Anda di halaman 1dari 29

Ch.

13
SAMPLING
KELOMPOK 8
ILHAM PRAKASIWI F1317040
RAFLI FACHREZI F1317058
Pengambilan sampel
merupakan proses memilih
orang, objek, atau kejadian,
yang tepat sebagai perwakilan
dari seluruh populasi.
Populasi, Elemen, Sampel, Unit Pengambilan Sampel, dan
Subjek

Populasi: mengacu kepada keseluruhan kelompok orang, kejadian,


atau minat yang ingin peneliti investigasi.

Elemen: merupakan satu anggota populasi.

Sampel: merupakan sebagian/sub kelompok dari populasi yang dipilih


oleh peneliti. Sampe ini diharapkan dapat mewaliki populasi untuk dapat
digeneralisasiskan.

Unit Pengambilan Sampel: elemen atau rangkaian elemenyang


telah ada untuk memilih beberapa tahap proses sampling.

Subjek: suatu anggota dari sample.


Parameter
Alasan Pengambilan Sampel

Untuk memudahkan peneliti dari pada harus


mengumpulkan data dari seluruh populasi. Dalam
investigasi penelitian yang melibatkan beberapa ratus
atau ribuan elemen, secara praktis mustahil untuk dapat
dikumpulkan, diuji dan ditelaah dari setiap elemen
tersebut.

Memilih sampel harus mewakili populasi


yang ada, logis dan ilmiah.
Atribut atau karakteristik populasi umumnya berdistribusi
normal. Bila kita akan menaksir karakteristik populasi dari
sampel yang mewakili akurasi yang masuk akal, sampel
harus dipilih sedemikian sehingga distribusi karakteristik
yang diteliti mengikuti pola distribusi normal yang sama
dalam sampel seperti dalam populasi.

• Proses Pengambilan Sampel


Pengambilan sampel adalah proses memilih sejumlah
elemen yang tepat dari populasi, sehingga studi terhadap
sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristik
memungkinkan bagi kita untuk menggeneralisasi sifat atau
karakteristik elemen populasi.
1. Mendefinisikan Populasi
elemen, batasan geografis dan waktu

2. Menentukan Kerangka Sampel


semua elemen dalam populasi tersebut diambil

3. Menentukan Desain Sampel


cara probabilitas dan non probabilitas

4. Menentukan ukuran sampel


tujuan peneitian, interval kepercayaan, level keberanian, jumlah variasi,
masalah biaya dan waktu

5. Melaksanakan Proses Sampel


target populasi
Pengambilan Sampel
Probabilitas
1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana atau Tidak Terbatas

2. Pengambilan Sampel Probabilitas Kompleks atau Terbatas

i. Pengambilan Sampel Sistematis (Systematic Sampling)


ii. Pengambilan sampel acak berstrata (Stratified Random Sampling)
 Pengambilan Sampel Acak Berstrata Proporsional

 Pengambilan Sampel Acak Berstrata Disproporsional

iii. Pengambilan Sampel Klaster (Cluster Sampling)

 Pengambilan Sampel Area (Area Sampling)

Pengambilan Sampel Klaster :

- Single-stage cluster sampling

- Multi-stage cluster sampling

iv. Pengambilan Sampel Ganda (Double Sampling)


Systematic Sampling
Kelompok populasi besar dan daftar elemen mudah tersedia pada satu tempat.
(+) mudah digunakan jika kerangka pengambilan sampel tersedia
(-) kemungkinan bias sistematis
Stratified Random Sampling
Pilihan yang baik ketika informasi yang berbeda-beda diperlukan terkait dengan strata.

 Pengambilan Sampel Acak Berstrata Proporsional

(+) paling efisien diantara semua desain probabilitas. Semua kelompok


disampel secara memadai dan perbandingan antar kelompok memungkinkan

(-) Stratifikasi menjadi hal penting. Butuh banyak waktu dibanding


pengambilan sampel acak sederhana atau sistematis

 Pengambilan Sampel Acak Berstrata Disproporsional

(-) kerangka pengambilan sampel untuk setiap strata merupakan hal yang
penting
Cluster Sampling
Sebuah kelompok yang heterogen diteliti pada satu waktu.
(+) dalam klaster geografis, biaya pengumpulan data bersifat rendah
(-) desain pengambil sampel probabilitas yang paling tidak dapat
diandalkan dan tidak efisien karena subset klaster lebih homogen
Area Sampling

Tujuan dari penelitian terbatas pada suatu lokasi atau area tertentu.
(+) Biaya efektif. Efektif untuk keputusan yang berhubungan dengan
lokasi tertentu.
(-) membutuhkan banyak waktu untuk mengumpulkan data dari suatu
daerah
Double Sampling
Sampel yang sama atau subkelompok dari sampel diteliti dua kali
(+) memberikan lebih banyak informasi terperinci tentan topik penelitian
(-) bias awal, jika ada, akan mempengaruhi. Orang mungkin tidak senang
merespon untuk kedua kalinya
Elemen dalam populasi tidak memiliki
probabilitas apapun yang melekat untuk
Pengam terpilih sebagai subjek sampel.
bilan
Sampel Pengambilan sampel berdasarkan
kemudahan (Covenience Sampling)
Non
Probabi
Pengambilan sampel bertujuan
litas (Purposive Sampling)
Pengambilan sampel berdasarkan kemudahan
(Covenience Sampling)

• Mendapatkan beberapa informasi


cepat untuk mendapat variabel yang
diteliti.
• Pengambilan sampel berdasarkan
kemudahan paling sering digunakan
selama tahap ekspoloratif dari proyek
penelitian dan mungkin cara terbaik
untuk memperoleh sejumlah informasi
dasar dengan cepat dan efisien.
• Tidak dapat digeneralisasi
Pengambilan sampel bertujuan (Purposive
Sampling)

• Pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-


ciri khusus yang sesuai denan tujuan penelitian.

Purposive Sampling terdapat dua jenis utama :


1. Pengambilan Sampel Berdasarkan Pertimbangan
Tertentu (Judgment Sampling)
2. Pengambilan Sampel Kuota (Quota Sampling)
Pengambilan Sampel Berdasarkan Pertimbangan
Tertentu (Judgment Sampling)

• Terkadang menjadi satu-satunya cara yang


bermanfaat untuk menginvestigasi
• Generalisasi tidak tepat; tidakdapat digeneralisasi
pada seluruh populasi
• Digunakan jika jumlah atau kategori orang tertentu
memiliki informasi yang dicari terbatas.
• Berdasarkan pertemuan tertentu membutuhkan
usaha khusus
Pengambilan Sampel Kuota (Quota Sampling)

• Memungkinkan untuk memasukkan semua kelompok


ke dalam sistem yang diteliti.
• Sangat efektif yang mana partisipasi minoritas
dalam studi sangat penting
• Tidak dapat digeneralisasi dengan mudah
1. Pengambilan sampel acak sederhana

2. Pengambilan sampel acak berstrata

3. Pengambilan sampel sistematis

4. Pengambilan sampel klaster

5. Pengambilan sampel area

6. Pengambilan sampel ganda

7. Pengambilan sampel berdasarkan


kemudahan
8. Pengambilan sampel berdasarkan
pertimbangan tertentu
9. Pengambilan sampel kuota
 Tingkat pengetahuan sebelumnya dalam bidang yang
dilakukan
 Tujuan utama penelitian
 Pertimbangan biaya
• Mengacu pada seberapa dekat estimasi kita
dengan karakteristik populasi yang
Ketepatan sebenarnya.
• Semakin dekat kita menginginkan hasil
(precision) sampel yang dapat mewakili karakteristik
populasi, semakin tinggi ketepatan yang kita
perlukan.

• Menunjukkan seberapa kita yakin bahwa


estimasi kita akan benar – benar sesuai
Keyakinan dengan populasi
• Keyakinan mencerminkan tingkat kepastian
(confidence di mana kita dapat menyatakan bahwa
estimasi kita terhadap parameter populasi,
berdasarkan statistik sampel akan sesuai
 Ketepatan dan keyakinan adalah persoalan penting dalam
pengambilan sampel untuk menarik kesimpulan tentang
populasi, kita berharap agar cukup berhasil dan mengetahui
tingkat kemungkinan kesalahan.
 Ukuran sampel, n, adalah fungsi dari:
a) Variabilitas dalam populasi
b) Ketepatan atau akurasi yang diperlukan
c) Tingkat keyakinan yang diinginkan
d) Jenis desain pengambilan sampel yang digunakan
Peneliti perlu untuk mempertimbangkan empat aspek ketika
membuat keputusan pada ukuran sampel yang dibutuhkan
untuk melakukan penelitian:
1. Seberapa besar ketepatan yang benar – benar dibutuhkan
dalam mengestimasi karakteristik populasi ketertarikan
(minat)
2. Berapa besar keyakinan yang benar – benar diperlukan
3. Sejauh mana variabilitas karakteristik dalam populasi
diteliti?
4. Apakah analisis biaya manfaat dari meningkatkan ukuran
sampel?
Roscoe (1975) menyatakan cara praktis berikut untuk
menentukan ukuran sampel:
1. Ukuran sampel yang lebih besar dari 30 dan kurang
dari 500 tepat untuk sebagian besar penelitian
2. Di mana sampel dirinci ke dalam subsampel,
diperlukan ukuran sampel minimum 30 unit tiap
kategori
3. Dalam penelitian multivariat lebih besar dari jumlah
variabel dalam studi tersebut
4. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan
kontrol eksperimen yang ketat, penelitian yang sukses
memungkinkan dengan sampel ukuran kecil antara 10
hingga 20
Efisiensi dalam pengambilan sampel tercapai ketika,
untuk tingkat ketepatan tertentu, ukuran sampel dapat
dikurangi, atau untuk ukuran sampel (n), ketepatan
dapat ditingkatkan. Keputusan desain pengambilan
sampel bergantung pada tujuan penelitian, seperti
halnya dengan tingkat dan sifat efisiensi yang
diinginkan.
Pengambilan sampel untuk studi kualitatif sama pentingnya
dengan pengambilan sampel untuk penelitian kuantitatif.
Pengambilan sampel kualitatif dimulai dengan menentukan
populasi target. Penelitian kualitatif secara umum menggunakan
pengambilan sampel nonprobabilitas karena hal tersebut tidak
bertujuan untuk menarik kesimpulan statistik.
Pengetuhan akan desain penelitian
membantu manajer untuk memahami
mengapa peneliti menggunakan metode
pengambilan sampel tertentu. Hal ini
juga memudahkan pemahaman implikasi
biaya dari desai yang berbeda, serta
keseimbangan antara ketepatan dan
keyakinan terkait dengan biaya.

Anda mungkin juga menyukai