Anda di halaman 1dari 68

GANGGUAN MENTAL ORGANIK

INTAN RAHMI NASYA


1361050096
1 JULI 2016
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Definisi dan klasifikasi gangguan mental
organik
2. Etiologi dan faktor resiko
3. Manifestasi klinis
4. Diagnosis
5. Tatalaksana
6. Komplikasi dan prognosis
DEFINISI & KLASIFIKASI GANGGUAN
MENTAL ORGANIK
Definisi

Gangguan mental yang berkaitan dengan


penyakit atau gangguan sistemik atau otak yang
dapat didiagnosis tersendiri
Termasuk gangguan mental simtomatik, dimana
pengaruh terhadap otak merupakan akibat
sekunder dari penyakit atau gangguan sistemik di
luar otak (ekstra serebral)

Maslim,Rusdi. 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ – III
dan DSM 5. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK – Unika Atmajaya
Gambaran utama

1. Gangguan fungsi kognitif, misalnya, daya ingat


(memory), daya pikir (intellect), daya belajar
(learning)
2. Gangguan sensorium, misalnya, gangguan
kesadaran (consciousness), dan perhatian
(attention)
3. Sindrom dengan manifestasi yang menonjol
dalam bidang :
- persepsi
- isi pikiran
- suasana perasaan dan emosi
Klasifikasi
1. F00 DEMENSIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER
- F00.0 Demensia pada penyakit Alzheimer onset dini
- F00.1 Demensia pada penyakit Alzheimer onset lambat
- F00.2 Demensia pada penyakit Alzheimer, tipe tak khas
atau tipe campuran
- F00.9 Demensia pada penyakit Alzheimer YTT
2. F01 DEMENSIA VASKULAR
- F01.0 Demensia vaskular onset akut
- F01.1 Demensia multi-infark
- F01.2 Demensia vaskular subkortikal
- F01.3 Demensia vaskular campuran kortikal dan
subkortikal
- F01.8 Demensia vascular lainnya
- F01.9 Demensia vascular YTT
Klasifikasi
3. F02 DEMENSIA PADA PENYAKIT LAIN YDK
- F02.0 Demensia pada penyakit Pick
- F02.1 Demensia pada penyakit Creutzfeld-Jakob
- F02.2 Demensia pada penyakit Huntington
- F02.3 Demensia pada penyakit Parkinson
- F02.4 Demensia pada penyakit HIV
- F02.8 Demensia pada penyakit YDT YDK
4. F03 DEMENSIA YTT
5. F04 SINDROM AMNESIK ORGANIK BUKAN AKIBAT ALKOHOL DAN ZAT
PSIKOAKTIF LAINNYA
6. F05 DELIRIUM BUKAN AKIBAT ALKOHOL DAN ZAT PSIKOAKTIF
LAINNYA
- F05.0 Delirium tak bertumpang tindih dengan demensia
- F05.1 Delirium bertumpang tindih dengan demensia
- F05.8 Delirium lainnya
- F05.9 Delirium YTT
7. F06 GANGGUAN MENTAL LAINNYA AKIBAT KERUSAKAN DAN
DISFUNGSI OTAK DAN PENYAKIT FISIK
- F06.0 Halusinosis organik
- F06.1 Gangguan katatonik organik
- F06.2 Gangguan waham organik (lir-skizofrenia)
- F06.3 Gangguan suasana perasaan (mood[afektif]) organik
- .30 Gangguan manik organik
- .31 Gangguan bipolar organik
- .32 Gangguan depresif organik
- .33 Gangguan afektif organik campuran
- F06.4 Gangguan anxietas organik
- F06.5 Gangguan disosiatif organik
- F06.6 Gangguan astenik organik
- F06.7 Gangguan kognitif ringan
- F06.8 Gangguan mental lain YDK akibat kerusakan dan disfungsi otak dan
penyakit fisik
- F06.9 Gangguan mental YTT akibat kerusakan dan disfungsi otak dan
penyakit fisik
8. F07 GANGGUAN KEPRIBADIAN DAN PERILAKU AKIBAT
PENYAKIT, KERUSAKAN DAN DISFUNGSI OTAK
- F07.0 Gangguan kepribadian organik
- F07.1 Sindrom pasca-encephalitic
- F07.2 Sindrom pasca-contusio
- F07.8 Gangguan kepribadian dan perilaku organik
lain akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi otak
- F07.9 Gangguan kepribadian dan perilaku organik
YTT akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi otak
9. F09 GANGGUAN MENTAL ORGANIK ATAU
SIMTOMATIK YTT
F06. GANGGUAN MENTAL LAINNYA AKIBAT KERUSAKAN DAN
DISFUNGSI OTAK DAN PENYAKIT FISIK.

Pedoman Diagnostik :
1. Adanya penyakit, kerusakan atau disfungsi otak, atau penyakit fisik sistemik
yang diketahui berhubungan.
2. Adanya hubungan waktu antara perkembangan penyakit yang mendasari
dengan timbulnya sindrom mental.
3. Kesembuhan dari gangguan mental setelah perbaikan atau dihilangkannya
penyebab yang mendasarinya.
4. Tidak adanya bukti yang mengarah pada penyebab dari sindrom alternatife
dari sindrom mental ini.
F06.0 Halusinosis Organik
Pedoman Diagnostik :
1. Memenuhi kriteria umum.
2. Adanya halusinasi dalam segala bentuk yang
menetap dan berulang.
3. Kesadaran yang jernih.
4. Tidak ada penurunan fungsi intelek yang
bermakna.
5. Tidak adanya gangguan afektif yang menonjol
6. Tidak jelas adanya waham.
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
GANGGUAN MENTAL ORGANIK
• Tumor otak primer dapat berasal dari otak itu sendiri
atau jaringan yang menutup otak seperti membran
meninges, syaraf tengkorak, kelenjar pituitary atau
kelenjar pineal.

• Tumor otak sekunder / metastatik adalah


tumor yang dihasilkan dari kanker yang
berasal dari bagian tubuh lain dan kemudian
merambat ke otak.
Faktor-faktor predisposisi :

• Herediter
– Gen yang terlibat bisa dibagikan pada dua kelas yaitu
tumor–suppressor genes (p53) dan onkogens.

• Radiasi
– Radiasi jenis Radiasi Ionisasi bisa menyebabkan tumor otak
jenis neuroepithelial tumors, meningiomas dan nerve
sheath tumors

• Virus
– Infeksi virus juga dipercayai bisa menyebabkan tumor otak.
Contohnya, virus Epseien-barr (EBV).
• Substansi karsinogenik
– Kini telah diakui bahwa ada substansi yang
karsinogenik seperti nitrosamides dan nitrosoureas
yang bisa menyebabkan tumor system saraf pusat

• Gaya hidup
– Penelitian telah menunjukkan bahwa makanan seperti
makanan yang diawetkan, daging asap atau acar
tampaknya berkorelasi dengan peningkatan risiko
tumor otak
MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis
• Menurut lokasi tumor :
 Lobus frontalis
• Menimbulkan gejala perubahan
kepribadian seperti depresi.
• Menimbulkan masalah psychiatric.
• Bila jaras motorik ditekan oleh tumor
hemiparese kontra lateral,kejang fokal
dapat timbul. Gejala kejang biasanya
ditemukan padastadium lanjut
• Bila menekan permukaan media dapat
menyebabkan inkontinentia.
• Pada lobus dominan menimbulkan
gejala afasia.
 Lobus Oksipitalis
• Menimbulkan homonymous hemianopia yang kontralateral
• Gangguan penglihatan yang berkembang menjadi object
agnosia.
Lobus temporalis
• Dapat menimbulkan gejala hemianopsia.
• Gejala neuropsychiatric seperti amnesia, hypergraphia dan
Déjà vu juga dapat timbul.
• Lesi pada lopus yang dominan bisa menyebabkan aphasia
Lobus Parietalis
• Akan menimbulkan gangguan sensori dan motor yang
kontralateral.
• Gejala homonymous hemianopia juga bisa timbul.
• Bila ada lesi pada lobus yang dominant gejala disfasia.
• Lesi yang tidak dominan bisa menimbulkan geographic
agnosia dan dressing apraxia.
 Cerebulum
• Didapati gangguan berjalan dan gejala tekanan
intrakranial yang tinggi seperti mual, muntah dan
nyeri kepala. Hal ini juga disebabkan oleh odem yang
terbentuk.
• Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar ke
leher dan spasme dari otot-otot servikal
TRIAS KLASIK :

SAKIT KEPALA MUNTAH PROYEKTIL PAPIL EDEMA


Menggeser isi
Massa intrakranial intrakranial yang TIK MENINGKAT
normal (SOL)

Kompensasi (butuh waktu)


