Anda di halaman 1dari 57

Dr Johan Arifin SpAn.

KIC
 Respirasi
adalah pertukaran gas, yaitu
oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh
untuk metabolisme sel dan
karbondioksida (CO²) yang dihasilkan
dari metabolisme tersebut dikeluarkan
dari tubuh melalui paru.
 Menyediakan oksigen untuk
metabolisme jaringan tubuh
 Mengeluarkan karbondioksida sebagai
sisa metabolisme jaringan
 Mempertahankan keseimbangan asam
basa dalam tubuh
 Menghasilkan suara
 Memfasilitasi rasa kecap
 Mempertahankan kadar cairan tubuh
 Mempertahankan keseimbangan panas
tubuh
 Ventilasi : keluar masuknya udara
pernapasan
 Difusi : pertukaran gas di paru-paru
 Transportasi : Pengangkutan gas melalui
sirkulasi
 Perfusi : pertukaran gas di jaringan
 Tekanan oksigen / udara atmosfir harus
cukup
 Kondisi jalan napas dalam keadaan
normal
 Kondisi otot pernapasan dan tulang iga
baik
 Ekspansi dan recoil paru
 Fungsi sirkulasi
 Kondisi pusat pernapasan
 Hemoglobin sebagai pengikat O2
 Saluran nafas bagian atas tdd : rongga
hidung, nasopharynx dan larynx
Saluran nafas bagian bawah; trachea,
bronchi, bronchioli dan percabangannya
sampai alveoli
 Berdasar fungsionalnya:Area konduksi:
sepanjang saluran nafas berakhir sampai
bronchioli terminalis Area fungsional
atau respirasi: mulai bronchioli
respiratory sampai alveoli
a. Rongga hidung Dihangatkan Disaring
Dilembabkan
b. Nasofaring (terdapat pharyngeal tonsil dan Tuba
Eustachius)
Orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut
dengan faring,terdapat pangkal lidah)
Laringofaring(terjadi persilangan antara aliran
udara dan aliran makanan)
c. Laring
 Tulang rawan krikoid
 Selaput/pita suara
 Epiglotis
a.Trakhea
Merupakan pipa silider dengan panjang
± 11 cm, berbentuk ¾ cincin tulang
rawan seperti huruf C. Bagian belakang
dihubungkan oleh membran fibroelastic
menempel pada dinding depan
oesofagus.
c. Bronchus
 Merupakan percabangan trakhea kanan
dan kiri. Tempat percabangan ini disebut
carina. Brochus kanan lebih pendek,
lebar dan lebih dekat dengan trachea.
 Bronchus kanan bercabang menjadi :
lobus superior, medius, inferior. Brochus
kiri terdiri dari : lobus superior dan
inferior
d. Alveoli
Small alveolar cell dengan ekstensi ektoplasmik
ke arah rongga alveoli
Large alveolar cell mengandung inclusion
bodies yang menghasilkan surfactant.
Anastomosing capillary, merupakan system vena
dan arteri yang saling berhubungan langsung,
ini terdiri dari : sel endotel, aliran darah dalam
rongga endotel
Interstitial space merupakan ruangan yang
dibentuk oleh : endotel kapiler, epitel alveoli,
saluran limfe, jaringan kolagen dan sedikit
serum.
 Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu
lobus superior, medius dan inferior.
 Paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus
superior dan inferior.
 Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik
yang mengandung pembuluh limfe,
arteriola, venula, bronchial venula, ductus
alveolar, sakkus alveolar dan alveoli.
Diperkirakan bahwa setiap paru-paru
mengandung 150 juta alveoli, sehingga
mempunyai permukaan yang cukup luas
untuk tempat permukaan/pertukaran gas.
 Paru-paru dibungkus oleh pleura.
 Pleura ada yang menempel langsung ke
paru, disebut sebagai pleura visceral.
Sedangkan pleura parietal menempel pada
dinding rongga dada dalam.
 Diantara pleura visceral dan pleura parietal
terdapat cairan pleura yang berfungsi
sebagai pelumas sehingga memungkinkan
pergerakan dan pengembangan paru
secara bebas tanpa ada gesekan dengan
dinding dada
 Rongga ini terbentuk oleh:
- Otot –otot interkostalis
- Otot – otot pektoralis mayor dan minor
- Otot – otot trapezius
- - Otot –otot seratus anterior/posterior
- - Kosta- kosta dan kolumna vertebralis
- - Kedua hemi diafragma
Melibatkan tiga komponen terpisah :
 Komponen yang bertanggung jawab untuk
menghasilkan irama inspirasi atau ekspirasi
berganti-ganti,
 Komponen yang mengatur kekuatan ventilasi
(yaitu, kecepatan dan kedalaman bernapas) agar
sesuai dengan kebutuhan tubuh,
 Komponen yang memodifikasi aktivitas
pernapasan untuk memenuhi tujuan lain.
a. Modifikasi volunter : kontrol bernapas saat
berbicara
b.Modifikasi involunter : saat batuk atau bersin.
Pusat respirasi merupakan sekelompok neuron
yang tersebar luas dan terletak bilateral di
dalam substansia retikularis medula oblongata
dan pons. Pusat respirasi dibagi menjadi DRG
(Dorsal Respiratory Group) dan VRG (Ventral
Respiratory Group).
 DRG merupakan kumpulan neuron yang
mengatur kerja otot eksternal interkostal dan
otot diafragma. DRG ini berfungsi pada seluruh
proses respirasi normal.
 VRG merupakan kumpulan neuron yang
mengatur kerja otot respirasi aksesori, yang
berfungsi saat bernapas dengan kuat, yaitu saat
inhalasi maksimal dan ekshalasi aktif.
KOMPONEN FUNGSI
Susunan saraf pusat Mengontrol ventilasi
Jalan napas Menghantarkan gas ke dan
dari permukaan sistem
pernapasan
Dinding dada Menutup (enclose) jaringan
paru
Otot-otot pernapasan Mengembangkan
paru,stabilisasi dinding
dada, menjaga patensi jalan
napas
Jaringan paru Permukaan difusi
1. Tekanan intar-pleural
Dinding dada merupakan suatu kompartemen
tertutup melingkupi paru. Dalam keadaan normal
paru seakan melekat pada dinding dada, hal ini
disebabkan karena ada perbedaan tekanan atau
selisih tekanan atmosfir ( 760 mmHg) dan tekanan
intra pleural (755 mmHg). Sewaktu inspirasi
diafrgama berkontraksi, volume rongga dada
meningkat, tekanan intar pleural dan intar alveolar
turun dibawah tekanan atmosfir sehingga udara
masuk Sedangkan waktu ekspirasi volum rongga
dada mengecil mengakibatkan tekanan intra pleural
dan tekanan intra alveolar meningkat diatas atmosfir
sehingga udara mengalir keluar
2. Compliance
Hubungan antara perubahan tekanan dengan
perubahan volume dan aliran dikenal sebagai
copliance.
Ada dua bentuk compliance:
- Static compliance, perubahan volum paru
persatuan perubahan tekanan saluran nafas (
airway pressure) sewaktu paru tidak bergerak.
Pada orang dewasa muda normal : 100 ml/cm
H2O
- Effective Compliance : (tidal volume/peak
pressure) selama fase pernafasan. Normal: ±50
ml/cm H2O
 Compliance dapat menurun karena: -
PenurunPulmonary stiffes : atelektasis,
pneumonia, edema paru, fibrosis paru -
Space occupying prosess: effuse pleura,
pneumothorak - Chestwall
undistensibility: kifoskoliosis, obesitas,
distensi abdomen
 Penurunan compliance akan
mengakibatkan meningkatnya
usaha/kerja nafas.
 3. Airwayresistance (tahanan saluran
nafas) Rasio dari perubahan tekanan
jalan nafas
 Dua siklus/ fase yaitu inspirasi
(menghirup udara) dan ekpirasi
(menghembuskan udara)
 Tempat terjadinya : pernapasan dada dan
pernapasan perut.
1. Volume Tidal Jumlah udara yang terlibat dalam
satu kali inhalasi dan ekshalasi normal. Rata-rata
volume tidal adalah 500 ml, tetapi banyak orang
sering mempunyai volume tidal yang lebih rendah
karena napas cepat.
2. Minute Respiratory Volume (MRV) Jumlah udara
yang dihirup dan diembuskan dalam 1 menit. MRV
dihitung dengan mengalikan volume tidal dengan
jumlah pernapasan per menit (rata-rata 12 sampai 20
kali per menit). Misalnya jika pernapasan per menit
adalah 12 kali dan volume tidal 500 ml maka MRV
adalah 6000 ml atau 6 liter udara per menit yang
merupakan MRV rata-rata.
3. Inspirator Reserve Cadangan inspirasi
adalah jumlah udara di luar volume tidal
yang dapat diambil dengan inhalasi
sedalam mungkin, normalnya berkisar
2000 sampai 3000 ml.
4. Expiratory Reserve Cadangan ekspirasi
yaitu jumlah udara di luar volume tidal
yang dapat dikeluarkan dengan
ekshalasi yang paling kuat, normalnya
berkisar dari 1000 sampai 1500 ml
5. Vital Capasity Jumlah dari volume tidal, cadangan
inspirasi, dan cadangan ekspirasi. Dengan kata lain
kapasitas vital adalah jumlah udara yang terlibat
dalam inhalasi paling dalam diikuti dengan ekshalasi
yang paling kuat. Rata-rata kapasitas vital berkisar
3500 sampai 5000 ml.
6. Residual Volume Jumlah udara yang tetap berada di
dalam paru-paru setelah ekshalasi yang paling kuat;
rata-rata berkisar 1000 sampai 1500 ml. Udara residu
sangat penting untuk memastikan bahwa selalu
terdapat udara di dalam paru-paru sehingga
pertukaran gas-gas tetap dapat terjadi, bahkan di
antara saat bernapas

.Tachypnea → nafas yang cepat, dijumpai pada demam, asidosis metabolik, nyeri,
hipercapnea, anoxemia ( penurunan O2 dalam darah ).
 Bradypnea → nafas yang lambat, dijumpai pada pasien yang mendapat morphie
sulfat ( penyebab depresi respirasi ), asidosis metabolik, dan pasien dengan PTIK
( peningkatan tekanan intrakranial, → injuri otak ).
 Hyperventilasi → jumlah udara dalam paru berlebihan. Sering disebut
hyperventilasi elveoli, sebab jumlah udara dalam alveoli melebihi kebutuhan
tubuh, yang berarti bahwa CO2 yang dieliminasi lebih dari yang diproduksi →
menyebabkan peningkatan rata – rata dan kedalaman pernafasan.
 Hypoventilasi → ketidakcukupan ventilasi alveoli ( ventilasi tidak mencukupi
kebutuhan tubuh ), sehingga CO2 dipertahankan dalam aliran darah. Hypoventilasi
dapat terjadi sebagai akibat dari kollaps alveoli, obstruksi jalan nafas, atau efek
samping dari beberapa obat.
Normalnya bernafas hanya membutuhkan sedikit usaha. Kesulitan bernafas disebut
dyspnea.
 Ritme respirasi abnormal yaitu :

Cheyne Stokes → bertambah dan berkurangnya ritme
respirasi, dari perafasan yang sangat dalam, lambat dan
akhirnya diikuti periode apnea, o.k gagal jantung kongestif,
PTIK, dan overdosis obat.
Kussmaul’s ( hyperventilasi ) → peningkatan kecepatan
dan kedalaman nafas biasanya lebih dari 20 x per menit.
Dijumpai pada asidosisi metabolik, dan gagal ginjal.
Apneustic → henti nafas , pada gangguan sistem saraf
pusat
Biot”s → nafas dangkal, mungkin dijumpai pada orang
sehat dan klien dengan gangguan sistem saraf pusat.
 Tulang
yang menyusun rangka dada lebih
banyak mengandung tulang rawan

 Otot
napas yang menggerakkan dinding dada
belum berkembang

 Pernapasan terutama ditopang oleh gerakan


diafragma
 PadaDewasa : kebutuhan oksigen 3-4
ml/kg/menit

 PadaAnak : kebutuhan oksigen 6 – 8


ml/kg/menit
 Children are not little adult
 Size and weight
 Body proportion
 Anatomi & physiology
 Psychology
 Communication : no language ability
 Fear
 Tachypnea,tachycardia
 Retractions
 Nasal flaring /nafas cuping hidung
 Grunting
 Stridor or wheezing
 Mottled color
 Change in responsiveness
 Hypoxemia,hypercarbia, penurunan saturasi
 Late: Poor air entry, weak cry
Apnea or gasping
Deterioration in systemic perfusion
Bradicardia
Pernapasan mempengaruhi pH cairan tubuh
karena pernapasan mengatur CO2 dalam cairan
tubuh. Ingatlah bahwa C02 bereaksi dengan air
membentuk asam karbonat (H2CO3), yang akan
terionisasi menjadi ion H+ dan ion HCO3~.
Makin banyak ion hidrogen terdapat dalam
cairan tubuh, akan makin rendah pH, dan makin
sedikit ion hidrogen akan makin tinggi pH.
Sistem pernapasan dapat menjadi sebab
ketidakseimbangan pH sebaliknya dapat pula
memperbaiki ketidakseimbangan pH yang
diakibatkan oleh penyebab lain.
 Asidosis respiratorik terjadi jika frekuensi
atau efisiensi pernapasan menurun
sehingga terjadi penumpukan CO2 dalam
cairan tubuh. Kelebihan CO2 ini
mengakibatkan pembentukan ion hidrogen
lebih banyak, yang selanjutnya akan
menurunkan pH. Penyebab asidosis
respiratorik antara lain adalah pneumonia
dan emfisema, atau asma berat yang semua
merusak pertukaran gas dan menyebabkan
kelebihan CO2 dalam cairan tubuh.
 Alkalosisrespiratorik terjadi jika frekuensi
pernapasan meningkat, dan C02
diembuskan dengan sangat cepat.
Kurangnya CO2 menurunkan pembentukan
ion hidrogen, yang selanjutnya akan
meningkatkan pH. Contoh untuk keadaan
ini adalah, bila kita bernapas lebih cepat
dari biasanya, akan menyebabkan
pernapasan alkalosis ringan. Atau bila bayi
menangis dalam waktu yang cukup lama
akan mengalami pernapasan alkalosis
 Asidosis metabolik dapat disebabkan oleh
diabetes yang tidak diobati (ketoasidosis)
penyakit ginjal, atau diare hebat. Dalam
situasi tersebut, konsentrasi ion H+ cairan
tubuh meningkat. Kompensasi pernapasan
yang terjadi adalah dengan meningkatkan
frekuensi dan kedalaman pernapasan yang
ditujukan untuk menghembuskan lebih
banyak CO2 sehingga menurunkan
pembentukan ion H+, yang selanjutnya
akan meningkatkan pH ke batas normalnya
 Alkalosismetabolik bukan kejadian yang
umum, namun dapat disebabkan oleh
penggunaan obat- obatan alkalin yang
berlebihan seperti yang digunakan untuk
menghilangkan gangguan lambung. Dalam
kondisi ini konsentrasi ion H+ cairan tubuh
menurun. Kompensasi pernapasan yang
terjadi adalah penurunan pernapasan untuk
menahan CO2 dalam tubuh sehingga
meningkatkan pembentukan ion H+ yang
selanjutnya akan menurunkan pH ke batas
normalnya

Anda mungkin juga menyukai