Askep KKP HL
Askep KKP HL
Hanna Luthfiani
(P17320316066)
2-B
KKP
(Kekurangan Kalori Protein)
Edema (pada
kedua Jaringan otot
punggung kaki, mengecil
atau seluruh
tubuh)
Gagal dalam
Lethargi Tumbuh Apatis, Rewel
Kembang
Badan kurus Wajah seperti
kering orang tua
Turgor kulit
Iga gambang jelek
Jaringan
Kulit
subkutan
berkeriput
hilang
Cengeng,
Lethargi rewel Apatis Malaise
Pemeriksaan Diagnostik
Pengkajian
Keluhan utama
Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan gangguan pertumbuhan
(berat badan semakin lama semakin turun), sering diare dan keluhan lain yang
menunjukkan terjadinya gangguan kekurangan gizi.
Pada marasmus: ibu pasien mengatakan anaknya rewel, tidak mau makan, badan
terlihat sangat kurus.
Pada kwashiorkor: ibu mengatakan anak mengalami bengkak pada kaki dan tangan,
kondisi lemah, tidak mau makan, BB menurun.
Riwayat KesehatanSekarang
Pada anak dengan marasmus berat badan menurun < 60% dari berat badan normal
usianya.
Pada anak dengan kwashiorkor biasanya mengalami gangguan pertumbuhan,
bengkak pada tungkai, perut terlihat busung, serta mengalami keterbelakangan
mental yaitu apatis dan rewel, juga mengalami penurunan nafsu makan ringan sampai
berat.
Riwayat Nutrisi
Anak dengan kwarshiorkor akan mengalami malnutrisi terutama defisiensi
protein.
Anak dengan Marasmus akan mengalami malnutrisi yaitu Kekurangan
Asupan Energi dan Protein
Pemeriksaan Fisik
Pengkajian secara umum dilakukan dengan metode head to toe yang meliputi:
keadaan umum dan status kesadaran, tanda-tanda vital,area kepala dan wajah,
dada, abdomen, ekstremitas dan genito-urinaria. Fokus pengkajian pada anak
dengan KKP adalah pengukuran antropometri (berat badan, tinggi badan,
lingkaran lengan atas dan tebal lipatan kulit).
Riwayat Psikososial
Ibu dengan anak yang menderita marasmus-kwarshiorkor dapat mengalami
cemas dikarenakan penurunan berat badan anak, penurunan nafsu makan
serta anak yang sering rewel.
Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium, anemia selalu ditemukan terutama jenis
normositik normokrom karena adanya gangguan sistem eritropoesis akibat
hipoplasia kronis sumsum tulang di samping karena asupan zat besi yang
kurang dalam makanan, kerusakan hati dan gangguan absorbsi.Pemeriksaan
radiologis juga perlu dilakukan untuk menemukan adanya kelainan pada paru.
Diagnosis yang mungkin dapat ditemukan
pada anak dengan Marasmus
Kolaborasi dengan ahli gizi dalam Kolaborasi dengan ahli gizi dapat membantu mengetahui jenis
8
pemberian diit pasien makan apa yang baik untuk pasien
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare.
Tujuan: Kekurangan volume cairan dapat teratasi
Kriteria Hasil: Mukosa bibir lembab, tidak terjadi peningkatan suhu, turgor kulit
baik
2 Monitor jumlah dan tipe masukan Memonitor jumlah dan tipe masukan
3 Mengobservasi input dan output tiap Mengetahui balance intake dan output
6 jam cairan pasien yang menggambarkan
keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh pasien
mandi
2 Timbang berat badan,ukur lingkar lengan atas dan tebal lipatan Membuat data dasar, membantu pemantauan keefektifan
kulit setiap hari dan bandingkan dengan berat badan saat pengobatan teurapeutik dan dapat menggambarkan
penerimaan perkembangan status gizi pasien.
3 Dokumentasikan masukan oral selama 24 jam, riwayat makanan, Mengidentifikasi ketidakseimbangan antara perkiraan
dan jumlah kalori dengan tepat. kebutuhan nutrisi dan masukan actual.
4 Berikan makan sedikit dan sering . Masukkan kesukaan dan Pasien perlu dorongan/ bantuan untuk menghadapi maslah
ketidaksukaan pasien dalam perencanaan makan. dasar seperti anoreksia, kelelahan, atau kelemahan otot.
Kolaborasi
5 Rujuk pada tim nutrisi atau ahli diet. Meningkatkan hasrat pada makanan dan jumlah makanan.
6 Berikan obat-obatan sesuai indikasi. Misalnya: preparat Membantu dalam identifikasi deficit nutrient nutrisi
multivitamin. parenteral/enteral.
Vitamin larut dalam air ditambahkan pada larutan parenteral.
Vitamin lain diberikan untuk defisiensi yang terindikasi.
Perubahan volume cairan (fluktuasi) b.d ketidakmampuan mencerna cairan.
Tujuan : Volume cairan tubuh stabil.
Kriteria hasil : Menunjukkan membrane mukosa/ kulit lembab. Tanda vital
stabil.Haluaran urinarius adekuat.Bebas edema.Bebas penurunan berat badan
berlebihan.Bebas penambahan berat badan tidak tepat.
No Intervensi Rasional
1 Kaji tanda klinis dehidrasi, misalnya: kulit Deteksi dini dan intervensi dapat mencegah
atau membrane mukosa kering, hipotensi kekambuhan / kelebihan fluktuasi pada
atau kekurangan cairan (misalnya edema keseimbangan cairan.
perifer, takikardi, bunyi nafas adventisius)
4 Timbang berat badan setiap hari sesuai Penambahan berat badan cepat (menunjukkan
indikasi. retensi cairan) dapat mempredisposisikan/
menimbulkan GJK atau edema pulmonal.
Gangguan integritas kulit b.d gangguan nutrisi/status metabolik
No Intervensi Rasional
1 Obervasi adanya kemerahan, Area ini meningkat resikonya untuk kerusakan dan
pucat, ekskoriasi. memerlukan pengobatan dan perawatan lebih intensif
2 Gunakan krim kulit 2 kali sehari Melicinkan kulit dan menurunkan gatal. Pemijatan
setelah mandi, pijat kulit, sirkulasi pada kulit, dapat meningkatkan tonus kulit.
khususnya di daerah di atas
penonjolan tulang.
3 Lakukan perubahan posisi sering. Meningkatkan sirkulasi dan perfusi kulit dengan
mencegah tekanan lama pada jaringan.
4 Tekankan pentingnya masukan Perbaikan nutrisi dan hidrasi akan memperbaiki kondisi
nutrisi/cairan adekuat. kulit.