Anda di halaman 1dari 10

DIAGNOSA KEPERAWATAN

KOMUNITAS
 Kelompok 2
 1.ANY SETYANINGSIH
 2.DWI INDAH WAHYUNI
 3.MIFTAHUR ROHMAH
 4.MUNAWAROH
 5.SUMIATUN
 6.SRI MURTINI
 7.SRI KUATI
 8.TATIK EKAWATI
 9.SYAFI’AH
 Diagnosis: suatu pernyataan hasil sintesis pengkajian
data.
 Diagnosis merupakan suatu label yg “mendiskripsikan
situasi”(kondisi) dan mengandung etiologi (sebab)
Diagnosa Keperawatan

 Diagnosa keperawatan komunitas memberikan arah terhadap tujuan dan


intervensi keperawatan.
 Setelah dilakukan pengkajian yang sesuai
dengan data-data yang dicari, maka kemudian
dikelompokkan dan dianalisa seberapa besar
stressor yang mengancam masyarakat dan
seberapa berat reaksi yang timbul pada
masyarakat tersebut.
 Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disusun
diagnosa keperawatan komunitas dimana terdiri
dari:Masalah kesehatan, Karakteristik populasi,
karakteristik lingkungan.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat
reaksi komunitas terhadap stressor yang
ada
Dirumuskan dalam tiga komponen:
 Problem atau masalah.
 Etiologi atau penyebab.
 Manifestasi atau data penunjang.

Contoh:
 Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
pada masyarakat di RW 04 Kelurahan X berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh.
Contoh Diagnosa

 Risiko penularan ISPA di RW 01 Kelurahan X berhubungan dengan kurangnya


pengetahuan tentang ISPA dan lingkungan yang tidak sehat

 Risiko peningkatan kejadian jatuh pada lansia di RW 05 Kelurahan X


berhubungan dengan rendahnya pengetahuan masyarakat dalam mencegah
jatuh.
Contoh Diagnosa s/d Perencanaan

 Risiko peningkatan penyakit infeksi (ISPA) pada balita gizi kurang di


RW 03 Kelurahan X berhubungan dengan kurangnya pengetahuan,
sikap dan praktek kelompok ibu balita dalam penanganan gizi kurang
pada balita.

 Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan keperawatan komunitas di


RW 03 Kelurahan X, diharapkan jumlah kelompok balita gizi kurang
yang mengalami penyakit infeksi tidak meningkat.
 Tujuan khusus: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
bulan, diharapkan: 1) terjadi peningkatan pengetahuan ibu balita
mengenai ISPA, 2) terjadi peningkatan sikap ibu balita dalam
mengatasi balita ISPA, 3) Peningkatan keterampilan ibu dalam
mengatasi balita ISPA.

 Rencana tindakan: 1) Berikan pendidikan kesehatan tentang


penyakit ISPA; 2) Penyebaran leaflet dan poster penyakit infeksi; 3)
Ajarkan pada kelompok ibu balita tentang perawatan dan
pencegahan penyakit infeksi; 4) Lakukan kerja bakti untuk
meningkatkan kebersihan lingkungan; 5) Demonstrasikan pada ibu
balita gizi kurang cara merawat balita dengan ISPA.
 Diagnosa keperawatan terbagi menjadi aktual (terjadi
deficit/gangguan kesehatan), risiko (ancaman
kesehatan) dan potensial/wallness (keadaan sejahtera).
Selanjutnya menentukan prioritas diagnosa yang
ditemukan. Untuk menentukan prioritas diagnosa
menggunakan skala (Baylon dan Maglaya)
Skala Bailo dan Maglaya
No Kriteria Nilai Bobot

1. Sifat masalah:
– Tidak / kurang sehat 2
– Ancaman kesehatan 2
– Keadaan sejahtera 1 1

2. Kemungkinan masalah dapat diubah


– Mudah
– Sebagian 2
– Tidak dapat 1
0 2
3. Potensi masalah untuk dicegah
– Tinggi
– Cukup 3
– Rendah 2
1 1

4. Menonjolnya masalah
– Masalah berta harus segera ditangani 2
– Ada masalah tetapi tidak perlu segera 1
ditangani 0
– Masalah tidak dirasakan
 Dengan metode sebagai berikut
1. Tentukan skor untuk tiap kriteria
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan
bobot
3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria
4. Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot.

Anda mungkin juga menyukai