Anda di halaman 1dari 51

FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER

PADA PASIEN RAWAT INAP DI CARDIOVASCULAR


CARE UNIT (CVCU) CARDIAC CENTRE RSUP DR
WAHIDDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
PERIODE JANUARI – JULI 2008

OLEH:
Zainal Abidin (C11104183)
LATAR BELAKANG
 Epidemiology Research  insiden peny. kardiovaskuler ↑
 negara berkembang  Indonesia

 Insidens Penyakit Jantung Koroner (PJK)  paling ↑ 


masalah kesehatan masyarakat

 Early Recognition  determine + identification risks


factors  mencegah PJK
 Estimasi para ahli badan kesehatan sedunia PBB
(WHO)  setiap tahun sekitar 50% penduduk dunia
meninggal akibat PJK

 World Health Statistic (2008)


 tercatat 17,1 juta orang meninggal di dunia akibat
PJK
 diperkirakan angka ini akan meningkat terus
hingga 2030 menjadi 23,4 juta kematian di dunia.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana distribusi faktor risiko penderita
PJK, menurut :
1. Umur??
2. Jenis Kelamin??
3. Riwayat Hipertensi??
4. Riwayat Merokok??
5. Riwayat DM??
6. Riwayat keluarga menderita PJK??
7. Dislipidemia??
8. Obesitas??
9. Jumlah faktor risiko ??
TUJUAN PENELITIAN
1.1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh gambaran distribusi


Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner (PJK)
pada pasien rawat inap di Cardiovascular Care
Unit Cardiac Centre RSUP Dr Wahidin
Sudirohsodo Makassar periode Januari – Juli
2008.
TUJUAN PENELITIAN
1.2. Tujuan Khusus

Memperoleh gambaran distribusi PJK berdasarkan


umur, jenis kelamin, riwayat merokok, riwayat
hipertensi, riwayat DM, riwayat kel.PJK, dislipidemia,
obesitas, jenis PJK, jumlah faktor risiko
KERANGKA KONSEP
A. VARIABEL PENELITIAN KET :

UMUR OBESITAS = diteliti


= tidak diteliti
JENIS
JUM.FAKTOR
KELAMIN RISIKO

RIW.MEROKOK

RIW.HIPERTENSI - AKTIVITAS FISIK


- LAINNYA :
KONTRASEPSI ORAL
ALKOHOL
RIW. DM

RIW.KEL.PJK(+)

JENIS PJK YG
RIW.DISLIPIDE DIDERITA
MIA
B. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

 Penderita PJK
Tercatat di RM dgn diag. pasti PJK, berdasarkan sindrom
klinik PJK : nyeri dada tipikal (stabe/unstable), EKG (Q
wave/non Q wave, ST elevasi, T inverted), enzim jtg me↑
Umur
 Definisi : adalah rentang usia pada saat subjek dilahirkan sampai
masuk ke rumah sakit atau pada saat penelitian, menurut tanggal,
bulan, dan tahun terakhir, yang tercatat dalam rekam medik pasien
 Alat ukur : yang digunakan yaitu tabel yang telah disusun
sebelumnya berdasarkan variabel penelitian yang akan diteliti.
 Cara ukur : sesuai dengan umur yang tercantum dalam rekam
medik.
 Hasil ukur, yaitu :
 30 - 45 tahun
 46 – 55 tahun
 56– 65 tahun
 66 – 75 tahun
 > 75 tahun
Jenis Kelamin
 Definisi : yaitu identitas seksual yang sesuai dalam
rekam medik pasien.
 Alat ukur : yang digunakan yaitu tabel yang telah
disusun sebelumnya berdasarkan variabel penelitian
yang akan diteliti.
 Cara ukur : sesuai dengan jenis kelamin yang tercantum
dalam rekam medik.
 Hasil ukur, yaitu :
 Laki-laki

 Perempuan
Riwayat Merokok
 Definisi : Adalah kegiatan menghisap rokok atau gulungan
tembakau yang berbentuk batang dengan ukuran tertentu
secara teratur yang dilakukan subjek sebelum maupun hingga
saat pertama kalinya dirawat di rumah sakit yang tercatat
dalam anamnesa dokter pada rekam medik pasien.
 Alat ukur : yang digunakan yaitu tabel yang telah disusun
sebelumnya berdasarkan variabel penelitian yang akan
diteliti.
 Cara ukur : sesuai dengan yang tercantum dalam rekam
medik.
 Hasil ukur, yaitu :
 Ada riwayat Merokok
 Tidak ada riwayat Merokok
Riwayat Hipertensi
 Definisi : Adalah peningkatan tekanan darah pasien > 140/90
mmHg menurut klasifikasi JNC VII atau dengan riwayat
konsumsi obat antihipertensi secara teratur, saat subjek sebelum
maupun hingga saat pertama kalinya dirawat di rumah sakit dan
berdasarkan diagnosis dari dokter yang tercatat dalam rekam
medik pasien.14
 Alat ukur : yang digunakan yaitu tabel yang telah disusun
sebelumnya berdasarkan variabel penelitian yang akan diteliti.
 Cara ukur : sesuai dengan yang tercantum dalam rekam medik.
 Hasil ukur, yaitu :
 Ada riwayat Hipertensi
 Tidak ada riwayat Hipertensi
Riwayat DM
 Definisi : yakni Pasien dengan keluhan klasik hiperglikemia
atau krisis hiperglikemia dengan glukosa darah sewaktu > 200
mg/dL (11,1 mmol/L), dan atau FPG > 126 mg/dL (7 mmol/L), 2
jam glukosa plasma > 200 mg/dL (11,1 mmol/L), A1C > 6,5 %,
atau dengan riwayat konsumsi obat DM secara teratur, saat
subjek sebelum maupun hingga saat pertama kalinya dirawat di
rumah sakit dan berdasarkan diagnosis dari dokter yang tercatat
dalam rekam medik pasien.14
 Alat ukur : yang digunakan yaitu tabel yang telah disusun
sebelumnya berdasarkan variabel penelitian yang akan diteliti.
 Cara ukur : sesuai dengan yang tercantum dalam rekam medik.
 Hasil ukur, yaitu :
 Ada riwayat DM
 Tidak ada riwayat DM
Riwayat keluarga menderita PJK
 Definisi : adalah penilaian adanya riwayat keluarga
(kakek,ayah,ibu,saudara dll) yang menderita PJK dan
memiliki hubungan garis keturunan secara langsung, yang
tercatat dalam rekam medik pasien.
 Alat ukur : yang digunakan yaitu tabel yang telah disusun
sebelumnya berdasarkan variabel penelitian yang akan
diteliti.
 Cara ukur : sesuai dengan yang tercantum dalam rekam
medik.
 Hasil ukur, yaitu :
 Ada Riwayat keluarga menderita PJK
 Tidak ada Riwayat keluarga menderita PJK
 Tidak ada keterangan dalam rekam medik
Dislipidemia
 Definisi : adalah Gangguan metabolisme lipid, termasuk di
dalamnya hiperkolesterolemia (kol. Total > 200 mg/dl atau LDL >
100 mg/dl), hipertrigliseridemi (Tg > 150 mg/dl), isolated low HDL-
chol (HDL < 40 mg/dl) atau campuran diantaranya, saat subjek
sebelum maupun hingga saat pertama kalinya dirawat di rumah
sakit berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pada rekam
medik pasien.14
 Alat ukur : yang digunakan yaitu tabel yang telah disusun
sebelumnya berdasarkan variabel penelitian yang akan diteliti.
 Cara ukur : sesuai dengan yang tercantum dalam rekam medik.
 Hasil ukur, yaitu :
 Ada riwayat dislipidemia
 Tidak ada riwayat dislipidemia
 Tidak ada keterangan dalam rekam medik
Status gizi
 Definisi : adalah penilaian status gizi pasien, saat subjek dirawat
di rumah sakit yang tercatat dalam rekam medik pasien.
Obesitas (status gizi dimana indeks massa tubuh ≥ 25 kg/m2).14
 Alat ukur : yang digunakan yaitu tabel yang telah disusun
sebelumnya berdasarkan variabel penelitian yang akan diteliti.
 Cara ukur : sesuai dengan yang tercantum dalam rekam medik.
 Hasil ukur, yaitu :
 Obesitas (status gizi dimana indeks massa tubuh ≥ 25 kg/m2).
 Tidak obesitas (status gizi dimana indeks massa tubuh < 25
kg/m2)
 Tidak ada keterangan dalam rekam medik
Jenis PJK yang diderita
 Definisi : Jenis PJK yang dimaksud ialah termasuk angina
stabil, angina tidak stabil, NSTEMI dan STEMI yang
didiagnosis oleh dokter ahli kardiologi.1,2
 Alat ukur : yang digunakan yaitu tabel yang telah disusun
sebelumnya berdasarkan variabel penelitian yang akan
diteliti.
 Cara ukur : sesuai dengan yang tercantum dalam rekam
medik.
 Hasil ukur, yaitu Kriteria objektif ::
 1.Angina tidak stabil (ATS)
 2. NSTEMI
 3.STEMI
Jumlah faktor risiko
 Definisi : adalah banyaknya faktor risiko yang didapatkan pada
pasien yang terdiagnosis PJK.
 Alat ukur : yang digunakan yaitu tabel yang telah disusun
sebelumnya berdasarkan variabel penelitian yang akan diteliti.
 Cara ukur : mencatat sesuai yang tercantum pada rekam medik
ke dalam tabel.
 Hasil ukur, yaitu :
 Satu faktor risiko PJK
 Dua faktor risiko PJK
 Tiga faktor risiko PJK
 Empat faktor risiko PJK
 Lima faktor risiko PJK
 Enam faktor risiko PJK
 Tujuh faktor risiko PJK
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Metode penelitian deskriptif dengan data sekunder.

B. Tempat dan Waktu penelitian


Tempat : CVCU, RSWS, Makassar
Waktu : 14 – 28 Agustus 2008
METODOLOGI PENELITIAN
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi  Populasi penelitian adalah penderita
Penyakit Jantung Koroner yang menjalani rawat inap di
Cardiovascular Care Unit (CVCU) Cardiac Centre RSUP
Wahidin Sudirohusodo, Makassar.
 teknik pengambilan sampel: penderita PJK yg dirawat di
CVCU yg tercatat di rekam medik RSWS periode Januari –
Juli 2008 dengan metode pengambilan total sampling.
Kriteria Seleksi
 Kriteria Inklusi
 Pasien yang berumur diatas 30 tahun.
 Pasien yang memenuhi kriteria variabel yang akan diteliti.
 Kriteria Ekslusi
 Pasien yang disertai stroke dan tidak memenuhi kriteria variabel yang
akan diteliti.
METODOLOGI PENELITIAN
D. Jenis data
Data sekunder yang diperoleh dari Rekam Medik
pasien PJK yang menjalani rawat inap di CVCU
Cardiac Centre RSUP Wahidin Sudirohusodo
Makassar periode Januari – Juli 2008.

E. Instrumen penilitian
Instrumen penelitian ini menggunakan tabel yang telah
disusun berdasarkan variabel penelitian yang akan diteliti.
Kemudian akan diisi sesuai data sekunder yang diperoleh
dari Rekam Medik.
METODOLOGI PENELITIAN

F. Pengolahan dan Penyajian Data


Pengolahan  Data yang diperoleh dari tabel, kemudian
diolah secara komputerisasi dengan menggunakan
bantuan program komputer SPSS 17.0 dan Excel.
Penyajian  Data yang telah diolah dan dianalisis akan
disajikan dalam bentuk tabel disertai dengan penjelasan
tabel dan disusun dan dikelompokkan sesuai dengan
tujuan penelitian.
HASIL PENELITIAN
 Total sampel yang diperoleh sebanyak 133 rekam
medik, satu orang diantaranya diekslusi karena
berusia kurang dari 30 tahun. Pengambilan data pada
penelitian ini menggunakan data sekunder yakni
dengan melakukan pencatatan di bagian rekam medik
RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar. Adapun hasil
yang diperoleh disajikan sebagai berikut :
Tabel 4. Distribusi Penderita PJK Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur di CVCU
RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari – Juli 2008

n
Variabel Kategori %
(n = 132)
Laki-laki 99 75 %
Jenis Kelamin
Perempuan 33 25 %
31 - 45 tahun 18 13,6 %
46 - 55 tahun 42 31,8 %
Kelompok Umur 56 - 65 tahun 45 34,1 %
66 – 75 tahun 19 14,4 %
> 75 tahun 8 6,1 %
HASIL PENELITIAN
Pada tabel 4. di atas, dapat dilihat :

Distribusi penderita penyakit jantung koroner menurut


jenis kelamin adalah laki-laki tiga kali lebih banyak
dibanding perempuan.

Adapun distribusi penderita penyakit jantung koroner


terbanyak berada pada rentang umur antara 46 tahun
– 65 tahun yaitu sebanyak 87 kasus (65,9%). Umur
termuda adalah subyek yang berumur 35 tahun,
sedangkan yang tertua adalah 88 tahun.
Tabel 5. Distribusi Penderita PJK Berdasarkan Riwayat Merokok, Hipertensi, DM,
Riwayat keluarga menderita PJK di CVCU RS Wahidin Sudirohusodo Januari – Juli 2008

n
Variabel Kategori %
(n = 132)

Ada 69 52,3 %
Riwayat Merokok
Tidak ada 63 47,7 %
Ada 84 63,6 %
Riwayat Hipertensi
Tidak ada 48 36,4 %
Ada 38 28,8 %
Riwayat DM
tidak ada 94 71,2 %
Ada 10 7,6 %
Riwayat Keluarga
Tidak ada 16 12.1 %
menderita PJK
Tidak ada keterangan 106 80,3 %
Pada tabel 5. di atas, dapat dilihat :

Distribusi penderita penyakit jantung koroner menurut


riwayat merokok, lebih banyak penderita PJK

Distribusi jumlah penderita PJK yang memiliki riwayat


hipertensi, dua kali lebih banyak dibandingkan
penderita PJK yang tidak memiliki riwayat hipertensi.
Distribusi penderita PJK menurut riwayat DM adalah jumlah
penderita PJK yang tidak memiliki riwayat DM, tiga kali
lebih banyak dibanding penderita PJK yang memiliki DM.

Distribusi penderita PJK menurut riwayat PJK dalam keluarga


adalah jumlah penderita PJK yang tidak memiliki
keterangan anamnesis mengenai riwayat keluarga
menderita PJK sepuluh kali lebih banyak dibanding
penderita PJK yang memiliki atau tidak memiliki riwayat
keluarga PJK, dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara penderita PJK yang memiliki riwayat keluarga
menderita PJK dengan penderita PJK yang tidak memiliki
riwayat keluarga menderita PJK.
Tabel 5. Distribusi Penderita PJK Berdasarkan Riwayat Dislipidemia, Obesitas,
jenis PJK di CVCU RS Wahidin Sudirohusodo Januari – Juli 2008

n
Variabel Kategori %
(n = 132)
Ada 97 73,5 %
Riwayat Dislipidemia Tidak ada 32 24,2 %
Tidak ada keterangan 3 2,3 %
Ada 14 10,6 %
Obesitas Tidak ada 115 87,1 %
Tidak ada keterangan 3 2,3 %
UAP 24 18,2 %
Jenis PJK NSTEMI 23 17,4 %
STEMI 85 64,4 %
Distribusi penderita PJK menurut riwayat Dislipidemia
adalah jumlah penderita PJK yang memiliki riwayat
Dislipidemia tiga kali lebih banyak di banding
penderita PJK tanpa riwayat dislipidemia.

Distribusi penderita PJK menurut obesitas adalah


jumlah penderita PJK yang tidak obesitas delapan kali
lebih banyak di banding penderita PJK yang obesitas.
 Distribusi penderita PJK menurut Jenis PJK yang
dialami, yang terbanyak adalah STEMI, atau empat
kali lebih banyak dibanding UAP ataupun NSTEMI
Tabel 6. Distribusi Penderita PJK Berdasarkan jumlah risiko PJK di CVCU RSUP
Wahidin Sudirohusodo Makassar Januari – Juli 2008

n
Variabel Kategori %
(n = 132)
1 1 0,8 %
2 16 12,1 %
3 32 24,2 %
Jumlah faktor
4 40 30,3 %
risiko
5 34 25,8 %
6 8 6,1 %
7 1 0,8 %
Pada tabel 6. di atas dapat dilihat distribusi penderita
PJK menurut jumlah faktor risiko, diperoleh delapan
puluh persen yang memiliki 3-5 faktor risiko,
sedangkan yang paling sedikit adalah penderita
dengan 1 dan 7 faktor risiko sebanyak 1 kasus.
PEMBAHASAN
 Jenis kelamin

Didapatkan bahwa proporsi pada laki-laki tiga kali


lebih banyak dibandingkan perempuan. Hasil ini
sesuai dengan sumber kepustakaan (Lily pada tahun
2004) yang menyatakan bahwa angka kejadian PJK
dan mortalitas akibat penyakit jantung koroner pada
laki-laki lebih besar dibandingkan pada perempuan.
PEMBAHASAN
 Umur

Hasil penelitian berdasarkan faktor risiko umur


mendapatkan bahwa penyakit jantung koroner
terbanyak didapatkan pada kelompok umur 46-65
tahun. Hal ini sesuai dengan sumber kepustakaan
(Rahman dan Tjokronegoro pada tahun 1996) yang
menyatakan bahwa risiko penyakit jantung koroner
meningkat sesuai dengan bertambahnya usia.18
PEMBAHASAN
 Merokok

Berdasarkan faktor risiko merokok, diperoleh hasil


penelitian bahwa lebih dari seperdua kasus PJK,
terjadi pada pasien yang memiliki riwayat merokok
sebelumnya. Hal ini tentu tidak sesuai dengan
penelitian Framingham mendapatkan bahwa PJK pada
laki-laki perokok 10 kali lebih besar dari pada bukan
perokok dan pada perempuan perokok 4,5 kali lebih
daripada bukan perokok.
PEMBAHASAN
 Merokok
Kenyataan ini dapat dimungkinkan dikarenakan variabel
perokok disini yang dapat dinilai hanya dari sisi
apakah pasien aktif merokok sehari-harinya, padahal
seorang perokok pasif pun memiliki 70 % risiko
menderita penyakit akibat rokok tersebut. Mungkin
saja hampir setengah kasus pasien PJK yang tidak
memiliki riwayat merokok adalah perokok pasif
PEMBAHASAN
 Hipertensi

Mengenai distribusi faktor risiko PJK menurut riwayat


hipertensi, didapatkan bahwa proporsi pasien PJK
lebih besar pada kelompok dengan riwayat hipertensi
yaitu sekitar dua pertiga kasus. Kenyataan ini sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa pasien dengan
hipertensi memiliki mortalitas dan risiko yang tinggi
menderita PJK dibandingkan pasien tanpa hipertensi.
PEMBAHASAN
 DM

Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor risiko PJK


berdasarkan panyakit penyerta diabetes melitus,
didapatkan bahwa pasien yang tidak memiliki riwayat DM
dua kali lebih banyak dibandingkan pasien yang memiliki
riwayat DM. Kenyataan ini tidak menggambarkan faktor
risiko diabetes melitus sebagai salah satu faktor risiko pada
penderita PJK, padahal berdasarkan teori atau kepustakaan
(Price pada tahun 2006) bahwa pada penderita diabetes
melitus, pembentukan trombus akan meningkat
disebabkan karena adanya peningkatan agregasi trombosit
dan penurunan fibrinolisis.
PEMBAHASAN
 Riwayat keluarga menderita PJK

Mengenai distribusi faktor risiko PJK berdasarkan


riwayat keluarga menderita PJK, diperoleh hasil bahwa
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
penderita PJK yang memiliki riwayat keluarga
menderita PJK dengan penderita PJK yang tidak
memiliki riwayat keluarga menderita PJK. Hasil
tersebut berbeda dengan kepustakaan, yang
menyebutkan bahwa pasien dengan riwayat keluarga
penyakit jantung koroner mempunyai risiko lebih
besar menderita PJK.
Namun, jumlah penderita PJK yang tidak memiliki
keterangan anamnesis mengenai riwayat keluarga
menderita PJK sepuluh kali lebih banyak dibanding
penderita PJK yang memiliki atau tidak memiliki
riwayat keluarga PJK. Hal ini disebabkan masih
banyaknya rekam medik yang tidak memiliki
keterangan mengenai riwayat keluarga mengalami
PJK, sehingga angka kejadian PJK berdasarkan faktor
risiko riwayat keluarga mengalami PJK masih belum
bisa dibandingkan.
PEMBAHASAN
 Dislpidemia

Berdasarkan distribusi faktor risiko PJK berdasarkan


dislipidemia, diperoleh hasil bahwa penderita PJK
dengan dislipidemia tiga kali lebih banyak
dibandingkan penderita tanpa dislipidemia.
Kenyataan ini sesuai dengan kepustakaan yang
menyebutkan bahwa PJK memiliki korelasi positif
dengan asupan kolesterol / dislipidemia seseorang,
semakin tinggi kadar kolesterol seseorang, semakin
tinggi pula risiko menderita PJK maupun kematian
akibat penyakit jantung koroner.
PEMBAHASAN
 Obesitas

Mengenai distribusi faktor risiko PJK berdasarkan


obesitas, diperoleh hasil bahwa pasien PJK yang tidak
obesitas delapan kali lebih banyak dibandingkan
pasien yang obesitas. Hasil tersebut berbeda dengan
kepustakaan (Noer pada tahun 1996), yang
menyebutkan bahwa Risiko PJK akan jelas meningkat
bila berat badan mulai melebihi 20 % dari BB ideal.
Obesitas akan mengakibatkan terjadinya peningkatan
volume darah sekitar 10 - 20 %
PEMBAHASAN
 Jenis PJK

Distribusi faktor risiko PJK berdasarkan jenis PJK,


diperoleh hasil bahwa jenis PJK yang paling banyak
diderita adalah diagnosis STEMI yaitu empat kali lebih
banyak dibandingkan UAP ataupun NSTEMI
PEMBAHASAN
 Jumlah faktor risiko

Distribusi penderita PJK berdasarkan jumlah faktor


risiko diperoleh delapan puluh persen yang memiliki
3-5 faktor risiko. Hal ini sesuai dengan kepustakaan
dan studi farmingham yang menyatakan semakin
banyak faktor risiko PJK yang terdapat pada seseorang
maka akan semakin tinggi pula kemungkinan orang
tersebut menderita PJK
KESIMPULAN
Setelah melakukan penelitian mengenai faktor risiko
dari penderita PJK yang dirawat inap di CVCU RSWS
Makassar periode Januari – Juli 2008, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa penderita PJK yang dirawat
inap di CVCU RSWS Makassar periode Januari – Juli
2008 cenderung pada laki-laki, berumur antara 46-65
tahun, memiliki riwayat merokok, riwayat hipertensi,
dislipidemia dan memiliki 3-5 faktor risiko. STEMI
merupakan jenis diagnosis paling banyak ditemukan.
SARAN
 Edukasi kepada masyarakat berupa penyuluhan
tentang pentingnya pola hidup sehat bagi masyarakat
perlu dilakukan untuk mencegah dan mengurangi
angka morbiditas dan mortalitas penyakit termasuk
penyakit jantung koroner.
SARAN
 Masyarakat terutama bagi mereka penderita penyakit
jantung koroner disarankan untuk berkonsultasi
dengan dokter ahli jantung untuk mengetahui
perkembangan penyakitnya sedini mungkin sehingga
komplikasi lanjut yang menyebabkan kematian dapat
dicegah dan diharapakan perubahan menuju pola
hidup sehat dapat diterapkan oleh mereka.
SARAN
 Sebaiknya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai pola hidup masyarakat yang cenderung
memiliki kecenderungan menderita PJK dan
penelitian tentang angka kejadian dan kematian PJK
dengan memperhatikan jenis diagnosis dan tingkat
keparahan penyakit yang berpengaruh terhadap jenis
tindakan yang dilakukan serta prognosis.
SARAN
 Penulisan data dalam rekam medis pasien khususnya
penderita penyakit jantung koroner sebaiknya lebih
dilengkapi lagi termasuk anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan laboratorium oleh dokter sehingga
memudahkan penelitian mengenai PJK selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai