Anda di halaman 1dari 36

Terapi Oksigen (O2)

Agus Putriani Harefa


20170305003
Deskripsi :

Oksigen adalah suatu zat yang tidak berbau, tidak berasa, tidak
berwarna dan tidak terlihat, mempunyai berat jenis lebih
rendah dibandingkan komponen udara lainnya.

Tujuan :

Untuk mempertahankan kadar 02 yang adekuat didalam


darah arteri pada kondisi paru dan jantung yang bermasalah
serta peningkatan funsi metabolik.
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
• Berikan O2 dengan posisi dosis yang tepat sesuai program
medik
•Metode pemberian disesuaikan dengan jumlah O2 yang
dibutuhkan
•Perhatikan kelancaran jalan nafas
•Rawat mulut tiap 3-4 jam
•Cegah infeksi
•Batasi aktivitas klien
•Monitor hasil analisa gas darah

Pemberian O2 :
•Atas pesanan dokter
•Tindakan perawat pada keadaan darurat, konsentrasi tidak >
1-2 l/menit
Jenis : Keuntungan :

Kateter Nasal •Pasien bebas bergerak, makan dan


Aliran : 1-6 liter, berbicara
Konsentrasi 23-44%, •Alatnya mudah digunakan, efektif untuk
Jarang digunakan dibandingkan nasal pemberian O2 dengan kadar rendah
kanul

Nasal Kanul •Pasien dapat bebas bergerak, makan dan


Aliran : 1-6 liter, berbicara
Konsentrasi 23-44%, •Sederhana dan aman, mudah ditoleransi
oleh pasien
•Efektif untuk kosentrasi rendah
•Alat murah dan disposable
•Dapat diberikan dalam jangka waktu yang
lama

Simple Face Mask •02 yang diperoleh> daripada nasal kanul


Aliran : 6-8 liter, •Efektif untuk pernafasan mulut dan
Konsentrasi 40-60%, obstruksi hidung
•Tidak dipengaruhi oleh udara luar
Jenis : Keuntungan :

Partial rebreather Mask •Memberikan O2 konsentrasi tinggi


Aliran : 8-12 liter/menit konsentrasi •Tidak menyebabkan membrane mukosa
Konsentrasi 60-80%, kering

Non Rebreather Mask


Aliran : 12-15 liter/menit
Konsentrasi 80-100%
PROSEDUR
Komponen :
A.Pengkajian
• Kaji program medik
• Kaji pengetahuan klien kecepatan prosedur yang akan
dilakukan
• Kaji pola nafas klien : kecepatan, kedalaman, dan ritme
• Kaji warna kulit (pucat dan sianosis) dan membran mukosa
• Monitor hasil AGD dan saturasi O2
• Auskultasi suara nafas : wheezing, rales
• Kaji area belakang telinga, pipi atau tempat lain dimana
kontak kulit dengan alat terapi O2
• Monitor status hemodinamik : TD, Nadi
• Monitor perubahan perilaku : tingkat kesaadaran klien,
kecemasan, penurunan konsentrasi, kelelahan dan dizziness
B. Perencanaan
Persiapan alat :
• Tabung O2 lengkap dengan flow meter, humidifier dan
papan dengan tulisan dilarang merokok
• Nasal kateter/kanule/masker
• Alat tulis
• Jelly steril
• Stetoskop
• Cairan aquades steril

Persiapan pasien :
• Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
Prosedur
Komponen :

C. Pelaksanaan
• Mencuci tangan
• Mengontrol flow meter dan humidifier
• Mengontrol apakah peralatan berfungsi
• Mengikuti instruksi yang tertulis pada alat tersebut
• Perawat mencuci tangan

Cara Pemberian Nasal Kateter :


• Mengukur jarak dari lubang hidung-telinga dan diberi tanda
• Melumasi kateter dengan jely
• Memasukkan kateter kedalam lubang hidung sampai batas tanda
• Pindahkan kateter ke lubang hidung sampai batas tanda
• Pindahkan kateter ke lubang hidung lain maksimal 8 jam atau lebih
sering
Cara Pemberian Nasal Kanule :
• Pasang kanul secara tepat pada hidung
• Kecangkan tali fiksasi dibelakang telinga dan dagu
• Cek lubang hidung setiap 8 jam k/p beri jely

Cara Pemberian O2 melalui masker :


• Pasang masker pada wajah pasien, pastikan alat pada metal
pada masker terpasang dengan tepat
• Kaji kulit sekitar area pemasangan masker k/p beri kasa
pada sekitar area pemasangan masker
• Pada pasien yang menggunakan rebrafher mask, pastikan
kantung penampung (reservior) berfunsi (berisi udara) dan
tidak terlipat
• Berikan posisi fowler, kontrol volume O2, cek aliran setiap
4 jam.
D. Evaluasi
• Kaji respon pasien
• Kaji status respirasi pasien selama dan setelah prosedur dilakukan
• Monitor hasil AGD dan saturasi O2
• Auskultasi suara nafas pasien

E. Dokumentasi
Catat
• Jumlah leter O2 yang digunakan, tanggal dan waktu pemberian terapi
O2
• Jenis alat yang digunakan untuk mengalirkan O2
• TTV, warna kulit, suara nafas
• Respon pasien sebelum dan sesudah pemberian terapi
Postural Drainage, Perkusi, dan
Vibrasi

Agus Putriani Harefa


20170305003
Macam – macam :
•Latihan nafas dalam
•Latihan batuk efektif
•Perkusi dada dan vibrasi
•Postural drainage

Tujuan :
•Mengeluarkan sekresi bronkus
•Meningkatkan ventilasi
•Meningkatkan efisiensi dari otot pernafasan

Perkusi-Vibrasi
Tujuan :
Mengeluarkan sekresi bronkus yang kental dan melekat ke
bronkhiolus menuju bronkus dan ke trachea
Cara perkusi :
•Pada dinding thorax yang akan dilakuakn perkusi beri alas
handuk
•Penepukan ringan pada dinding thorax dengan irama yang
teratur (tidak dibagian depan)
•Gerakan prosedur, pasien menggunakan pernafasan
diafragma untuk meningkatkan relaksasi
•Lakukan perkusi dan vibrasi pada satu sisi ± 3-5 menit
Perhatian :
•Perkusi tidak dilakukan diatas sternum, spina, ginjal, limpa atau mamae
pada wanita
•Hati-hati pada orang tua terjadi osteoporosis yang menyebabkan resiko
terjadinya fraktur iga

Vibrasi :
•Membantu meningkatkan tidal volume
Cara :
•Melakukan penekanan dan menggetarkan dinding rongga dada pada saat
ekspirasi
•Setelah 3-4 kali dilakukan vibrasi anjurkan pasien batuk dengan
menggunakan otot perut

Perkusi dan Vibrasi :


Diulang tergantung pada toleransi pasien dan respon klinik
Postural Drainage :
Cara:
•Postural drainage biasanya dilakukan 2-4 x sehari sebelum makan atau
waktu tidur
•k/p beri bronchodilator / minum sebelum prosedur
•Posisi diatur yang nyaman sesuai dengan lokasi sputum selama ±10-15
menit
•Nafas dalam melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut, kemudian
segera membatukkannya
•Kontrol warna kulit muka dan nadi , k/p O2 selama prosedur
•Setelah prosedur, sikat gigi / kumurkumur
PROSEDUR
Komponen :
A.Pengkajian
• Kaji program medik
• Kaji pengetahuan pasien kecepatan prosedur yang akan
dilakukan
• Kaji kemampuan pasien untuk mengeluarkan sputum
• Kaji pernafasan pasien

B. Perencanaan :
Persiapan Alat :
• Sputum pot berisi cairan desinfektan (Lysol 2%)
• Nearbeken, handuk
• k/p O2 dan suction
Persiapan Pasien :
•Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien dan
keluarganya mengenai prosedur yang akan dilakukan
•Memasang tabir sekeliling tempat tidur
C. Pelaksanaan :
•Langkah-langkah Claping :
Perawat mencuci tangan
Membantu klien dalam posisi duduk atau tidur miring kanan
atau kiri
Melakukan Clapping dengan cara k2 tangan perawat
menepuk punggung pasien secara bergantian sampai ada
rangsangan batuk
Merapikan pasien , alat dan mengembalikan pada
tempatnya
Perawat mencuci tangan
•Langkah-langkah Vibrasi :
Menganjurkan pasien menarik nafas dalam pada waktu
mengeluarkan nafas, k2 tangan perawat diletakkan diatas
bagian samping depan dari cekungan iga, kemudian membuat
getaran-getaran lembut
Merapikan pasien dan lingkungan
Membersihkan alat dan mengembalikan ketempatnya
Perawat mencuci tangan
D. Evaluasi
•Setelah dilakukan 3-4 kali vibrasi, pasien dianjurkan untuk
batuk, lendir ditampung kedalam sputum pot
•Perhatikan reaksi pasien
•Tindakan clapping dan vibrasi dihentikan apabila ada keluhan
nyeri dan sesak nafas meningkat

E. Dokumentasi
Catat:
•Tanggal dan waktu fisioterapi dada
•Segmen dada yang dilakukan perkusi atau vibrasi
•Warna, jumlah dan kekentalannya produksi ( ada atau
tidaknya darah).
Melakukan Pemberian Inhalasi
Nebulizer

Agus Putriani Harefa


20170305003
Deskripsi :

Salah satu tindakan pemeliharaan pada sistem


pernafasan dalam upaya hygiene bronchial dengan
pembersihan sekret, pelembaban udara , inspirasi dan
pemberian terapi

Cara pemberian terapi Nebulizer :


•Ultrasonic nebulizer : menggunakan listrik dan frekuensi
getaran vibrasi yang tinggi untuk memecahkan permukaan air
menjadi partikel kecil sehingga berembun dan dapat masuk
kejalan nafas untuk melembabkan sekret serta menimbulkan
batuk
•Large volume nebulizer : untuk memberikan kelembaban
pada jalan nafas buatan seperti trakheostomi
•Smalll volume nebulizer : untuk pemberian obat-obat
pasien seperti bronkodilator
•In line nebulizer : untuk pemberian obat-obat pasien
dengan ventilasi mekanik

Indikasi :
•Merelaksasi jalan nafas
•Memobilisasi mengencerkan sekret
•Menurunkan edema mukosa
PROSEDUR
Komponen :
A.Pengkajian
• Kaji program medik
• Kaji pengetahuan pasien kecepatan prosedur yang akan
dilakukan
• Kaji suara pernafasan dan karakteristik suara nafas
• Kaji nadi dan heart rate
• Kaji kemampuan pasien mengeluarkan sekret

B. Perencanaan :
Persiapan Alat :
• Nebulizer dan perlengkapan 1 set
• Obat dan pengencernya
• Sputum pot
• Sarung tangan bersih
• Tisu
• Suction
Persiapan Pasien :
•Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien dan
keluarganya mengenai prosedur yang akan dilakukan
•Beri posisi yang nyaman dengan duduk atau semi fowler

C. Pelaksanaan :
Perawat mencuci tangan
Memasukkan obat kedalam nebulizer
Menghubungkan nebulizer dengan listrik
Menghidupkan nebulizer dan cek out flow apakah timbul
uap (embun)
Memasang alat menutupi hidung dan mulut pasien
Menginstruksikan pada pasien untuk melakukan nafas
dalam, tahan sebentar dan ekspirasi
Mengecek keadaan umum pasien, TTV dan lakukan
auskultasi paru secara berkala
Menganjurkan pasien batuk efektif untuk mengeluarkan
sekret
Hal-hal yang diperhatikan :
•Tidak meninggalkan pasien selama tindakan
•Observasi reaksi pasien terhadap efek samping obat
•Posisi alat tepat pada tempatnya

D. Evaluasi :
Observasi pasien selama dan sesudah tindakan :
•Keadaan umum dan TTV
•Respon
•Efek samping obat
•Auskultasi suara nafas
•Observasi sekret/ sputum yang dikeluarkan

E. Dokumentasi
Catat :
•Hasil pengkajian sebelum, selama dan sesudah tindakan
•Hasil observasi pasien selama dan sesudah tindakan
Memberikan Transfusi Darah

Agus Putriani Harefa


20170305003
Deskripsi :

Transfusi darah adalah pemebrian darah atau komponen darah melalui


sirkulasi darah

Jenis-jenis darah untuk transfusi :


•Darah segar (Fresh blood)
•Darah tidak segar (Stored blood)

Cara memperoleh donor darah :


•Donor dari orang yang tidak ada hubungan keluarga
•Donor dari orang yang ada hubungan keluarga
•Autologous transfusion
•Hemodilution
•Salvage during and after surgery
Jenis / Nama Darah Diberikan pada Tujuan
Whole Blood Pasien dengan Meningkatkan
perdarahan hebat, volume sirkulasi
trauma, post operasi darah
Blood Products Sebagai pengobatan • meningkatkan
 Packed RBCS pada kasus anemia jumlah sel dalam
berat darah merah
•Mempertahankan
jumlah Hb dalam
batas normal
•Menghindari resiko
overload pada
sirkulasi
 Plateletts Kasus trombo
cytopenia,
pemberiannya
diupayakan
secepatnya

Fresh Frozen Plasma Mengatasi defisien


(FFP) faktor-faktor
Plasma yang berisi koagulasi
faktor-faktor
koagulasi

 Cryoprecipitate Pasien dengan


frozen 20ml yang hemophilia
berisi faktor VIII,
XIII dan fibrinogen
 Human Serum Pasien dengan syok,
Albumin Albumin hipovolemik, luka
(5% dan 25%) : 25% bakar, dehidrasi,
albumin. Mempunyai hipoalbuminemia
konsentrasi albumin
yang tinggi
dibandingkan dengan
5% biasanya terdapat
dalam 50 ml atau 100
ml unit
PROSEDUR
Komponen :
A.Pengkajian
• Kaji program medik
• Kaji riwayat transfusi sebelumnya
• Kaji TTV pada medical record pasien
• Inspeksi integritas dan kekenyalan pembuluh darah
• Pastikan jarum punksi vena sudah menggunakan no 18
atau 19

B. Perencanaan :
Persiapan Alat :
• 1 set transfusi darah dengan blood filter
• Cairan normal salin (Nacl 0,9%)
• Cairan desinfektan : Alkohol 70%
• Sarung tangan bersih
• Tensimeter dan termometer
• Kapas suntik
• Formulir observasi khusus transfusi darah
• k/p obat sesuai program medis
Persiapan pasien :
• Jelaskan prosedur transfusi
• Minta tanda tangan surat persetujuan
• Bila belum dilakukan punksi vena maka lihat prosedur punksi
vena
Persiapan darah :
• Nama pasien, atau blood ID Bracelet
• Golongan darah dan tipe Rh pasien
• Kesesuaian Crossmatch
• Tipe dari produk darah
• Jumlah darah dan nomor kantong darah
• Masa berlaku
• Sedimen / bekuan dalam darah dan warma darah

C. Pelaksanaan :
• Mencuci tangan
• Menggunakan sarung tangan bersih
• Ma\elakukan observasi TTV
• Memasang Nacl 0,9%
• Membuka set transfusi darah diberikan dalam posisi clamp tertutup
• Desinfeksi botol Nacl lalu pasang set transfusi darah
• Memindahkan set transfusi kekantong darah
• Alirkan transfusi darah 2 ml/menit dan dampingi pasien dan
lingkungannya
• Membereskan alat-alat dan mengembalikannya pada tempatnya
• Melakukan observasi terhadap TTV setiap 5 menit pada 15 menit
pertama, tiap 15 menit selama 1 jam berikutnya, selanjutnya tiap
1 jam sampai dengan transfusi selesai
D. Evaluasi
• Memperhatikan respon pasien sehubungan dengan transfusi darah
E. Dokumentasi
Catat :
• Tanggal dan waktu reaksi transfusi, jenis dan jumlah produk
darah dan yang diberikan
• Macam produk darah dan nomor seri
• Reaksi transfusi yang terjadi, TTV, terapi yang diberikan, respon
pasien sebelum dan sesudah transfusi
• Tanggal, jam transfusi selesai diberikan.
Daftar Pustaka

 Brunner & suddart. 2010. Medical surgical nursing (Textbook). Vol.


3 Jakarta : EGC.

Guyton, Arthur C, M.D dan John E. Hall, Ph.D. Otot Janung:


Jantung Sebagai Sebuah Pompa. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Edisi 9. Jakarta: EGC, 1997.

 Muttaqin. Arif .(2012). Asuhan Keperawatan Klien dengan


Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika

 Syamsudin & Sesilia Andiani.(2013).Buku Ajar Farmakoterapi


Gangguan Saluran Pernapasan.
Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai