdalam korpus yang kemudian akan
masuk jaringan fibrosa, sehingga berwaran keputihan dan
disebut korpus albikan
Tugas mahasiswa
Buatlah tulisan ilmiah/studi literatur yang menjelaskan
1. Peranan testis pada seorang pria dewasa
2. Tumor dan kanker Prostat
3. Peran dan fungsi Ovarium wanita pada masa Reproduksi
4. Proses terjadi fertilisasi

Kepustakaan: cari di internet dengan menyertakan sumber (bukan blog/ wordpress)

Anda mungkin juga menyukai