Anda di halaman 1dari 11

CAIRAN TUBUH DAN

ELEKTROLIT

OLEH

ODE IRMAN
CAIRAN TUBUH
Pada seorang dewasa, jumlah air
tubuhnya kira2 setengah dari berat
badannya. Kandungan air tubuh
tergantung berat badan, umur dan
kelamin, dan jumlah relatif lemak. Bayi
terdiri atas 73% air; kandungan air ini
makin menurun dengan meningkatnya
umur, sehingga pada usia lanjut tinggal
45% atau kurang. Jadi seorang pria
dewasa muda terdiri atas kira2 60%
air, wanita dewasa muda 50% (karena
lemak tubuhnya lebih banyak dan otot
rangkanya lebih kecil).
Kompartemen cairan. Air terdapat dalam
dua kompartemen cairan, yaitu intrasel
dan ekstrasel.
Kompartemen ekstrasel dapat dibagi lagi
dalam 2 sub kompartemen, yaitu plasma
(bagian cair darah) dalam pembuluh darah, dan
cairan interstisal dalam interstisium jaringan.
Komposisi cairan tubuh, air berfungsi sebagai
solven universal. Yang dilarut dapat
digolongkan sebagai elektrolit dan non
elektrolit. Contoh non elektrolit adalah glukosa,
lipid, kreatinin dan urea. Elektrolit adalah
senyawa kimia, yang dapat diuraikan menjadi
ion dalam air. Karena ion adalah partikel
bermuatan, maka disebut elektrolit. Kosentrasi
elektrolit dari cairan tubuh biasanya diucapkan
dalam mEq/L.
Perbandingan cairan ekstrasel dan intrasel.
Kandungan elektrolit pada kedua kompartemen
itu berbeda, cairan ekstrasel terutama adalah
ion Na dan Cl dan intrasel terutama ion K dan
HPO4-
Keseimbangan Air
Agar hidrasi tubuh optimal, harus ada
keseimbangan antara masuk dan keluaran
air. Masukan air sangat bervariasi dari orang
ke orang, dipengaruhi kebiasaan, namun
diperkirakan antara 2000-2500ml per hari
pada orang dewasa. Kebanyakan air
memasuki tubuh melalui makanan dan
minuman, masing-masing 30% dan 60%,
sekitar 10% berasal dari proses metabolisme.
Keluaran air terjadi melalui berbagai jalan.
Sejumlah air menguap melalui paru bersama
udara ekspirasi atau melalui kulit (28%); ini
disebut insensible water loss, yg keluar
berupa keringat 8% dan tinja 4%, 60% keluar
melalui urin. Kalau plasma kehilangan
air,akan memicu dahaga dan penglepasan
ADH
Gangguan Keseimbangan
air
Gangguan keseimbangan air dapat berupa
dehidrasi, hidrasi hipotonik atau intoksikasi air
dan edema. Dehidrasi, terjadi bila keluaran air
melebihi masukan air. Hal ini dapat terjadi pada
perdarahan, luka bakar luas, muntah dan diare
berkepanjangan, berkeringat banyak atau
diuretik berlebihan. Hidrasi hipotonik atau
intoksikasi air, dapat terjadi pada insufisiensi
ginjal atau minum air sangat banyak dengan
cepat. Akibatnya terjadi hiponatremia, dengan
gejala nausea, vomitus, kram otot, edema
serebri. Bila tidak diatasi, timbul disorentasi,
konvulsi, koma dan kematian. Edema yaitu
penimbunan cairan dalam celah interstisial.
Yang dapat menimbulkan edema adalah
hipoproteinemia (akibat malnutrisi, penyakit
hati, atau glomerulonefritis).
Keseimbangan elektrolit
Elektrolit meliputi garam, asam dan basa.
Garam (NaCl) memasuki tubuh bersama
makanan dan minuman. Garam keluar dari
tubuh melalui keringat, tinja, dan urine. Bila
tubuh kurang NaCl, keringat jadi lebih tawar.
Ginjal harus mengendalikan keseimbangan
elektrolit darah. Dalam hal reabsorpsi Na,
hormon aldesteron berperan penting. Bila
konsentrasi aldesteron tinggi, hampir semua
ion Na di absorpsi kembali. Selain aldesteron,
juga ADH mempengaruhi reabsorpsi air. Bila
konsentrasi ion Na darah turun, mis. Akibat
banyak minum bir sehingga volume darah
naik, maka penglepasan ADH terhambat,
sehingga lebih banyak air dikeluarkan
bersama urine
Juga hormon kelamin wanita ada pengaruhnya.
Estrogen secara kimia mirip aldosteron dan,
seperti halnya aldosteron, memicu reabsorpsi
Nacl oleh tubuli ginjal, karena air ikut
tertahan, maka banyak wanita “menahan air”
saat kadar estrogen darahnya naik selama
siklus menstruasi, juga edema pada wanita
hamil. Pengaruh progesteron adalah
kebalikannya.
Kalium, ion intrasel utama, diperlukan agar
neuromuskuler berfungsi normal, selain untuk
sintesis protein. Perubahan konsentrasi ion K
sangat berpengaruh pada membran selnya,
terlalu banyak maupun terlalu sedikit ion K
mempengaruhi jantung, karena mengganggu
penghantaran impuls jantung, bahkan dapat
berakibat kematian.
Keseimbangan K juga diatur ginjal, yaitu
dengan mengatur sekresi K kedalam filtrat
oleh duktus koligentes. Aldesteron
meningkatkan sekresi ion K. agar
keseimbangan elektrolit tercapai, setiap ion
Na yg direabsorpsi, satu ion K disekresi, kira2
90% kalsium (Ca) tubuh terdapat dalam
tulang. Seperti halnya Na dan K, ion Ca
mempengaruhi kerja neuromuskuler.
Hipokalsemia dapat menimbulkan tetani otot,
hiperkalsemia dapat menimbulkan aritmia
jantung dan kematian, yang mengatur
keseimbangan Ca adalah hormon paratiroid
dan kalsitonin, tulang adalah cadangan Ca
dan fosfor untuk menjaga keseimbangan Ca
Bila kadar ion Ca darah turun, H. paratiroid
disekresikan, yg akan meningkatkan kadar
Ca dgn mempengaruhi:
1. Tulang, H. paratiroid mengaktifkan
osteoklas, yg merombak matriks tulang dan
membebaskan ion Ca dan PO4 ke dlm darah.
2. Usus halus, H. paratiroid meningkatkan
penyerapan ion Ca dari usus secara tdk
langsung dgn merangsang ginjal mengubah
vit. D menjadi bentuk aktif (D3), yg penting
utk absorpsi Ca di usus halus.
3. Ginjal, H. paratiroid meningkatkan
reabsorpsi Ca oleh tubuli ginjal, dan
menghambat reabsorpsi ion PO4, kalsitonin,
dari kelenjar tiroid, dilepaskan sbgai
respons terhdp naiknya kadar Ca darah.
Garam Ca diendapkan pd tulang dan
menghambat reabsorpsi tulang, kalsitonin
adalah antagonis H. paratiroid.
Hemeostasis
Cairan ekstrasel (38% dari tubuh) dan cairan
intrasel (62%) bersama membentuk
lingkungan intern. Hemeostasis adalah ilmu
yang mempelajari semua proses yang terjadi
dalam organisme hidup untuk
mempertahankan lingkungan intern ini dalam
kondisi agar optimal bagi kehidupan
organisme yang bersangkutan. Contoh
kondisi tubuh ini adalah kadar air tubuh, pH
darah (keseimbangan asam basa), tekanan
osmotik, kadar gula darah, suhu badan, dll.
Contoh mekanisme kontrol sederhana adalah
termostat. Suhu kamar yang dikehendaki
ditentukan oleh termostat (sensor). Bila suhu
turun sampai di bawah yang ditentukan
termostat, termostat berespons terhadap
udara dingin (stimulus) dengan mengaktifkan
tungku (efektor).
Sesudah suhu udara memanas sampai
mencapai suhu sesuai termostat,
termostat itu dinon-aktifkan (umpan
balik negatif).
Contoh di dalam tubuh adalah
hipotalamus. Berkeringat banyak
berakibat berkurangnya air didalam
darah. Hipotalamus mengetahui
kekurangan air ini dan
membangkitkan rasa haus .
Masuknya air menambah air dalam
darah dan melalui mekanisme umpan
balik negatif meniadakan rasa haus
tadi.

Anda mungkin juga menyukai