INSTRUMEN PENELITIAN
OLEH KELOMPOK X
MAUMERE
2014
INSTRUMEN PENELITIAN
A. Pengertian
1. Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau
mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data
secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu
persoalan atau menguji suatu hipotesis.
2. instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena-fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara
spesifik fenomena disebut variabel.
3. Instrurnen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah.
4. Mrp sebuah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data atau
informasi yg bermanfaat utk menjawab permasalahan penelitian.
Dalam penyusunan instrumen penelitian, harus disesuaikan dgn
jenis data yang akan dikumpulkan.
2. Kuisioner (angket)
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner merupakan
teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan
responden. Di samping cocok digunakan bila jumlah responden
cukup besar, dan tersebar di wilayah yang luas.
3. Wawancara (interview)
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang
digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya
dan lebih mendalam pada responden yang jumlah sedikit.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang
perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode
interview dan juga kuisioner adalah sebagai berikut:
1) Responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya.
2) Responden dapat dipercaya.
3) Responden dan peneliti memiliki interpretasi yang sama
tentang pertanyaan-pertanyaan.
Berdasarkan sifat pertanyaan, wawancara dapat dibedakan atas:
Wawancara terstruktur :
1) Wawancara terstruktur adalah teknik pengumpulan data
dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah
tersusun. Dengan wawancara terstruktur ini setiap
responden diberi pertanyaan yang sama.
2) Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Pedoman wawancaranya berupa
garis-garis besar permasalahan yang ditanyakan.
Dalam melakukan wawancara baik yang dilakukan dengan face to
face maupun dengan pesawat telepon akan selalu terjadi kontak
pribadi, oleh karena itu harus memahami situasi dan kondisi
responden.
4. Observasi (Pengamatan)
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi
merupakan suatu proses kompleks, suatu proses yang tersusun dari
perbagai proses biologis dan psikologis. Observasi adalah
melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian
bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam, proses
kerja dan penggunaan responden kecil.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat
dibedakan menjadi:
1) Pengamatan terlibat (Observasi Partisipatif)
Pengamat ikut aktif berpartisipasi pada aktivitas dalam
kontak sosial yang sedang di selidiki.
Hal yang perlu di perhatikan di dalam observasi partisipatif
adalah pengamat harus berada di tengah-tengah observee
dan memperhatikan gerak-gerik observee. Oleh karena itu,
pada pencatatan-pencacatan yang dibuat oleh pengamat
jangan sampai terlihat oleh sasaran pengamatan. Apabila
observee tahu bahwa mereke sedang di perhatikan
(diamati), maka akan terjadi kemungkinan-kemungkinan
sebagai berikut :
a) Tingkah laku mereka akan di buat- buat
b) Kepercayaan mereka terhadap pengamatan akan
hilang, yang akhirnya menutup diri dan
selaluberprasangka.
c) Dapat mengganggu situasi dan relasi pribadi.
d) Akibat dari ini semua kemungkinan akan di
peroleh data atau informasi yang bias.
Agar observasi partisipatif ini berhasil, perlu di perhatikan
hal-haal sebagai berikut :
a) Di rumuskan gejala apa yang harus di observasi
b) Di perhatikan cara pencatatan yang baik, sehingga
tidak menimbulkan kecurigaan.
c) memelihara hubungan yang baik dengan observee
d) mengetahui batas intensitas partisipasi
e) menjaga agar situasi dan iklim psikologis tetap
wajar.
f) Sebaiknya pendekatan pengamatan di lakukan
melalui tokoh-tokoh masyrakat setempat (key
person)
Dalam hal intensitasnya, observasi partisipatif dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu :
a) Observasi partisipatif partiil (sebagian), yang hanya
mengambil bagian padakegiatan-kegiatan tertentu
saja, dima tingkahlaku-tingkahlaku yang diamati
timbul.
b) Observasi partisipasipenuh, dengan ikut serta pada
semua kegiatan sosial yang ada
2) Observasi sistematis
Ciri utama jenis pengamatan ini yaitu mempunyai kerangka
atau struktur yang jelas, di mana di dalamnyaa berisiskan
faktor yang di perlukan, dan sudah di kelompokan ke dalam
kategori-kategori.
3) Observasi eksperimental
Dalam observasi jenis ini observee di coba atau dimasukan
ke dalam suatu kondisi atau situasi tertentu.