Anda di halaman 1dari 19

PENYIDIKAN LINGKUNGAN

Delisa Dwi Novita Lukmanda


Derry Solihin Napitupulu
Dita Aprilia
Esa Afiyah Widiaswara
Khalda Luqyana Muktie
Nadia Ayu Saputri
Ramdhan Nurman Fahada
Resita Zulfa Savitri
DUA PERUSAHAAN DI RIAU DITETAPKAN
TERSANGKA PEMBAKARAN HUTAN
Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti
mengatakan pihaknya telah menetapkan tujuh perusahaan sebagai
tersangka pelaku pembakaran hutan. Ketujuh perusahaan tersebut
beroperasi di Sumatra Selatan, Kalimantan Tengah dan Riau.
Selain menetapkan ketujuh perusahaan itu sebagai tersangka,
Badrodin mengatakan ada 20 perusahaan lainnya yang berada
dalam proses penyidikan. “Saya menyarankan agar pemerintah
selaku regulator memberikan sanksi tambahan bagi perusahaan-
perusahaan yang tidak beriktikad baik ini dengan memberikan
blacklist sehingga ke depan permohonan perizinan usaha yang
sama bisa ditolak,” kata Badrodin.
Total kerugian yang dialami oleh negara sudah terbilang banyak,
adapun kerugian akibat kebakaran hutan pada tahun 2015
mencapai 200 triliun, sedangkan pada tahun 2016 luas hutan yang
terbakar 10. 676 ha, dan pada bulan januari - juli 2017 hutan
yang terbakar sudah mencapai 548,72 ha.
Gugatan pidana...

Selain perusahaan di Riau (PT. LIH ) ada dua perusahaan


yang masuk jajaran tersangka keduanya dari negara Malaysia dan
China. Mereka dikenai pasal 108 UU No.32 Tahun 2009 tentang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang berisi
ancaman pidana hukuman penjara minimal 3 tahun dan maksimal
10 tahun, serta denda minimal 3 Miliar dan maksimal 10 Miliar.

"PT. LIH di Riau telah dikenai vonis 3 tahun . Meskipun


vonisnya ringan, tapi titik api berkurang jauh di lahan konsesi
perusahaan-perusahaan itu. Namun, perusahaan yang dinyatakan
sebagai tersangka pada 2013 dan 2014, tahun ini mereka membakar
lagi. Artinya, vonis harus diterapkan dan bukan sekadar pepesan
kosong," kata Rico.
Pencabutan izin perusahaan pembakar lahan, menurutnya, akan
memberikan efek sekaligus mematahkan anggapan bahwa ijin
diberikan pada perusahaan yang memiliki 'bekingan'. "Diduga
kuat bahwa penerbitan izin itu penuh dengan bekingan. Ini harus
diterobos. Kita mengharapkan Kementerian Kehutanan dan
Lingkungan Hidup berani bertindak," tambahnya.
Peraturan Yang Dilanggar

Pasal 108 UU No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan


pengelolaan lingkungan hidup :

‘’ Setiap orang yang melakukan pembakaran lahan


sebagaimana dimaksud dalam pasal 69 ayat ( 1 ) huruf h,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 Tahun dan
paling lama 10 Tahun dan denda paling sedikit
Rp. 3.000.000.000,00 dan paling banyak Rp.
10.000.000.000,00”
Peraturan Yang Terkait Pembakaran Hutan

• Undang-Undang Perkebunan 39 tahun 2014, pasal 108:


“Setiap Pelaku Usaha Perkebunan yang membuka dan/atau
mengolah lahan dengan cara membakar sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 56 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara lama 10
tahun dan denda paling banyak Rp10 miliar”

• Undang-undang No. 18 tahun 2013 pasal 1 ayat 8 :


‘’ pemberantasan Kerusakan hutan adalah segala upaya yang
dilakukan untuk menindak secara hokum terhadap pelaku perusak
hutan baik secara langsung maupun tidak langsung yang terkait
lainnya.’’
• Undang-Undang Kehutanan, pasal 78 :
Pelaku pembakar hutan dikenai hukuman beragam
dari satu hingga 15 tahun penjara dengan denda
Rp50 juta sampai Rp1,5 miliar.

• UU No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 116 :

1. Apabila tindak pidana lingkungan hidup dilakukan


oleh, untuk, atau atas nama badan usaha, tuntutan
pidana dan sanksi pidana dijatuhkan kepada: badan
usaha; dan/atauorang yang memberi perintah untuk
melakukan tindak pidana tersebut atau orang yang
bertindak sebagai pemimpin kegiatan dalam tindak
pidana tersebut.
2. Apabila tindak pidana lingkungan hidup sebagaimana
dimaksud pada ayat(1) dilakukan oleh orang, yang berdasarkan
hubungan kerja atau berdasarkan hubungan lain yang bertindak
dalam lingkup kerja badan usaha, sanksi pidana dijatuhkan
terhadap pemberi perintah atau pemimpin dalam tindak pidana
tersebut tanpa memperhatikan tindak pidana tersebut dilakukan
secara sendiri atau bersamasama.
Peraturan MENLH Nomor 12 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara di Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Tentang


Pengendalian Pencemaran Udara
PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN

PT LIH PT NSP

FK Erwin
(Manager) (General Manager)

Nowo Dwi Priyono


(Manager)
TERSANGKA
Eris Aryaman
(Direktur Utama
PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN

Saksi Ahli
• Prof. Dr. Ir. H. Bambang
Hero Saharjo, M.Agr.
• Dr.Ir. Baisuki Wasis, MS
Saksi
• Satuan Petugas Batalion
Komando 462 Paskhas
• Warga Desa yang berinisal
AP
Biodata saksi ahli
Saksi Ahli 1
Nama : Prof. Dr. Ir. H. Bambang Hero Saharjo, M.Agr.
Tempat, tanggal lahir : Jambi, 10 November 1964
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jabatan : Guru Besar Institut Pertanian Bogor dalam bidang
Perlindungan Hutan
Pendidikan :
1. S1 di Fakultas Kehutanan IPB pada tahun 1987
2. Program Master di Divisi Pertanian Tropis (Division of Tropical
Agriculture) Kyoto University pada tahun 1996
3. S3 di Laboratorium Tropical Forest Resources and Environment, Division
of Forest and Biomaterial Science Kyoto University tahun 1999
Kegiatan :

1. Aktif berkolaborasi dengan

2. Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup

3. Departemen Kehutanan (Direktorat Penanggulangan Kebakaran Hutan)

4. Departemen Pertanian, BPPT, BNPB, BLHD dan lain-lain.

5. Penegakan hukum seperti POLRI, Kejakgung, Mahkamah Agung dan

lembaga legislatif seperti DPD.

6. Organisasi donor Internasional seperti SCKPFP-EU, JICA, SSFFM-EU,

CIDA, Firefight South east Asia, KOICA serta lembaga Internasional baik

dalam maupun luar negeri seperti CIFOR, NIAES, JSPS, JST, GFMC,

ASEAN, UNDP, Max Plank Institute, dan juga LSM seperti ICEL,

WALHI, WWF-Indonesia.
Biodata Saksi Ahli
Saksi Ahli 2

Nama : Dr.Ir. Baisuki Wasis, Ms


NIDN/NUP : 0002106506
Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor
Program Studi : Silvikultur Tropika S-2
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
Pendidikan Tertinggi : S-3
Status Ikatan Kerja : Dosen Tetap
Status Aktivitas : Aktif Mengajar
Penyelidikan dan Penyidikan

Waktu Kejadian
Kejadian kebakaran hutan di
Riau ini dimulai pada
perengahan tahun 2014 dan Motif Kejahatan
sampai saat ini kejadian
kebkaaran hutan semakin Pihak perusahaan ingin
meningkat. memperluas wilayah
perkebunan kelapa sawit
Penyelidikan dan Penyidikan

Api yang melewati kanal pembatas wilayah

Satu lembar fotocopy surat tanah atas nama


tersangka FK

Satu buah mancis (korek api) dan dua potong kayu


bekas terbakar
Pola kebakaran di lahan hutan riau terstruktur, Buktinya terdapat pondok di
dekat dengan kejadian kebakaran akan tetapi pondok tersebut tidak ikut
terbakar.

Anda mungkin juga menyukai