Anda di halaman 1dari 30

Pendekatan

Anemia
RSUD Tarakan
Ilmu Kesehatan Anak
Anemia
Anemia adalah kondisi dimana
konsentrasi hemoglobin dan massa
eritrosit menurun dibandingkan kontrol
pada usia yang sama
Anemia Pada Penduduk Indonesia
Karakteristik Anemia (%) Karakteristik Anemia (%)
Kelompok Umur Jenis Kelamin
12-59 bulan 28.1
Laki-laki 18.4
5-14 tahun 26.4
Perempuan 23.9
15-24 tahun 18.4
25-34 tahun 16.9 Tempat Tinggal
35-44 tahun 18.3 Perkotaan 20.6
45-54 tahun 20.1 Pedesaan 22.8
55-64 tahun 25.0
Indonesia 21.7
65-74 tahun 34.2
>75 tahun 46.0
Data RISKESDAS 2013
Klasifikasi Anemia
Mikrositik Normositik Makrositik
Defisiensi besi Anemia hemolitik kongenital Megaloblastik

Thalasemia • Hemoglobin mutan •Defisiensi vitamin B12

Keracunan timbal kronis • Defek enzim eritrosit (G6PD) • Defisiensi asam folat

Anemia sideroblastik • Gangguan membran eritrosit Non-Megaloblastik

Inflamasi kronis Anemia hemolitik didapat • Anemia aplastik

• Autoimun • Hipotiroid

• Mikroangiopati •Diamond-Blackfan

Kehilangan darah akut • Penyakit hati

• Infiltrasi sumsum tulang

• Anemia diseritropoietik
Batasan Anemia

Umur Hemoglobin (g/dL) Hematokrit (%) MCV (mm3)


Mean Batas Mean Batas Mean Batas
Bawah Bawah Bawah
0.5 – 1.9 12.5 11.0 37 33 77 70
2–4 12.5 11.0 38 34 79 73
5–7 13.0 11.5 39 35 81 75
8 – 11 13.5 12.0 40 36 83 76
Pemeriksaan Penunjang
• Darah Perifer Lengkap
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
Red cell distribution Width (RDW)
Hitung retikulosit
Mean Corpuscular Volume
(MCV)
• Indeks perkiraan volume eritrosit
• MCV = (Hematokrit / Eritrosit) x 10
• MCV normal 79 – 96 fl
• Mikrositik : MCV <79 fl
• Makrositik : MCV > 96 fl
Mean Corpuscular Hemoglobin
(MCH)
• Indeks untuk mengetahui perkiraan
kandungan hemoglobin dalam eritrosit
• MCH = (Hemoglobin / Eritrosit) x 10
• MCH normal 27 – 32 pg
• Hipokrom : MCH <27 pg
• Hiperkrom : MCH >32 pg
Mean Corpuscular Hemoglobin
Concentration (MCHC)
• Indeks untuk mengetahui persentase
hemoglobin dalam darah
• MCHC = (Hemoglobin / Hematokrit) x 10
• MCHC normal 32 – 37 %
• Hipokrom : MCHC <32 %
Red Cell Distribution Width
(RDW)
• Memperkirakan variasi ukuran eritrosit
• Semakin tinggi nilainya, ukuran eritrosit
semakin anisositosis
Hitung Retikulosit
• Untuk membedakan anemia akibat
penurunan produksi eritrosit dengan
proses destruktif
• Rendah : Supresi sumsum tulang dan
krisis aplastik
• Tinggi : Hemolisis atau perdarahan aktif
Pemeriksaan Khusus
• Anemia Defisiensi Besi
 Serum Iron (SI), Total Iron Binding Capacity (TIBC),
Feritin
 Saturasi transferin = (SI/TIBC) x 100

• Anemia Hemolitik
 Bayi: golongan darah ABO, Rhesus, Coombs test,
piruvat kinase, elektroforesis Hb
 Anak: Coombs test, G6PD, piruvat kinase, elektroforesis
Hb
Pemeriksaan Khusus
• Anemia aplastik : Bone marrow puncture
(BMP)
• Anemia pasca perdarahan : faktor
koagulasi, waktu pembekuan, waktu
perdarahan
• Anemia akibat keganasan : BMP, USG
Anemia Defisiensi Besi
Etiologi
• <1 tahun: BBLR, gemeli, ASI eksklusif
tanpa suplemen besi, susu formula rendah
besi, anemia selama masa kehamilan
• 1 – 2 tahun: Asupan kurang, infeksi
berulang, obesitas, malabsorbsi
Anemia Defisiensi Besi
Etiologi
• 2 – 5 tahun: Asupan kurang, kebutuhan
meningkat, perdarahan
• 5 tahun – remaja: Asupan kurang,
perdarahan oleh karena infeksi
Anemia Defisiensi Besi
Anamnesis
• Pucat kronis, mudah lelah, berdebar-debar,
sering pusing, sesak napas
• Keluhan keterlambatan pertumbuhan
• Pada bayi dan anak kecil dapat ditemukan
keterlambatan perkembangan psikomotor. Pada
usia lebih lanjut dapat dijumpai gangguan
kognitif
• Perubahan perilaku: pika (makan benda-benda
seperti tanah, batu, kertas, dll)
Anemia Defisiensi Besi
Pemeriksaan Fisik
• Pucat dan tidak ditemukan organomegali
• Atrofi papil lidah
• Perubahan pada epitel kuku
(koilonikia/spoon nails)
• Gangguan jantung bila sudah terjadi
komplikasi pada jantung
Anemia Defisiensi Besi
Pemeriksaan Penunjang
• Hemoglobin turun
• MCV dan MCHC dapat normal pada
awalnya. Pada tahap lanjut dapat
ditemukan mikrositik hipokrom
• Status besi: Feritin dan SI turun, TIBC
naik, Saturasi transferin
Anemia Hemolitik
Etiologi
• Defisiensi G6PD merupakan salah satu
penyebab anemia hemolitik yang sering
• Defisiensi G6PD akan membuat eritrosit
rentan lisis
Anemia Hemolitik Akut
Anamnesis
• Pucat mendadak
• Riwayat perdarahan
• Riwayat konsumsi obat/terkena racun
• Obat yang dapat menyebabkan anemia
hemolitik: primakuin, klorokuin,
kotrimoksasol, kloramfenikol, aspirin
Anemia Hemolitik Kronik
Anamnesis
• Pucat sejak lama
• Anoreksia
• Perut membesar
Anemia Hemolitik
Pemeriksaan Fisik
• Pucat
• Jaundice
• Sklera ikterik
• Splenomegali
Anemia Hemolitik
Pemeriksaan Penunjang
• Hb pada urin
• Anisositosis, poikilositosis, sel target,
fragmentosit, sel berinti, hipokrom
Thalasemia
Etiologi
• Thalasemia alfa  defisiensi atau tidak adanya sintesis
rantai globin alfa
• Delesi gen tunggal akan menyebabkan carrier
thalasemia alfa minor dengan mikrositosis tanpa anemia
• Delesi 3 gen menyebabkan produksi HbH dengan
anemia mikrositik, hemolisis dan splenomegali
• Delesi 4 gen menyebabkan produksi Hb Barts, biasanya
disertai hidrops fetalis
Thalasemia
Etiologi
• Thalasemia beta  defisiensi atau tidak
adanya sintesis rantai globin beta
• Defek 1 gen akan menyebabkan trait
minor yang bersifat asimptomatik,
mikrositik, dan anemia ringan
• Defek 2 gen akan menyebabkan
thalasemia beta mayor yang gejalanya
muncul saat usia 6 bulan
Thalasemia
Anamnesis
• Pucat kronis
• Riwayat transfusi darah berulang
• Riwayat keluarga akan penyakit yang
sama
• Perut semakin membesar dan terasa ada
massa di perut
Thalasemia
Pemeriksaan Fisik
• Pucat
• Hepatosplenomegali
• Facies cooley (hiperplasia sumsum tulang
dan penipisan korteks)
• Gangguan dan status gizi yang kurang
Thalasemia
Pemeriksaan Penunjang
• Anemia mikrositik ringan
• Indeks Mentzer (MCV/eritrosit) bernilai <
13
• RDW meningkat
• Leukositosis palsu akibat
retikulosit/eritrosit berinti terhitung sebagai
leukosit
• Thrombositopenia akibat splenomegali

Anda mungkin juga menyukai