Anda di halaman 1dari 18

Bronkhitis Kronik

Definisi
Bronkitis kronik merupakan kelainan saluran napas yang ditandai oleh
batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam setahun, sekurang-
kurangnya dua tahun berturutturut, tidak disebabkan penyakit lainnya
(PDPI, 2003). Sekresi yang menumpuk dalam bronchioles mengganggu
pernapasan yang efektif. Merokok atau pemejanan terhadap terhadap
polusi adalah penyebab utama bronkitis kronik. Pasien dengan
bronkitis kronik lebih rentan terhadap kekambuhan infeksi saluran
pernapasan bawah.
Etiologi
1. Merokok merupakan satu-satunya penyebab kausal yang terpenting.
Peningkatan resiko mortalitas akibat bronkitis hampir berbanding lurus
dengan jumlah rokok yang dihisap setiap hari.
2. Polusi udara yang terus menerus juga merupakan predisposisi infeksi
rekuren karena polusi memperlambat aktivitas silia dan fagositosis. Zat-
zat kimia yang dapat juga menyebabkan bronkitis adalah O2, N2O,
hidrokarbon, aldehid, ozon.
3. Defisiensi alfa-1 antitripsin adalah gangguan resesif yang terjadi pada
sekitar 5% pasien emfisema dan sekitar 20% dari kolestasis neonatorum
karena protein alfa-1 antitripsin ini memegang peranan penting dalam
mencegah kerusakan alveoli oleh neutrofil elastase
4. Terdapat hubungan dengan kelas sosial yang lebih rendah dan
lingkungan industri banyak paparan debu, asap atau asam kuat,
amonia, klorin, hidrogen sufilda, sulfur dioksida dan bromin, gas-gas
kimiawi akibat kerja.
5. Riwayat infeksi saluran napas. Infeksi saluran pernapasan bagian
atas pada penderita bronkitis hampir selalu menyebabkan infeksi
paru bagian bawah, serta menyebabkan kerusakan paru bertambah.
6. Virus, bakteri atau Haemophilus influenzae, Streptococcus
pneumoniae dan organisme lain seperti Mycoplasma pneumoniae.
Epidemiologi
Di Indonesia, belum ada angka morbiditas bronkitis kronis, kecuali di
rumah sakit sentra pendidikan. Sebagai perbandingan, di Amerika
Serikat(National Center for HealthStatistics) diperkirakan sekitar 4% dar
i populasinya didiagnosa bronkitis kronis. Angka ini pun diduga masih di
bawah angka morbiditas yang sebenarnya karena bronkitis kronis yang
tidak terdiagnosis. Menurut Pusat Statistik Kesehatan Nasional 2009
melaporkan 67,8 % pasien
dengan bronkitis kronik adalah perempuan. Studi lain pada pasien Afrik
a Selatan sama melaporkan bahwa perempuan mendominasi populasi
bronkitis kronik.
Manifestasi klinis
a. Batuk dan produksi sputum adalah gejala yang paling umum
biasanya terjadi setiap hari. Intensitas batuk, jumlah dan frekuensi
produksi sputum bervariasi dari pasien ke pasien. Dahak berwarna
yang bening, putih atau hijau kekuningan.
b. Dyspnea (sesak napas) secara bertahap meningkat dengan tingkat
keparahan penyakit. Biasanya, orang dengan bronkitis kronik
mendapatkan sesak napas dengan aktivitas dan mulai batuk.
c. Gejala kelelahan, sakit tenggorokan , nyeri otot, hidung tersumbat,
dan sakit kepala dapat menyertai gejala utama.
d. Demam dapat mengindikasikan infeksi paru-paru sekunder virus
atau bakteri.
Sesorang didiagnosis bronkitis kronik ketika mengalami batuk berdahak
selama paling sedikit tiga bulan selama dua tahun berturut-turut. Pada
bronkitis kronik mungkin saja seorang penderita mengalami bronkitis
akut diantara episode kroniknya, dan batu mungkin saja hilang namun
akan muncul kembali.
Diagnosis
1. Anamnesis: riwayat penyakit yang ditandai tiga gejala klinis utama
yaitu batuk, sputum, sesak dan faktor-faktor penyebabnya.
2. Pemeriksaan fisik:
a. Bila ada keluhan sesak, akan terdengar ronki pada waktu ekspirasi
maupun inspirasi disertai bising mengi.
b. Pasien biasanya tampak kurus dengan barrel-shape chest (diameter
anteroposterior dada meningkat).
c. Iga lebih horizontal dan sudut subkostal bertambah.
d. Perkusi dada hipersonor, peranjakan hati mengecil, batas paru hati
lebih rendah, pekak jantung berkurang.
e. Pada pembesaran jantung kanan, akan terlihat pulsasi di dada kiri
bawah di pinggir sternum.
f. Pada kor pulmonal terdapat tanda-tanda payah jantung kanan
dengan peninggian tekanan vena, hepatomegali, refluks hepato
jugular dan edema kaki.
g. Pada auskultasi dapat terdengar ronki, wheezing, ekspirium
diperpanjang atau tanda obstruksi lainnya. Bila lendir banyak dan
tidak terlalu lengket akan terdengar ronki basah.
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan radiologi: hal yang perlu diperhatikan yaitu adanya tubular
shadow berupa bayangan garis-garis yang paralel keluar dari hilus menuju
apeks paru dan corakan paru yang bertambah.
2. Pemeriksaan fungsi paru: terdapat volume ekspirasi paksa 1 detik atau VEP1
dan kapasitas vital atau KV yang menurun, volume residu atau VR yang
bertambah dan kapasitas total paru atau KTP yang normal. Sedang kapasitas
residu fungsional atau KRF sedikit naik atau normal. Diagnosis ini dapat
ditegakkan dengan spirometri, yang menunjukkan volume ekspirasi paksa atau
VEP dalam 1 detik kurang dari 80% dari nilai yang diperkirakan, dan rasio VEP1 :
KVP kurang dari 70% .
3. Pemeriksaan gas darah: penderita bronkitis kronik tidak dapat
mempertahankan ventilasi dengan baik sehingga PaCO2 naik dan PO2 turun,
saturasi hemoglobin menurun dan timbul sianosis, terjadi juga vasokonstriksi
pembuluh darah paru dan penambahan eritropoeisis.
4. Pemeriksaan EKG: pemeriksaan ini mencatat ada tidaknya serta
perkembangan kor pulmonal atau hipertrofi atrium dan ventrikel
kanan.
5. Pemeriksaan laboratorium darah : hitung sel darah putih.
Penatalaksanaan
Jenis infeksi Penyebab tersering Pilihan antimikroba Dosis
Eksaserbasi akut Streptococcus Amoksisilin / Amoksisilin = Dws :
250-500mg tiap 8 jam,
bronkitis kronis pneumoniae, ampisilin, Anak 8 th : 250-500 mg
Haemophilus eritromisin, tiap 6 jam (4x sehari) ,
Anak 0-2th : 125mg
influenzae kotrimoksazol tiap 6 jam, Anak 2-8th :
250mg tiap 6 jam
(infeksi berat dapat
digandakan).
Kotrimoksazol = Dws :
960mg tiap 12 jam,
Anak/bayi 6 minggu-5
bln : 120mg tiap 12
jam, 6 bln-5th : 240mg
tiap 12 jam, 6 -12th :
480mg tiap 12 jam.
Pencegahan
Terapi farmakologi
1. Bronkodilatori
Bronkodilator mempunyai aksi merelaksasi otot-otot polos pada
saluran pernapasan. Ada tiga jenis bronkodilator yaitu :
Simpatomimetika, metilsantin, dan antikolinergik.
Terapi non farmakologi
dapat dilakukan dengan cara :
1. Pasien harus berhenti merokok
2. Kalau timbul kesulitan dalam pernapasan atau dadanya bagian
tengah sangat sesak, biarlah menghirup uap air tiga kali sehari.
3. Taruhlah kompres uap di atas dada pasien dua kali sehari, dan
taruhlah kompres lembab di atas dada sepanjang malam sambil
menjaga tubuhnya jangan sampai kedinginan.
4. Rehabilitasi paru-paru secara komprehensif dengan olahraga dan
latihan pernapasan sesuai yang diajarkan tenaga medis.
5. Istirahat yang cukup.
Komplikasi
a. Cor pulmonale (Gagal jantung kanan akibat penyakit paru yang
mendasari) , paling sering disebabkan oleh hipertensi pulmoner/
b. Gagal nafas (respiratory failure)
c. Infeksi berulang, Akumulasi sputum pada saluran nafas menjadi
tempat berkembang biak bakteri patogen.
Prognosis
Prognosis jangka pendek maupun jangka panjang bergantung pada
umur dan gejala klinisnya. Pada kasus bronkhitis yang berat dan tidak
diobati, 24 prognosisnya jelek, survivalnya tidak akan lebih dari 5-10
tahun. Kematian pasien karena pneumonia, empisema, gagal jantung
kanan, haemaptoe dan lainnya.
Daftar pustaka
Repository.usu.ac.id
Repository.ump.ac.id
Digilib.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai

  • Panca Sila
    Panca Sila
    Dokumen6 halaman
    Panca Sila
    katerin aldyrus
    Belum ada peringkat
  • Frak
    Frak
    Dokumen5 halaman
    Frak
    Adinda Wulan Novia Triningrum
    Belum ada peringkat
  • C
    C
    Dokumen1 halaman
    C
    Adinda Wulan Novia Triningrum
    Belum ada peringkat
  • Ca
    Ca
    Dokumen1 halaman
    Ca
    Adinda Wulan Novia Triningrum
    Belum ada peringkat
  • Waktu
    Waktu
    Dokumen1 halaman
    Waktu
    Adinda Wulan Novia Triningrum
    Belum ada peringkat
  • Kelamin Ganda Dalam Pandangan Medis
    Kelamin Ganda Dalam Pandangan Medis
    Dokumen5 halaman
    Kelamin Ganda Dalam Pandangan Medis
    ega
    Belum ada peringkat
  • C
    C
    Dokumen1 halaman
    C
    Adinda Wulan Novia Triningrum
    Belum ada peringkat
  • Patofisi DM Cari
    Patofisi DM Cari
    Dokumen9 halaman
    Patofisi DM Cari
    Adinda Wulan Novia Triningrum
    Belum ada peringkat
  • Sumber PBL Nyeri
    Sumber PBL Nyeri
    Dokumen1 halaman
    Sumber PBL Nyeri
    Adinda Wulan Novia Triningrum
    Belum ada peringkat
  • Sumber PBL 3 Respi
    Sumber PBL 3 Respi
    Dokumen1 halaman
    Sumber PBL 3 Respi
    Adinda Wulan Novia Triningrum
    Belum ada peringkat
  • Sumber PBL Nyeri
    Sumber PBL Nyeri
    Dokumen1 halaman
    Sumber PBL Nyeri
    Adinda Wulan Novia Triningrum
    Belum ada peringkat
  • No 11 12 Fraktur
    No 11 12 Fraktur
    Dokumen8 halaman
    No 11 12 Fraktur
    Adinda Wulan Novia Triningrum
    Belum ada peringkat
  • Sumber PBL 3 Respi
    Sumber PBL 3 Respi
    Dokumen1 halaman
    Sumber PBL 3 Respi
    Adinda Wulan Novia Triningrum
    Belum ada peringkat
  • Abbbb
    Abbbb
    Dokumen5 halaman
    Abbbb
    Adinda Wulan Novia Triningrum
    Belum ada peringkat
  • Kerusakan Sel
    Kerusakan Sel
    Dokumen1 halaman
    Kerusakan Sel
    Adinda Wulan Novia Triningrum
    Belum ada peringkat
  • Materi KRR
    Materi KRR
    Dokumen4 halaman
    Materi KRR
    Adinda Wulan Novia Triningrum
    Belum ada peringkat
  • Sumber PBL Nyeri
    Sumber PBL Nyeri
    Dokumen1 halaman
    Sumber PBL Nyeri
    Adinda Wulan Novia Triningrum
    Belum ada peringkat
  • PBL Muskulo No.8
    PBL Muskulo No.8
    Dokumen3 halaman
    PBL Muskulo No.8
    Adinda Wulan Novia Triningrum
    Belum ada peringkat
  • Jelaskan Proses Hematopiesis!
    Jelaskan Proses Hematopiesis!
    Dokumen14 halaman
    Jelaskan Proses Hematopiesis!
    Adinda Wulan Novia Triningrum
    Belum ada peringkat
  • PBL Muskulo No.8
    PBL Muskulo No.8
    Dokumen3 halaman
    PBL Muskulo No.8
    Adinda Wulan Novia Triningrum
    Belum ada peringkat
  • Sumber PBL Nyeri
    Sumber PBL Nyeri
    Dokumen1 halaman
    Sumber PBL Nyeri
    Adinda Wulan Novia Triningrum
    Belum ada peringkat
  • Mekanisme Bilirubin!
    Mekanisme Bilirubin!
    Dokumen3 halaman
    Mekanisme Bilirubin!
    Adinda Wulan Novia Triningrum
    Belum ada peringkat
  • Cover Tugas Bahasa Indonesia
    Cover Tugas Bahasa Indonesia
    Dokumen1 halaman
    Cover Tugas Bahasa Indonesia
    Adinda Wulan Novia Triningrum
    Belum ada peringkat
  • Jelaskan Proses Hematopiesis!
    Jelaskan Proses Hematopiesis!
    Dokumen14 halaman
    Jelaskan Proses Hematopiesis!
    Adinda Wulan Novia Triningrum
    Belum ada peringkat
  • Dafpus BMD
    Dafpus BMD
    Dokumen1 halaman
    Dafpus BMD
    Adinda Wulan Novia Triningrum
    Belum ada peringkat
  • Bab4 - PGL - P1
    Bab4 - PGL - P1
    Dokumen21 halaman
    Bab4 - PGL - P1
    Adinda Wulan Novia Triningrum
    Belum ada peringkat
  • Aborsi
    Aborsi
    Dokumen1 halaman
    Aborsi
    Adinda Wulan Novia Triningrum
    Belum ada peringkat
  • Baru
    Baru
    Dokumen1 halaman
    Baru
    Adinda Wulan Novia Triningrum
    Belum ada peringkat
  • Laporan Akhir PKM K 2017 Kerangka
    Laporan Akhir PKM K 2017 Kerangka
    Dokumen10 halaman
    Laporan Akhir PKM K 2017 Kerangka
    Adinda Wulan Novia Triningrum
    Belum ada peringkat