Anda di halaman 1dari 57

Refleksi Kasus

Pre Eklampsia Berat

OLEH :
INTAN RACHMAWATI
30101306969
• IDENTITAS
– Nama penderita : Ny.S
– Umur :41 tahun
– Jenis kelamin : Perempuan
– No. RM : 0132534X
– Agama : Islam
– Pendidikan : SMA
– Pekerjaan : Wiraswasta
– Status : Menikah
– Alamat : Penggaron lor Genuk Semarang
– Tanggal Masuk: 23 Oktober 2017
– Ruang : VK
– Kelas : II
• ANAMNESA
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis
pada tanggal 23 Oktober 2017 pukul 11.00
• Keluhan Utama
Pasien mengeluh kedua kaki bengkak sejak 2
minggu yang lalu
• Riwayat penyakit sekarang
Pasien G4P3A0 hamil 37 minggu datang ke IGD
RSISA dengan keluhan pusing dan kaki
bengkak. Pasien merasa kenceng – kenceng.
Pasien mengaku tekanan darah tinggi hanya
hamil ini. Pasien mengaku tidak ada lendir
darah ataupun cairan rembes dari jalan lahir.
Pasien rutin melakukan kontrol ke bidan
selama kehamilan.
• Riwayat Haid
HPHT : 5 Februari 2017
HPL : 12 November 2017
UK : 37 minggu
Menarche : umur 12 tahun
Siklus haid : 28 hari, teratur
Lama haid : 7 hari
Dismenore : (-)
• Riwayat Pernikahan
Pasien menikah yang pertama kali dengan suami
sekarang.
• Riwayat Obstetri
G4P3A0 hamil 37 minggu
A. G1 : Laki-laki, 3000 gr, Spontan, bidan, usia anak19
tahun
B. G2 : Perempuan, 4000 gr, Spontan, dokter, usia anak
18 tahun
C. G3 : Laki laki 2500 gr, sc, usia anak 8 tahun
D. G4 : Hamil ini
• Riwayat ANC
ANC dilakukan 6 kali di bidan
• Riwayat KB
Pasien menggunakan KB suntik 3 bulan pada tahun 2006-
2008 dan menggunakan IUD pada tahun 2010 sampai
2017.
• Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Hipertensi : (-)
Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
Riwayat Penyakit Paru : disangkal
Riwayat DM : disangkal
• Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Hipertensi : (+) dari ayah kandung
Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
Riwayat Penyakit Paru : disangkal
Riwayat DM : disangkal
• Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien dan suaminya adalah seorang wiraswasta . Biaya
pengobatan ditanggung BPJS.
PEMERIKSAAN FISIK

• Status Present
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Vital Sign :
TD : 150/90 mmHg
Nadi : 86 x/menit TB : 146 cm
RR : 20 x/menit BB : 70 Kg

Suhu : 36,30C
• Status Internus
Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-), lidah
kotor (-)
Tenggorokan : Faring hiperemis (-), pembesaran
tonsil (-)
Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-),
pembesaran tiroid (-)
Kulit : Turgor kembali lambat, ptekiae (-)
Mammae : Simetris, benjolan abnormal (-),
hiperpigmentasi areola (+), puting menonjol (+).
• Pulmo
• Inspeksi : Pergerakan hemithorax dextra dan
sinistra simetris
• Palpasi : Stem fremitus dextra dan sinistra sama,
nyeri tekan (-)
• Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
• Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
• Cor
• Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
• Perkusi : tidak dilakukan.
• Auskultasi : suara tambahan (-)
• Abdomen
Inspeksi : Cembung, tampak pembesaran
abdomen, striae gravidarum (+), linea nigra
(+), bekas operasi (-).
Auskultasi : bising usus (+), DJJ 11-11-12
Perkusi : tidak dilakukan
Palpasi : TFU 34 cm, Kontraksi uterus
(+) hilang timbul jarang, Nyeri tekan (-)
• Extremitas
Superior Inferior
Oedem -/- +/+
Varises -/- -/-
Reflek fisiologis +/+ +/+
Reflek patologis -/- -/-
Status Obstetri

• Abdomen
Inspeksi: Uterus membesar sesuai usia kehamilan (+), striae gravidarum (+),
linea nigra (+), bekas operasi (+)
Palpasi : Bentuk memanjang, kontraksi (+), TFU 34 cm
Leopold 1 : TFU 4 jari diatas umbilikus pada fundus teraba massa bulat
besar lunak
Leopold II : Teraba bagian memanjang di sebelah kiri,teraba bagian
kecil-kecil di sebelah kanan
Leopold III : Teraba bagian bulat besar keras
Leopold IV : Konfigurasi kedua tangan konvergen. Bagian terbawah
janin belum masuk PAP
TBJ : (TFU-12) x 155
(34-12) x 155 = 3410 gram
Perkusi : -
Auskultasi : Bising usus (+), DJJ = 11 – 11 - 11
• Genitalia
Eksterna
• Vulva : DBN
• Ostium urethra externa : tak tampak kemerahan, tak
tampak discharge
• Vagina : tampak fluksus (-), fluor (-), air ketuban (-)
• Interna : Tidak dilakukan dikarenakan ada indikasi
tindakan SC
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium Darah (tanggal 7


Oktober2017)
• Hematologi
Hb : 11,5 g/dL
Hematokrit : 35,3 %
Leukosit : 8,94 /uL
Trombosit : 167 ribu /uL
APTT/PTTK : 22,7 detik
PPT : 9,4 detik
• Imunoserologi
HbsAg : Non Reaktif
• Kimia
Gula Darah Sewaktu : 91 mg/dl
Ureum :8
Creatinin Darah : 0,59
SGOT : 21
SGPT : 17
Natrium : 136,7
Kalium : 3,52
Chloride : 103,1
• Urine
Warna : Kuning
Kejernihan : Keruh
Protein : 520 mg/dl atau 5,2 g/l = ≥ +2
Reduksi : Negatif
Bilirubin : Negatif
Reaksi/pH : 6,0
Urobilinogen : 0,2
RESUME

Pasien G4P3A0 hamil 37 minggu datang ke IGD


RSISA dengan keluhan pusing dan kaki bengkak.
Pasien merasa kenceng – kenceng. Pasien
mengaku tekanan darah tinggi hanya hamil ini.
Pasien mengaku tidak ada lendir darah ataupun
cairan rembes dari jalan lahir. Pasien rutin
melakukan kontrol ke bidan selama kehamilan.
• Riwayat Haid
HPHT : 5 Februari 2017
HPL : 12 November 2017
UK : 37 minggu
DIAGNOSA

Wanita 41 tahun, G4P3A0,hamil 37 minggu, janin


1 hidup intrauterin, puki, letak kepala, U,
preterm, belum inpartu, dengan PEB
TATALAKSANA
– Rawat Inap pasien
– Pengawasan: KU, Vital Sign
– Lengkapi laboratorium, EKG, konsul UPD
– Terapi medicamentosa
• Aquabidest/NaCl 10 cc + MgSO440% 4 gram
selama 5 menit
• Infus RL 500cc + MgSO4 40% 6 gram selama 6
jam
PROGNOSA

• Kehamilan: dubia ad malam


• Persalinan :dubia ad bonam
SOAP
• Tgl 23 Oktober 2017
Jam 10.50
S : Ibu mengatakan kaki bengkak, kenceng kenceng
O :
• VT tak dilakukan
• DJJ : 11-11-12
• HIS : Jarang, setiap 30 menit sekali kencang 10 detik
• TD j. 18.00 : 150/90 mmHg, N : 86 x, S : 36,5’C, RR : 20x/m djj : 11-11-11
A : Wanita 41 tahun, G4P3A0,hamil 37 minggu, janin 1 hidup intrauterin, puki,
letak kepala, U, preterm, belum inpartu, dengan PEB
P :
Aquabidest/NaCl 10 cc + MgSO4 40% 4 gram selama 5 menit
Infus RL 500cc + MgSO4 40% 6 gram selama 6 jam
Pro SC
• Tanggal 24 Oktober 2017
S : kaki bengkak, pusing
O :
• DJJ : 11-11-11
• KU : Baik
• TD j. 05.45 : 130/80 mmHg, N : 80 x, S: 36,2’C, RR : 20x
A : Wanita 41 tahun, G4P3A0,hamil 37 minggu, janin 1
hidup intrauterin, puki, letak kepala, U, preterm, belum
inpartu, dan PEB
P : Terminasi, Pro SC
Kalnex 3x1
Cefotaxim 2x1
• Tanggal 25 Oktober 2017
S : Nyeri di perut
O :TD :120/80 mmHg, N : 80 x, S: 36,2’C, RR :
20x
A : Nyeri
P : Awasi KU
• Tanggal 26 Oktober 2017
S : Nyeri Berekurang, latian miring
O :TD :120/80 mmHg, N : 80 x, S: 36,5’C, RR :
20x
A : gangguan rasa nyaman
P : Awasi KU
TINJAUAN PUSTAKA
Preeklampsia ialah timbulnya hipertensi disertai
proteinuria dan / atau edema akibat dari kehamilan
setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan, bahkan setelah 24 jam post partum.
Kenaikan tekanan sistolik > 30 mmHg dari nilai normal
atau mencapai 140 mmHg, atau kenaikan tekanan
diastolik > 15 mmHg atau mencapai 90 mmHg dapat
membantu ditegakkannya diagnosis hipertensi.
Penentuan tekanan darah dilakukan minimal 2 kali
dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat.
• Proteinuria ditandai dengan ditemukannya
protein dalam urin 24 jam yang kadarnya
melebihi 0.3 gram/liter atau pemeriksaan
kualitatif menunjukkan 1+ atau 2+ atau 1
gram/liter atau lebih dalam urin yang
dikeluarkan dengan kateter atau midstream
yang diambil minimal 2 kali dengan jarak
waktu 6 jam.
• Preeklampsia pada perkembangannya dapat
berkembang menjadi eklampsia, yang ditandai
dengan timbulnya kejang atau
konvulsi.Eklampsia dapat menyebabkan
terjadinya DIC (Disseminated intravascular
coagulation) yang menyebabkan jejas iskemi
pada berbagai organ, sehingga eklampsia
dapat berakibat fatal.
• Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi
kehamilan yang ditandai dengan timbulnya
tekanan darah tinggi ≥160/110 mmHg atau
lebih disertai proteinuria dan/atau edema
pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
EPIDEMIOLOGI
Preeklampsia dapat ditemui pada sekitar 5-10%
kehamilan, terutama kehamilan pertama pada
wanita berusia di atas 35 tahun.Frekuensi pre-
eklampsia pada primigravida lebih tinggi bila
dibandingkan dengan multigravida, terutama
pada primigravida muda. Diabetes mellitus,
mola hidatidosa, kehamilan ganda, hidrops
fetalis, usia> 35 tahun, dan obesitas
merupakan faktor predisposisi terjadinya pre-
eklampsia.
FAKTOR RESIKO PREEKLAMPSIA
• Usia
• Paritas
• Faktor keturunan
• Faktor gen
• Diet/gizi
• Tingkah laku/sosioekonomi
• Hiperplasentosis
• Hidrops fetalis
• Mola hidatidosa
• Riwayat pre-eklampsia.
• Kehamilan pertama
• Usia lebih dari 40 tahun dan remaja
• Obesitas
• Kehamilan multiple
• Diabetes gestasional
• Riwayat diabetes, penyakit ginjal, lupus, atau
rheumatoid arthritis.
ETIOLOGI
• Faktor Trofoblast
• Faktor Imunologik
• Faktor Hormonal
• Faktor Genetik
• Faktor Gizi
• Peran Prostasiklin dan Tromboksan
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS PRE EKLAMSIA
1.Hipertensi
2.Edema
3.Proteinuria
4.Gejala subjektif : sakit kepala, nyeri ulu hati,
gangguan penglihatan.
Dikatakan preeklampsia berat bila dijumpai satu atau lebih
tanda/gejala berikut :
• TD ≥ 160 / 110 mmHg
• Proteinuria > 5 gr / 24 jamatau kualitatif 3+ / 4+
• Oliguria ≤ 500 ml / 24 jam
• Peningkatan kadar kreatinin
• Gangguan pada visus dan serebral : penurunan kesadaran, nyeri
kepala, skotoma, pandangan kabur
• Nyeri epigastrium
• Edema paru atau sianosis
• Hemolisis mikroangiopatik
• Trombositopenia yaitu trombosit <100.000 sel/mm3 atau
penurunan kadar trombosit yang cepat
• Peningkatan kadar enzim hati (SGPT, SGOT)
• Pertumbuhan janin intra uterin yang terhambat (IUGR)
• HELLP Syndrom (H = Hemolysis, E = Elevated, L = Liver enzyme, LP =
Low Platelet Counts)
Diagnosis preeklampsia bisa ditegakkan jika
terdapat minimal gejala hipertensi dan
proteinuria.
PEMERIKSAAN FISIK
• Tekanan darah harus diukur dalam setiap ANC
• Tinggi fundus harus diukur dalam setiap ANC
untuk mengetahui adanya retardasi
pertumbuhan intrauterin atau
oligohidramnion
• Edema pada muka yang memberat
• Peningkatan berat badan lebih dari 0,5 kg per
minggu atau peningkatan berat badan secara
tiba-tiba dalam 1-2 hari.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Saat ini belum ada pemeriksaan penyaring yang
terpercaya dan efektif untuk preeklampsia.
Pemeriksaan laboratorium dasar harus dilakukan di
awal kehamilan pada wanita dengan faktor resiko
menderita preeklampsia, yang terdiri dari pemeriksaan
kadar enzim hati, hitung trombosit, kadar kreatinin
serum, dan protein total pada urin 24 jam.
• Pada wanita yang telah didiagnosis preeklampsia,
harus dilakukan juga pemeriksaan kadar albumin
serum, LDH, apus darah tepi, serta waktu perdarahan
dan pembekuan. Semua pemeriksaan ini harus
dilakukan sesering mungkin untuk memantau
progresifitas penyakit.
PROGNOSIS
Kematian ibu antara 9.8%-25.5%, kematian bayi
42.2% -48.9%.
KOMPLIKASI
• Solusio plasenta: Biasa terjadi pada ibu dengan hipertensi akut.
• Hipofibrinogenemia
• Hemolisis: Gejala kliniknya berupa ikterik. Diduga terkait nekrosis periportal hati pada
penderita pre-eklampsia.
• Perdarahan otak: Merupakan penyebab utama kematian maternal penderita eklampsia.
• Kelainan mata: Kehilangan penglihatan sementara dapat terjadi. Perdarahan pada retina
dapat ditemukan dan merupakan tanda gawat yang menunjukkan adanya apopleksia
serebri.
• Edema paru
• Nekrosis hati: Terjadi pada daerah periportal akibat vasospasme arteriol umum.
Diketahui dengan pemeriksaan fungsi hati, terutama dengan enzim.
• Sindrom HELLP (hemolisis, elevated liver enzymes, dan low platelet).
• Prematuritas
• Kelainan ginjal: Berupa endoteliosis glomerulus yaitu pembengkakan sitoplasma sel
endotelial tubulus ginjal tanpa kelainan struktur lainnya. Bisa juga terjadi anuria atau
gagal ginjal.
• DIC (Disseminated Intravascular Coagulation): Dapat terjadi bila telah mencapai tahap
eklampsia.
DIAGNOSIS BANDING
• Kehamilan dengan sindrom nefrotik
• Kehamilan dengan payah jantung
• Hipertensi Kronis
• Penyakit Ginjal
• Edema Kehamilan
• Proteinuria Kehamilan
PENATALAKSANAAN PEB
Penanganan di Puskesmas
Mengingat terbatasnya fasilitas yang tersedia di
puskesmas, maka secara prinsip, kasus-kasus
preeklampsia berat dan eklampsia harus
dirujuk ke tempat pelayanan kesehatan
dengan fasilitas yang lebih lengkap.
• Persiapan-persiapan yang dilakukan dalam merujuk
penderita adalah sebagai berikut:
• Menyiapkan surat rujukan yang berisikan riwayat
penderita.
• Menyiapkan partus set dan tongue spatel (sudip lidah).
• Menyiapkan obat-obatan antara lain: valium injeksi,
antihipertensi, oksigen, cairan infus dextrose/ringer
laktat.
• Pada penderita terpasang infus dengan blood set.
• Pada penderita eklampsia, sebelum berangkat diinjeksi
valium 20 mg/iv, dalam perjalanan diinfus drip valium
10 mg/500 cc dextrose dalam maintenance drops.
• Selain itu diberikan oksigen, terutama saat kejang, dan
terpasang tongue spatel.
Penanganan di Rumah Sakit
• Perawatan aktif yaitu kehamilan segera
diakhiri atau diterminasi ditambahpengobatan
medicinal.
• Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap
dipertahankan ditambahpengobatan
medicinal.
Perawatan Aktif
– Indikasi
• Hasil penilaian kesejahteraan janin jelek
• Adanya gejala-gejala impending eklampsia
• Adanya Sindrom Hellp
• Kehamilan aterm ( > 37 minggu)
• Apabila perawatan konservatif gagal.
– Pengobatan Medisinal
• Segera rawat di ruangan yang terang dan tenang, terpasang
infus Dx/RL dari IGD.
• Tirah baring miring ke satu sisi.
• Diet cukup protein, rendah KH-lemak dan garam.
• Antasida.
• Anti kejang:
– Sulfas Magnesikus (MgSO4)
• Syarat-syarat pemberian MgSO4
• Tersedia antidotum MgSO4 yaitu calcium gluconas 10%, 1
gram (10% dalam 10 cc) diberikan intravenous dalam 3
menit.
• Refleks patella positif kuat
• Frekuensi pernapasan > 16 kali per menit, tanda distress
pernafasan (-)
• Produksi urin > 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5 cc/kgBB/jam).
• b) Diazepam
Digunakan bila MgSO4 tidak tersedia, atau syarat
pemberian MgSO4 tidak dipenuhi. Cara
pemberian: Drip 10 mg dalam 500 ml, max.
120 mg/24 jam. Jika dalam dosis 100 mg/24
jam tidak ada perbaikan, rawat di ruang ICU.
• Diuretika
Diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada
tanda-tanda edema paru, payah jantung
kongestif atau edema anasarka. Diberikan
furosemid injeksi 40 mg/im.7
• Anti hipertensi
Tekanan darah sistolis > 180 mmHg, diastolis >110 mmHg. Sasaran
pengobatan adalah tekanan diastolis < 105 mmHg (bukan kurang 90
mmHg) karena akan menurunkan perfusi plasenta.
Dosis antihipertensi sama dengan dosis antihipertensi pada umumnya.
Bila dibutuhkan penurunan tekanan darah secepatnya, dapat diberikan
obat-obat antihipertensi parenteral (tetesan kontinyu), catapres
injeksi. Dosis yang biasa dipakai 5 ampul dalam 500 cc cairan infus
atau press disesuaikan dengan tekanan darah.
Bila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat diberikan tablet
antihipertensi secara sublingual atau oral. Obat pilihan adalah
nifedipin yang diberikan 5-10 mg oral yang dapat diulang sampai 8
kali/24 jam.
• Kardiotonika
Indikasinya bila ada tanda-tanda menjurus payah jantung, diberikan
digitalisasi cepat dengan cedilanid D.
Lain-lain
• Konsul bagian penyakit dalam / jantung,dan mata.
• Obat-obat antipiretik diberikan bila suhu rektal >
38,5oC dapat dibantu dengan pemberian kompres
dingin atau alkohol atau xylomidon 2 cc IM.
• Antibiotik diberikan atas indikasi. Diberikan ampicillin 1
gr/6 jam/IV/hari.
• Analgetik bila penderita kesakitan atau gelisah karena
kontraksi uterus. Dapat diberikan petidin HCL 50-75 mg
sekali saja, selambat-lambatnya 2 jam sebelum janin
lahir.7
• Anti Agregasi Platelet: Aspilet 1x80 mg/hari
• Syarat: Trombositopenia (<60.000/cmm)8
Pengobatan obstetrik
• Cara terminasi kehamilan yang belum inpartu :
– Induksi persalinan : tetesan oksitosin dengan syarat nilai Bishop 5
atau lebih dan dengan fetal heart monitoring.
– Seksio sesaria bila :
• Fetal assesment jelek
• Syarat tetesan oksitosin tidak dipenuhi (nilai
Bishop kurang dari 5) atau adanya kontraindikasi
tetesan oksitosin.
• 12 jam setelah dimulainya tetesan oksitosin
belum masuk fase aktif. Pada primigravida lebih
diarahkan untuk dilakukan terminasi dengan
seksio sesaria.
Perawatan Konservatif

• Indikasi perawatan konservatif bila kehamilan


preterm kurangdari 37 minggu tanpa disertai
tanda-tanda inpending eklampsia dengan
keadaan janin baik.
• Pengobatan medisinal : Sama dengan perawatan
medisinal pada pengelolaan aktif. Hanya loading
dose MgSO4 tidak diberikan intravenous, cukup
intramuskuler saja dimana 4 gram pada bokong
kiri dan 4 gram pada bokong kanan.
• Pengobatan obstetri :
– Selama perawatan konservatif : observasi dan evaluasi
sama seperti perawatan aktif hanya disini tidak dilakukan
terminasi.
– MgSO4 dihentikan bila ibu sudah mempunyai tanda-tanda
pre eklampsia ringan, selambat-lambatnya dalam 24 jam.
– Bila setelah 24 jam tidak ada perbaikan maka dianggap
pengobatan medisinal gagal dan harus diterminasi.
• Bila sebelum 24 jam hendak dilakukan tindakan maka
diberi lebih dahulu MgSO4 20% 2 gram intravenous.
• Penderita dipulangkan bila :
– Penderita kembali ke gejala-gejala / tanda-tanda
pre eklampsia ringan dan telah dirawat selama 3
hari.
• Bila selama 3 hari tetap berada dalam
keadaan pre eklampsia ringan : penderita
dapat dipulangkan dan dirawat sebagai pre
eklampsia ringan (diperkirakan lama
perawatan 1-2 minggu).
PENCEGAHAN

• Meningkatkan jumlah balai pemeriksaan


antenatal dan mengusahakan agar semua wanita
hamil memeriksakan diri sejak hamil muda.
• Mencari pada setiap pemeriksaan tanda-tanda
preeklampsia dan mengobatinya segera apabila
ditemukan.
• Mengakhiri kehamilan sedapat-dapatnya pada
kehamilan 37 minggu ke atas apabila setelah
dirawat tanda-tanda preeklampsia tidak juga
dapat dihilangkan.
DAFTAR PUSTAKA

• San Cahyo Rini, 2010, Penatalaksanaan Terapi


Pasien Preeklampsia Rawat Inap Rsup Dr. Soeradji
Tirtonegoro, Klaten
• http://med.unhas.ac.id/obgin/wp-
content/uploads/2016/08/PENANGANAN-
TERKINI-PEB-EL-final.pdf
• Sarwono Prawirohardjo, 2010, Ilmu Kebidanan,
ed. 3, Bina Puataka Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta
• Buku saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan dan Rujukan, ed 1, WHO, 2013

Anda mungkin juga menyukai