Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

INSTRUMEN PENELITIAN

OLEH KELOMPOK X

1. MARIA ICE HARWATI ( 012110027 )


2. YULIANA Y. MAMUNG ( 012120055 )
3. YOHANA A. SIMPOROSA ( 012120053 )

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NUSA NIPA

MAUMERE

2014
INSTRUMEN PENELITIAN

A. Pengertian
1. Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau
mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data
secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu
persoalan atau menguji suatu hipotesis.
2. instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena-fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara
spesifik fenomena disebut variabel.
3. Instrurnen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah.
4. Mrp sebuah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data atau
informasi yg bermanfaat utk menjawab permasalahan penelitian.
Dalam penyusunan instrumen penelitian, harus disesuaikan dgn
jenis data yang akan dikumpulkan.

B. Jenis-jenis instrumen penelitian


Berdasarkan teknik pengumpulan data, instrumen penelitian terdiri dari:
1. Tes (test)
Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian
pertanyaan ayau latihan yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Adapun beberapa macam tes instrumen pengumpul data, antara
lain:
a. Tes kepribadian (personal test).
b. Tes bakat (talent test).
c. Tes prestasi (pencapaian sesuatu)/(achievement test).
d. Tes intelegensi (tingkat intelektual).
e. Tes sikap (attitude test).

2. Kuisioner (angket)
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner merupakan
teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan
responden. Di samping cocok digunakan bila jumlah responden
cukup besar, dan tersebar di wilayah yang luas.

Angket dibedakan menjadi dua jenis yaitu angket terbuka dan


angket tertutup :
1) Angket terbuka (angket tidak berstruktur) adalah angket
yang disajikan dalam bentuk sederhana sehingga
responden dapat memberikan isian sesuai dengan
kehendak dan keadaannya.
Contoh :
a) Bagaimanakah pendapat tentang dibentuknya Dewan
Sekolah……?
b) Apakah saudara pernah mengikuti Diklatpim Tingkat
3? Jika pernah, bagaimana komentar saudara?
2) Angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang
disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga
responden diminta untuk memilih satu jawaban yang
sesuai dengan karakteristik dirinya dengan memberikan
tanda silang (x) atau tanda check list (Ö). Check list atau
daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan
aspek-aspek yang diamati.
Contoh : Cara memberikan tanda silang (x)
a) Apakah saudara termasuk dosen yang aktif menulis?
a) Ya b) Tidak
b) Jika ya, sudah berapa buku yang saudara tulis dan
terbitkan per tahun?
a) 2-5 buku c) 11-15 buku
b) 6-10 buku d) 16-20 buku

Sugiyono (dalam Uma Sakaran,1992) mengemukakan


beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai teknik
pengumpulan data yaitu:
a. Isi dan tujuan pertanyaan.
b. Bahasa yang digunakan.
c. Tipe dan bentuk pertanyaan.
d. Pertanyaan tidak mendua.
e. Tidak menanyakan yang sudah lupa.
f. Pertanyaan tidak menggiring.
g. Panjang pertanyaan.
h. Urutan pertanyaan.
i. Prinsip pengukuran.
j. Penampilan fisik angket.

3. Wawancara (interview)
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang
digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya
dan lebih mendalam pada responden yang jumlah sedikit.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang
perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode
interview dan juga kuisioner adalah sebagai berikut:
1) Responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya.
2) Responden dapat dipercaya.
3) Responden dan peneliti memiliki interpretasi yang sama
tentang pertanyaan-pertanyaan.
Berdasarkan sifat pertanyaan, wawancara dapat dibedakan atas:
Wawancara terstruktur :
1) Wawancara terstruktur adalah teknik pengumpulan data
dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah
tersusun. Dengan wawancara terstruktur ini setiap
responden diberi pertanyaan yang sama.
2) Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Pedoman wawancaranya berupa
garis-garis besar permasalahan yang ditanyakan.
Dalam melakukan wawancara baik yang dilakukan dengan face to
face maupun dengan pesawat telepon akan selalu terjadi kontak
pribadi, oleh karena itu harus memahami situasi dan kondisi
responden.

4. Observasi (Pengamatan)
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi
merupakan suatu proses kompleks, suatu proses yang tersusun dari
perbagai proses biologis dan psikologis. Observasi adalah
melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian
bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam, proses
kerja dan penggunaan responden kecil.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat
dibedakan menjadi:
1) Pengamatan terlibat (Observasi Partisipatif)
Pengamat ikut aktif berpartisipasi pada aktivitas dalam
kontak sosial yang sedang di selidiki.
Hal yang perlu di perhatikan di dalam observasi partisipatif
adalah pengamat harus berada di tengah-tengah observee
dan memperhatikan gerak-gerik observee. Oleh karena itu,
pada pencatatan-pencacatan yang dibuat oleh pengamat
jangan sampai terlihat oleh sasaran pengamatan. Apabila
observee tahu bahwa mereke sedang di perhatikan
(diamati), maka akan terjadi kemungkinan-kemungkinan
sebagai berikut :
a) Tingkah laku mereka akan di buat- buat
b) Kepercayaan mereka terhadap pengamatan akan
hilang, yang akhirnya menutup diri dan
selaluberprasangka.
c) Dapat mengganggu situasi dan relasi pribadi.
d) Akibat dari ini semua kemungkinan akan di
peroleh data atau informasi yang bias.
Agar observasi partisipatif ini berhasil, perlu di perhatikan
hal-haal sebagai berikut :
a) Di rumuskan gejala apa yang harus di observasi
b) Di perhatikan cara pencatatan yang baik, sehingga
tidak menimbulkan kecurigaan.
c) memelihara hubungan yang baik dengan observee
d) mengetahui batas intensitas partisipasi
e) menjaga agar situasi dan iklim psikologis tetap
wajar.
f) Sebaiknya pendekatan pengamatan di lakukan
melalui tokoh-tokoh masyrakat setempat (key
person)
Dalam hal intensitasnya, observasi partisipatif dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu :
a) Observasi partisipatif partiil (sebagian), yang hanya
mengambil bagian padakegiatan-kegiatan tertentu
saja, dima tingkahlaku-tingkahlaku yang diamati
timbul.
b) Observasi partisipasipenuh, dengan ikut serta pada
semua kegiatan sosial yang ada

2) Observasi sistematis
Ciri utama jenis pengamatan ini yaitu mempunyai kerangka
atau struktur yang jelas, di mana di dalamnyaa berisiskan
faktor yang di perlukan, dan sudah di kelompokan ke dalam
kategori-kategori.
3) Observasi eksperimental
Dalam observasi jenis ini observee di coba atau dimasukan
ke dalam suatu kondisi atau situasi tertentu.

Kelebihan Dan Kekurangan Teknik Pengamatan:


a) Kelebihan
 Merupakan cara pengumpulan data yang murah,
mudah, dan langsung dapat mengamati terhadap
macam-macam gejala.
 Tidak menganggu, sekurang-kurangnya tidak
mengganggu pada sasaraan pengamatan
(observee)
 Banyak gejala-gejala psychis penting yang tidak
atau sukar di peroleh dengan teknik angket
ataupun interview, tetapi dengan metode ini
mudah di peroleh.
 Dimungkinkan mengadakan pencatatan secaara
serempak kepada sasaran pengamatan yang
lebih baik.
b) Kekurangan
 Banyak peristiwa psychis tertentu yang tidak
dapat diamati
 Sering memerlukan waktu yang lama sehingga
membosankan, karena tingkah laku atau
gejalayang dikehendaki tidak muncul-muncul.
 Apabila sasaran pengamatan mengetahui bahwa
mereka sedang diamatai, mereka akan dengan
sengaja menimbulkan kesan-kesan yang
menyenagkan atau tidak menyenagkan, atau
berperilaku yang di buat-buat.
 Sering subjektivitas dari observer tidak dapat di
hindari.
Alat-alat yaang di gunakan untuk membantu dalam
pengamatan :
a) Check List
Adalah suatu daftar untuk men “cek”, yang berisi nama
subjek dan beberapa gejala serta identitas lainnya dari
sasaran pengamatan.
Kelemahan Check List adalah hanya dapat menyajikan
data yang kasar, sebab hanya mencatat ada atau
tidaknya suatu gejala, kurang memberikan informasi
yang bersifat kualitatif.
b) Skala penilaian (Rating Scale)
Merupakan satu alat pengumpulan data untuk
mengelompokan, menggolongkan, dan menilai
seseorang atau suatu gejala.
Skala penilaian bermacam-macam, antara lain :
 Bentuk kuantitas yang menggunakan skors atau
rangking.
 Rating Scale dalam bentuk deskripsi
c) Daftar riwayat kelakuan (Anecdotal Record)
Adalah catatan-catatan mengenai tingkah laku
seseorang (observee) yang luar biasa sifatnya atau yang
khas.
d) Alat-alat mekanik (Electronics)
Alat-alat ini antara lain : alat perekam, alat fotografis,
film, tape recorder, kamera TV.
5. Dokumentasi
Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung
dari tempat peneliti, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-
peraturan, laporan kegiatan film dokumenter dan data lain yang
relevan.

6. Rating scale (skala bertingkat)


Rating scale adalah teknik pengumpulan data dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang berisi skala yang bertingkat yang
harus dipilih dengan cara melingkari (0). Pada rating scale, data
mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam
pengertian kualitatif.
SUMBER PUSTAKA

• Babbie, Earl.1994. Survey Research Methods. Belmont: Wadsworth


Publishing Company
• Faisal, Sanapiah. 2000. Format-format Penelitian Sosial. Rajawali Press,
Jakarta
• Malo, Manasse. 2003. BMP Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Universitas Terbuka
• Neuman, William Lawrence. 1997. Social Research Methods: Qualitative
and Quantitative Approaches. Boston: Allyn and Bacon
• Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian
Sosial: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Press
• Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. 1999. Metode Penelitian Survai.
Jakarta: LP3ES
• Soekidjo Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai