Subyektif
Pasien datang dengan keluhan baal wajah sebelah kanan pada tahun 2009. Keluhan pertama kali dirasakan tahun 2003 saat hamil anak
terahkir, tetapi setelah melahirkan sudah menghilang. Disertai telinga berdengung, nyeri kepala, dan kelopak mata yang sulit dibuka. Pasien
direncanakan untuk dilakukan operasi di RS PON, keluhan saat ini sudah tidak begitu dirasakan
Obyektif
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : CM
GCS : E4V5M6 (15)
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Nadi : 78 x/ menit
Suhu : 36.0 oC
Respirasi : 20 x/menit
Status Neurologis :
N.III, IV, VI: pupil bulat, ditengah, isokor 1mm/1mm, RCL -/-, RTCL -/-
NVIII: weber lateralisasi kanan. Rinne (+/+)
Motorik :
Atas :5/5
Bawah : 5/5
Refleks fisiologis refleks patologis : (-)
++ ++
++ ++
++ ++
+ +
Hasil MRI: .
(19/06/2009)
Extraaxial tumor didaerah parasellar kanan yang invasi kedalam sella dan CPA cistern kanan serta menekan brainstem ke
kiri. juga tampak mastoiditis kanan. meningioma?
(26/01/2018)
Massa extra axial, menyengat pasca kontras pada CPA dextra dan fossa temporal dextra
(03/03/2018)
Stenosis a.carotis interna kanan mulai segmen petrous sampai segmen communicating. sugestif ec penekanan massa (a.carotis di
segmen petrous sampai communicating terdesak massa, dan di segmen cavernous dilingkupi massa)
penyempitan ringan bagian mid posterior communicating artery
a.basilaris terdorong ke kiri dengan kaliber normal
tidak tampak stenosis, aneurisma maupun AVM pada sistem arteri lainnya pada MRA saat ini
VI. DIAGNOSIS
Diagnosa Klinik : tinnitus, gangguan pendengaran, RCL -/-, RCTL -/-, hemiparese wajah dextra, penglihatan
menurun dextra
Diagnosa Topik : cerebellopontine angle + sinus cavernosus
Diagnosa Etiologik : SOL neoplasma
Diagnosa Patologik : Desak ruang intrakranial
VII. TATALAKSANA
Rujuk faskes tingkat III Rencana tatalaksana lebih lanjut
VIII. PROGNOSIS
Ad Vitam : Bonam
Ad Fungsionam : Dubia ad bonam
Ad Sanationam : Dubia ad bonam
Space occupying lesion dapat terjadi pada otak maupun pada medula spinalis. Untuk bagian otak, ada beberapa hal
yang dapat menjadi penyebabnya, yaitu Tumor, Perdarahan, Herniasi Otak, Abses, Edema, dan yang terakhir Tumor
Medula spinalis.
TUMOR OTAK
Etiopatogenesis
Bawaan
Degenerasi atau perubahan neoplasmatik
Radiasi
Virus
Substansia substansia karsinogenik
Epidemiologi
Urutan frekuensi neoplasma di dalam ruang tengkorak adalah sebagai berikut: (1) glioma (41%), (2) meningioma
(17%), (3) adenoma hipofisis 13%,(4) neurilemoma 12%, (5) neoplasma metastatik dan (6) neoplasma pembuluh
darah serebral. Urutan yang berlaku untuk proses neoplasmatik di dalam ruang kanalis spinalis berbeda dengan
urutan di atas. Di situ adalah sebagai berikut: (1) neurilemoma, (2) meningioma, (3) glioma, (4) sarkoma,
(5)hemangioma, dan (6)kordoma
MANIFESTASI KLINIS
Modalitas penanganan terhadap tumor otak mencakup tindakan terapi operatif, terapi konservatif, radioterapi,
kemoterapi, immunoterapi
Condition Value (%) level of Functional Capacity
0% Dead
MENINGIOMA
istilah yang diciptakan oleh Harvey Cushing, mengacu pada satu set tumor yang muncul bersebelahan dengan
meninges. Meningioma dapat terjadi intrakranial atau di dalam kanal tulang belakang. Mereka diduga muncul dari sel
cap arachnoidal, yang berada di lapisan arachnoid yang menutupi permukaan otak.
iritasi
kompresi
gejala stereotip
Vaskular
Lain lain
JENIS JENIS TUMOR
Gliomas
Astrositoma
WHO Grade I,II,III,IV
Oligodendroglioma
Epyndymoma
Medulloblatoma
Ganglioglioma
Schwannoma
Chordoma
ABSES OTAK
Trauma kapitis adalah trauma mekanik terhadap kepala baik secara langsung ataupun tidak langsung yang
menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial baik temporer maupun
permanen.
Hematoma Epidural (EDH)
Hemtoma epidural adalah perdarahan yang terjadi pada lapisan antara tulang tengkorak dan duramater
Hematoma Subdural
Hematom subdural adalah perdarahan yang terjadi di antara duramater- arachnoid, akibat robeknya “bridging vein” (vena jembatan).
Perdarahan Subarachnoid
SAH ialah terjadinya ekstravasasi darah, biasanya darah arteri ke dalam ruang subarachnoid.
PENATALAKSANAAN TRAUMA KAPITIS
Survei primer, gunanya untuk menstabilkan kondisi pasien, meliputi tindakan sbb:
Airway
Breathing
Circulation
Disability
Survei sekunder > lab dan