Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS BLOK ELEKTIF

TATALAKSANA PADA DIARE AKUT


DENGAN DEHIDRASI RINGAN-SEDANG
PADA BAYI DI INSTALASI GAWAT DARURAT
Esti Puji Lestari W
(1102014087)
Dosen Pembimbing :
dr. Yenni Zulhamidah, M.Sc.
PENDAHULUAN
Prevalensi diare menurut kelompok umur Penyebab kasus kematian anak dibawah 5 tahun
Diare didefinisikan sebagai buang air besar dengan konsistensi cair
dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Bila pada diare
pengeluaran cairan melebihi pemasukan maka akan terjadi defisit
cairan tubuh, yang disebut juga dengan dehidrasi.

Pada bayi terjadinya dehidrasi dapat berisiko tinggi terhadap


kesehatan bayi oleh karena persentase total cairan tubuh sebesar 70
– 75% lebih besar dibandingkan orang dewasa. Bila tidak ditolong
dehidrasi dapat bertambah berat.
Penatalaksanaan diare akut menurut pedoman WHO (2013)
dan Kemenkes RI (2011) terdiri dari rehidrasi, zink, diet/ASI,
antibiotik selektif (sesuai indikasi), dan edukasi kepada orang
tua pasien.
Tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk
mengetahui penatalaksanaan diare akut dengan dehidrasi
ringan-sedang pada bayi di IGD dan membandingkan dengan
teori literatur.
Presentasi Kasus
• Seorang anak laki-laki, usia 4 bulan, BB 6,8 kg, dibawa ke IGD RSUD Pasar Rebo dengan
keluhan BAB cair sejak 3 hari sebanyak ± 8 kali dalam sehari. BAB cair berwarna kuning
dengan sedikit ampas, terdapat lendir dan tidak ada darah. Keluhan juga disertai muntah,
pasien masih mau minum ASI. Keluhan tidak disertai demam, kejang, sesak napas.
• Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran
compos mentis, suhu 36,8°C, nadi 128 kali/menit, frekuensi pernapasan 24 kali/menit.
Mata terlihat cekung, turgor kulit kembali lambat, bising usus positif meningkat.
• Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 12,1 g/dL, hematokrit 36%, eritrosit 4,3
juta/µL, leukosit 16.400/µL, trombosit 372.000/ µL, glukosa darah sewaktu 67 mg/dL, kadar
elektrolit: Na 140 mmol/L, K 4,0 mmol/L, Cl 108 mmol/L.
• Diagnosis pasien berupa diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang. Penatalaksanaan
awal yang dilakukan di IGD berupa rehidrasi dengan IVFD ringer asetat loading dose 150
cc, rencana pengobatan selanjutnya adalah rawat inap, pemberian IVFD KAEN 3B 18 tetes
per menit, zinc tablet 1x1, Lacto B 1x1.
DISKUSI
Diare didefinisikan sebagai buang air besar dengan
konsistensi cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali
dalam 24 jam. Bila diare berlangsung kurang dari 2
minggu disebut sebagai diare akut. Apabila diare
berlangsung 2 minggu atau lebih digolongkan pada
diare kronik (Kemenkes RI, 2011).
mengobati
penyakit
mencegah dan penyerta.
menanggulangi
mengobati gangguan gizi
kausa dari diare
mencegah/me yang spesifik
nanggulangi
dehidrasi
LINTAS DIARE (LIMA LANGKAH
TUNTASKAN DIARE)

Antibiotik
Rehidrasi Suplemen Pemberian Edukasi
sesuai
oralit Zinc ASI/makanan orangtua
indikasi
Terapi Rehidrasi Berdasarkan derajat
Dehidrasi
Dehidrasi Dehidrasi Tanpa
Berat Ringan Sedang dehidrasi
Terdapat dua atau Terdapat dua atau
lebih tanda di bawah lebih tanda berikut:
ini: Tidak terdapat cukup
 Gelisah/rewel
 Haus dan minum
tanda untuk
 Letargis/tidak sadar
 Mata cekung dengan lahap diklasifikasikan
 Tidak bisa minum atau  Mata cekung sebagai dehidrasi
malas minum • Cubitan kulit perut ringan/sedang atau
• Cubitan kulit perut kembalinya lambat berat
kembali sangat lambat
(≥ 2 detik)
Dehidrasi Beri cairan untuk diare dengan dehidrasi berat
(Rencana Terapi C)
Berat

Beri cairan intravena secepatnya. Jika anak bisa minum, beri


oralit melalui mulut.

Beri 100 ml/kgBB cairan <1 tahun: 30 ml/kg/1 jam + 70


Ringer Laktat/Ringer ml/kg/5 jam
asetat/NaCL 0,9% dengan >1 tahun: 30 ml/kg/ ½ jam + 70
pembagian: ml/kg/2 ½ jam
Dehidrasi Beri anak cairan dan makanan untuk dehidrasi
Ringan/sedang ringan/sedang (Rencana terapi B)

Pada 4 jam pertama, beri anak larutan oralit 75 ml/kgBB

Jika anak muntah, tunggu selama 10 menit; lalu beri larutan


oralit lebih lambat

Jika anak masih mengalami dehidrasi ringan sedang,


ulangi pengobatan untuk 4 jam berikutnya dengan oralit

Jika timbul tanda dehidrasi berat atau anak < 12 bulan : 70 ml/kgBB/5 jam
sama sekali tidak dapat minum misalnya
karena muntah profus, dapat diberikan cairan 12 bulan – 5 tahun : 70 ml/kgBB/21/2
intravena 70 ml/kgBB cairan Ringer jam
laktat/Ringer asetat/NaCl 0,9% yang dibagi:
Tanpa Berikan cairan dan makanan untuk menangani diare
di rumah (rencana terapi A)
Dehidrasi

Beri cairan lebih banyak dari biasanya dengan memberikan ASI


lebih sering dan lebih lama atau dengan pemberian oralit sampai
diare berhenti

Dosis oralit bagi penderita Umur < 1 tahun : ¼ - ½ gelas setiap


kali anak mencret
diare tanpa dehidrasi sbb:
oUmur 1 – 4 tahun : ½ - 1 gelas
setiap kali anak mencret
Umur diatas 5 Tahun : 1 – 1½ gelas
setiap kali anak mencret
Suplementasi zinc

• Zinc merupakan salah satu zat gizi mikro yang penting


untuk mencegah stres oksidatif pada sel-sel tubuh
anak.

Pemberian ASI/makanan

• Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk


memberikan gizi pada penderita terutama pada anak
agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah
berkurangnya berat badan.
Pemberian Antibiotik sesuai Indikasi

• Tidak seluruh kasus diare perlu diberikan antibiotik. Dalam


pedoman tatalaksana diare oleh WHO (2005) antibiotik diberikan
hanya bila terdapat indikasi, yaitu diare karena infeksi V. Cholerae,
Giardia atau kasus diare berdarah yang sebagian besar disebabkan
infeksi Shigella

Edukasi pada ibu/pengasuh

• Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan bayi/balita harus


diberi nasehat tentang cara memberikan cairan dan obat di rumah
dan kapan harus membawa kembali bayi/balita ke petugas
kesehatan, yaitu bila diare menjadi lebih sering, muntah berulang,
sangat haus, makan/minum sedikit, timbul demam, tinja berdarah,
dan kondisi anak tidak membaik dalam 3 hari
Tatalaksana pasien di IGD
rehidrasi intravena dengan Ringer asetat loading
dose 150 cc

pemberian IVFD KAEN 3B 18 tetes per menit

zinc tablet 1x1

Lacto B 1x1.
TATALAKSANA GUIDELINE TATALAKSANA IGD
• Rehidrasi oralit jika anak muntah • Rehidrasi intravena RA 150cc
berat intravena • IVFD KAEN 3b
Zinc • Zinc
ASI/makanan • Lacto B
Rehidrasi oral vs Intravena

• Berdasarkan tata laksana WHO, diare akut dengan


dehidrasi ringan-sedang tidak perlu dilakukan
pemberian cairan parenteral dilakukan rehidrasi
dengan cairan rehidrasi oral dengan pemantauan
selama 4 jam. Namun pada kasus ini pertimbangan
yang mungkin diberikan adalah diare yang sudah
berlangsung sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit
dan anak yang mengalami muntah sehingga
dipertimbangkan untuk dilakukan terapi rehidrasi
intravena sambil terus dipantau keadaan pasien.
IVFD KAEN 3B

• Cairan maintenance yang diberikan adalah KAEN 3B sebanyak 18 tetes per menit yang
mmerupakan cairan yang digunakan untuk keadaan diare akut dengan dehidrasi

Zinc

• terapi zinc tablet yang termasuk dalam prinsip penatalaksanaan diare akut pada bayi
yang termasuk dalam pedoman WHO dan LINTAS DIARE.

Lacto B

• Lacto B sebagai probiotik diberi batas sebagai mikroorganisme hidup dalam makanan
yang difermentasi yang menunjang kesehatan melalui terciptanya keseimbangan flora
normal intestinal yang lebih baik.
• Berdasarkan sebuah meta-analisis yang dilakukan oleh Van Niel, et.al. (2002)
dikemukakan bahwa pemberian terapi Lactobacillus untuk diare akut pada anak
terbukti aman dan efektif digunakan sebagai salah satu pengobatan diare akut pada
anak.
Hukum Berobat
• jika dengan meninggalkan akan mengancam keselamatan jiwanya atau dapat
wajib melumpuhkan salah satu anggota badannya atau penyakit yang dideritanya itu
dapat menular kepada orang lain.

sunnah • jika dengan meninggalkannya akan melemahkan badan dan tidak


menimbulkan efek seperti pada kondisi yang mengancam keselamatan jiwa.

mubah • jika dengan meninggalkannya tidak menimbulkan efek pada dua kondisi
diatas.

makruh • apabila dengan berobat tersebut justru menimbulkan efek samping yang lebih
berbahaya daripada penyakit yang akan diobati.
Anjuran untuk berobat
Anjuran untuk berobat
Anjuran untuk berobat
Kesimpulan
Prinsip penatalaksanaan diare akut adalah menangani dan mencegah terjadinya
dehidrasi sehingga tatalaksana untuk diare yang utama adalah mencegah dehidrasi
dengan terapi rehidrasi.

Terapi diare yang diterapkan di Indonesia adalah Lintas Diare yang disesuaikan
dengan tatalaksana WHO yaitu rehidrasi dengan oralit, pemberian zinc,
pemberian ASI/makanan, dan edukasi ibu/pengasuh pasien.

Penatalaksanaan pasien pada kasus ini secara keseluruhan sesuai dengan pedoman yang
ditetapkan oleh WHO dan pedoman Lintas Diare, yang berbeda hanya pemberian terapi
rehidrasi yang mana pasien mengalami dehidrasi ringan-sedang menurut pedoman terapi
yang diberikan berupa terapi rehidrasi oral, tetapi beberapa hal seperti keadaan umum pasien,
lamanya waktu diare, dan kecenderungan pasien untuk muntah mungkin menjadi
pertimbangan dilakukannya pemberian terapi rehidrasi intravena.
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai