1. Reaksi Oksidasi
• Banyak senyawa obat mengalami proses metabolisme yang melibatkan
reaksi oksidasi dengan bantuan sitokrom P-450. Oksidasi senyawa aromatik
(arena) akan menghasilkan metabolit arenol. Proses ini melalui
pembentukan senyawa antara epoksida (arena oksidasi) yang segera
mengalami penataulangan menjadi arenol.
Reaksi hidroksilasi ini (fasa I) dilanjutkan dengan reaksi konjugasi (fasa II), dengan
asam glukuronat atau sulfat, membentuk konjugat polar dan mudah larut dalam
air, kemudian diekskresikan melalui urin.
• Contoh : tolbutamid.
c. Oksidasi atom C-alilik
• ∆-THC mempunyai tiga pusat atom C-alilik. Hidroksilasi alilik lebih banyak
terjadi pada C7, menghasilkan 7-hidroksi-∆-THC yang aktivitasnya lebih
besar dibanding ∆-THC. Hidroksilasi alilik juga terjadi pada C6, walaupun
kecil, menghasilkan epimer 6∝ dan 6ᵝ-hidroksi ∆-THC. Metabolise tidak
terjadi pada C3 karena ada pengaruh halangan ruang. Senyawa yang juga
mengalami hidroksilasi alilik antara lain adalah kuinidin, heksobarbital dan
pentazosin.Safrol mengalami hidroksilasi alilik dan benzilik pada atom C1,
dan segera terkonjugasi dengan sulfat membentuk ester reaktif, yang dapat
mengikat ADN dan ARN melalui ikatan kovalen, sehingga safrol bersifat
hepatokarsinogenik.
d. Oksidasi atom C∝-karbonil dan imin
• Diazepam dan flurazepam, suatu turunan benzodiazepin, teroksidasi pada
atom C∝-imin, menghasilkan metabolik 3-hidroksidiazepam, dan kemudian
mengalami N-demetilasi menjadi oksazepam, yang aktif sebagai penekan
sistem saraf pusat.
e. Oksidasi atom C-alifatik dan alisiklik
• Metabolik oksidatif dari pusat C-alifatik dapat terjadi pada gugus metil
ujung (oksidasi ω) menghasilkan alkohol primer, atau pada pusat C sebelum
gugus ujung (oksidasi ω-1) menghasilkan alkohol sekunder. Metabolit alkohol
primer teroksidasi lebih lanjut menjadi aldehida dan asam karboksilat,
sedang alkohol sekunder teroksidasi lebih lanjut menjadi keton. Metabolit
alkohol kadang-kadang dapat secara langsung berkonjugasi dengan asam
glukoronat.
Oksidasi sistem C-N