Anda di halaman 1dari 34

ASKEP GANGGUAN ENDOKRIN:

HIPERPARATIROID, HIPOPARATIROID,
DIABETES MELITUS

Ns. Ni Kadek Ayu Suarningsih, S.Kep


Review
• Suatu sistem yg melibatkan hormon dan
sistem sirkulasi dalam tugasnya.

KELENJAR
ENDOKRIN
HORMON SIRKULASI

TARGET ORGAN
Review
Sistem endokrin sistem saraf pusat

Respon terhadap stress dan cedera


Pertumbuhan dan perkembangan
Reproduksi
Homeostasis ion
Metabolisme energi
Disfungsi

Mempengaruhi sistem tubuh yang lain bekerja tidak secara fungsional


↑ Hiperparatiroidisme
Kelenjar Hormon Kerja hormon ↓ Hipoparatiroidisme

Parathyiroid PTH Mengatur distribusi dan


metabolisme kalsium dan
fospor

Pankreas
Sel Alpha Glukagon Merangsang glikogen mjd ?????
Sel Betha glukosa
Insulin Merangsang glukosa mjd
glikogen
HIPERPARATIROIDISME
kelainan hormonal dimana hormon yang mengatur
metabolisme kalsium dihasilkan dalam jumlah berlebih

Ekskresi Ca ↑ Hiperkalsemia
PATOFISIOLOGI
PARATHORMON

Tulang Tubulus Ginjal

akt. Osteoklast reabsorbsi kalsium oleh tub. distal


akt.osteoblast reabsorbsi fosfat oleh tub. Proximal

Peningkatan kadar kalsium dan penurunan kadar fosfat


plasma
Klasifikasi Hiperparatiroidisme
Primer
• mempunyai konsentrasi serum hormon paratiroid yang tinggi.
Kebanyakan juga mempunyai konsentrasi serum kalsium yang
tinggi, dan bahkan juga konsentrasi serum ion kalsium yang
juga tinggi

Sekunder
• rangsangan produksi yang tidak normal. Penyebab Secara
khusus berkaitan dengan GGA, umumnya: def vit D
Tersier
• perkembangan hipersekresi hormon paratiroid karena
hiperkalsemia.
• Kebanyakan manisfestasi dari
hiperparatiroid ASIMTOMATIk
• Membutuhkan riwayat pengkajian yang
lengkap

• Manifestasi utama dari hiperparatiroidisme


terutama pada ginjal dan tulang.
Efek dari hiperkalsemia

• Batu ginjal biasanya terdiri dari kalsium oksalat


atau kalsium fosfat
Ginjal • Nefrolitiasis
• GGA, Obstruksi Saluran urinarius

• osteitis fibrosa cystica.


Muskuloskeletal • paroxysmal muscular weakness
• atrofi otot, Nyeri persendian

• Mual, Anoreksia, muntah, Ulkus


Gastrointestinal peptikum, pankreatitis, nausea,
vomiting, reflux,
Efek dari hiperkalsemia
• Perubahan mental, penurunan
SSP daya ingat, emosional tidak stabil,
depresi, gangguan tidur, koma.

• Takikardi
Kardiovaskular • Aritmia jantung, hipertensi

• Nyeri pada kulit


Kulit • Terbentuk nodul

• Konjunctivitis,
Mata • keratopathy
ASKEP Hiperparatiroidisme
• Pengkajian
– Riwayat kesehatan klien.
– Riwayat penyakit dalam keluarga.
– Keluhan utama, antara lain :
• Sakit kepala, kelemahan, lethargi dan kelelahan otot
• Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, anorexia,
konstipasi, dan nyeri lambung yang akan disertai
penurunan berat badan
• Depresi
• Nyeri tulang dan sendi.
Pengkajian (2)
• Riwayat trauma/fraktur tulang.
• Riwayat radiasi daerah leher dan kepala.
• Pemeriksaan fisik yang mencakup :
– Observasi dan palpasi adanya deformitas tulang.
– Amati warna kulit, apakah tampak pucat.
– Perubahan tingkat kesadaran.
• Bila kadar kalsium tetap tinggi, maka akan tampak
tanda psikosis organik seperti bingung bahkan koma
dan bila tidak ditangani kematian akan mengancam.
Pengkajian (3)
• Pemeriksaan diagnostik, termasuk :
– Pemeriksaan laboratorium :
• dilakukan untuk menentukan kadar kalsium dalam plasma
yang merupakan pemeriksaan terpenting dalam
menegakkan kondisi hiperparatiroidisme.
• Hasil pemeriksaan laboratorium pada hiperparatiroidisme
primer akan ditemukan peningkatan kadar kalsium
serum; kadar serum posfat anorganik menurun
sementara kadar kalsium dan posfat urine meningkat.
– Pemeriksaan radiologi, akan tampak penipisan tulang
dan terbentuk kista dan trabekula pada tulang.
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan otot
3. Gangguan eliminasi urine b/d penyebab multiple
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d faktor biologis
5. Risiko Cidera
6. Mual
7. Konstipasi
8. Hambatan mobilitas fisik
9. Kekurangan Volume cairan
Pencegahan
 Minum banyak cairan, khususnya air putih.
 Latihan. Ini salah satu cara terbaik untuk membentuk tulang
kuatan dan memperlambat perapuhan tulang.
 Penuhi kebutuhan vitamin D. sebelum berusia 50 tahun,
rekomendasi minimal vitamin D yang harus dipenuhi setiap hari
adalah 200 International Units (IU). Setelah berusisa lebih dari
50 tahun, asupan vitamin D harus lebih tinggi, sekitar 400-800 IU
perhari.
 Jangan merokok. Merokok dapat meningkatkan perapuhan
tulang seiring meningkatnya masalah kesehatan, termasuk
kanker.
 Waspada terhadap kondisi yang dapat meningkatkan kadar
kalsium.
HIPOPARATIROIDISME
Suatu kondisi dimana tubuh tidak mampu membuat hormon
paratiroid atau parathyroid hormon (PTH) dalam jumlah
yang cukup

Penyebab:

- Luka pada kelenjar-kelenjar paratiroid

- Penyakit Autoimun dari lahir


Manifestasi klinis
Gejala-gejala utama adalah reaksi-reaksi neuromuscular
yang berlebihan yang disebabkan oleh kalsium serum yang
sangat rendah
70 %

Tetani Tetanic aequivalent


• spasmus corpopedal * • Konvulsi-konvulsi yang tonis
atau klonis
• Stridor laryngeal (spasme ) yang
• Juga sering didapatkan bisa menyebabkan kematian
articulatio cubitti dalam • Parestesia
keadaan fleksi dan tungkai • Disfagia dan disartria
bawah dan kaki dalam • Kelumpuhan otot-otot
keadaan ekstensi. • Aritmia jantung
Pemeriksaan Fisik Hipoparatiroid
Kardiovaskuler : hipotensi, Nadi lemah atau menurun, disritmia

Gastrointestin : diare, kontraksi usus ↗ nyeri abdomen, distensi


abdomen (ileus paralitik), mual/muntah. disfagia

Neuromuskuler : Parastesia, kesemutan pada jari dan ibu jari, keram otot,
Ansietas, kacau mental, peka rangsang, depresi, tetani, kejang tonik/klonik

Respirasi : Pernapasan dangkal, Spasme otot laringeal, wheezing

Rambut : tumbuhnya bisa jarang dan lekas putih. Kulit : kering dan
permukaan kasar, mungkin terdapat pula vesikula dan bulla. Kuku : tipis dan
kadang-kadang ada deformitas.
Pemeriksaan Reflek Patologis
1) Erb’s sign:
stimulasi listrik kurang dari 5 miliamper kontraksi dari otot
(normal pada 6 milli-ampere)
2) Chvostek’s sign:
Ketokan ringan pada nervus fasialis menyebabkan kontraksi
dari otot-otot muka (kedutan pada mulut, hidung dan mata)
3) Trousseau’s sign:
sirkulasi darah dilengan ditahan dengan manset (lebih dari
tekanan sistolik) maka dalam 3 Menit tangan  spasme
carpopedal

4) Peroneal sign:
Dengan mengetok bagian lateral fibula di bawah kepalanya akan
terjadi dorsofleksi dan adduksi dari kaki
Diagnosa Keperawatan
1. Risiko Cidera
2. Intoleransi aktivitas
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang
4. Risiko Cidera
5. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
6. Gangguan citra Tubuh
7. Gangguan rasa nyaman
DIABETES MELITUS

suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang


disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut
maupun relatif
Penyebab
Diabetes mellitus tipe I :
Faktor genetik : cenderung diturunkan atau
diwariskan, bukan ditularkan.
Faktor-faktor imunologi : Adanya respons
otoimun terhadap sel-sel beta
Faktor lingkungan : Virus atau toksin
tertentu dapat memicu proses otoimun
yang menimbulkan destruksi sel beta.
Penyebab
Diabetes Melitus Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui.
Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi
insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65
th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga

Diabetes Gestasional
Hiperglikemia terjadi selama kehamilan akibat sekresi hormon-
hormon plasenta.
Setelah melahirkan bayi, kadar glukosa darah akan kembali normal.
Komplikasi
Jangka pendek:
1. Hipoglikemia
2. Ketoasidosis diabetik
3. Sindrom hiperglikemik hiperosmolar nonketotik

Jangka panjang
1. Retinopati diabetik,
2. Nefropati
3. Neuropati :
- polineuropati sensori(neuropati perifer)
- neuropati cranial
- neuropati otonom
Gejala Klinis

Poliuri (banyak kencing)


Polidipsi (banyak minum)
Polipagi (banyak makan)
Berat badan menurun, lemas, lekas
lelah, tenaga kurang
Mata kabur
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnosis
Pemeriksaan mikroalbumin
Mendeteksi komplikasi pada ginjal dan
kardiovaskular
Pemeriksaan HbA1C atau pemeriksaan A1C
Dapat Memperkirakan Risiko Komplikasi
Akibat DM
Untuk menilai kadar
Kriteria Diagnosis gula darah puasa
Kadar glukosa darah sewaktu: selama 8- 10 jam
Plasma vena : >200 Nilai normal :
Dewasa : 70-110 mg/dl
Darah kapiler : >200 Anak-anak : 60-100 mg/dl
Bayi : 50-80 mg/dl
Kadar glukosa darah puasa:
Plasma vena : >126
Darah kapiler : >110
Terapi
Pengendalian berat badan, olah raga dan
diet
Obat hipoglikemik oral
Terapi sulih insulin
Diagnosa Keperawatan

1. Risiko Ketidakstabilan kadar gula darah


2. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik
keluarga
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Kekurangan volume cairan
5. Inteloransi Aktivitas
6. Ketidakefektifan Pola napas
7. Keletihan
8. Gangguan Eliminasi urine
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai