Anda di halaman 1dari 27

Ismail M.

Fauzi
Dessy Permatasari
Dewi Sartika
Latifa Adlu
Listia Nurhayati
Rica Faricha
Shinta Falah Sari
Siti Rohmah

PPN XXXV
FKEP UNPAD
2018
Seorang ibu 37 minggu hamil G1P0A0 hamil 9 bulan datang ke UGD rumah sakit X pada pukul 24.00 dengan
mengeluhkan sakit pinggang bagian belakang yang menjalar ke bagian depan perut serta keluar lendir dari jalan
lahirnya.
Pukul 00.30, hasil pembukaan 2 cm, ketuban intak, presentasi kepala, DJJ 135x/menit, kontraksi 1x10”x10’. Kemudian
dilakukan USG abdomen serta CTG pada perut ibu.
Pukul 03.00 ibu mengeluhkan keluar cairan tiba-tiba yang banyak dari jalan lahir yang tidak tertahankan, berwarna
jernih disertai sedikit lendir dan darah.
Pukul 07.00 dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil pembukaan 2 cm, ketuban (-), presentasi kepala, DJJ 145
x/menit, kontraksi 1x15”x10’. Terapi yang di berikan adalah IVFD Pitocin drip 2 iu dalam 500ml D5 sebanyak 20 gtt/10
menit mulai 07.00, terapi di tambahkan 5 gtt/10menit.

Kasus Pukul 10.00 pada pemeriksaan didapatkan hasil pembukaan 2 cm, DJJ 150x/menit, kontraksi 3x30”x10’, CTG :
akselerasi lambat, dan ibu mengeluh sangat mules.
Terapi dilanjutkan dan selesai pada 13.00 dilakukan pemeriksaan didapatkan masih hasil yang sama dengan
sebelumnya.
Ibu istirahat dulu dari terapi Pitocin I, dianjurkan makan untuk energi yang diperlukan selama menjelang persalinan.
Selama periode istirahat dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil pembukaan 2, DJJ 150x/menit, kontraksi 1x20”x10’,
CTG : deselerasi, dan ibu mengeluh mules berkurang.
Terapi Pitocin II dilakukan pada 14.00 dengan aturan yang sama, diharapkan ada pembukaan lagi dan kontraksi yang
kuat.
Pukul 18.00 selesai terapi ke-2, dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil pembukaan 2 cm, DJJ 165x/menit, kontraksi
3x35”x10’, CTG : akselerasi, dan ibu mengeluh mules yang sangat.
Pukul 19.00 dilakukan operasi SCTP cito pada ibu.
Pukul 20.05 lahir bayi perempuan 3850 gram, PB 52 cm.
CTG (Cardiotograf)

– Kardiotokografi menyajikan kesejahteraan janin


– Kardio bearti denyut jantung dan Toko bearti kontraksi uterus, keduanya disajikan
pada waktu yang bersamaan, denyut jantung terdapat dibagian atas catatan dan
kontraksi dibawahnya. Cardiotokografi adalah suatu metoda elektronik untuk
memantau kesejahteraan janin dalam kehamilan dan atau dalam persalinan.
– Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan apakah
bayi menerima cukup oksigen. Umumnya dilakukan pada usia kandungan minimal
26-28 minggu, atau kapanpun sesuai dengan kondisi bayi. Cardiotokografi
merupakan pemeriksaan denyut jantung janin untuk menilai kesejahteraanya (fetal-
wellbeing).
– Dalam Cardiotokografi terdapat 3 hal yang di catat :
 Denyut jantung janin
 Kontraksi Rahim
 Gerakan janin.
– Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin (djj) dalam hubungannya dengan gerakan
atau aktivitas janin. Pada janin sehat yang bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekuensi
denyut jantung janin. Sebaliknya, bila janin kurang baik, pergerakan bayi tidak diikuti oleh
peningkatan frekuensi denyut jantung janin.
– Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan, hendaknya diulangi dalam waktu 24
jam. Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test). Bayi yang tidak
bereaksi belum tentu dalam bahaya, walau begitu pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan.
Indikasi CTG
Pemeriksaan Cardiotokografi biasanya dilakukan pada kehamilan resiko tinggi, dan indikasinya terdiri dari :
Ibu
– Pre-eklampsia-eklampsia
– Ketuban pecah
– Diabetes mellitus
– Kehamilan > 40 minggu
– Vitium cordis
– Asthma bronkhiale
– Inkompatibilitas Rhesus atau ABO
– Infeksi TORCH
– Bekas SC
– Induksi atau akselerasi persalinan
– Persalinan preterm.
– Hipotensi
– Perdarahan antepartum
– Ibu perokok
– Ibu berusia lanjut.
– Lain-lain : sickle cell, penyakit kolagen, anemia, penyakit ginjal, penyakit paru, penyakit jantung, dan penyakit
tiroid
Janin
– Pertumbuhan janin terhambat (PJT)
– Gerakan janin berkurang
– Suspek lilitan tali pusat
– Aritmia, bradikardi, atau takikardi janin
– Hidrops fetalis
– Kelainan presentasi, termasuk pasca versi luar.
– Mekoneum dalam cairan ketuban
– Riwayat lahir mati
– Kehamilan ganda
– Dan lain-lain
Kontra Indikasi Cardiotokografi
– Sampai saat ini belum ditemukan kontra-indikasi pemeriksaan Cardiotokografi
terhadap ibu maupun janin.
Syarat Pemeriksaan Cardiotokografi
– Usia kehamilan > 28 minggu
– Ada persetujuan tindak medik dari pasien (secara lisan)
– Punktum maksimum denyut jantung janin (DJJ) diketahui.
– Prosedur pemasangan alat dan pengisian data pada komputer
(pada Cardiotokografi terkomputerisasi) sesuai buku petunjuk dari pabrik.
Akselerasi
– Akselerasi adalah peningkatan denyut jantung janin 15 dpm atau lebih dari denyut
jantung dasar dengan durasi ≥15 detik atau lebih, namun kurang dari 2 menit.
Akselerasi memanjang bertahan lebih dari atau sama dengan 2 menit namun kurang
dari 10 menit. Jika terjadi akselerasi atau deselerasiyang bertahan lebih dari atau
sama dengan 10 menit, maka terjadi perubahan denyut jantung dasar.
Deselerasi
– Deselerasi adalah menurunnya denyut jantung janin yang dapat dibagi menjadi
deselerasi dini, deselerasi lambat, deselerasi variabel, dan deselerasi memanjang.
– Deselerasi dini :
 Berulang dari satu kontraksi ke kontraksi selanjutnya.
 Kembalinya deselerasi selalu bersamaan dengan berhentinya kontraksi.
• Disebabkan stimulasi nervus vagal.
• Dimulai dengan kompresi kepala saat kontraksi berlangsung.
• Menurunnya denyut jantung janin bersamaan dengan meningkatnya kekuatan
kontraksi.
• Bukan indikasi menurunnya kesejahteraan janin.
– Deselerasi lambat :
• Berulang dari satu kontraksi ke kontraksi selanjutnya (tiga atau lebih).
• Kembalinya denyut jantung janin ke denyut jantung dasar terjadi setelah kontraksi berakhir. • Deselerasi lambat
memiliki manifestasi buruk bila didapatkan bersamaan dengan variabilitas minimal dan takikardi.
• Menunjukkan ketidakmampuan plasenta memenuhi kebutuhan janin.
• Dapat menunjukkan hipoksia janin dan asidosis.
• Sering menandakan dekompensasi janin

– Deselerasi variabel:
 Berulang atau menetap.
• Menurunnya denyut jantung janin yang mendadak, sering diikuti dengan kembalinya denyut jantung janin ke denyut
jantung dasar yang cepat
• Menunjukkan kompresi dari tali pusat.
• Sering terjadi pada ibu hamil dengan oligohidramnion.

– Deselerasi memanjang:
• Denyut jantung janin menurun >3 menit namun tidak melebihi 10 menit.
• Pola denyut jantung janin sebelum dan saat kembalinya deselerasi ke denyut jantung dasar merupakan toleransi dari
janin, bukan deselerasi.
• Jika terdapat deselerasi memanjang harus dilakukan resusitasi intra uterin.
PITOCIN
– Pitocin adalah Oksitosin versi sintetik yang dibuat manusia. Oksitosin adalah
hormon alami yang diproduksi oleh tubuh.
– Kapan Pitocin Digunakan dalam persalinan? Meskipun Pitocin dimaksudkan
untuk hanya digunakan dalam kala I tahap akhir, namun kenyataannya saat ini itu
digunakan secara rutin dari awal persalinan atau bahkan untuk memulai
persalinan secara artifisial. Pdahal Penggunaan yang disarankan, pada label
adalah
– Oksitosin adalah hormon yang digunakan selama tahap akhir kehamilan untuk
menginduksi persalinan (kontraksi). ini sering digunakan untuk induksi
persalinan pada kehamilan sulit atau kehamilan berisiko komplikasi (misalnya,
preeklampsia, eklampsia, diabetes).
– Pitocin sering dianjurkan jika staf medis Anda terasa seperti tidak ada
“kemajuan” dalam persalinan atau jika kontraksi Anda tampaknya tidak akan
“efektif”. Dokter mengikuti bagaimana kemajuan persalinan anda melalu grafik.
Grafik ini telah ada selama seratus tahun atau lebih.Bagan untuk persalinan
tahap pertama (kala I) adalah seorang ibu bersalin harus mengalami
pembukaan serviks/ melebarkan 1 cm / jam.
Kontra indikasi Pitocin:
– Saya akan mulai dengan mengatakan bahwa dalam situasi darurat yang benar Pitocin dapat
menjadi alat vital. Jika seorang wanita mengalami pendarahan setelah melahirkan, Pitocin
dapat membantu menghentikan pendarahan sebelum resiko kematian mengancam. Namun,
sebagian besar pitocin tidak digunakan untuk situasi darurat saja.
– Tubuh kita secara alami mulai memproduksi Oksitosin dalam rangka untuk memulai
persalinan. Studi menunjukkan bahwa ketika Pitcoin diperkenalkan ke dalam aliran darah ibu,
sinyal otaknya menunjukkan bahwa itu memproduksi Oksitosin cukup atau terlalu banyak dan
berhenti berkomunikasi secara akurat. Penyebab nomor satu untuk “gawat janin” sering
didiagnosis dalam persalinan, sebenarnya sering disebabkan karena pemberian Pitocin. Dalam
persalinan bayi perlu istirahat, perlu untuk dapat memilih kecepatan kontraksi. Bayi memiliki
cara berkomunikasi dengan otak ibu, bayi dapat mengontrol jika persalinan berlangsung pada
kecepatan yang cepat, dengan kecepatan yang lambat atau campuran keduanya. Ketika bayi
membutuhkan istirahat, ibu mendapat sinyal ke otak untuk mengurangi kadar oksitosin dan
memberikan bayi periode waktu di mana kontraksi menjadi yang tidak intens, ini dimaksudkan
agar bayi istirahat dan memilih ritmenya. Setelah Pitocin telah diperkenalkan ke dalam tubuh
ibu, otak tidak lagi dapat mengontrol berapa banyak hormon yang produksi. Staf medis
(bidan/dokter) sekarang yang memiliki kendali atas berapa banyak oksitosin yang mengalir ke
ibu dan seberapa sering rahimnya akan berkontraksi.
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan cukup
Persalinan bulan (37-42 minggu) dari dalam uterus melalui vagina. Persalinan normal terjadi
dimana bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala/ubun-ubun kecil
dan berlangsung dalam waktu kurang dari 18 jam. Sedangkan persalinan abnormal
yaitubayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat seperti
versi/ekstraksi, cunam, vakum, dekapitasi, embriotomi dan sebagainya, atau lahir
per abdominam dengan sectio cesarea.

Tanda dan gejala dimulainya persalinan antara lain:


 Adanya penipisan dan pembukaan serviks
 kontraksi uterus yang menyebabkan pembukaan serviks
 keluarnya cairan lendir bercampur darah (Bloody show ) melalui vagina
Persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu:
 Kala I
Dimulai saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini
terbagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase
aktif (6 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10cm. Kontraksi lebih kuat dan sering
selama fase aktif.
 Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya
berlangsung selama 2 jam pada primipara.
 Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak
lebih dari 30 menit.
 Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.
KPD

– Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan
dan di tunggu satu jam belum di mulainya tanda persalinan (manuaba, 2001)
– Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung.ketuban pecah dini di sebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan
membrane atau meningkatnya tekanan intra uteri atau kedua faktor tersebut
berkurangnya kekuatan membrane disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal
dari vagina servik (sarwono prawiroharjop,2002)
– KPD adalah pecahnya ketuban sebelum in partu, yaitu bila pembukaan primi kurang
dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm. ( Sarwono Prawirohardjo, 2005 )
Menurut Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UI RSCM (2012),
penyebab terjadinya ketuban pecah dini meliputi hal-hal berikut:
– Serviks inkompeten
– Ketegangan rahim berlebihan seperti pada kehamilan ganda, hidramnion
– Kelainan letak janin dalam rahim seperti letak sungsang, letak lintang
– Kemungkinan kesempitan panggul seperti perut gantung, bagian terendah belum
masuk PAP (pintu atas panggul), disproporsi sefalopelvik
– Kelainan bawaan dari selaput ketuban
– Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban dalam
bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.
Penyebab – CPD (Chepalo Pelvik Diisproportion)

dilakukan CPD merupakan ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran kepala janin yang dapat
menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara alami.
SC – PEB (pre Eklamsi Berat)
PEB merupakan kesatuan penyakit yang disebabkan oleh kehamilan. Setelah perdarahan dan
infeksi, pre-eklamsi dan eklamsi adalah penyebab kemaitian maternal dan perinatal paling penting
dalam ilmu kebidanan.
– KPD (Ketuban Pecah Dini)
KPD merupakan pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan ditunggu satu jam
belum terjadi inpartu. Sebagian besar KPD adalah hamil atern di atas 37 minggu, sedangkah
dibawah 36 minggu.
– Bayi kembar
Kehamilan kemabr memiliki resiko komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran satu bayi. Bayi
kembar dapat pula mengalami sungsang atau salah letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan
secara normal.
– Faktor hambatan jalan lahir
Misalnya jalan lahir yang memungkinkan untuk tidak adanya pembukaan, adanya tumor dan
kelainan pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernapas.
– Kelainan letak janin
a. Kelainan pada letak kepala
 Letak kepala tengadah
Bagian terbawah adalah puncak kepala, pada pemeriksaan dalam teraba UUB yang paling rendah.
Penyebabnya kelainan panggul, kepala bentuknya bundar, anaknya kecil atau mati, kerusakan dasar
panggul.
 Presentasi muka
Letak kepala tengadah (defleksi), sehingga bagian kepala yang terletak paling rendah ialah muka.
 Presentasi dahi
Posisi kepala antara fleksi dan defleksi, dahi berada pada posisi terendah dan tetap paling depan. Pada
penempatan dagu, biasanya dengan sendirinya akan berubah menjadi letak muka atau letak belakang
kepala.
b. Letak seungsang
LS merupakan keadaan dimana janin terletak memanjnag dengan kepala difundus uteri dan bokong
berada dibagian bawah kavum uteri. Jenis LS yaitu presentasi bokong, presentasi bokong kaki,
sempurna, presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (Saifuddin, 2002).
Pengkajian

– Identitas
Nama : Ny. X
Umur : 37 th
– Keluhan utama : klien mengeluh sakit di pinggang bagian belakang yang menjalar ke
bagian depan perut serta keluar lendir dari jalan lahirnya
- Riwayat terapi:
 Pukul 07.00  IVFD Pitocin drip 2 IU dalam 500ml D5 sebanyak 20 gtt/10 menit
 Terapi Pitocin I mulai 07.00 ditambah 5 gtt/10 menit terapi dilanjutkan dan selesai
13.00
 Terapi Pitocin II pada pukul 14.00 selesai 18.00
Pemeriksaan
– Pukul 00.30, hasil pembukaan 2 cm, ketuban intak, presentasi kepala, DJJ
135x/menit, kontraksi 1x10”x10’.
– Pukul 03.00 keluar cairan tiba-tiba yang banyak dari jalan lahir yang tidak
tertahankan, berwarna jernih disertai sedikit lendir dan darah.
– Pukul 07.00 dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil pembukaan 2 cm, ketuban
(-), presentasi kepala, DJJ 145 x/menit, kontraksi 1x15”x10’
– Pukul 10.00 pada pemeriksaan didapatkan hasil pembukaan 2 cm, DJJ
150x/menit, kontraksi 3x30”x10’, CTG : akselerasi lambat
– Pukul 13.00 didapatkan hasil pembukaan 2, DJJ 150x/menit, kontraksi
1x20”x10’, CTG : deselerasi
– Pukul 18.00 didapatkan hasil pembukaan 2 cm, DJJ 165x/menit, kontraksi
3x35”x10’, CTG : akselerasi
– Pemeriksaan penunjang
 USG Abdomen
 CTG
Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. DS : Ketuban pecah dini Risiko Infeksi

DO : Tidak adanya perlindungan dari luar
- Keluar cairan yang banyak dari jalan lahir
dengan daerah rahim
disertai lendir dan darah secara tiba-tiba pada

pukul 03.00
- Pukul 07.00 air ketuban (-) Mudahnya mikroorganisme masuk
- Waktu kala 1 memanjang mulai 03.00 – secara asendens
18.00 ↓
Risiko infeksi

2. DS : Pasien mengeluh sakit di pinggang Pembukaan tidak lengkap Φ2cm Nyeri akut
bagian belakang yang menjalar kebagian ↓
depan perut, ada rasa sangat mulas.
Indikasi SCTP
DO :
- Φ2 cm ↓
- Ketuban intak Dilakukan emergency SCTP
- Presentasi kepala
- Keluar cairan dari jalan lahir bercampur
lendir dan darah
- Kontraksi 3x30”x10’
Daftar Diagnosa
Keperawatan

– Risiko infeksi maternal berhubungan dengan ketuban pecah dini


– Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian persentasi,
dilatasi / peregangan jaringan, kompresi saraf, pola kontraksi semakin intense
lama, hiperventilasi maternal
Intervensi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai