Anda di halaman 1dari 40

CASE REPORT SESSION

Sirosis Hepatis Dekompensata et causa Hepatitis B,


Anemia Ringan

Pembimbing : dr. Fenny Febrianty Sp.PD

Jeliya Safitri S.Ked


Pendahuluan
SLIDE 2
Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir
fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari
arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif

Penyebab munculnya sirosis hepatis di negara barat tersering akibat


alkoholik sedangkan di Indonesia kebanyakan disebabkan akibat
hepatitis B atau C.1

Patogenesis sirosis hepatis memperlihatkan adanya peranan sel stelata


dalam mengatur keseimbangan pembentukan matriks ekstraselular dan
proses degradasi

Terapi sirosis ditujukan untuk mengurangi progresi penyakit, menghindarkan


bahan-bahan yang bisa menambah kerusakan hati, pencegahan dan
penanganan komplikasi
Identitas Pasien

Tn. L
67 tahun
Laki-laki
Wiraswasta
Menikah
Pematang Sulur
27-05-2018
Keluhan Utama
Perut semakin membesar sejak ± 5 hari SMRS.

± 5 hari SMRS
± 3 hari yang
pasien juga
lalu pasien
mengeluh badan Buang air besar
Riwayat Penyakit Sekarang mengeluhkan
lemas, keluhan lancar, dengan
kedua kakinya
dirasakan terus frekuensi 1 kali
± 1 bulan SMRS yang bengkak.
menerus dan dalam sehari,
± 3 tahun SMRS pasien mengeluh Pasien
tidak berwarna
pasien mengeluh perut membesar, mengeluh
menghilang kuning-
badan dan mata keluhan ini tidak nafsu
walaupun kecoklatan.
berwarna kuning. dirsakan makan.
pasien telah Keluhan mual (-
± 2 minggu. Saat perlahan-lahan setiap kali
beristirahat, ). muntah (-),
di rawat pasien namun tidak buang air kecil,
Keluhan perut muntah darah
didiagnosa disertai nyeri, . ± berwarna
membesar (-), gusi
Hepatitis Basien 3 minggu yang kecoklatan
membuat pasien berdarah , (-)
tidak pernah lalu kedua mata seperti teh
merasa sulit demam.
melakukan pasien dan pekat tanpa
bernafas namun
kontrol ulang seluruh tubuh disertai rasa
berkurang jika
kepoli. pasien berwarna nyeri
pasien duduk
kuning
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat
Riwayat
hepatitis
keluhan yang
sama (-) B (+)

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat Riwayat
hepatitis keluhan yang
B (+) sama (-)
RIWAYAT PRIBADI DAN HUBUNGAN
SOSIAL Wiraswasta KELUARGA
BAIK

Pasien sehari-harinya bekerja sebagai


Wiraswasta. Os mengkonsumsi rokok, 1
bungkus setiap harinya sejak 10 tahun
yang lalu dan telah berhenti sejak keluhan
muncul.

Os juga memiliki riwayat


mengkonsumsi alkohol sejak usia ± 17
tahun yang lalu. Os minum setiap hari,
± 3 gelas Aqua tiap kali minum, os
lupa jenis minuman alkohol yang
diminum, sudah berhenti ± 30 tahun
yang lalu.
Anamnesis Sistem

Sistem Serebrospinal
tidak ada keluhan

Sistem Kardiovaskular
tidak ada keluhan

Sistem Pernafasan
Sistem Gastrointestinal
Mual (-) Muntah (-) nafsu makan menurun

Sistem Urogenital
BAK pekat seperti teh
Sistem Integumentum

Sistem Muskuloskeletal
Badan terasa lemah
PEMERIKSAAN FISIK

VITAL SIGN
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Kompos mentis

Tekanan Darah : 110/80 mmHg.

Nadi : 88 kali per menit, reguler.

Pernapasan : 22 kali per menit

Suhu : 36,8oC.

(BB :50 kg / TB : 160 cm) : 19,53 kg/m2


PEMERIKSAAN FISIK
ABDOMEN
Inspeksi Leher:Perut: membesar(+),
JVP 5+2 cmH2o
Distensi(+), Spider Nevi (+), Caput
Kelenjar:
medusa(-)Tidak ada kelainan
Kepala Normocephal Inferior
Palpasi : Ascites dengan cara
Jantung
Ekstremitas
• Mataundulasi. Hepar,
:KonjungtivaParu
• anemis
Lien, GinjalSuhu (-/-), Skera
Sulit raba
ikterik
• BJ(+/+),
I – IIReflek
dinilai, cahaya
nyeri ketok CVA(+/+),
(-) edema
afebris, edema
pelpebra (-/-), Pupil Isokor • Vesikuler (+/+)
•gallop
Superior
(-), : (+/+)
• Hidungmurmur
Palmar(-) : Nafas(-/-)
• Rh cuping hidung (-
), Epistaksis
eritem sekret: (-)• Wh
(-),Perkusi
(+)
(-/-)
Pekak
• Telinga : Dalam batas normal
• Mulut : Bentuk normal, bibir sianosis (-
), Kering (+)
Auskultasi :
• Bising
faring : Dalam usus normal
batas (+)
Menurun (4x/menit)
PEM. PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Elektrolit

Natrium (Na) 140,80 (135-148)

Kalium (K) 3,94 (3.5-5.3)

Chlorida (Cl) 99,84 (98-110)

Calcium (Ca+) 1,32 (1.19-1.23)


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah rutin (23 Mei 2018)

WBC 5,38 109/L (4-10 109/L)

RBC 3,33 1012/L (3,5-5,5 1012/L)

HGB 10,4 g/dl (11-16 g/dl)

HCT 30,2 % (35-50%)

PLT 107 109/L (100-300 109/L)

MCV 90,8 fL (80-100 fL)

MCH 31,2 pg (27-34 pg)

MCHC 344 g/L (320-360 g/L)


PEMERIKSAAN PENUNJANG

HBV
HBsAG + -
Anti HBsAg - -
PEMERIKSAAN ANJURAN

USG Abdomen
Biopsi Hati
CT Scan
Esofagugastroduodenoendoskopi
Sirosis Hepatis dekompensata et causa
hepatitis B, Anemia Ringan
DIAGNOSIS Anemia Defisiensi Besi
BANDING

Sirosis Hepatis dekompensata


et causa hepatitis alkoholik
TATALAKSANA

Non Farmakologi

Bed rest

Diet rendah garam 5,2 gram atau 90 mmol/hari

Diet hati

Observasi tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)

Observasi berat badan, lingkar perut, keseimbangan cairan (Input-Output)


perhari.
TATALAKSANA FARMAKOLOGI

Infus Nacl 0,9% 20 tts/menit

Spironolakton Tablet 1x100 mg

Tranfusi Albumin 25% 1x100 mg

Curcuma Tablet 2x200 mg

Vitamin B kompleks tablet 1x10 mg


Prognosis
⊷ Quo ad vitam:
Dubia ad Malam
⊷ Quo ad functionam:
Dubia ad Malam
⊷ Quo ad sanationam:
Dubia ad Malam

19
DASAR TEORI
Tinjauan Pustaka
SIROSIS
SLIDEHEPATIS
23

• Definisi
• Sirosis hati adalah penyakit
hati kronis yang dicirikan
dengan distorsi arsitektur hati
yang normal oleh lembar-
lembar jaringan ikat dan
nodul-nodul regenerasi sel
hati
Etiologi
Gejala Utama

SLIDE 25
DIAGNOSIS

• Perut membesar, kedua mata dan


seluruh tubuh pasien berwarna kuning,
sulit bernafas namun berkurang jika
Anamnesis pasien duduk,nafsu makan menurun,
badan terasa lemas. Keluhan lain juga
dapat ditemukan berupa perubahan
warna pada urin lebih gelap (berwarna
kecoklatan).

• dapat ditemukan edema dikedua


kaki, skelera ikterik,Ascites (+)
Pemeriksaan dengan undulasi, spider nevi (+),
palmar eritem (+).
fisik
Pemeriksaan yang dianjurkan

•Bilirubin total
•Bilirubin direk
•Bilirubin indirek
•Albumin
Pemeriksaan •Globulin
darah •SGOT
•SGPT
•Alkalifosphatase
•GGK

•USG Abdomen
Pemeriksaan •Biopsi Hati
Pencitraan •CT Scan
•Esofagugastroduodenoendoskopi
TATALAKSANA
Penanganan umum adalah :
•Memberikan diet yang benar dengan kalori yang cukup sebanyak 2000-3000 kkal/hari
dan protein (75-100 g/hari)
• Bilamana tidak ada koma hepatik dapat diberikan diet yang mengandung protein
1g/kg BB
•Jika terdapat encephalopathy hepatic (koma hepatik), konsumsi protein diturunkan
sampai 0,5 g/hari.
•Disarankan mengkonsumsi suplemen vitamin. Multivitamin yang mengandung
thiamine 100 mg dan asam folat 1 mg.
•Diet ini harus cukup mineral dan vitamin; rendah garam bila ada retensi garam/air
•bila ada asites, komsumsi cairan dibatasi < 1000 cc / hari..
• Bahan makanan yang tidak boleh diberikan adalah sumber lemak, yaitu semua
•makanan dan daging yang banyak mengandung lemak
•Diet pada sirosis hepatis bertujuan memberikan makanan secukupnya guna
mempercepat perbaikan faal hati tanpa memberatkan pekerjaannya. Syarat diet ini
adalah kalori tinggi, dan protein disesuaikan dengan tingkat keadaan klinik pasien. Diet
diberikan secara berangsur-angsur disesuaikan dengan nafsu makan dan toleransi
pasien terhadap pasien terhadap protein.
Penatalaksanaan Sirosis Dekompensata
• Tirah baring dan diawali diet rendah garam, konsumsi garam 5,2
gram atau 90 mmol/hari atau 400-800 mg/hari.
•Diet rendah garam dikombinasikan dengan obat-obatan
diuretik.awalnya dengan pemberian spironolakton dengan dosis
100-200 mg sekali sehari.
• Respons diuretik bisa dimonitor dengan penurunan berat badan
0,5kg/hari, tanpa adanya edema kaki atau 1kg/hari bila edema kaki
ditemukan.
• Bila pemberian spironolakton belum adekuat maka bisa
dikombinasi dengan furosemide dengan dosis 20-40 mg/hari.
• Pemberian furosemid bisa ditambahkan dosisnya bila tidak ada
respon, maksimal dosisnya 160 mg/hari.
•Parasintesis dilakukan jika jumlah asites sangat besar.
•pengeluaran asites bisa hingga 4-6 liter dengan pemberian
albumin
SLIDE 30

• Prognosis
• Angka kematian pasien asites
selama 2 tahun setelah
terdiagnosis dapat mencapai
50%. 50 % meninggal dalam
waktu 6 bulan. Prognosis
sirosis sangat bervariasi
dipengaruhi sejumlah faktor,
meliputi etiologi, beratnya
kerusakan hati, komplikasi
dan penyakit lain yang
menyertai.
Tinjauan Pustaka
Hepatitis
SLIDE 31 B
• Definisi
Penyakit infeksi akut pada yang
menyebabkan peradangan
hati yang disebabkan oleh
Virus Hepatitis B. Infeksi HBV
mempunyai 2 fase akut dan
kronis :
• Akut, infeksi muncul segera
setelah terpapar virus
itu.beberapa kasus berubah
menjadi hepatitis fulminan.
• Kronik, bila infeksi menjadi
lebih lama dari 6 bulan
Manifestasi Klinis
Hepatitis fulminan adalah perkembangan
yang lebih berat dari bentuk akut.
Gejala berkembang dan muncul Gejalanya:
antara 30-180 hari setelah terpapar •Ketidakseimbangan mental seperti :
virus. Awalnya gejala seperti flu bingung, lethargy, halusinasi (hepatic
encephalopati)
biasa. Gejala-gejala yang muncul
•Kolaps mendadak disertai keadaan
antara lain : sangat lemah
•Kehilangan nafsu makan •Jaundice
•Cepat lelah •Pembengkakan abdomen
•Mual dan muntah
Gagal hati, gejalanya :
•Gatal seluruh tubuh
•Asites
•Nyeri abdomen kanan atas •Jaundice yang persisten
•Kuning, kulit dan atau sklera •Kehilangan nafsu makan, penurunan
•Warna urin seperti teh atau cola berat badan
dan Warna feses lebih pucat •Muntah disertai darah
•Perdarahan pada hidung, mulut, anus,
atau keluar bersama feses
Skrining untuk hepatitis B rutin memerlukan assay
sekurang-kurangnya 2 pertanda serologis. HBsAg
adalah pertanda serologis pertama infeksi yang
muncul dan terdapat pada hampir semua orang
yang terinfeksi; kenaikannya sangat bertepatan
dengan mulainya gejala. HBeAg sering muncul
selama fase akut dan menunjukkan status yang
sangat infeksius
ANALISIS KASUS
Analisa Kasus
Dari Pemeriksaan didapatkan
⊶ Perut membesar
⊶ Mata dan seliuruh tubuh kuning
⊶ Kaki oedem
⊶ Ada riwayat Hepatitis B
⊶ Spider nevi (+)
⊶ Palmar eritem (+)
⊶ Nafsu makan menurun
⊶ Ascites (+) dengan undulasi

Berdasarkan hal diatas diagnosa sementara


yang dapat ditegakkan adalah Sirosis Hepatis
dekompensata et causa hepatitis B
. Untuk lebih memastikannya maka dilakukan
pemeriksaan laboratorium
SLIDE 36

• Pasien
• Hasil Labor:
• Kadar serum albumin 2,3 g/dl
(hipoalbuminemia)
• SGOT 107, SGPT 72, bilirrubin total
5,0, Bilirubin direk 2,6, Bilirubin indirek • Teori
2,4, Protein total 4,8.. Hasil pemeriksaan laboratorium ini
• HBsAG (+) mendukung ditegakkannya diagnosa
Sirosis Hepatis dekompensata et causa
hepatitis B
Penatalaksanaan
• Non Medikamentosa SLIDE 37
• Tirah baring
• Diet hati
• Diet rendah garam 5,2 gram atau 90
mmol/hari
• Observasi tanda-tanda vital (tekanan
darah, nadi, respirasi, suhu)
• Medikamentosa
• Observasi berat badan, lingkar
perut, keseimbangan cairan (Input- • - Infus Nacl 0,9% 20 tts/menit
Output) perhari.
• - Spironolakton Tablet 1x 100mg
• - Tranfusi Albumin 25% 1x 100
mg
• - Curcuma Tablet 2x200 mg
• - Vitamin B kompleks tablet 1x
10 mg
Kesimpulan

Sirosis hepatis merupakan suatu keadaan patologis yang


menggambarkan fibrosis jaringan parenkim hati tahap akhir,
yang ditandai dengan pembentukan nodul regeneratif yang
dapat mengganggu fungsi hati dan aliran darah hati. Sirosis
adalah konsekuensi dari respon penyembuhan luka yang
terjadi terus-menerus dari penyakit hati kronis yang
diakibatkan oleh berbagai sebab.

Untuk penanganan pada pasien ini prinsipnya adalah


mengurangi progesifitas penyakit, menghindarkan dari
bahan-bahan yang dapat merusak hati, pencegahan, serta
penanganan komplikasi. Pengobatan pada sirosis hati
dekompensata diberikan sesuai dengan komplikasi yang
terjadi.
Prognosis sirosis sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh
sejumlah faktor,diantaranya etiologi, beratnya kerusakan
hati, komplikasi, dan penyakit yang menyertai.
DAFTAR PUSTAKA

1. Nurdjanah, Siti. Sirosis Hati dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V.
Jakarta: FK UI. 2010;668-673
2. Lorraine MW. Sirosis Hati. Dalam: Sylvia AP, Lorraine MW. Sirosis. Edisi
keenam, Volume I. EGC, Jakarta: 2005;1:493-501.
3. Raines Daniel, Starr Paul. Cirrhosis : Diagnosis, Management and Prevention.
Volume 84, Number 12 December 15, 2011. Page 1354
4. Hepatitis C Online. PDF created June 24, 2015, 6:29 am. Evaluation and
Prognosis of Patients with Cirrhosis, page. 4-5
5. Aithal P, Moore P.Guideline on the management of ascites ini cirrhosis.
gut.bmjjournals.com on 25 September 2006. Page 6
6. Kasper, Braunwald, Fauci, Hauser, longo Jameson. Cirrhosis Hepatitis,
Harrison’s Manual Of Medicine, 16 th edition. 2005.
7. Dona Mesina. Patogenesis Virus Hepatitis B. Bagian Mikrobiologi FK Ukrida.
2015.
8. Kowalak, Jenifer. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC. 2011
Thank You! 

• TRIDESI HUTASOIT

Anda mungkin juga menyukai