Anda di halaman 1dari 11

Pemeriksaan Lab pada Pasien

Diabetes Melitus
HbA1C
• Hemoglobin A1c atau HbA1c adalah komponen minor dari
hemoglobin yang berikatan dengan glukosa.
• Pemeriksaan HbA1c adalah pemeriksaan darah yang penting untuk
melihat seberapa baik pengobatan terhadap diabetes.
• Artinya pemeriksaan Hemoglobin A1C ini akan menggambarkan rata-
rata gula darah selama 2 sampai 3 bulan terakhir dan digunakan
bersama dengan pemeriksaan gula darah biasa untuk membuat
penyesuaian dalam pengendalian diabetes melitus.
• Bagi yang memiliki diabetes melitus (diabetesi) harus melakukan
pemeriksaan ini setiap 3 bulan sekali untuk menentukan apakah gula
darah mereka telah mencapai kadar target atau belum.
• Bagi yang hasilnya memuaskan atau diabetes di bawah kontrol yang
baik mungkin dapat menunggu lebih lama untuk melakukan tes darah
selanjutnya, namun para ahli merekomendasikan pemeriksaan HbA1c
setidaknya 2 kali setahun.
• Bagi orang yang sehat alias tanpa diabetes, kisaran nilai normal
HbA1c adalah antara 4% sampai 5,6%. Kadar HbA1c antara 5,7%
sampai 6,4% mengindikasikan peningkatan risiko diabetes, dan kadar
6,5% atau lebih tinggi mengindikasikan diabetes.
Mikroalbumin pada urin pasien DM
• Salah satu komplikasi diabetes adalah terjadinya kerusakan ginjal atau
disebut nefropati diabetik, yang dapat menyebabkan gagal ginjal
terminal sehingga penderita perlu menjalani cuci darah (hemodialisa)
atau cangkok ginjal.
• Nefropati diabetik, ditandai dengan kerusakan glomerulus ginjal, yaitu
bagian ginjal yang berfungsi sebagai alat penyaring.
• Gangguan pada glomerulus ginjal dapat menyebabkan lolosnya
albumin (salah satu jenis protein) ke dalam urine (kencing). Karena
itu, adanya albumin di dalam urin (disebut albuminuria) merupakan
penanda terjadinya nefropati diabetik.
• Untuk mendeteksi mikroalbuminuria, dapat dilakukan dengan
pemeriksaan albumin urine kuantitatif, dengan bahan pemeriksaan
berupa urine (air kencing).
• Hasil pemeriksaan albumin urin kuantitatif dapat dikategorikan
normal, mikroalbuminuria atau albuminuria (=makroalbuminuria)
sesuai dengan kriteri berikut ini :
• normal apabila Urine 24 jam (mg/24 jam) < 30
• Mikroalbuminura apabila Urine 24 jam (mg/24 jam) 30-299
• Makroalbuminuria apabila Urine lebih besar atau sama dengan 300
Ureum dan Creatinin
• Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari asam
amino yang telah dipindah amonianya di dalam hati dan mencapai
ginjal, dan diekskresikan rata-rata 30 gram sehari. Hal ini tergantung
dari jumlah normal protein yang di makan dan fungsi hati dalam
pembentukan ureum.
• Kreatinin merupakan produk sisa dari perombakan kreatin fosfat yang
terjadi di otot. Kreatinin adalah zat racun dalam darah, terdapat pada
seseorang yang ginjalnya sudah tidak berfungsi dengan normal.
• Batas normal ureum : 20 – 40 mg/dl
Batas normal kreatinin : 0,5 – 1,5 mg/dl
• Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin dalam darah dapat menjadi
acuan untuk mengetahui adanya Gagal ginjal akut (GGA)
• suatu sindrom klinis yang ditandai dengan penurunan mendadak (dalam
beberapa jam sampai beberapa hari) kecepatan penyaringan ginjal, disertai
dengan penumpukan sisa metabolisme ginjal (ureum dan kreatinin).
SGOT & SGPT pada pasien diabetes
• berdasarkan lama sakit dinyatakan ada hubungan yang bermakna
antara kadar SGPT pada penderita diabetes mellitus dengan lama
sakit. Hal ini menunjukkan bahwa lama sakit penderita DM
berpengaruh terhadap peningkatan kadar SGPTnya, sehingga
dimungkinkan terjadi gangguan pada hati.

Anda mungkin juga menyukai