Anda di halaman 1dari 9

NAMA KELOMPOK

SITI MARDIANA
M. NASHRULLAH
IRWAN AINSYARTA
CANDRA
NURUL FEBRINA
KARAKTERISTIK MASALAH GIZI DI
PERKOTAAN DAN PEDESAA N
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 merupakan salah satu wujud pengejawantahan dari 4 grand
strategy Departemen Kesehatan, yaitu berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence-based
melalui pengumpulan data dasar dan indikator kesehatan. Indikator yang dihasilkanberupa antara lain
status kesehatan dan faktor penentu kesehatan yang bertumpu pada konsep Henrik Blum,
merepresentasikan gambaran wilayah nasional, propinsi dan kabupaten/kota. Salah satu data dasar
yang dihimpun alam Riskesdas 2007 adalah data status gizi balita. Penilaian status gizi balita
yang dilaksanakan pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 meliputi penilaian status gizi
menurut indikator berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat
badan menurut tinggi badan (BB/TB). Penelitian ini hanya menganalisis status gizi balita yang diukur
melalui indikator BB/U.
Proporsi status gizi balita menurut indikator BB/U

Wilayah Gizi Buruk (%) Gizi Kurang (%) Gizi Baik (%) Gizi Lebih (%)

Perdesaan 6.4 14.0 75.7 3.9

Perkotaan 4.2 11.7 79.3 4.9

Total 5.4 13.0 77.2 4.3


Faktor-Fakor Yang Mempengaruhi Status Gizi
Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan
Sebagaimana dikemukakan oleh seorang ahli
kesehatan masyarakat HL. Blum
 Lingkungan
 perilaku,
 pelayanan kesehatan dan herediter
(keturunan ).
Pengaruh budaya pada gizi masyarakat perkotaan
dan pedesaan :
Pengaruh budaya antara masyarakat perkotaan
dan pedesaan selalu dijadikan pembanding.
Membedakan tingkat pengetahuan masalah
tentang gizi dan pola hidup yang mereka jalani,
masyarakat perkotaan lebih cenderung terhadap
kemajuan ekonomi, pengetahuan tentang gizi,
menu seimbang, dan kesehatan. Sedangkan
masyarakat pedesaan pada umumnya disebabkan
kemiskinan, kurangnya persediaan pangan,
kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasis),
dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
gizi.
2.5 Penanggulangan status gizi masyarakat
perkotaan dan pedesaan
. Masyarakat perlu diber-dayakan agar mampu
mengatasi masalah gizi keluarganya sendiri. Cara
memberdayakan masyarakat antara lain melalui
penyuluhan gizi yang komunikatif dan efektif
merubah perilaku. Selain itu untuk jangka
panjang, sebagai usaha penyelamatan dampak
krisis ekonomi tidak cukup hanya mengandalkan
bantuan-bantuan yang bersifat darurat melainkan
harus pula memperhatikan potensi masyarakat.
Berangkat dari besarnya masalah gizi dan kesehatan serta bervariasinya faktor penyebab masalah ini
maka diperlukan program yang komprehensif dan terintegrasi .diantaranya :
1. Banyak hal yang harus diperkuat untuk melaksanakan program perbaikan gizi pada msyarakat
perkotaan dan pedesaan, mulai dari ketersediaan data dan informasi secara periodik untuk dapat
digunakan dalam perencanaan program yang benar dan efektif. Kajian strategi program yang efisien
untuk masa yang datang mutlak diperlukan, mulai dari tingkat nasional sampai dengan kabupaten.
2. Melakukan penanggulangan program perbaikan gizi dan kesehatan yang bersifat preventif
untuk jangka panjang, sementara kuratif dapat diberikan pada kelompok masyarakat yang benar-
benar membutuhkan. Bentuk program efektif seperti perbaikan perilaku kesehatan dan gizi tingkat
keluarga dilakukan secara professional mulai dipikirkan, dan tentunya dengan ketentuan atau
kriteria yang spesifik lokal.
3. Melakukan strategi program khusus untuk penanggulangan kemiskinan, baik di daerah
perkotaan maupun perdesaan dalam bentuk strategi pemberdayaan keluarga dan menciptakan
kerja sama yang baik dengan swasta.
4. Secara bertahap melakukan peningkatan pendidikan, strategi ini merupakan strategi jangka
panjang yang dapat mengangkat Indonesia dari berbagai masalah gizi dan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai