Pengobatan
Wahyu Utaminingrum
One step closer...to the patient
• pasien mungkin tidak hafal/ tidak tahu tentang nama obat yang
diminumnya tanyakan detail obatnya (warnanya, bentuknya, ukurannya)
HAMBATAN
KETRAMPILAN WAWANCARA PASIEN
LINGKUNGAN
• Setting
• Suhu ruangan
• Pencahayaan
• Ketenangan
• Kebersihan
• Jarak farmasis – pasien
• Privasi
• Posisi sejajar
KALIMAT PEMBUKA
• Sapaan farmasis harus “mengenal pasien”
• Perkenalan
• Penjelasan awal ttg aktivitas tsb (terutama pasien
baru)
JENIS PERTANYAAN
• Terbuka menuntun pasien memberikan
tanggapan naratif, informasi dgn perspektif pasien
• Tertutup informasi spesifik, pilihan jawaban
terbatas
VERIFIKASI INFORMASI PASIEN
• Memastikan bahwa pasien mengerti benar
• Teknik klarifikasi jika pasien memberikan
informasi meragukan
Cth : “Apakah ketika anda mengatakan bahwa obat itu
membuat anda sakit yang anda maksud adalah obat
itu menyebabkan anda sakit perut?”
• Refleksi pengulangan sebagian/seluruh
tanggapan pasien (cermin)
Cth : Yang anda sampaikan kepada saya adalah bahwa
bayi anda mengalami diare tiga kali sehari setelah
anda memberinya amoxicillin selama dua hari.”
• Teknik empati menempatkan diri berada di posisi
pasien
Cth : “Saya rasa saya akan berpindah ke dokter lain.
Dokter saya sekarang ini seringkali tampak terlalu
sibuk untuk berbicara kepada saya!” Tanggapan
empati dari farmasis dapat berupa “Hal itu pasti
membuat anda frustasi, ketika anda memiliki banyak
pertanyaan tentang penyakit jantung anda.
• Fasilitasi menyemangati pasien utk
berkomunikasi lebih banyak
Cth : “silahkan dilanjutkan”
• Ringkasan ulasan dari yang disampaikan pasien
bds pemahaman farmasis
POSTUR TUBUH
• Terbuka thdp pasien
• Santai
KONTAK MATA
EKSPRESI WAJAH
GERAK ISYARAT
PERNYATAAN PENUTUP
• Penting
• Memberi ringkasan singkat
Cth : “Apakah anda memiliki pertanyaan?” “Terima kasih untuk
waktu anda”
– penderita yang dirujuk
– penderita dengan gejala DRPs
– penderita dg gejala akut dan parah
– penderita dg riwayat ketidakpatuhan, respon
terapi yang tidak memadai, ADRs, dll
– penderita yang pernah menerima obat
dengan rentang terapi sempit
– penderita yang sebelumnya diopname
karena kesalahan pengobatan
– penderita dengan polifarmasi atau “multiple
disease state”
– penderita geriatrik/lanjut usia
– penderita pediatrik/anak-anak
– penderita psikiatris
Drug Therapy Monitoring
Rekomendasi terapi
Drug Related Problem
Tujuan:
Untuk memastikan bahwa pasien mendapat obat yang paling sesuai,
dalam bentuk dan dosis yang tepat, di mana waktu pemberian dan
lamanya terapi dapat dioptimalkan, dan DRP diminimalkan
Pharmaceutical care
Responsibilitas farmasis
Monitoring Identifikasi
pasien problem dan
prioritisasi
Rencana
terapetik
Kondisi pasien
Obat (jenis obat
Rekomendasi Terapi
Rencana Pemantauan
Apa saja yang harus dipantau ?
1. Efektivitas Terapi:
Vital sign: temp, nadi, RR + BP (sepsis)
Kondisi klinik: lemah, tanda peradangan
Parameter lab: leukosit
2. ADR:
A. Penicillin, cefalosporin: rash, anaphylaxis, urticaria, LFT
(Dicloxacillin)
B. Chloramphenicol: Hb, leukosit, thrombosit.
C. Quinolon: rash, gangguan GIT
D. Erythromycin: gangguan GIT, fungsi dengar
E. Aminoglikosida: fungsi ginjal, fungsi dengar
F. Anti TBC: LFT, mual
lanjutan