Teb Buk Novia Kel 8
Teb Buk Novia Kel 8
Kelompok 8
Desy Handayani
Ella Irmayeni
Fitra Annisa
Maria Rossi
Mentari
Nia Mailani
Dosen pengampu :
Novia Sinata, M.Si, Apt.
Pendahuluan
1. Metode MTT
3. Antibiotik anti-tumor
Anthracyclines
Adalah antibiotik anti-tumor yang mengganggu enzymes
involved dalam replikasi DNA. Obat ini bekerja di semua fase
siklus sel. Golongan obat ini juga digunakan secara luas untuk
berbagai kanker
Cth. Daunorubicin, Epirubicin
Pendahuluan
ELISA
elektrik stirer Oven Sentrifus
reader
vacum
microplate
corong pisah rotarry Inkubator
96 sumuran
evaporator
Media
penumbuh sel Serbuk PBS larutan DMSO
RPMI
Penisillin-
Streptomisin NaHCO3 Aquabides
1%
Larutan uji kemudian dibuang, kemudian sumuran dibilas dengan larutan PBS sebanyak
100 μl tiap sumuran sebanyak 3 kali. Setelah sumuran bersih kemudian ditambahkan 10 μl
MTT 5mg/ml. Hasil tersebut kemudian diinkubasi lagi selama 4 jam pada suhu 37°C. Sel
yang hidup akan memetabolisme MTT membentuk formazan yang berwarna ungu.
Reaksi MTT dihentikan dengan reagen stopper SDS 10% dalam 0,01% HCl sebanyak 100
μl, lalu diinkubasi semalam pada suhu kamar dengan ditutup dengan aluminium foil pada
tempat gelap selama 24 jam. Serapan dibaca dengan ELISA reader pada panjang gelombang
550 nm. Dihitung terhadap jumlah sel hidup dengan metode MTT.
Uji Sitotoksisitas
Hasil
Parameter yang digunakan dalam uji sitotoksik ini adalah IC50 (inhibitory
concentration 50 %).
MTT akan pecah menjadi formazan oleh sistem reduktase suksinat tetrazolium yang dimiliki
oleh rantai pernafasan mitokondria yang hanya aktif terhadap sel hidup. Kompleks warna
formazan tidak larut dalam air dan berwarna ungu.
Uji Sitotoksisitas
Hasil
Nilai IC50 ekstrak eter daun Binahong terhadap sel HeLa diperoleh dengan memasukkan nilai probit 5 ke dalam
persamaan y = -1,006x + 6,944 sehingga diperoleh harga IC50 sebesar 85,506 μg/ml. Semakin kecil nilai IC50 makin
poten senyawa uji tersebut. Suatu ekstrak dikatakan poten bila nilai IC50-nya ≤ 100μl/ml (Meiyanto, 2008).
Uji Sitotoksisitas
Hasil
Dari hasil pengamatan morfologi sel HeLa yang diberi perlakuan ekstrak eter daun
Binahong kadar 125 μg/mL menunjukkan adanya fenomena kematian sel, ditunjukkkan dari sel
yang mati akan berbentuk bulat tidak utuh dan warnanya tidak terang (panah merah)
sedangkan sel yang hidup akan berbentuk bulat berwarna terang atau bersinar dan membran
sel tetap utuh (panah hitam).
Kesimpulan
•Salah satu contoh nanopartikel adalah MgO. MgO memiliki potensi tinggi
sebagai agen peningkatan kontras untuk prosedur MRI dalam membantu
memberikan gambar anatomi yang sangat baik. MgO sangat menarik karena
harganya yang cukup murah dan ramah lingkungan. Toksisitas MgO telah
ditemukan lebih rendah daripada nanopartikel oksida logam lainnya
PENDAHULUAN
•Nanopartikel tersebut tidak dapat larut dalam air dan tidak cukup stabil
dalam kondisi fisiologis. Sehingga dalam penelitian ini digunakan ligand
fosfolipid polyehtyleneglycol (PEG) yang biokompatibel karena terdapat
bagian ekor yang hidrofilik dan bagian kepala yang hidrofobik
•Sel-sel epitel sel kanker hati dipilih sebagai model in vitro karena agen kontras
MRI memiliki efek havecytotoxic pada garis sel di vivo
Prinsip kerjanya didasarkan pada deteksi
cDNA Copy
Number
24 h 48 h 72 h
Evaluasi sitotoksisitas nanopartikel MgO berlapis PEG-fosfolipid pada cell lines kanker
manusia (HepG2) dengan konsentrasi dan waktu inkubasi yang berbeda. Menargetkan
dua gen stres oksidatif (GST dan katalase), peneliti melakukan analisis kuantitatif ekspresi
gen pada tingkat mRNA dengan menggunakan RT-PCR dan pada tingkat sel dengan
menggunakan teknologi MB. Hasil ini konsisten pada inkubasi 48 jam, mengungkapkan
ekspresi gen maksimum sebanding dengan konsentrasi MgO, sedangkan pada 72 jam,
ekspresi gen berkurang dua kali jumlah dari kontrol. Selain itu, rasio kenaikan GST yang
diekspresikan dan jumlah gen katalase dibandingkan dengan kontrol tidak signifikan,
menunjukkan stabilitas tinggi, biokompatibilitas, dan toksisitas rendah, menunjukkan
bahwa nanopartikel MgO direkayasa sebagai agen kontras yang sangat baik untuk
resonansi magnetik di bidang biomedis. Untuk studi sitotoksisitas lebih lanjut, berbagai sel
primer dan tes in vivo juga harus dilakukan untuk mengeksplorasi hubungan linear
antara ekspresi gen dan tingkat protein dalam sel.