12 Stadium Klinis HIV
12 Stadium Klinis HIV
(WHO 2006)
1
WHO consultative meeting 1993
Clinical staging of HIV in resource-limited settings
WHO 1
WHO 2
WHO 3
ADULTS WHO 4
2
Diagnosis pada Dewasa
3
4
Stadium klinis HIV dewasa
(WHO 2006)
Stadium Klinis 1
5
Stadium Klinis 2
6
Stadium Klinis 3
• Berat badan menurun >10% dari BB semula
• Diare kronis yg tdk diketahui penyebabnya berlangsung > 1
bulan
• Demam persisten tanpa sebab yang jelas yang (intermiten
atau konstan > 37,5oC) > 1 bulan
• Kandidiasis Oral persisten (thrush)
• Oral Hairy Leukoplakia
• TB paru
• Infeksi bakteri berat (pnemonia, empiema, pyomiositis,
infeksi tulang atau sendi, meningitis atau bakteremia)
• Stomatitis ulseratif nekrotizing akut, gingivitis atau
periodontitis
• Anemi (< 8g/dL), netropeni (< 0,5x109/L) dan/atau
trombositopeni kronis yg tdk dpt diterangkan sebabnya 7
Stadium Klinis 4
9
Stadium klinis HIV Anak
(WHO 2006)
Stadium klinis 1
• Asimtomatik
• Limfadenopati generalisata
10
Stadium klinis 2:
11
Stadium klinis 3
12
Stadium klinis 4
13
Stadium klinis 4 (lanjutan):
14
Kategori Immunologi Berdasarkan
umur, jumlah CD4 dan persen CD4
Defisiensi
< 11 bln 12 - 35 bln 36 - 59 bln > 5 thn (jumlah
Imun atau %CD4+)
(%CD4+) (%CD4+) (%CD4+)
terkait HIV
Tidak ada / > 35 > 30 > 25 > 500
tdk bermakna
30 - 35 25 - 30 20 – 25 350 - 499
Ringan
25 – 29 20 – 24 15 - 19 200 - 349
Advance
16
Stadium klinis 1 (WHO)
17
Kahn JO. N Engl J Med 1998;339:33-39 18
Persistent Generalized
Lymphadenopathy (PGL)
19
• Terjadi pada sampai 50% infeksi HIV
• Sampai 1/3nya tidak ada gejala lain
• PGL dapat mengecil secara perlahan selama
perjalanan penyakit dan dapat hilang sendiri
sebelum timbulnya AIDS
• Tidak ada terapi spesifik
20
Persistent generalized lymphadenopathy
Enlarged
occipital
lymph gland Enlarged
submandibular
lymph gland
Enlarged
anterior
Enlarged deep
cervical
posterior
lymph glands
cervical lymph
glands
21
Stadium klinis 2 (WHO)
22
Dermatitis seboroika
• Gatal
• Bersisik
• Kemerahan
• ~ P. ovale 23
24
Pengobatan
• Higiene perorangan
• Anti fungal (selenium,
pyrithione Zn, obat azole)
• Anti inflamasi (salep
steroid)
• Jika berat: keratolitik
(as.salisilat)
25
Papular pruritic eruption (PPE)
26
Papular pruritic eruption (PPE)
• Lengan, tungkai,
pinggang, bokong
• Simetris
27
Papular pruritic eruption (PPE)
• Pengobatan
– Steroid topikal
– Antihistamin
– Prednison jangka
pendek
– UVB, UVA
28
Herpes zoster (shingle)
29
Infeksi jamur kuku (onikomikosis)
1. Subungual distal
2. White superfisial
3. Subungual proksimal
4. Kandida
5. Distrofik total
30
Disebabkan oleh T. mentagrophytes
Pengobatan
– Itraconazol 200mg/hari selama 6-12 minggu
– Terbinafin 250mg/hari selama 6-12 minggu
31
Moluscum contagiosum
32
Ulkus aftosa
33
34
Lineal gingival erythema
35
Cheilitis angularis
36
Pembesaran kelenjar parotis
37
Stadium klinis 3 (WHO)
38
Kandidiasis oral
39
Candida albicans
Oral (thrush)
• Koloni atau kelompok pseudomembran berwarna
putih/kuning, yang terdapat dimana saja dalam rongga
mulut
• Dapat terlokalisir maupun meluas
• Dapat dgn mudah diangkat dgn menggosoknya
• Eritematus: tampak sebagai bercak kemerahan pada
mukosa
• Hiperplastik serupa dgn pseudomembran tetapi biasanya
melekat dengan jaringan
• Cheilitis angularis: fissura pd sudut mulut dgn atau tanpa
kolonisasi 40
Kandidiasis Pseudomembran
41
Kandidiasis Eritematus
42
Kandidiasis Hiperplastik
43
Kandidiasis Cheilitis angularis
44
Manajemen dan Terapi
• Langkah 1: Gunakan antifungal topikal
45
• Langkah 2: Terapi sistemik (diberikan jika tidak ada perbaikan
setelah 7 hari terapi topikal dan untuk semua kasus kandidiasis
esofageal)
46
Oral Hairy Leukoplakia
47
48
Necrotising Gingivitis
49
Necrotizing Ulcerative Periodontal
Nekrosis jaringan
lunak yang luas di
atas tulang; sering
tidak ditemukan
penyebabnya
Bandingkan
dengan ulkus
aftosa di sebelah
kanan
52
Necrotizing Stomatitis
Terapi
• Deksametason eliksir
• 10 hari kemudian
• Perhatikan akar gigi
sebagai akibat nekrosis
jaringan lunak dan tulang
• Talidomid juga cukup
efektif, ttp teratogenik
• Perlu suplemen nutrisi,
karena nyeri waktu
makan
VI Meeks, DDS, U Md Dental School
53
Stadium klinis 4 (WHO)
54
Infeksi oportunistik
55
56
Candidiasis
Esofagus
57
Batuk dan sesak napas
Penyebab Gejala X- foto Sputum
PCP Batuk non produktif Infiltrat bilateral pada Induksi sputum pada
(tidak ada sputum), sesak lapangan tengah paru rumah sakit spesialistis.
napas dan demam selama Terapi PCP jika
1 - 2 bulan gejala (dan x-foto dada
mengesankan PCP.
Tuberkulosis Batuk dengan sputum, Infiltrat lobus atas Basil Tahan Asam (BTA)
demam, berat badan adalah khas tetapi
turun 1-2 minggu pasien dgn HIV dapat
(atau lebih lama lagi) memberikan gambaran
X-foto yang atipikal dgn
infiltrat lapangan bawah
Pneumoni Batuk produktif, dgn Konsolidasi lobaris Bakteri Gram positif
bakterial sputum purulen dan
demam selama
- 1-2 mg
PCP terjadi lebih
perlahan dan biasanya
tidak ada sputum
58
PCP Pneumonia bakterial
59
Nyeri Kepala
• Toksoplasmosis
Defisit neurologis dan kejang
Toksoplasmosis dapat dicegah bila pasien
minum kotrimoksazol
60
Kriptokokosis
61
Toksoplasmosis- Respon terhadap terapi
62
Anamnesis/PF/Penanganan cairan Diare kronis
Pemeriksaan feses
Penyebab ? Ya Tx Spesifik
tdk
Tx empiris [kotrimoksazole atau kuinolon]
Perbaikan ? Ya Selesaikan Tx
tdk
Periksa kembali [berikan metronidazole]
Perbaikan ? Ya Selesaikan Tx
tdk
X-ray GI atau endoskopi
Penyebab ? Ya Tx Spesifik
tdk
Perbaikan: teruskan Tx 4 minggu
Tx empiris utk microsporidium