10 Kesetimbangan Heterogen
10 Kesetimbangan Heterogen
HETEROGEN
Referensi : “Prinsip-prinsip Kimia Modern”
Penulis : Oxtoby, Gillis, Nachtrieb
Fenomena
Kesetimbangan fasa antara air dalam bentuk cair
dan dalam bentuk uap
H2O(l) H2O(g)
Kesetimbangan antara iosin padat dan iodin yang
larut dalam air
I2(s) I2(aq)
Penguraian kalsium karbonat
CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)
1. Hukum Aksi Massa Untuk Reaksi Heterogen:
Konsep Aktivitas
Jika satu atau lebih reaktan atau produk adalah
zat padat atau cair dalam wujud murninya,
prosedurnya menjadi kurang jelas, karena
“konsentrasi” tidak mempunyai arti apabila
diterapkan pada spesies murni. Konsep ini dapat
dipecahkan dengan konsep “aktivitas”, yang
merupakan cara praktis untuk membandingkan
sifat-sifat suatu zat dalam keadaan termodinamika
umum dengan sifat-sifatnya dalam keadaan acuan
yang dipilih secara khusus
Konsep aktivitas diperkenalkan dengan meninjau
energi bebas Gibbs suatu sistem terhadap tekanan
(jika suatu zat murni) atau terhadap komposisi (jika
suatu larutan), tanpa memandang fasa dari sistem
tersebut
Perubahan energi bebas Gibbs bila gas dibawa
dari keadaan acuan Pref ke tekanan P diberikan
oleh :
∆G = nRT ln(P/Pref) = nRT ln P
Untuk itu kita dapat mendefinisikan aktivitas dengan
persamaan
∆G = nRT ln(a/aref) = nRT ln a
dimana aref adalah aktivitas dalam keadaan acuan
yang dipilih dan a adalah aktivitas dalam keadaan
temodinamika umum. Aktivitas dalam keadaan acuan
selalu dinyatakan dengan nilai 1
Hal ini berarti perubahan energi bebas Gibbs pada
waktu pengambilan sistem dari keadaan acuan ke
suatu keadaan termodinamika umum ditentukan oleh
aktivitas a dalam keadaan umum
Aktivitas ini dihubungkan terhadap tekanan atau
konsentrasi oleh koefisien aktivitas (γ) yang
didefinisikan dengan persamaan
γP
a=
Pref
Nilai γ untuk gas ideal = 1
Aktivitas suatu gas ideal adalah nisbah antara
tekanannya dengan tekanan standar tertentu
Aktivitas untuk larutan
γc
a=
cref
Koefisien aktivitas γ sama dengan 1 pada keadaan
acuan, yang dipilih sebagai larutan ideal dengan
konsentrasi yang sesuai
Keadaan acuan dipilih larutan ideal (cref) pada 1
M
Keadaan acuan untuk zat padat dan cair murni
dipilih berbentuk stabil pada 1 atm
Zat murni dalam keadaan acuannya memiliki nilai
aktivitas sebesar 1
Dengan keadaan acuan didefinisikan, koefisien
aktivitas γ dapat ditentukan dari P-V-T hasil
eksperimen dan data kalorimetri dengan
percobaan
Tetapan kesetimbangan K tanpa memperhatikan
fasa dari setiap produk dan reaktan
acC . adD
a b
=K
a A.a B
Persamaan-persamaan diatas menghasilkan hukum
aksi massa
Bentuk umum hukum aksi massa sekarang dapat
disebutkan:
1. Gas ikut serta dalam persamaan kesetimbangan
sebagai tekanan parsial, dalam atmosfer
2. Spesies yang larut masuk sebagai konsentrasi,
dalam mol per liter
3. Zat padat murni dan zat cair murni tidak muncul
dalam persamaan kesetimbangan, demikian pula
dengan pelarutnya yang akan ikut serta dalam
reaksi kimia, asalkan larutan tersebut encer
4. Tekanan parsial dan konsentrasi produk muncul di
bagian pembilang, dan tekanan parsial dan
konsentrasi reaktan di bagian penyebut, masing-
masing dipangkatkan dengan koefisien dalam
persamaan kimia yang balans
Rumus kesetimbangan yang digunakan disini
mempunyai kecermatan sekitar 5% jika tekanan
gas tidak melebihi beberapa atmosfer dan
konsentrasi pelarut tidak melebihi 0.1 M.
Faktor koreksi bisa lebih besar dari 5 sesuai kondisi
dan sifat zat
2. Distribusi Spesies Tunggal Di Antara Fasa yang tidak
dapat Tercampurkan: Proses Ekstraksi dan Proses Pemisahan
Immiscible berarti saling ta terlarutkan
Larutan-larutan terpisah menjadi dua fasa atau
lebih karena perbedaan kerapatannya
Zat terlarut akan terdistribusi ke dalam setiap fasa
Tetapan kesetimbangannya disebut koefisien partisi
I2(aq) I2(CCl4)
[I2]CCl4
=K
[I2]aq
Proses Ekstraksi
Ekstraksi memanfaatkan pembagian sebuah zat
terlarut antara dua pelarut tersebut dari satu
pelarut ke pelarut lain
Dapat digunakan sebagai prosedur pemisahan
Pemisahan dengan Kromatografi
Kesetimbangan partisi merupakan dasar dari teknik
pemisahan yang disebut kromatografi
Kromatografi adalah proses ekstraksi kontinu
dimana spesies terlarut ditukar antara dua fasa.
Yang satu, fasa bergerak, berpindah relatif
terhadap yang lain, yaitu fasa diam. Nisbah partisi
K dari zat terlarut A antara fasa diam dan fasa
bergerak adalah
[A] diam
=K
[A] bergerak
seiring dengan fasa bergerak yang mengandung zat
terlarut melewati fasa diam, molekul zat terlarut
bergerak antara kedua fasa. Kesetimbangan
sebenarnya tidak pernah benar-benar tercapai karena
pergerakan fasa cair secara terus menerus
mempertemukan pelarut dengan fasa diam
Makin besar K, makin banyak waktu yang dihabiskan
zat terlarut dalam fasa diam dan karena itu, makin
lambat pula kemajuannya dalam sistem pemisahan. Zat
terlarut dengan nilai K yang berbeda dipisahkan oleh
kecepatan perjalannya yang berbeda
Kromatografi kolom menggunakan tabung yang diisi
dengan bahan berpori seperti silika gel dimana air
teradsorpsi. Air menjadi fasa cair diam. Fasa gerak
benzen atau piridin. Jika fraksi mencapai dasar kolom,
mereka dipisahkan untuk dianalisis. (lihat gambar 11.3)
Kromatografi Gas-Cair, fasa diam cairan yang
diadsorpsi pada zat berpori dengan fasa bergerak
gas. Sampel diuapkan dan dilewatkan melalui kolom,
terbawa aliran gas lembam seperti helium dan
nitrogen. Waktu tinggal dalam kolom tergantung pada
koefisien partisi spesies terlarut, lalu dideteksi setelah
meninggalkan kolom. (lihat gambar 11.4)
3. Sifat-sifat Kesetimbangan Kelarutan
Sifat-sifat Umum Kesetimbangan Kelarutan
Ka = 7.7 x 10-3
Ion kompleks Fe(H2O)63+ berfungsi sebagai asam
bronsted lowry. Asam yang terbentuk merupakan
asam kuat
Ion kompleks juga dapat membentuk asam
poliprotik, sehingga juga bersifat amfoter
Thank you fren
Tugas Kesetimbangan
Heterogen
Hal 364 – 367
Nomor 3, 15, 17, 19,
21, 23, 27, 29, 33,
39, 41, 43, 45