Hati Infeksi
Hati Infeksi
Kelompok 3
ELLA IRMAYENI
EMNOVERICI
ERFINA DWI MEILANDARI
FAKHRIYAH AULIA
FATHULLAH DHYA MUTIARA
FIRDA FITRI
NAUFAL ABDINATA
Dosen :Ratna Sari dewi M,farm, Apt
PENDAHULUAN
Metabolisme
Biotransformasi
Detoksifikasi
Sintesis
Penyimpanan
Imunologi
Penyebab
Infeksi virus hepatitis dapat
ditularkan melalui selaput
mukosa, hubungan seksual atau
darah (parenteral)
Zat-zat toksik misalnya
alkohol dan obat-obatan
Genetika keturunan
misalnya hemochromatosis
Gangguan imunologis,
misalnya hepatitis autoimun,
Kanker, seperti yang timbul karna adanya
hepatocelluller perlawanan sistem pertahanan
Carsinoma dapat tubuh terhadap jaringan
disebabkan tubuhnya sendiri yang
senyawa berakibat peradangan kronis.
karsinogenik
Anatomi Hati Hati Normal Kanker hati
Penyakit Infeksi Hati
1. Hepatitis
2. Sirosis Hati
3. Kanker Hati
4. Kolestasis dan Jaundice
5. Perlemakan Hati
Istilah “Hepatitis“ dipakai untuk semua
jenis peradangan pada hati
Depkes, 2007
2. Kolestasis dan jaundice
• Kolestasis keadaan akibat kegagalan produksi dan/atau
pengeluaran empedu.
• Lamanya menderita kolestasis dapat menyebabkan :
- gagalnya penyerapan lemak dan vitamin
A, D, E, K o/ usus
- penumpukan asam empedu, bilirubin dan
kolesterol di hati.
• Adanya kelebihan bilirubin dalam sirkulasi darah dan
penumpukan pigmen empedu pd kulit, membran mukosa
dan bola mata (pada lapisan skeletal) disebut jaundice.
• Pemeriksaan Alkali fosfatase, Bilirubin Total dan Bilirubin
Direk.
• Pengobatan Ursodeoxycholic acid (8-10mg/kg BB) dlm 2-
3 dosis terbagi.
3. Perlemakan Hati
USG
DIAGNOSA
CT-Scan
EVALUASI MRI
RADIOGRAFIC
Scintigraphy
hati-Limpa
absorpsi distribusi
Dipiro, J.T., & Talbert, R.L., (2008), Pharmacoterapy a patophysiologic approach (7thEd)
Aktivitas yg berhubungan dengan
ekskresi enzim metabolisme obat dalam
hepatosit, dapat dihitung sebagai
klirens intrinsik (Clint) dalam literatur.
Peran metabolik tergantung Klirens hepatik (CLH), atau eliminasi
pada tiga faktor : aktivitas obat, terkait dengan tiga faktor
enzim metabolisme, derajat penentu fisiologis dengan hubungan
ikatan protein dalam darah, matematis berikut :
dan aliran darah ke hati.
Dipiro, J.T., & Talbert, R.L., (2008), Pharmacoterapy a patophysiologic approach (7thEd)
eliminasi
Dipiro, J.T., & Talbert, R.L., (2008), Pharmacoterapy a patophysiologic approach (7thEd)
TERAPI
PASIEN
PENYAKIT
GANGGUAN HATI
• Terapi tanpa obat
• Terapi dg obat
• Terapi dg vaksinasi
• Terapi transplantasi hati
21
Depkes, 2007
Terapi tanpa obat
• Akumulasi obat;
• Kegagalan membentuk metabolit aktif/inaktif;
• Peningkatan BA oral;
• Efek lain yg terkait ikatan protein dan fungsi
ginjal
Prinsip Penggunaan Obat pd Penderita Gangguan Hati
yang Berat
1. Lidokain
2. Procainamide
3. Quinidine
4. Phenytoin
5. Carbamazepine
6. Valproic acid
7. Phenobarbital
8. Ethosuximide
9. Cyclosporine
10. Tacrolimus
11. Theophyline
12. Diazepam
13. Isoniazid
Obat2an dg indeks terapi sempit yg >60% dieliminasikan
pd hati (FDA, 1988):
• Aminophylline • Isoproterenol
• Carbamazepine • Levoxyine
• Clindamycin • Prazosin
• Clonidine • Procainamide
• Valproic Acid • Phenytoin
• Warfarin sodium • Minoxidil
• Theophylline • Oxytriphylline
• Guanethidine
• Quinidine gluconate
Obat yg menginduksi kerusakan hati:
-Nama : Tn. S
-Jenis Kelamin : Laki-laki
-Usia : 37 Tahun
-Tinggi Badan :160 cm
-berat badan 63 kg
• Riwayat Keluhan
-Perut semakin besar dan sakit semenjak 2 bulan
-Mengalami pembengkakan pada kaki
-Mengalami sesak nafas dikarenakan perut
membesar
-Belum BAB selama 3 hari terakhir
-Urin menjadi sedikit dan berwarna seperti the
• Riwayat Sosial
-Konsumsi minum beralkohol selama 20 tahun,
setengah sampai 1 botol perhari
OBJEKTIF
• NON- FARMAKOLOGI
-Mengubah pola hidup
-Edukasi terhadap penyakit yang diderita pasien
• FARMAKOLOGI
-pemberien diet hati III 1700 kcal
-antibiotik golongan sefalosporin,Ceftriaxone 2x1
gr/1x2gr melalui injeksi selama 3-10 hari melalui
injeksi, diduga infeksi Spontaneous Bacterial Peritonitis
-diuretik dengan kombinasi loop diuretik dan antagonis
aldosteron,
-infus albumin
• pemberian antagonis aldosteron dengan dosis
awal 100 mg/hari yang dinaikkan dosisnya
sebanyak 100 mg setiap 7 hari hingga dosis
maksimum 400 mg/hari jika tidak terdapat
perbaikan.
• Jika terjadi komplikasi hiperkalemia dapat
diberikan furosemide dengan dosis awal 40
mg/hari dan ditingkatkan hingga 160 mg/hari
hingga terdapat respon, yaitu penurunan berat
badan >2kg/minggu
End
Many Thanks