Anda di halaman 1dari 11

Manajemen konflik

Konflik ???
Konflik sebagai suatu perselisihan atau perjuangan yang
timbul akibat terjadinya ancaman keseimbangan antara perasaan, pikiran,
hasrat dan perilaku seseorang.( deutsch,1997) . konflik merupakan suatu
bentuk perjuangan antara diantara kekuatan interdependen (Douglass &
Bevis (1979)). Perjuangan tersebut dapat terjadi baik didalam individu (
interpersonal conflict) ataupun didalam kelompok (intragroup conflict) (
La Monica, 1986).
Tipe konflik
1. Konflik di dalam pengirim:Pengirim pesan sama sama saling berlawaan
2. Antar pengirim: Pesan – pesan yang berlawan dari dua atau lebih
pengirim.
3. Antar pesan: Orang yang sama termasuk didalam kelompok- kelompok
yang berkonflik. Contoh
4. Peran pribadi :Orang yang sama nilai- nilainya berlawanan (ketidak
sesuaian kognitif).
5. Antar pribadi : Nilai- nilai baru dari luar dimasukkan pada kelompok
yang ada.
6. Didalam kelompok : Nilai- nilai baru dari luar dimasukkan pada
kelompok yang ada.
7. Antar kelompok: Dua atau lebih kelompok dengan tujuan yang
berlawanan
8. Peran mendua : Seseorang tidak menyadari harapan orang lain terhadap
sebuah peran tertentunya
9. Beban peran yang terlalu : Seseorang tidak dapat memenuhi harapan
orang lain untuk perannya.
Penyebab konflik

1. Perilaku menentang
2. Stres,
3. Kondisi ruangan yang terlalu sempit
4. Kewenangan dokter-perawat
5. Perbedaaan nilai atau keyakinan
6. Eksklusifisme
7. Peran ganda
8. Kekurangan sumber daya insani
9. Perubahan dianggap sebagai proses ilmiah
10. Imbalan,
11. Komunikasi
Proses konflik
La Monica (1986) mengutip pendapatnya Filley (1980) membagi proses konflik dalam
enam tahapan, yaitu kondisi yang mendahului, konflik yang dipersepsi, konflik yang dirasakan,
perilaku yang dinyatakan, penyelesaian atau penekanan konflik, dan penyelesaian akibat konflik
Kondisi yang mendahului merupakan penyebab terjadinya konflik seperti yang sudah
didiskusikan sebelumnya. Setelah terjadi suatu konflik, konflik yang ada dipersepsi atau berusaha
diketahui.
Konflik yang dipersepsi ini pada umumnya bersifat logis, tidak personal, dan sangat
objektif Di sisi lain konflik akan dirasakan secara subjektif karena individu merasa ada konflik
relasi. Perasaan semacam ini sering diasumsikan sebagai suatu yang dapat mengancam integritas
diri, memunculkan permusuhan, perasaan takut dan bahkan timbulnya perasaan tidak berdaya
beberapa individu kemudian melakukan bentuk perilaku nyata seperti perilaku agresif, pasif,
aseptif, persaingan, debat, atau ada beberapa individu yang mencoba memecahkan masalah atau
konflik
Langkah selanjutnya yang dilakukan terhadap terjadinya konflik adalah perilaku untuk
menyelesaikan atau menekan konflik tersebut. Perilaku tersebut dapat berupa perjnjian antara
yang terlibat atau kadang melalui tindakan “penaklukan” pada pihak yang terlibat. Oleh karena
itu, upaya untuk menyelesaikan sisa atau akibat konflik tersebut sudah selayaknya dilakukan oleh
pihak yang terlibat. Jika hal itu tidak dilakukan, dapat memunculkan konflik baru pada tempat
dan waktu yang berbeda.
Strategi dan keterampilan
manajemen konflik
Beberapa strategi dapat dipakai untuk menyelesaikan terjadinya konflik. Strategi-
strategi tersebut adalah menghindar, akomodasi, kompetisi, kompromi, dan kerjasama.
1. Strategi menghindar : memungkinkan kedua kelompok atau pihak yang terlibat konflik
menjadi dingin dan berusaha mengumpulkan informasi. Teknik menghindar dapat
digunakan apabila isu tidak gawat atau bila kerusakan yang potensial tidak akan terjadi dan
lebih banyak menguntungkan. Selanjutnya baru diatur kembali untuk pertemuan
penyelesaian konflik. Dengan demikian, pihak yang terlibat konflik diberi kesempatan untuk
merenungkan dan memikirkan alternative penyelesaiannya.
2. strategi akomodasi : Strategi akomodasi digunakan untuk memfasilitasi dan memberikan
wadah untuk menampung keinginan pihak yang terlibat konflik.
3. strategi kompetisi : Cara kompetisi dapat dilakukan seorang manajer dengan cara
menunjukkan kekuasaan yang terkait dengan posisinya untuk menyelesaikan konflik,
terutama yang terkait dengan tugas dan tanggungjawab stafnya. Strategi yang biasa
digunakan adalah melalui peningkatan motivasi antar staf guna menimbulkan rasa
persaingan yang sehat.
4. srategi kompromi : Strategi kompromi dilakukan dengan mengambil jalan tengah diantara
pihak-pihak yang terlibat konflik. Hal ini biasanya bersifat sementara sehingga bila
situasinya sudah stabil, perlu dikumpulkan pihak yang terlibat konflik untuk selanjutnya
dapat dilakukan penyelesaian masalah secara tuntas
Keterampilan manajement
konflik
Bentuk ketrampilan yang dapat dimanfaatkan untuk mengelola konflik pada umumnya berupa
kegiatan pencegahan. Ketrampilan tersebut berkisar pada kegiatan berikut.
1. Membuat aturan atau pedoman yang jelas dan harus diketahui oleh semua pihak.
2. Menciptakan suasana yang mendukung dengan banyak pilihan. Hal ini akan membuat orang
menjadi senang dalam memberikan usulan, member kekuatan bagi mereka meningkatkan
pemikiran kreatif, memungkinkan pemecahan masalah yang lebih baik.
3. Mengungkapkan bahwa mereka dihargai. Pujian dan penegasan tentang nilai-nilai adalah penting
untuk setiap orang dalam bekerja.
4. Menekankan pemecahan masalah secara damai, dan membangun suatu jembatan pengertian.
5. Menghadapi konflik dengan tenang dan memberikan pendidikan tentang perilaku.
6. Memainkan peran yang tidak menimbulkan stress dan konflik.
7. Mempertimbangkan waktu dengan baik untuk semuanya, dan jangan menunda waktu yang tidak
menentu.
Penyelesaian masalah

1. Penggunaan disiplin
2. Pertimbangan tahap kehidupan
3. Komunikasi
4. Lingkaran kualitas
5. Latihan keasertifan
Pemecahan masalah
1. Tahap pertama, pengkajian situasi. Tahap ini terdiri dari tiga proses yang
dilakukan, yaitu identifikasi masalah, diagnosis penyebab dari masalah, dan
identifikasi tujuan dari penyelesaian masalah melalui keputusan yang akan
diambil.
2. kedua, perumusan alternative solusi. Pada tahap ini, pengambil keputusan
mencoba membangun beberapa alternative solusi untuk diputuskan guna
diambil sebagai langkah solusi.
3. Tahap ketiga, pengujian alternative. Pada tahap ini, pengambil keputusan
melakukan evaluasi dan penilaian terhadap berbagai alternative yang muncul
untuk kemudian diambil satu atau lebih alternative yang dianggap terbaik.
Untuk dapat menentukan alternative solusi yang terbaik, maka pendekatan
bagan alur (flow chart) dapat dipergunakan untuk mendapatkan alternative-
alternatif yang memungkinkan.
4. Tahap keempat, pelaksanaan dan evaluasi alternative. Jika keputusan sudah
diambil, maka langkah berikutnya adalah mengimplementasikan alternative
yang telah diputuskan untuk dijalankan.
Hasil konflik

1. Isu
2. Kekuasaan
3. Kemampuan Menanggapi Kebutuhan
4. Komunikasi
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai