Kelemahannya : Aksinya lambat, tidak dapat digunakan pada keadaan gawat. Waktu absorsinya 30-45 menit, efek puncak setelah 1 - 1,5 jam. Rasa dan baunya mengganggu Tidak dapat diberikan pada pasien mual-mual, muntah, semi koma, pasien yang akan menjalani pengisapan cairan lambung dan yang susah menelan. SUBLINGUAL Obat diletakkan dibawah lidah Keuntungannya : Aksi kerja obat lebih cepat, setelah hancur dibawah lidah obat segera diabsorbsi kedalam pembuluh darah Obat menjadi tidak aktif bila ditelan, karena proses kimiawi cairan lambung. Contoh obat : nitrogliserin pada os dengan nyeri dada karena angina pectoris Obat beraksi dlm 1’, dan efeknya dlm 3’ (Rodman dan Smith, 1979) Bukal Obat diletakkan antara gigi dgn selaput lendir pd pipi bgn dlm. Sama dgn cara sublingual obat dibiarkan hancur sendiri dan diabsorbsi. Jarang dilakukan, hanya pada jenis preparat hormon dan enzim (mis: utk pemberian oksitosin guna meningkatkan tonus otot). Berbentuk lotion, liniment, ointment, pasta dan bubuk yang biasanya dipakai untuk pengobatan gangguan dermatologis. Pemberiannya bisa dengan digosok, ditepuk, disemprot, dioles dan iontoforesis (dengan listrik). Dengan cara irigasi (pencucian kantung konjungtiva mata) dan instilasi (tetes). Biasanya berbentuk cairan dan ointment (salep). Kadar obat biasanya rendah karena selaput lendir dan jaringan mata lunak dan responsive thp obat. Biasanya obat tetes hidung dimaksudkan utk menimbulkan astringent efek yaitu mengkerutkan selaput lendir yang bengkak. Tujuan lain menyembuhkan infeksi pada rongga atau sinus-sinus hidung. Irigasi vagina yaitu suatu prosedur membersihkan vagina dengan aliran air yang pelan Tujuannya : › Untuk memasukkan larutan anti mikroba guna mencegah pertumbuhan mikroorganisme, › Mengeluarkan kotoran dari vagina › Mencegah perdarahan (dengan cairan dingin atau hangat), › Mengurangi peradangan. › Mengobati infeksi, › Menghilangkan rasa nyeri maupun gatal pada vagina. Jenis cairan irigasi yang sering digunakan adalah normal salin, sodium bikarbonat, air ledeng dll, 1000 - 2000 cc sblmnya dipanaskan pada suhu 40,5 °C. Bentuk ogbat instilasi vagina antara lain cream, jelly, foam dan supositoria. Bentuk obatnya bisa enema (cairan) dan supositoria. Beberapa keuntungan supositoria : › Tidak menyebabkan iritasi pada saluran cerna bagian atas. › Beberapa obat tertentu diabsorbsi lebih baik oleh mukosa rektum dari pada dengan cara pemberian yang lain. Prinsip pemberian obat enema dan supositoria : › Untuk mencegah peristaltik, lakukan enema retensi secara pelan dengan cairan sedikit (tidak lebih dari 120 cc) dan gunakan rectal tube kecil. › Selama pemberian enema os bebaring miring ke kiri dan bernafas melalui mulut agar sfingter rileks. › Retensi enema dilakukan setelah pasien BAB. › Untuk Eneme anjurkan pasien untuk berbaring telentang selama 30 menit setelah pemberian enema. › Obat supositoria harus disimpan dilemari es karena dapt meleleh pada suhu kamar. › Gunakan handscoen saat pemberian supositoria, os berbaring ke kiri dan bernafas lewat mulut, dorong pelan-pelan supositoria ke dalam. › Untuk supositoria anjurkan os tetap miring ke kiri selama 20’ setelah obat masuk. • Ujung tube salep jangan tersentuh oleh benda apapun • Cuci tangan, kepala ditengadahkan, dengan jari telunjuk kelopak mata bagian bawah ditarik kebawah, tube salep mataditekan hingga salep masuk dan mata ditutup selama 1-2 menit. Mata digerakkan ke kiri-kanan, atas- bawah - Setelah digunakan, ujung kemasan salep diusap dengan tissue bersih (jangan dicuci dengan air hangat) dan wadah salep ditutup rapat Tangan dicuci untuk menghilangkan obat yang mungkin terpapar pada tangan