•Menurunkan volume darah intrakranial
•Menurunkan CBF
NYERI KEPALA AWAL
•Menurunkan kandungan cairan intra sel
•Mengurangi sel sel parenkim

Kompensasi untuk
Peningkatan TIK
menurunkan TIK Penurunan tekanan
tanpa disertai
aliran darah ke otak perfusi cerebral
kompensasi lagi
menurun

Nyeri semakin hari


makin berat
Tekanan
intrakran
Volume
Massa ial
intrakranial meningk
intrakranial
menurun at

Penekanan
Penekanan Pergeseran
medulla
N.X batang otak
oblongata

Kontraksi
antrum Refluks ke
lambung atas
dan (muntah)
duodenum
Obstruksi Ventrikel
Massa Penyumbatan
saluran cairan otak
otak di ventrikel
serebrospinal membesar

Kompensasi Peningkatan Edema


tubuh TIK serebral

GAGAL

Obstruksi
system
Statis serebral &
EDEMA
vena obstruksi
PAPIL
serebral drainase
vena retina
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS, PEMERIKSAAN FISIK,
PEMERIKSAAN PENUNJANG
STATUS PSIKIATRI
DATA PRIBADI
Nama :
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 40 tahun
Agama :
Pendidikan :
Suku / Warganegara :
Alamat :
Status perkawinan :
Pekerjaan :
Tanggal pemeriksaan : 28 Juni 2016
No. CM :
Diperiksa oleh :
RIWAYAT PSIKIATRI
Diperoleh dari hasil autoanamnesa dan alloanamnesa
Alloanamnesis diperoleh dari : (tanggal/bulan/tahun)
IDENTITAS SUMBER INFORMASI

1 2 3
Nama

Alamat

Pekerjaan

Pendidikan

Umur

Agama

Hubungan

Lama Kenal

Sifat Perkenalan
A. Sebab dibawa ke rumah sakit / Sering melihat bayangan seperti manusia dan
Keluhan utama penglihatannya semakin buram

B. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) • Onset : 1 minggu


• Stressor : -
• Hendaya : -
• Kronologis : 6 bln yang lalu pasien mengalami
sakit kepala yang semakin hari semakin berat.
Sudah mencoba menghilangkan keluhan nyeri
kepala dengan minum paracetamol, namun
keluhan tidak kunjung hilang. 1 minggu
terakhir pasien sering melihat bayangan
seperti manusia dan penglihatannya semakin
buram
• Riwayat pengobatan: -
C. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) • Psikiatri
• Medis umum
• Penggunaan NAPZA
D. Riwayat pramorbid • Prenatal dan perinatal
• Masa anak awal (0-3 tahun)
• Masa anak pertengahan (3-11 tahun)
• Masa kanak akhir dan remaja (11-18 tahun)
E. Masa dewasa • Riwayat Pendidikan
• Riwayat Pekerjaan
• Riwayat Keagamaan
• Riwayat Perkawinan
• Riwayat Militer
• Riwayat Pelanggaran Hukum
• Riwayat Sosial
• Situasi hidup sekarang

F. Riwayat psikoseksual
G. Riwayat keluarga
H. Mimpi, fantasi, dan nilai-nilai
STATUS MENTAL
Deskripsi Umum
Penampilan Perempuan, pakaian rapih, rambut
tampak sudah disisir, penampilan
rapih dan bersih

Perilaku dan aktivitas psikomotor Tampak wajar


Sikap terhadap pemeriksa Kooperatif
Mood dan hidup emosi Emosi: disforik
Hidup emosi: serasi
Pembicaraan
Gangguan Persepsi
Ilusi Tidak ditemukan
Halusinasi Halusinasi visual (+)
Pikiran
Bentuk Pikir Realistik
Isi Pikir Tidak ada waham
Sensorium dan Kognitif
Daya Ingat Baik
Konsentrasi dan Perhatian Baik
Kapasitas untuk membaca dan Baik
menulis
Kemampuan visuopasial Baik
Pikiran abstrak Cukup
Pengendalian Impuls Baik
RTA Terganggu
Daya Nilai Baik
Realiabilitas Dapat dipercaya
Tilikan Baik (Tilikan 6)
DIAGNOSIS MULTI AKSIAL
Aksis I : Gangguan Halusinasi Organik
Aksis II : tidak ada diagnosis
Aksis III : Tumor / massa pada otak
Aksis IV : tidak ada diagnosis
Aksis V : GAF 80
Pemeriksaan
Fisik Umum

Tekanan Frekuensi Frekuensi


Kesadaran Suhu
darah nadi pernafasan
Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan nervus kranial

Pemeriksaan motorik
Pemeriksaan Neurologis

Pemeriksaan koordinasi

Pemeriksaan refleks

Pemeriksaan sensitibilitas

Fungsi Luhur

Refleks fisiologis

Refleks patologis
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Neurologis
Nervus Kranialis
Nervus I : anosmia
Nervus II : - Visus ↓
- Lapangan pandang menyempit
- Funduskopi  papiledema
Nervus III, IV, VI : kelumpuhan bola mata
Nervus VIII : tinnitus
Refleks patologis : positif satu sisi atau kedua sisi
Motorik : hemiparesis
Koordinasi : dysdiadokokinesis, dismetri
Fungsi luhur : defisit memori, gangguan mental
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Computerized Tomography (CT-Scan kepala) dapat


memberikan informasi tentang lokasi tumor
TUMOR SUPRATENTORIUM
GLIOBLASTOMA
ASTROSITOMA OLIGODENDROGLIOMA
MULTIFORM
Hipodens, batas agak Densitas campuran, Kalsifikasi, hiperdense
tegas, edema ringan, efek edema & efek massa luas. yang dikelilingi
massa. Tidak ada/sedikit Ada enhancement bentuk hipodense. Tidak ada
enhancement. cincin (hipodens di enhancement
sentral)
MENINGIOMA ADENOMA HIPOSIS PINEALOMA
Hiperdens, sering Hiperdens/isodens, kasus Hiperdens, ada
dikelilingi area hipodense. jarang tampak hipodense. enhancement
Ada enhancement Ada enhancement

KRANIOFARINGIOMA METASTASIS KISTA EPIDEMOID


Ada enhancement Hiperdens dengan edema Hipodens, tidak ada
(hipodens). Ada enhancement
enhancement berbentuk
nodul atau ring-like
TUMOR INFRATENTORIUM
NEURINOMA
MEDULOBLASTOMA EPENDIMOMA
AKUSTIK
Hiperdens atau Isodens, ada Isodens/hiperdens,
isodens, ada enhancement ada enhancement
enhancement berbentuk cincin
Magnetic Resonance Imaging (MRI), bisa membuat
diagosa yang lebih dini dan akurat serta lebih defititif
Angiography

Dapat melihat gambaran peredaran darah


(vaskularisasi) otak
Biopsi

• Gambaran histopatologi pada low grade astrocytoma adalah


memiliki gambaran sel multipolar dan multinuklear yang
atipik.
• Tumor ependimoma secara histologis akan tampak sel kolumnar
uniform dan selastrosyte like fibriler yang membentuk barisan
ependimal roossete
LABORATORY
Biomarker Research
Lumbar Puncture (Spinal Tap)
BIOMARKER RESEARCH

• Detect proteins or DNA shed by brain tumor


cells in bodily fluids
• Biomarkers have been identified in blood,
plasma, cerebrospinal fluid, urine and saliva
LUMBAR PUNCTURE
DIAGNOSIS BANDING
Tumor Otak Abses Otak Epidural Hipertensi Meningitis
hematoma intrakranial kronik
benigna
• Nyeri kepala • Nyeri kepala • Nyeri kepala • Nyersi kepala • Sakit kepala
• Penglihatan • Demam • Muntah • Mual muntah • Demam
kabur • Malaise • Penurunan • Diplopia dan • Linglung
• Muntah • Anoreksia kesadaran kehilangan • Sering lupa
• Aeizure • Muntah • Lucid interval ketajaman • Nyeri di
• Edema pupil • Kejang • Kejang penglihatan punggung
• Hemiparesis • Hemiparesis • Pupil • Myalgia • Kesemutan
• Penurunan anisokor • Telinga • Mati rasa di
kesadaran • hemiparesis berdenging bagian
• Ataksia • Nyeri leher tertentu
• Penurunan dan bahu • Kelumpuhan
penglihatan • Penurutnan wajah
nafsu makan
ABSES OTAK Dari gambaran CT-
SCAN didapati :
• Hari pertama
terlihat daerah
dengan sebagian
gambaran seperti
cincin
• Hari ketiga
gambaran cincin
lebih jelas sesuai
dengan diameter
serebrinya,didapat
i mengelilingi
pusat nekrosis
EPIDURAL HEMATOMA
Dari gambaran CT-
SCAN didapati :
• Tampak area
hiperdens yang tidak
selalu homogen,
bentuknya
bikonveks sampai
planokonveks,melek
at pada tabula
interna dan
mendesak ventrikel
ke sisi Kontra lateral.
MENINGITIS Dari gambaran CT-
SCAN didapati :
• Bagian frontal-
parietal kiri otak
terdapat Watershed
Infark
• Ganglia basalis
kanan terdapat
Lacunar infarct dan
efusi subdural
bilateral
TATALAKSANA
1. TERAPI MENURUNKAN TIK
Posisi tubuh :
• Elevasi kepala 30 derajat  melancarkan aliran
balik vena kavum kranial  TIK menurun.
• Membatasi volume air  cegah edema otak
akibat retensi air dan Na.
• Pertahankan saluran nafas  pemberian oksigen
& hindari terjadi hiperkapnia.
• Pertahankan suhu tubuh
2. Pembedahan (Craniotomy)
- Total dan parsial
- Dilakukan untuk mengurangi TIK tinggi
- Bila terjadi hidrosefalus  pemasangan
VP Shunt (sebelum operasi
dilaksanakan).
CRANIOTOMY
3. Radioterapi
- mengantarkan radiasi yang menginisiasi
sel-sel tumor  ionisasi  merusak
DNA sel tumor & pembelahan tumor
terhenti.
- Low grade glioma.
- Sebagai lanjutan terapi dari
pembedahan parsial.
RADIOTERAPI
4. Stereotactic Surgery
- Dilakukan tanpa kraniotomy (pembukaan tulang
kepala).
- Merupakan elektroda dan kanula yang
dimasukkan hingga titik tertentu di dalam otak.
- Tujuan : memfokuskan radiasi intensitas tinggi
pada area tertentu untuk mengecilkan
tumor atau menghilangkan malformasi arteri.
STEREOTAKTIK
5. Gamma Knife Radiosurgery
- Pasien dipasang stereo head frame,
beri anastesi lokal.
- Ukuran tumor : 22cc / 3,5cm.
GAMMA KNIFE RADIOSURGERY
Terapi Konservatif
Terapi anti edema
Kortikosteroid contoh : R/ Deksametason
Dosis deksametason biasa diberikan 4-20 mg IV setiap 6 jam untuk
mengatasi edema vasogenik (akibat tumor) yang menyebabkan
tekanan tinggi intrakranial
Anticonvulsants
diberikan pada pasien yang menunjukan tanda-
tanda seizure.
Contoh : R/ Phenytoin (300-400mg/d) paling
umum digunakan
R/ carbamazepine (600-1000mg/h)
R/ phenobarbital (90-150mg/h)
KOMPLIKASI & PROGNOSIS
Brain herniation
• Pergeseran letak bagian otak yang normal ke
bagian otak lainnya karena tekanan yang
sangat tinggi di dalam tengkorak

• Penyebab: tumor otak (baik primer maupun


metastasis), cedera kepala, stroke

• Herniasi akan menyebabkan gangguan selain


pada otak, juga pada aliran darah, syaraf
atapun jalur sirkulasi csf

• Gejala: kesadaran menurun, respon pupil


terhadap cahaya menurun, muntah (jika
terkompresi hingga di medula oblongata)
Optic nerve atrophy
• Kerusakan ringan sampai parah pada saraf
optik yang dapat mempengaruhi penglihatan
sentral, visus dan penglihatan warna

• Pada funduskopi akan terlihat gambaran


warna pucat pada saraf optik dan optic disc

• Penyebab: tumor, glaukoma, trauma ,


penurunan suplai darah ( iskemia ) atau
suplai oksigen ( hipoksia )

• Gejala: visus menurun, lapangan pandang


menyempit, warna-warna akan terlihat
memudar, repon pupil terhadap cahaya akan
menurun bahkan bisa menghilang
Blood clots (DVT)
• Penderita tumor otak sering memiliki jumlah
trombosit dan faktor pembekuan darah yang
lebih banyak dalam darah mereka

• Peningkatan di sebabkan oleh produksi sel-sel


tumor itu sendiri atau efek dari
kemoterapi/pengobatan lainnya

• Gejala DVT: nyeri betis, bengkak, dan perubahan


warna pada kaki, meskipun DVT juga bisa terjadi
tanpa gejala apapun.
prognosis
prognosis
The prognosis is better if the tumor is detected
and treated early.

http://www.healthcommunities.com/brain-cancer/symptoms.shtml

Anda mungkin juga menyukai