Anda di halaman 1dari 31

PEMERIKSAAN FORENSIK PADA

PERKOSAAN ANAK DAN DEWASA

Konsulen Penguji:
dr. R.P Uva Utomo, MH(Kes), Sp. KF

Residen Pembimbing:
dr. Tuntas Dhanardhono, MsiMed
PENULIS
LATAR BELAKANG

 Kekerasan seksual merupakan kejahatan


yang universal, ditemukan diseluruh dunia
dan tidak memandang usia
 Meningkatnya kasus per tahun, menurut
catatan tahunan 2016 komnas
perempuan kasus kekerasan seksual
mencapai 2399 kasus
 Adanya kesulitan dokter untuk memeriksa
hymen dan interpretasinya
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud kejahatan seksual?
2. Apa saja jenis-jenis dalam kejahatan seksual persetubuhan
dan bukan persetubuhan?
3. Bagaimana pembuktian adanya persetubuhan?
4. Apa saja perbedaan pada pemeriksaan forensik pada anak
dengan dewasa?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat membuktikan
kejahatan seksual?
6. Apa saja yang menjadi kendala pembuktian kasus prkosaan?
7. Bagaimana aspek hukum mengenai kejahatan seksual?
Kejahatan Seksual → tindakan seksual apapun
yang dilakukan seseorang pada yang lain tanpa
persetujuan dari orang tersebut yang dapat
merugikan orang tersebut dan tidak sesuai
dengan norma yang berlaku.
KATEGORI KEJAHATAN SEKSUAL

• Ringan • Senggama
• Berat • Non-senggama
DERAJAT

 Ringan  Berat
 Gurauan porno • Pemaksaan hubungan
 Siulan , ejekan dan julukan seksual dengan orang lain
 Tulisan / gambar • Tindakan seksual dan
 Gerakan tubuh kekerasan fisik , dengan atau
tanpa bantuan alat yang
menimbulkan sakit,luka,
atau cedera.
JENIS KEJAHATAN SEKSUAL

 Senggama  Non-senggama
 Selingkuh  Perbuatan cabul
 Perkosaan

 Wanita tidak berdaya


 Wanita di bawah
umur
 Incest
Tanda
Persetubuhan

VeR
Tanda
kekerasan
Persetubuhan
Definisi : Penetrasi penis kedalam
Vagina baik sebagian maupun
total ke dalam vagina, yang
disertai maupun tidak disertai
dengan ejakulasi

Legal Ilegal
Senggama
Legal

 Ada izin / consent dari wanita yg disetubuhi

 Wanita tersebut :
• Cukup umur
• Sehat akal
• Tidak terikat perkawinan dengan lelaki lain
• Bukan anggota keluarga terdekat dari pelaku
Izin / consent sah
Izin Tidak sah
secara hukum

1. Sadar (conscius) 1. Paksaan (force)


2. Wajar (naturally) 2. Tipu daya (fraud)
3. Tidak ada keraguan 3. Ketakutan (fear)
(unequivocal)
4. Atas kemauan sendiri
(voluntary)
TANDA PERSETUBUHAN

Tidak
Langsung
Langsung
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBUKTIAN
PERSETUBUHAN
1. Besarnya penis dan derajat penetrasinya
2. Bentuk dan elastisitas selaput dara (hymen)
3. Ada tidaknya ejakulasi dan keadaan ejakulasi itu
sendiri
4. Posisi persetubuhan
5. Keaslian barang bukti serta waktu pemeriksaan
PEMBUKTIAN TANDA-TANDA
KEKERASAN
Kekerasan adalah tindakan pelaku yang
bersifat fisik yang dilakukan dalam rangka
memaksa korban agar dapat disetubuhi
PERKOSAAN

Perkosaan adalah persetubuhan yang dilakukan


seorang lelaki kepada seorang perempuan yang
bukan istrinya dengan kekerasan atau ancaman
kekerasan. (pasal 285 KUHP)
Korban

