Anda di halaman 1dari 38

Oleh:

Hanna Luthfiani
(P17320316066)
2-B
KKP
(Kekurangan Kalori Protein)

(Ngastiyah, 1997) (Arief Mansjoer, 2000)


• defisiensi gizi terjadi pada • keadaan kurang gizi yang
anak yang kurang disebabkan rendahnya
mendapat masukan konsumsi energi dan
makanan yang cukup protein dalam makanan
bergizi, atau asupan kalori sehari – hari sehingga tidak
dan protein kurang dalam memenuhi angka
waktu yang cukup lama kebutuhan gizi (AKG).
1. Ekonomi Negara 2. Pendidikan 3. Produksi bahan 4. Hygiene rendah 5. Pekerjaan
rendah umum kurang pangan rendah rendah

6. Persediaan 7. Penyakit infeksi 8. Konsumsi 9. Pengetahuan 10. Anak terlalu


pangan rendah dan investasi kurang Gizi kurang banyak
cacing
Penyakit malnutrisi dengan kekurangan energy-protein atau tidak mencukupinya
makanan bagi tubuh sering kali dikenal dengan marasmus dan kwashiorkor

Kwashiorkor adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan


protein baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Kekurangan
protein dalam makanan mengakibatkan kekurangan asam amino
essensial dalam serum yang diperlukan untuk sintesis dan metabolisme
terutama sebagai pertumbuhan dan perbaikan sel, kurangnya asam
amino dalam serum menyebabkan berkurangnya produksi albumin oleh
hati. Kulit tampak bersisik dan kering karena depigmentasi. Edema
yang terjadi karena hipoproteinemia yang mana cairan akan berpindah
dari intravascularke rongga interstisial yangmenimbulkan ascites.
Gangguan gastrointestinal seperti adanya perlemakan pada hati dan
atropi pada sel acini pancreas.

Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh


kekurangan kalori dan protein. Pada marasmus ditandai
dengan atropi jaringan, dan badan tampak kurus seperti orang
tua. Pada marasmus tidak ditemukan edema akibat dari
hipoalbuminemia
Pathway
Muka Sembab Rambut
(Moon Face) kemerahan

Kulit Kering Pembesaran


dan bersisik Hati

Edema (pada
kedua Jaringan otot
punggung kaki, mengecil
atau seluruh
tubuh)
Gagal dalam
Lethargi Tumbuh Apatis, Rewel
Kembang
Badan kurus Wajah seperti
kering orang tua

Turgor kulit
Iga gambang jelek

Jaringan
Kulit
subkutan
berkeriput
hilang

Cengeng,
Lethargi rewel Apatis Malaise
Pemeriksaan Diagnostik
Pengkajian
Keluhan utama
Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan gangguan pertumbuhan
(berat badan semakin lama semakin turun), sering diare dan keluhan lain yang
menunjukkan terjadinya gangguan kekurangan gizi.
Pada marasmus: ibu pasien mengatakan anaknya rewel, tidak mau makan, badan
terlihat sangat kurus.
Pada kwashiorkor: ibu mengatakan anak mengalami bengkak pada kaki dan tangan,
kondisi lemah, tidak mau makan, BB menurun.

Riwayat KesehatanSekarang
Pada anak dengan marasmus berat badan menurun < 60% dari berat badan normal
usianya.
Pada anak dengan kwashiorkor biasanya mengalami gangguan pertumbuhan,
bengkak pada tungkai, perut terlihat busung, serta mengalami keterbelakangan
mental yaitu apatis dan rewel, juga mengalami penurunan nafsu makan ringan sampai
berat.

Riwayat Kesehatan dahulu


Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal, hospitalisasi dan
pembedahan yang pernah dialami, alergi, pola kebiasaan, tumbuh-kembang,
imunisasi, status gizi (lebih, baik, kurang, buruk), psikososial, interaksi dan lain-lain.
Data fokus yang perlu dikaji dalam hal ini adalah riwayat pemenuhan kebutuhan
nutrisi anak (riwayat kekurangan protein dan kalori dalam waktu relatif lama).
Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji apakah ada riwayat penyakit keluarga yang bisa menyebabkan terjadinya
kwarshiorkor. Namun, sebagian besar tidak ada pengaruh genetik yang dapat
menyebabkan marasmus-kwarshiorkor. Penyebab yang paling utama
dikaitkan dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat.

Riwayat Pertumbuhan Perkembangan


Anak yang menderita marasmus-kwarshiorkor mengalami keterlambatan
pertumubuhan akibat defisiensi protein maupun kalori dan gangguan
penglihatan
Kecerdasan anak dengan marasmus-kwarshiorkor juga akan menurun
akibat keterbelakangan pertumbuhan dan perkembangan
Anak mengalami gangguan anoreksia dapat memperberat gangguan nutrisi
sehingga intake nutrisi semakin berkurang dan mengakibatkan penurunan
berat badan

Riwayat Nutrisi
Anak dengan kwarshiorkor akan mengalami malnutrisi terutama defisiensi
protein.
Anak dengan Marasmus akan mengalami malnutrisi yaitu Kekurangan
Asupan Energi dan Protein
Pemeriksaan Fisik
Pengkajian secara umum dilakukan dengan metode head to toe yang meliputi:
keadaan umum dan status kesadaran, tanda-tanda vital,area kepala dan wajah,
dada, abdomen, ekstremitas dan genito-urinaria. Fokus pengkajian pada anak
dengan KKP adalah pengukuran antropometri (berat badan, tinggi badan,
lingkaran lengan atas dan tebal lipatan kulit).

Pengkajian lingkungan rumah dan komunitas


Lingkungan yang buruk, dapat memicu timbulnya infeksi, dikarenakan infeksi
yang kronik misalnya diare yang membuatnya mengalami gangguan
penyerapan protein.

Riwayat Psikososial
Ibu dengan anak yang menderita marasmus-kwarshiorkor dapat mengalami
cemas dikarenakan penurunan berat badan anak, penurunan nafsu makan
serta anak yang sering rewel.

Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium, anemia selalu ditemukan terutama jenis
normositik normokrom karena adanya gangguan sistem eritropoesis akibat
hipoplasia kronis sumsum tulang di samping karena asupan zat besi yang
kurang dalam makanan, kerusakan hati dan gangguan absorbsi.Pemeriksaan
radiologis juga perlu dilakukan untuk menemukan adanya kelainan pada paru.
Diagnosis yang mungkin dapat ditemukan
pada anak dengan Marasmus

 Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan malnutrisi energi protein
 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare
 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan nutrisi/status
penurunan metabolik
 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas tubuh
 Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
melemahnya kemampuan fisik dan ketergantungan sekunder akibat
masukan kalori atau nutrisi yang tidak adekuat
 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar
informasi tentang penyediaan cara pemberian makan pada anak dengan
gizi yang seimbang
Diagnosis yang mungkin dapat ditemukan
pada anak dengan Kwashiorkor

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kondisi yang


mempengaruhi masukan nutrisi atau peningkatan kebutuhan nutrisi.
Perubahan volume cairan (fluktuasi) b.d ketidakmampuan mencerna
cairan.
Gangguan integritas kulit b.d gangguan nutrisi/status metabolic.
Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, prognosis,
dan kebutuhan pengobatan b.d kurang terpapar informasi.
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas tubuh
Resiko gangguan tumbuh kembang b.d malnutrisi.
Marasmus
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan malnutrisi energi
protein.
 Tujuan: Pemenuhan nutrisi adekuat.
 Kriteria Hasil: Peningkatan pemenuhan nutrisi secara oral.

No. Intervensi Rasional


Mengetahui riwayat diit pasien sebelumnya yang menyebabkan
1 Kaji riwayat diit pasien
pasien menderita marasmus
BB menggambarkan status gizi pasien dan dapat dijadikan
2 Mengukur dan mencatat BB pasien
sebagai data dasar.
Minta anak makan dimeja dalam
Waktu makan yang menyenangkan dapat meningkatkan nafsu
3 kelompok dan buat waktu makan menjadi
makan anak
menyenangkan
Gunakan alat makan yang menarik (lucu, Alat makan yang menarik (lucu, bergambar) dapat
4
bergambar) meningkatkan nafsu makan anak
5 Sajikan makan sedikit tapi sering Mengurangi rasa mual dan muntah
Nutrisi yang bekalori dan berprotein dapat mengembalikan
6 Memberikan makanan tinggi TKTP
fungsi tubuh.
Mempertahankan kebersihan mulut dan
7 Untuk mencegah komplikasi noma
gigi

Kolaborasi dengan ahli gizi dalam Kolaborasi dengan ahli gizi dapat membantu mengetahui jenis
8
pemberian diit pasien makan apa yang baik untuk pasien
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare.
Tujuan: Kekurangan volume cairan dapat teratasi
Kriteria Hasil: Mukosa bibir lembab, tidak terjadi peningkatan suhu, turgor kulit
baik

No. Intervensi Rasional


1 Monitor tanda-tanda vital dan tanda- Mengatasi dengan cepat jika terjadi
tanda dehidrasi dehidrasi pada pasein

2 Monitor jumlah dan tipe masukan Memonitor jumlah dan tipe masukan

cairan cairan untuk mengetahui efektivitas


dari terapi yang telah diberikan

3 Mengobservasi input dan output tiap Mengetahui balance intake dan output
6 jam cairan pasien yang menggambarkan
keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh pasien

4 Kolaborasi pemberian cairan IVFD Menunjang kebutuhan cairan pasien


Gangguan integritas kulit berhubungan dengan penurunan status metabolik.
Tujuan: Tidak terjadi gangguan integritas kulit
Kriteria Hasil: Kulit tidak kering, tidak bersisik, dan elastisitas normal

No. Intervensi Rasional

1 Monitor adanya kemerahan, pucat, Mengetahui adanya tanda-tanda

dan ikterik gangguan integritas kulit pada pasien

2 Anjurkan pasien untuk mandi 2 x Menjaga kebersihan tubuh pasien dan

sehari dan gunakan lotion setelah kelembaban kulit pasien

mandi

3 Massage kulit pada tempat-tempat Meminimalkan terjadinya luka dekubitus

penonjolan tulang pada pasien

4 Mengganti posisi pasien ketika Meminimalkan terjadinya luka dekubitus

berbaring sesering mungkin pada pasien


Kwashiorkor
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kondisi yang mempengaruhi masukan
nutrisi atau peningkatan kebutuhan nutrisi.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil : Memperlihatkan berat badan stabil atau penambahan berat badan progresif
ke arah tujuan dengan normalisasi nilai laboratorium dan bebas dari tanda malnutrisi.
No Intervensi Rasional
1 Kaji status nutrisi secara continue selama perawatan setiap Memberikan kesempatan untuk mengobservasi
hari, perhatikan tingkat energy, kondisi kulit, kuku, rambut, penyimpangan dari normal/dasar pasien dan mempengaruhi
keinginan untuk makan ataupun anoreksia. pilihan intervensi.

2 Timbang berat badan,ukur lingkar lengan atas dan tebal lipatan Membuat data dasar, membantu pemantauan keefektifan
kulit setiap hari dan bandingkan dengan berat badan saat pengobatan teurapeutik dan dapat menggambarkan
penerimaan perkembangan status gizi pasien.

3 Dokumentasikan masukan oral selama 24 jam, riwayat makanan, Mengidentifikasi ketidakseimbangan antara perkiraan
dan jumlah kalori dengan tepat. kebutuhan nutrisi dan masukan actual.

4 Berikan makan sedikit dan sering . Masukkan kesukaan dan Pasien perlu dorongan/ bantuan untuk menghadapi maslah
ketidaksukaan pasien dalam perencanaan makan. dasar seperti anoreksia, kelelahan, atau kelemahan otot.

Kolaborasi
5 Rujuk pada tim nutrisi atau ahli diet. Meningkatkan hasrat pada makanan dan jumlah makanan.
6 Berikan obat-obatan sesuai indikasi. Misalnya: preparat Membantu dalam identifikasi deficit nutrient nutrisi
multivitamin. parenteral/enteral.
Vitamin larut dalam air ditambahkan pada larutan parenteral.
Vitamin lain diberikan untuk defisiensi yang terindikasi.
Perubahan volume cairan (fluktuasi) b.d ketidakmampuan mencerna cairan.
Tujuan : Volume cairan tubuh stabil.
Kriteria hasil : Menunjukkan membrane mukosa/ kulit lembab. Tanda vital
stabil.Haluaran urinarius adekuat.Bebas edema.Bebas penurunan berat badan
berlebihan.Bebas penambahan berat badan tidak tepat.

No Intervensi Rasional
1 Kaji tanda klinis dehidrasi, misalnya: kulit Deteksi dini dan intervensi dapat mencegah
atau membrane mukosa kering, hipotensi kekambuhan / kelebihan fluktuasi pada
atau kekurangan cairan (misalnya edema keseimbangan cairan.
perifer, takikardi, bunyi nafas adventisius)

2 Berikan tambahan cairan oral. Tambahan cairan diperlukan untuk mengurangi


dehidrasi.
3 Catat masukan dan haluaran, hitung Kehilangan urinarius berlebihan dapat
keseimbangan cairan, dan hitung berat menunjukkan terjadinya dehidrasi. Berat jenis
jenis urine. adalah indicator hidrasi dan fungsi renal.

4 Timbang berat badan setiap hari sesuai Penambahan berat badan cepat (menunjukkan
indikasi. retensi cairan) dapat mempredisposisikan/
menimbulkan GJK atau edema pulmonal.
Gangguan integritas kulit b.d gangguan nutrisi/status metabolik

Tujuan : Tidak terjadinya gangguan integritas kulit.


Kriteria hasil : Kulit tidak kering, tidak bersisik, dan elastisitas kulit baik.

No Intervensi Rasional
1 Obervasi adanya kemerahan, Area ini meningkat resikonya untuk kerusakan dan
pucat, ekskoriasi. memerlukan pengobatan dan perawatan lebih intensif

2 Gunakan krim kulit 2 kali sehari Melicinkan kulit dan menurunkan gatal. Pemijatan
setelah mandi, pijat kulit, sirkulasi pada kulit, dapat meningkatkan tonus kulit.
khususnya di daerah di atas
penonjolan tulang.
3 Lakukan perubahan posisi sering. Meningkatkan sirkulasi dan perfusi kulit dengan
mencegah tekanan lama pada jaringan.

4 Tekankan pentingnya masukan Perbaikan nutrisi dan hidrasi akan memperbaiki kondisi
nutrisi/cairan adekuat. kulit.

5 Massage kulit khususnya diatas Menyegarkan kulit dan menghindari decubitus


penonjolan tulang.
.

Anda mungkin juga menyukai