Anda di halaman 1dari 56

GANGGUAN DEPRESI BERAT

Nadya Regina Permata


Definisi Gangguan Afektif
Definisi Gangguan Afektif

Gangguan suasana perasaan ialah perubahan suasana perasaan (


mood ) atau afek, biasanya ke arah depresi ( dengan atau tanpa
ansietas yang menyertainya ), atau ke arah elasi ( suasana
perasaan yang meningkat ).

Merupakan gangguan pada afeksi (emosi) atau mood (suasana hati) seseorang. Dan
penderita dapat mengalami depresi atau manik (kegirangan yang tidak wajar) atau
dapat bergantian antara manik dan depresif (Atkinson dkk, 1992).
Episode
Manik

Gangguan
Afektif

Episode Episode
Depresif Bipolar
F.30 Episode Manik
Status mental abnormal yang ditandai dengan euforia, disinhibisi sosial, aliran
pikiran yang cepat, susah tidur, berbicara terus menerus, mudah mengambil risiko,
dan bersifat iritabilitas.

F.31 Gangguan Bipolar


Proses patofisiologi dari gangguan yang diduga sangat dipengaruhi oleh kontitusi
genetik ini belum dimengerti sepenuhnya, sehingga membatasi dalam
pengembangan terapi. Gangguan bipolar seringkali salah didiagnosis sebagai
skizofrenia atau gangguan kepribadian. Karena itu pasien harus diperiksa secara
menyeluruh dan diagnosis harus dibuat berdasarkan hasil temuan terkini.

F.32 Episode Depresi


Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan
alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola
tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus
asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri
Klasifikasi
Gejala A :
• Perasaan depresif
• Kehilangan minat dan kesenangan
• Mudah menjadi lelah

Gejala B :
• Konsentrasi dan perhatian berkurang
• Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
• Rasa bersalah dan tak berguna
• Masa depan suram dan pesimis
• Gagasan atau perbuatan membahayakan diri
• Tidur terganggu
• Nafsu makan berkurang
Episode Depresif Ringan
• Sekurang-kurangnya dua gejala A
• Paling sedikit 2 dari gejala B
• Telah berlangsung paling sedikit 2 minggu
• Tidak boleh ada gejala yang berat
• Masih dapat meneruskan pekerjaan dan
kegiatan sosial.
Episode Depresif Sedang
– Paling sedikit dua dari gejala A
– Paling sedikit tiga dari gejala B
– Paling sedikit dua minggu
– Mengalami kesulitan dalam pekerjaan dan
kegiatan sosial
Episode Depresif Berat Tanpa Gejala
Psikotik
– Tiga dari gejala A
– Paling sedikit empat dari gejala B dan
intensitas berat.
– Paling sedikit telah berlangsung dua minggu
atau gejala amat berat dan onset sangat
cepat.
– Tidak mungkin melakukan pekerjaan dan
kegiatan sosial.
Episode Depresif Berat dengan Gejala
Psikotik
• Sama seperti ad. 3 disertai dengan waham atau
halusinasi, atau stupor depresif.
Epidemiologi
• Gangguan depresi berat adalah suatu gangguan yang
sering terjadi, dengan prevalensi seumur hidup kira-kira
15 % dan kemungkinan sekitar 25 % terjadi pada wanita.
• Beberapa penelitian menunjukkan bahwa depresi mayor
lebih sering diderita perempuan dibanding laki-laki
dengan rasio 2:1.
• Prevalensi selama kehidupan pada perempuan 10%-25%
dan pada laki-laki 5%-12%. Walaupun depresi lebih
sering terjadi pada perempuan, kejadian bunuh diri lebih
sering terjadi pada laki-laki terutama usia muda dan tua.
Gender Differences in The
Prevalence of Depression
Age Differences in The
Prevalence of Depression
Etiologi
Etiologi Depresi
Faktor Biologis

1. Disregulasi pada amin biogenik


– Norepinefrin
• Penurunan regulasi atau penurunan
sensitivitas dari reseptor a2 adrenergik
• Penurunan respon terhadap antidepresan
– Serotonin
• Kadar serotonin yang rendah di LCS
• Konsentrasi rendah dari uptake serotonin
pada platelet
• Dibuktikan denagan penggunan obat-obatan
yang bersifat serotonergik  memperbaiki
gejala
2. Neuroendokrin
Berkaitan dengan pengaturan emosi di hipotalamus,
kelenjar pituitari dan korteks adrenal yang bekerja
sama dalam feedback biologis yang juga berkoneksi
dengan sistem limbik dan korteks serebri.

3. Abnormalitas Otak
• Berdasarkan studi neuroimaging, telah ditemukan
abnormalitas pada 4 area otak pada individu dgn
ggn. Mood:
– Korteks prefrontal
– Hipokampus
– Korteks cingluate anterior
– Amygdala
• Berupa reduksi dari aktivitas metabolik dan
reduksi volume dari gray matter
Faktor Resiko
Faktor Resiko Depresi
1. Jenis Kelamin
– Wanita > pria
– Berhubungan dengan kadar hormonal

2. Umur
– Umumnya banyak pada masa dewasa muda
– Rata-rata pada pertengahan usia 20.

3. Faktor Sosial-Ekonomi
– Sebenarnya tidak ada hubungan spesifik
tapi telah ditemukan bahwa gangguan
mood lebih tinggi ditemukan pada
kelompok sosial ekonomi yang rendah
Patofisiologi
PATOFISIOLOGI DEPRESI
• Teori Klasik
“menurunnya neurotransmisi akibat kekurangan
neurotransmitter di celah sinaps”

Teori Terbaru
• The Biogenic Amine Hypothesis
• The Reseptor Sensitivity Hypothesis
• The Permissive Hypothesis
The Biogenic Amine Hypothesis

Menyatakan bahwa depresi disebabkan


karena kekurangan (defisiensi) senyawa
monoamina, terutama: norepinefrin dan
serotonin
The Permissive Hypothesis
• Kontrol emosi diperoleh dari
keseimbangan antara serotonin dan
norepinefrin.
• Serotonin memiliki fungsi regulasi
terhadap norepinefrin.
• Norepinefrin = Depresi
• Norepinefrin = Manik
PATOFISIOLOGI BERDASARKAN
MANIFESTASI SKENARIO
Faktor fisik Etiologi Faktor psikologis

Genetik Usia
Stress Kepribadian

Terdapat Bertambah Usia


keluarga yg tua usia produktif Tekanan
dari Kepribadian Kepribadian
depresi dependen
masalah yg disasosiasi
Penurunan Banyak
Gen menurun produksi dihadapi
pada pikiran
estrogen
keturunannya Pasangan
Maladaptiv
Sistem hidup telah
terhadap
dopaminergik tiada
terganggu stres

Tempat
Dopamin bergantung
menurun tidak ada

Stres yg tidak dapat


dihadapi

Depresi
Depresi

Kognitif

Afektif
Sulit memfokuskan sesuatu

Merasa tertekan
Kebingungan Sulit menerima
informasi
Kehilangan
semangat dan Sulit
murung memutuskan
tindakan

Kehilangan Pesimis
Keputusasaan Ansietas minat &
motivasi Kurang
percaya diri
Mengabaikan diri
Menyendiri Menarik diri
sendiri
Merasa
bersalah

Hendaya
Ada pikiran
Percobaan
mencederai diri
bunuh diri
sendiri
Diagnosis
STATUS PSIKIATRI
DATA PRIBADI
Nama : ………………………………………………………………..
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 40 tahun
Agama : ………………………………………………………………..
Pendidikan : ………………………………………………………………..
Suku / Warganegara : ………………………………………………………………..
Alamat : ………………………………………………………………..
Status perkawinan : sudah menikah (Istri sudah meninggal 2mg yang
lalu)
Pekerjaan : ………………………………………………………………..
Tanggal pemeriksaan : ………………………………………………………………..
No. CM : ………………………………………………………………..
Diperiksa oleh : ………………………………………………………………..
Riwayat Psikiatri
Riwayat psikiatri diperoleh dari hasil autoanamnesa dan alloanamnesa

Alloanamnesis diperoleh dari : (tanggal/bulan/tahun)


1 2 3
Nama
Alamat
Pekerjaan
Pendidikan
Umur
Agama
Hubungan
Lama Kenal
Sifat
Perkenalan
Sebab/Keluhan Utama dibawa ke
Rumah Sakit
(berbentuk narasi)
• Pasien dibawa ke Poli…. oleh……..
karena………….

• Pasien dibawa ke Poli Kejiwaan oleh


keluarganya karena baru meminum baygon.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Onset : 1 bulan
• Stessor : Istri meninggal 2 bulan yang lalu
karena kecelakaan . (aksis IV)
• Hendaya : + ( jarang makan dan malas bekerja)
• Kronologis : Berubah menjadi pemurung,
memiliki rasa ingin mati, suka menangis
sendiri (aksis V)
• Riwayat pengobatan
Riwayat Penyakit Dahulu
• Gangguan Psikiatri
• Gangguan Medis Umum : (aksis III)
• Pengguna obat – obatan dan NAPZA
Riwayat Kehidupan Pribadi
• Riwayat perkembangan fisik
• Riwayat perkembangan kepribadian : (aksis II)
1. Masa anak-anak
2. Masa remaja
3. Masa dewasa
• Riwayat pendidikan
• Riwayat pekerjaan (menjadi pemalas)
• Kehidupan beragama
• Riwayat kehidupan seksual dan perkawinan :
(baru saja menduda karena ditinggal istri)
Riwayat Kehidupan Pribadi
• Riwayat Militer
• Riwayat Pelanggaran Hukum
• Riwayat Sosial
• Situasi Hidup Sekarang
• Riwayat Psikoseksual
• Riwayat Keluarga: Kakak penderita pernah
sakit seperti ini namun sudah meninggal
• Mimpi, Fantasi, dan Nilai - nilai
B. Pemeriksaan Status Mental
Deskripsi Umum: Mood dan Hidup Emosi:
• Penampilan • Mood
• Perilaku dan aktivitas • Hidup Emosi (HE)
psikomotor yang nyata • Kesesuaian (HE)
: Pendiam dan sangat
tertutup
• Sikap terhadap
pemeriksa
Pembicaraan: Sensorium dan Kognisi:
Persepsi: • Kesadaran
• Ilusi • Orientasi
• Halusinasi: Negatif • Daya ingat
• Pikiran: • Konsentrasi dan
• Proses pikir (bentuk perhatian : Mengalami
pemikiran Retardasi
• Isi pikir: waham negatif
• Membaca dan menulis
• Kemampuan visuopasial
• Pikiran abstrak
Tilikan
Daya Nilai: 1. Penyangkalan Total
Tilikan: 2. Ambivalensi
• Derajad 1 3. Menyalahkan Faktor lain
• Derajad 2 4. Mengetahui Kesalahan
• Derajad 3 tapi tidak mengetahui
• Derajad 4 penyebab
• Derajad 5 5. Mengetahui dan dibantu
tapi tidak diaplikasikan
• Derajad 6 di kehidupan nyata
Realiabilitas: 6. Sehat
Evaluasi Multiaksial
• Aksis I  terdiri dari gangguan klinis dan kondisi lain yang
menjadi fokus perhatian klinis
• Aksis II  terdiri dari gangguan kepribadian dan retardasi
mental
• Aksis III  mencatat adanya gangguan fisik atau kondisi
medis umum lain yang muncul selain gangguan mental
• Aksis IV  digunakan untuk mengkode masalah psikososial
dan lingkungan yang secara signifikan berperan dalam
timbulnya atau eksaserbasi gangguan saat ini
• Aksis V  pengkajian fungsi secara umum (GAF) yang
digunakan untuk menilai tingkat kemampuan pasien berfungsi
secara keseluruhan selama waktu tertentu
Skala Penilaian GAF
Skala
Kemampuan berfungsi superior dalam berbagai aktivitas,
91 - masalah dalam hidup tampaknya selalu dapat diatasi,
100 disegani sesame karena memiliki banyak kualitas positif.
Tanpa gejala
Tidak ada atau ada gejala minimal, berfungsi baik di semua
81 – area, tertarik dan terlibat dalam berbagai aktivitas, elektif
90 secara social, secara umum puas dengan kehidupannya,
hnaya memiliki keprihatinan atay masalah sehari-hari

Bila tapak gejala, hanya bersifat sementara dan


71 – merupakan reaksi yang diharapkan terhadap stressor
80 psikososial, tidak lebih dari hendaya kecil dalan fungsi
social, pekerjaan, atau bersekolah
Beberapa gejala ringan, ATAU beberapa kesulitan dalam
61 – fungsi social, pekerjaan, atau bersekolah, namun secara
70 umum dapat berfungsi cukup baik, memiliki sejumlah
hubungan intrapersonal yang berarti
51 – Gejala sedang ATAU kesulitan sedang dalam fungsi social,
60 pekerjaan, atau bersekolah
Skala
Gejala serius ATAU adanya gangguan serius dalam fungsi social,
41 –
pekerjaan, atau bersekolah
50

Beberapa gangguan dalam uji realitas atau komunikasi ATAU


31 – gangguan mayor dalam beberapa area seperti pekerjaan, atau
40 sekolah atau hubungan keluarga, daya nilai, berpikir, atau mood

Perilaku sangat dipengaruhi oleh waham dan halusinasi ATAU


21 – gangguan serius dalam komunikasi dan daya nilai ATAU
30 ketidakmampuan untuk berfungsi pada hampir semua area

Sedikit berbahaya menyakiti diri sendiri atau orang lain ATAU


11 –
sering gagal menjaga hygiene pribadi minimal ATAU gangguan
20
berat dalam komunikasi
Bahaya persisten untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain
ATAU ketidakmampuan untuk menjaga hygiene pribadi minimal
1 – 10 secara persisten ATAU tindakan bunuh diri yang serius dengan
harapan yang jelas akan kematian

0 Informasi tidak adekuat


1. Aksis I : F 32.2. Episode Depresif berat tanpa
gangguan psikiatrik
2. Aksis II : Z 03.2. Tidak ada diagnosis
3. Aksis III : tidak ada diagnosis
4. Aksis IV : Istri meninggal kecelakaan
5. Aksis V : GAF 20
Terapi
Tujuan Terapi
1. Keselamatan pasien terjamin
2. Kelengkapan evaluasi diagnostik pasien harus
dilaksanakan
3. Rencana terapi bukan hanya untuk gejala tapi
kesehatan jiwa pasien kedepannya harus
diperhatikan.
Terapi Non-Farmakoterapi
RAWAT INAP TERAPI KELUARGA
Indikasi:
• Jarang sebagai terapi primer
• Kebutuhan prosedur
diagnostik • Bermanfaat utk mengurangi
• Risiko bunuh diri dan stres dan kekambuhan
melakukan pembunuhan. INDIKASI:
• ↓kemampuan perawatan diri
dan pelindungan. • Untuk gangguan yang
• Riwayat gejala berulang. membahayakan perkawinan
• Gejala klinis: ↓ BB, perbaikan pasien
minimal pada insomnia • Gangguan dapat ditangani
• Tiap perubahan gejala yg oleh keluarga.
kurang baik pd pasien
PSIKOTERAPI Terapi Alternatif
• Terapi pengembangan yang ECT (Electro Convulsive Therapy)
digunakan untuk • Terapi dengan mengalirkan
menghilangkan atau arus listrik ke otak (Depkes,
2007
mengurangi keluhan –
INDIKASI:
keluhan serta mencegah
• Tidak berespon terhadap
kambuhnya gangguan pola farmakoterapi dengan dosis
perilaku maladatif (Depkes, adekuat
2007). • Tidak dpt mentoleransi
• Psikoterapi merupakan farmakoterapi
terapi pilihan utama utuk • Tampilan klinis yang sangat
pasien dengan menderita berat yang memperlihatkan
perbaikan sangat cepat
depresi ringan atau sedang dengan ECT.
Farmakoterapi
Antidepresan
• Obat anti-depresi TRISIKLIK / TRICYCLIC
ANTIDEPRESSANTS (TCA) ;-
amitriptyline,imipramine,clomipramine,tianeptin
• Obat anti-depresi TETRASIKLIK ;-
maprotiline,mianserin,amoxapine
• Obat anti-depresi MAOI reversible / Reversible
Inhibitor of Monoamine Oxydase – A ( RIMA) ;-
moclobemide
• Obat anti –depresi SSRI (Selective Serotonin
Reuptake Inhibitors);-
sertaline .paroxetine,fluvoamine
,fluoxetine,duloxetine,citalopram
• Obat anti-depresi Atypical ;-
trazadone,mirtazapine,venlafaxine
• Pada pemberian antidepressant ,efek antidepresan
optimal dalam 3-4 minggu
• Timbulnya efek samping,menunjukkan obat bekerja
• Efek Samping SSRI – gelisah,mual,muntah
• Efek Samping lain – hipotensi,penurunan
libido,disfungsi ereksi,anorgasmia
Obat trisiklik dan MAOI – gejala yang membaik dimulai
dari perbaikan tidur,selera makan,perasaan kurang
energi,terakhir perasaan depresi
Durasi Pengobatan Terapi Profilaksis
• Terapi antidepresan • Tujuan: ↓jumlah &
dipertahankan minimal 6 keparahan rekurens
bulan atau sesuai lama • Lama pemberian: 5 tahun
pengobatan sebelumnya Indikasi:
• Terapi stop  dosis - ep.depresi kurang 2 ½ thn
diturunkan bertahap di atas - Tahap keseriusan episode
1 atau 2 minggu. depresi sebelumnya
- Pikiran bunuh diri / ketidak
mampuan fungsi psikososial
- Ep.depresi ≥ 2x dlm 5 thn
- Onset usia ≥ 50 thn
- Riwayat sulit diterapi
ECT (Elctroconvulsive theraphy)
Indikasi
1. Obat tidak berhasil.
2. Kondisi pasien menuntut remisi segera
(bunuh diri yang akut)
3. Pada beberapa depresi psikotik
4. Pada beberapa pasien tua yang tidak dapat
mentoleransi obat (penyakit jantung)
EDUKASI

1. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga


2. Memahami masalah yang dihadapi
3. Menetapkan tujuan yang realistis
4. Brinteraksi dengan orang lain
5. Meminta bantuan kepada teman dan keluarga

Anda mungkin juga menyukai