Unsur Perkosaan

Pelaku Perbuatan
Pelaku
Pemeriksaan

Korban
ANAMNESIS
Umum Khusus
• Umur / tanggal lahir • Autoanamnesis/alloanamnesis
• Keluhan • Sikap korban dan pengantar
• Status pernikahan • Kronologi kejadian
• Riwayat paritas • Perubahan perilaku
• Riwayat haid • Keadaan kesehatan setelah
• Riwayat koitus trauma
• Penggunaan obat • Riwayat penyakit dan riwayat
• Riwayat penyakit perilaku sebelumnya
PEMERIKSAAN

Umum Khusus

• Keadaan Umum • Jika perlu konsul ke


• Tanda-tanda vital psikiatri
• Gigi geligi
• Perkembangan seks
sekunder
• Luka-luka pada tubuh
selain di kemaluan
PEMERIKSAAN KHUSUS

o Posisi litotomi → pada anak dipangku oleh pengantar


o Periksa daerah pubis
o Periksa luka sekitar vulva, perineum dan paha
o Periksa labia mayora dan minora
o Hymen
o Vagina
o Serviks dan Portio
o Uterus
o Daerah erogen → leher, payudara
o Tanda-tanda kehamilan
PEMERIKSAAN HYMEN
 Sulit membedakan antara robekan dan lipatan
 Traksi lateral dari labia minora secara
perlahan → penelusuran tepi selaput dara
dengan lidi kapas yang kecil untuk
membedakan lipatan dengan robekan

Jenis hymen
Robekan hymen
 Dalam pemeriksaan selaput dara, yang harus
dinilai adalah :
lokasi sesuai dengan arah jarum jam

jumlah robekan

bentuk robekan

sifat robekan meliputi tepi robekan

daerah sekitarnya (warna, memar, bintik-


bintik perdarahan)
PEMERIKSAAN PELAKU

Tubuh Pakaian
• Sel epitel vagina • Bercak semen
pada glans penis • Darah
• Sekret uretra
ALUR PEMERIKSAAN CAIRAN MANI DAN SPERMA

Sampel

Bilas & Swab Bercak


Vagina

Sperma Mani Mani Sperma

Langsung Malachite Berberio Fosfatase Asam Baecchi


green Florence
KENDALA PEMBUKTIAN KASUS PERKOSAAN

• Masalah keutuhan barang bukti


• Masalah teknis pengumpulan barang bukti
• Masalah teknis pemeriksaan forensik dan laboratorium
• Masalah pengetahuan dokter pemeriksa
• Masalah pengetahuan aparat penegak hukum
PASAL-PASAL PADA TINDAK PIDANA
SEKSUAL
1. Perselingkuhan & berzina (Ps.284 KUHP)

2. Perkosaan (Ps.285 KUHP)

3. Persetubuhan dengan wanita yg tidak berdaya (Ps.286 KUHP)

4. Persetubuhan dg wanita dibawah umur (Ps.287 & 288 KUHP)

5. Berbuat cabul sesama jenis (Ps.292 KUHP)

6. Persetubuhan dengan anak sendiri, anak tiri, anak angkat


(Ps.294 KUHP)
 Perlindungan Anak dan kebiri kimia dan
pemasangan cip (ps.81 KUHP)
 Pelasanaan kebiri kimia disertai rehabilitasi
(ps.81 A KUHP)
KESIMPULAN
 Kekerasan seksual merupakan kejahatan yang universal.
Kejahatan ini dapat ditemukan diseluruh dunia, pada tiap
tingkatan masyarakat dan tidak memandang usia .
 Pemeriksaan forensik pada kasus kejahatan seksual
meliputi anamnesis mengenai kronologi kejadian,
pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan fisik khusus
untuk mencari bukti-bukti fisik kekerasan, serta
pemeriksaan penunjang untuk pembuktian persetubuhan.
SARAN
 Masyarakat
 Agar lebih waspada terhadap banyaknya kasus kejahatan
seksual
 Kedokteran forensik
 Lebih teliti dalam melakukan identifikasi temuan klinis
dalam kasus kejahatan seksual
 Pemerintah dan pihak kepolisian
 Lebih intensif dalam memberantas kasus perkosaan
dengan tujuan menurunnya kasus kejahatan seksual

Anda mungkin juga menyukai