Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN PADA MATERNATAL

KELOMPOK 2
Pengelolaan neonatus dari ibu sakit TB
Kehamilan akan meningkatan risiko berkembangnya TB aktif pada wanita
yang sebelumnya terinfeksi, terutama pada trimester terakhir atau pada
periode awal pasca-natal.
• Kejadian TB pada ibu hamil meningkat secara bermakna, sejak awal
epidemi HIV.
• Sekitar 2% dari ibu hamil yang terinfeksi HIV didiagnosis dengan TB.
• Dan TB merupakan penyebab utama kematian ibu di daerah endemik TB
HIV
• Peningkatan risiko untuk bayi yang baru lahir dari ibu dengan TB dan TB/
HIV meliputi :

infeksi dan penyakit TB transmisi HIV dari ibu-


ke-bayi
lahir prematur dan
berat badan lahir
rendah
kematian peri-natal dan menjadi yatim piatu
neonatus
Pengelolaan TB pada kehamilan

• TB sering tidak terdiagnosis pada ibu sebelum neonatusnya dicurigai atau


terbukti TB.
• Manifestasi klinis TB pada kehamilan hampir sama bila dibandingkan
dengan wanita yang tidak hamil dengan bentuk paling umum yaitu TB
paru.
• TB diseminata terjadi pada 5-10% dari wanita hamil yang menderita TB,
dan ini adalah risiko utama untuk terjadinya perinatal TB.
• Semua wanita hamil di daerah endemik TB/HIV harus ditapis untuk gejala
TB.
• Sama pentingnya untuk wanita hamil yang diduga TB harus dites HIV.
• Ibu hamil yang terinfeksi HIV dengan TB diobati dengan ART sesuai
pedoman WHO.
• Ko-infeksi dengan TB merupakan indikasi tambahan untuk dimulai ART.
Waktu yang optimal untuk memberikan ART tergantung pada jumlah CD4,
toleransi terhadap pengobatan TB dan faktor klinis lainnya.
• Intervensi untuk mencegah penularan HIV dari ibu-ke-bayi disesuaikan
dengan pedoman WHO.
TB Neonatal

terjadi ketika neonatus tertular M tuberculosis


TB Kongenital saat dalam rahim melalui penyebaran hematogen
lewat vena umbilikal, atau saat persalinan melalui
aspirasi atau meminum cairan amnion atau
sekresi cervicovaginal yang terkontaminasi
M.tuberculosis. Gejala TB kongenital biasanya
muncul pada minggu pertama kehidupan dan
mortalitas TB kongenital tinggi.

TB Neonatal/ TB
Perinatal adalah ketika neonatus terinfeksi setelah
lahir dengan terpapar pada kasus TB BTA
(+), yaitu biasanya ibu atau kontak dekat
lain. Penularan pascanatal terjadi secara
droplet dengan patogenesis yang sama
seperti TB pada anak.
Lanjutan…
Gejala TB pada neonatus mulai muncul minggu ke 2-3 setelah kelahiran.

Gejala awal seperti letargi, sulit minum, berat badan lahir rendah dan
kesulitanpertambahan berat badan.
Tanda klinis lain meliputi distres pernapasan,pneumonia yang sulit
sembuh, hepatosplenomegali, limfadenopati, distensi abdomen dengan
asites, atau gambaran sepsis neonatal dengan TB diseminata.

Petunjuk yang paling utama dalam diagnosis TB pada neonatus yaitu


riwayat ibu terinfeksi TB atau HIV.

Poin utama pada riwayat ibu meliputi pneumonia yang sulit membaik,
kontak dengan kasus indeks TB , dan riwayat pengobatan TB dalam 1
tahun terakhir.
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada TB kongenital adalah
pemeriksaan M. tuberculosis melalui darah vena umbilikus dan plasenta.
Pada plasenta sebaiknya diperiksa gambaran histopatologis dengan
kemungkinan
Manajemen neonatus asimptomatik yang terpapar terhadap ibu
dengan TB

• Setelah kelahiran, neonatus yang lahir dari ibu dengan suspek atau
terbukti TB, harus dipastikan apakah sakit TB atau tidak.
• Imunisasi BCG sebaiknya tidak diberikan dahulu, sampai status TB
neonatus tersebut diketahui. Imunisasi BCG juga sebaiknya tidak
diberikan pada neonatus atau bayi yang sudah dikonfirmasi terinfeksi HIV.
• Jika neonatus tersebut tidak memiliki gejala (asimtomatik), dan ibunya
terbukti TB yang sensitif dengan OAT, maka neonatus diberikan terapi
pencegahan dengan isoniazid (10mg/kg) selama 6 bulan.
• Pada akhir bulan ke 6, bila bayi tetap asimptomatik, pengobatan dengan
INH distop dan dilakukan uji tuberkulin.
• Imunisasi BCG diberikan 2 minggu setelah terapi jika bayi tidak terinfeksi
HIV. Jika terinfeksi HIV, BCG tidak diberikan.
Tatalaksana neonatus dengan sakit TB

 Neonatus sakit TB harus dirawat di ruang perinatologi atau NICU di


fasilitas rujukan.
 Foto toraks dan pengambilan spesimen dari lokasi yang memungkinkan
harus diambil, untuk membuktikan diagnosis TB pada neonatus.
 Pemberian OAT harus dimulai pada bayi yang kita curigai TB sambil
menunggu konfirmasi bakteriologis karena TB berkembang dengan cepat
pada neonatus.
 Respon baik terhadap terapi dapat dilihat dari nafsu makan yang
meningkat, pertambahan berat badan dan perbaikan radiologis.
 OAT yang dikonsumsi ibu, hanya dieksresikan dalam jumlah kecil, dan
tidak terbukti dapat menginduksi resistensi obat.

Anda mungkin juga menyukai