Anda di halaman 1dari 40

Koinfeksi TB pada HIV

dr. Dyah Retno W, SpPD


Gambaran klinis dugaan terdapatnya ko-infeksi HIV pada pasien TB
Alur Diagnosis TB
Paru pada ODHA
dengan rawat jalan
Alur Diagnosis TB pada ODHA Rawat Jalan

• Kunjungan Pertama: pemeriksaan dahak, jika BTA + OAT


dapat diberikan
• Kunjungan kedua: foto Thorax, ulangi pemeriksaan dahak
BTA, ulangi pemeriksaan klinis, lakukan kultur BTA
• Kunjungan ketiga: jika Foto thorax mendukung TBC segera
berikan OAT, jika (-) berikan antibiotika spektrum luas dan
tentukan ada tidaknya PCP, tentukan stadium HIV
• Kunjungan keempat: nilai respon pengobatan, jika tidak baik
ulangi prosedur pemeriksaan TBC
Tanda Kegawatan pada skrining TB-HIV
• Tanda-tanda kegawatan yaitu bila dijumpai salah satu dari
tanda-tanda berikut: frekuensi
• pernapasan > 30 kali/menit,
• demam > 390C,
• denyut nadi > 120 kali/menit
• tidak dapat berjalan tanpabantuan
Alur Diagnosis TB Paru
pada ODHA dengan
Sakit Berat
Ringkasan
petunjuk
untuk suspek
TB ekstraparu
dan tanda
utama
TB ekstraparu
untuk
membantu
diagnosis
Pengobatan TB pada ODHA
Regimen OAT dan ARV pada TB_HIV
Regimen OAT dan ARV pada TB_HIV
PENGOBATAN PENCEGAHAN KOTRIMOKSASOL
(PPK)
• Profilaksis primer adalah pemberian pengobatan pencegahan
untuk mencegah suatu infeksi yang belum pernah diderita.
• Profilaksis sekunder adalah pemberian pengobatan pencegahan
yang ditujukan untukmencegah berulangnya suatu infeksi yang
pernah diderita sebelumnya
• Penyakit oportunistik yang risikonya dapat dicegah dengan PPK:
– Pneumonia Pneumocystis (PCP)
– Abses otak toksoplasmosis
– Pneumonia yang disebabkan oleh S. Pneumoniae
– Isospora belli: tipe mikroorganisme yang menyebabkan diare kronik
– Salmonella sp.
– Malaria
Pemberian Kotrimoksasol sebagai profilaksis primer
Protokol Desensitisasi Cotrimoxazole
Protokol Desensitisasi Cepat Cotrimoxazole
Efek Samping OAT
Efek Samping OAT
Efek samping OAT-ARV

Anda mungkin juga menyukai