Anda di halaman 1dari 55

Curriculum Vitae

Nama Yulidar Hafidh, dr., Sp. A(K)


Tempat / Tanggal lahir Banda Aceh, 2 Agustus 1947
Alamat Jl. Yosodipuro No. 146 Surakarta
Status Menikah

Riwayat Pendidikan
• SD Lulus tahun 1959
• SMP Lulus tahun 1962
• SMA Lulus tahun 1965
• S1 FK UGM Lulus tahun 1973
• Spesialis FK UGM Lulus tahun 1987 Spesialis Anak
Riwayat Pekerjaan
Dokter Puskesmas Kalasan Yogyakarta th. 1975 – 1979
Dokter di Bagian Ilmu Kesehatan Anak th. 1979 – 1984
Pendidikan Dokter Spesialis Anak di FK UGM/ RSUP Dr. Sardjito th 1984 - 1987
Dokter Spesialis Anak RSUD Dr. Moewardi Surakarta sejak th 1987 - sekarang
Staf Pengajar di Bag. IKA FK UNS/ RSDM
Kepala Instalasi Rawat Inap II RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Penatar Resusitasi Neonatus th. 2003 – 2004
Peserta Kursus EBM th. 2003
training in Principles of Basic Neonatal Care Bandung 11 – 17 February 2006 1
PENANGANAN KEGAWATAN PADA
NEONATUS
Yulidar Hafidh

PENDIDIKAN KEDOKTERAN BERKELANJUTAN


ILMU KESEHATAN ANAK IV
PENANGANAN TERKINI KEGAWATAN PADA ANAK
The Sunan Hotel, 15-16 Maret 2014
PENDAHULUAN

N E O N AT U S

MASA KEHIDUPAN PERTAMA DI LUAR


RAHIM SAMPAI DENGAN USIA 28 HARI
FAKTOR IBU YANG SERING
MENYEBABKAN KEGAWATAN
NEONATUS
 Kehamilan kurang bulan
 Kehamilan dengan penyakit DM
 Kehamilan dengan gawat janin
 Kehamilan dengan penyakit kronis ibu
 Kehamilan dengan pertumbuhan janin terhambat
 Kehamilan lebih bulan
 Infertilitas
NILAI STANDAR
UNTUK BAYI BARU LAHIR SEHAT
Laju Jantung 110 – 170 kali/menit
Laju Nafas 40 – 60 kali/menit
Suhu Tubuh 36,5 – 37,5°C
Saturasi O2 90 – 96%
0 – 24 jam setelah lahir >40 mg/dl
Kadar Gula Darah
> 24 jam setelah lahir >45 mg/dl

Hemoglobin (Hb) 14 – 20 g/dl


Hematokrit (Hct) 45 – 60%
Menangis kuat, membuka mata dan
Status CNS
gerak aktif
Hansmann G, Gomella TL, Buku Ajar Neonatologi IDAI
KEGAWATAN NEONATUS
YANG SERING MUNCUL DALAM PRAKTEK
TRAUMA LAHIR HIPERBILIRUBINEMIA

ASFIKSIA SYOK
NEONATORUM
SINDROMA GAWAT KEJANG
NAFAS
GANGGUAN
SINDROMA ASPIRASI METABOLIK
MEKONIUM
PERDARAHAN
HIPOGLIKEMIA

HIPOTERMIA
TRAUMA LAHIR
CIDERA LAHIR YANG UMUM TERJADI

KAPUT

SEFALHEMATOMA

PERDARAHAN
SUBGALEAL
FRAKTUR
KLAVIKULA
PALSI BRAKIAL
ERB
Neonatology At a Glance
PERDARAHAN SUBGALEAL
 Trauma kepala yang menyebabkan
perdarahan diantara periosteum dan
galea aponeurosis
 Berupa benjolan yang melewati sutura
 Prematuritas, vakum ekstraksi dan
gangguan koagulasi dapat menjadi
faktor risiko
 Dapat berkembang menjadi syok
hipovolemik

 Atasi syok hipovelemik ,tranfusi darah,


plasma beku segar dan faktor koagulasi
ASFIKSIA NEONATAL
ASFIKSIA NEONATAL

World Health Organization (WHO )

KEGAGALAN BERNAPAS SECARA SPONTAN


DAN TERATUR PADA SAAT LAHIR ATAU
BEBERAPA SAAT SETELAH LAHIR

WHO Perinatal mortality: a listing of available information


FRH/MSM.76.7. Geneva:WHO, 1996
ASFIKSIA NEONATAL

 Penyebab kematian 19% dari 5 juta kematian


bayi baru lahir setiap tahun
 Angka kejadiannya  1-1,5% kelahiran hidup
 bayi <36 minggu 9% dan >36 minggu 0,5%
 Hanya kira-kira 1% saja yang membutuhkan
resusitasi yang ekstensif
KRITERIA KLINIS ASFIKSIA
NEONATORUM
 Asidosis metabolik / campuran (pH darah tali pusat
<7)
 Nilai skor Apgar 0-3 yang menetap selama >5 menit
 Manifestasi klinis neurologik (kejang, koma, atau
hipotoni)
 Disfungsi organ multisistem pada periode neonatal
dini seperti kardiovaskuler, gastrointestinal,
hematologik, paru, atau ginjal.
American Academy of Pediatrics
American Congress of Obstetricians and Gynecologists
ASFIKSIA NEONATAL
 Nilai Apgar tidak digunakan lagi selama
resusitasi
 Resusitasi harus dimulai sebelum
perhitungan nilai Apgar
 Tanda utama yang harus diperhatikan 
usaha napas, frekuensi jantung, dan tonus
otot bayi
FAKTOR RISIKO PENYEBAB
HIPOKSIA DAN ASIDOSIS
FAKTOR ANTEPARTUM
Faktor Ibu Faktor Bayi
- Usia <16 tahun atau >35 tahun - Polihidramnion
- Penyakit selama kehamilan - Oligohidramnion
- Penggunaan obat terlarang - Kehamilan ganda
- Riwayat reproduksi yang buruk - Kehamilan kurang atau lebih
- Perdarahan pada trimester kedua bulan
atau ketiga - Pertumbuhan janin terhambat
- Kelainan kongenital
- Berkurangnya gerakan janin
- Tanpa pengawasan antenatal yang
adekuat
FAKTOR RISIKO PENYEBAB
HIPOKSIA DAN ASIDOSIS
FAKTOR INTRAPARTUM
Faktor Ibu Faktor Bayi
- Korioamnionitis - Presentasi abnormal
- Penggunaan narkotika <4 jam - Persalinan dengan tindakan
sebelum persalinan - Seksio sesaria
- Anestesi umum - Prematuritas
- Solusio plasenta - Partus presipitatus
- Plasenta previa - Partus lama
- Kejang tonik uterus - Tanda gawat janin
- Ketuban pecah dini - Air ketuban bercampur
mekonium
- Tali pusat menumbung
SINDROMA GAWAT NAFAS
(RESPIRATORY DISTRESS
SYNDROME)
SINDROMA GAWAT NAFAS
(RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME)

 Dispnea atau hiperapnea


 Laju nafas > 60x/menit
 Sianosis
 Merintih waktu ekspirasi
 Retraksi di daerah epigastrium, interkostal
pada saat inspirasi
TATALAKSANA SINDROM GAWAT
NAFAS
 Kortikosteroid antenatal
 Pemberian antibiotik untuk mencegah
infeksi sekunder.
 Pemberian surfaktan ekstrogen ( surfaktan
dari luar)
 Resusitasi
SINDROMA ASPIRASI
MEKONIUM
SINDROMA ASPIRASI MEKONIUM
 Gawat napas akibat aspirasi mekonium
 Terjadi di dalam uterus atau oleh neonatus
selama proses persalinan atau saat kelahiran
 Paling banyak terjadi pada bayi yang matur dan
post matur
 Menyebabkan sumbatan jalan napas, inflamasi
berat, hipertensi paru, aktivasi thrombosis
FAKTOR RISIKO
KEHAMILAN LEBIH KECIL MASA
BULAN KEHAMILAN
HIPERTENSI (KMK)/IUGR
MATERNAL
IBU MEROKOK ATAU
PRE-EKLAMPSIA MEMILIKI PENYAKIT
KARDIORESPIRATORI
IBU PENDERITA YANG KRONIS
DIABETES
OLIGOHIDRAMNION
DENYUT JANTUNG
JANIN ABNORMAL

Gomella TL, Hansmann G, Chandran JR, Uma DN. Rajeshwary U


MANIFESTASI SPESIFIK

 Air ketuban yang bercampur dengan


mekonium
 Pewarnaan kuning/hijau pada tubuh bayi
 Hipoksia
 Distress napas
 Takipnu
SINDROMA ASPIRASI MEKONIUM

 Intervensi tepat  membaik dalam


beberapa hari
 Angka kematian tinggi  13,8 % dari
seluruh kejadian
BAGAN RESUSITASI NEONATUS
HIPOGLIKEMIA
HIPOGLIKEMIA

 Glukosa  sumber energi utama fetus &


neonatus
 Kadar gula darah < 40 mg/dl pada 24 jam
pertama kelahiran atau < 45 mg/dl pada > 24
jam pertama
FAKTOR RISIKO

KMK • ↓ simpanan glikogen

Prematur • ↓ simpanan glikogen

IDM • Hiperinsulinisme

BMK • Hiperinsulinisme

Stres /Sakit • ↑ pemakaian glukosa


MANIFESTASI KLINIS

Iritabilitas dan tremor Takipnu


Refleks Moro yang Hipotermi / suhu yang
berlebihan tidak stabil
High-pitched cry Ketidakstabilan
Kejang vasomotor
Letargis dan hipotoni Tidak mau minum
Koma
Sianosis
Apnu/nafas yang ireguler
GLUKOSA DARAH < 25 MG/DL
ATAU TANDA HIPOGLIKEMI (+)
Glukosa 10% 2 ml/kgBB secara
+ bolus IV pelan dalam lima menit

I.V. Infus glukosa 10% sesuai


LINE kebutuhan rumatan

Glukosa 10% 2 ml/kgBB P.O. via


- OGT
Cek 1 jam setelah
Glukosa Darah bolus glukosa

Kadar glukosa Kadar glukosa Kadar glukosa


darah masih darah 25 – 45 darah 45 mg/dl
tetap atau < 25 mg/dl atau lebih
mg/dl

2x cek > 45
mg/dl
Ulangi langkah Teruskan infus dan
– langkah Cek Glukosa darah
sebelumnya setiap 3 jam STOP
GLUKOSA DARAH 25 – 45 MG/DL,
TANDA HIPOGLIKEMI (-)
Berikan Ulangi
ASI + langkah –
langkah
sebelumnya

Tanda –
tanda - Cek Glukosa
hipoglikemi darah 3 jam
setelah minum /
sblm ASI
berikutnya
Cek
Glukosa Darah

Kadar glukosa Kadar glukosa Kadar glukosa


darah masih darah 25 – 45 darah 45 mg/dl
tetap atau < 25 mg/dl atau lebih
mg/dl

2x cek > 45
mg/dl
Ulangi langkah
Naikkan frekuensi
– langkah
/ volume ASI
sebelumnya STOP
HIPOTERMIA
HIPOTERMIA

 Penurunan suhu tubuh sampai di bawah


36,5°C (normal 36,5 – 37,5 °C)
 Pengaturan suhu tubuh bayi  mekanisme
termoregulasi yang rumit  hipotalamus
dan jalur endokrin
MEKANISME KEHILANGAN PANAS

Departemen Kesehatan Indonesia


PEMBAGIAN HIPOTERMIA

 Hipotermia ringan (36 – 36,5°C)


 Hipotermia sedang (32-36°C)
 Hipotermia berat (<32°C)
PENGUKURAN SUHU

 Bayi yang sakit  setiap jam


 Bayi kecil  setiap 12 jam
 Bayi sehat atau keadaannya baik 
setiap 24 jam
PENCEGAHAN HIPOTERMIA

 Ibu melahirkan di ruangan yang hangat


 Segera mengeringkan tubuh bayi yang lahir
 Segera meletakkan bayi di dada ibu
 Kontak langsung kulit ibu dan bayi
 Menunda memandikan bayi baru lahir
sampai suhu tubuh stabil
CARA MENGHANGATKAN BAYI
HIPERBILIRUBINEMIA
VISUAL

 Dilakukan dengan pencahayaan yang cukup


(di siang hari dengan cahaya matahari)
 Tekan kulit bayi dengan lembut dengan jari
untuk mengetahui warna di bawah kulit dan
jaringan subkutan.
KRAMER
Dengan menekan jari
telunjuk ditempat yang
tulangnya menonjol seperti
tulang hidung, tulang dada,
lutut dan lain-lain 
sesuaikan dengan
tingkatannya
Kadar Bilirubin
(Mg/Dl)
Kramer Daerah Ikterus
Premat
Aterm
ur
1 Kepala dan leher 4-8 4-8
2 Dada sampai pusat 5-12 5-12
Pusat bagian bawah sampai
3 7-15 8-16
lutut
Lutut sampai pergelangan kaki
4 dan bahu sampai pergelangan 9-18 11-18
tangan
Kaki dan tangan termasuk
5 > 10 >15
telapak kaki dan telapak tangan
PENCEGAHAN HIPERBILIRUBINEMIA
 Primer
 Pemberian ASI pada semua bayi cukup
bulan dan hampir cukup bulan yang
sehat
 Ibu menyusui bayinya ± 8-12 x sehari

 Sekunder
 Lakukan pemeriksaan sistematik pada
bayi dengan risiko tinggi

American Academy of Pediatrics


FOTO TERAPI
 Dilakukan selama 24 jam / sampai kadar
bilirubin darah kembali ke ambang batas
normal

 Menjaga kadar bilirubin agar tak terus


meningkat sehingga menimbulkan risiko
yang lebih fatal
KO M P L I K A S I

 Bronze baby syndrome


 Diare
 Hemolisis
 Dehidrasi
 Ruam kulit
PENATALAKSANAAN
HIPERBILIRUBINEMIA PADA
BAYI SEHAT CUKUP BULAN
Kadar Bilirubin Total Serum (mg/dl [μmol/L])

Tranfusi
Tranfusi
Pertimbang Tukar jika
Tukar &
Usia (Jam) kan Fototerapi Fototerapi
Fototerapi
Fototerapi Intensif
Intensif
gagal

25-48 ≥ 12 (170) ≥ 15 (260) ≥ 20 (340) ≥ 25 (430)


49-72 ≥ 15 (260) ≥ 18 (310) ≥ 25 (430) ≥ 30 (510)
> 72 ≥ 17 (290) ≥ 20 (340) ≥ 25 (430) ≥ 30 (510)
Petunjuk penatalaksanaan
hiperbilirubinemia berdasarkan berat badan
dan bayi baru lahir relatif sehat
Kadar Bilirubin Total Serum (mg/dl [μmol/L])
Sehat Sakit
Berat Badan Fototerapi Tranfusi Tukar Fototerapi Tranfusi Tukar

Kurang Bulan
< 1000 g 5-7 Bervariasi 4-6 Bervariasi

1001 – 1500 g 7-10 Bervariasi 6-8 Bervariasi

1501 – 2000 g 10-12 Bervariasi 8-10 Bervariasi

2001 – 2500 g 12-15 Bervariasi 10-12 Bervariasi

Cukup Bulan
> 2500 g 15-18 20-25 12-15 18-20
SIMPULAN
 Kegawatan pada neonatus  masalah
penting dalam penanganan bayi baru lahir

 Kegawatan pada neonatus  resusitasi 


tindakan kritis terutama pada sistim
pernafasan dan sistem kardiovaskuler

 Penanganan kegawatan yang benar  gejala


sisa minimal  bayi tumbuh dan
berkembang secara optimal
SEBELUM MERUJUK PASIEN
STABLE

SUGAR EMOTIONAL
AND SUPPORT
SAFE CARE

TEMPERATURE LAB WORK

BLOOD
AIRWAY
PRESSURE
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai