Anda di halaman 1dari 73

PENDIDIKAN

PANCASILA
ANDI AHMAD HASAN TENRILIWENG
PENDIDIKAN PANCASILA

• Tujuan Pendidikan Pancasila


Meningkatkan manusia yang kualitas, menumbuhkan
jiwa patriotik, mempertebal rasa cinta tanah air,
meningktakan semangat kebangsaan,
kesetiakawanan sosial, kesadaran pada sejarah
bangsa, sikap menghargai jasa para pahlawan, dan
berorientasi ke masa depan.
• Manfaat pendidikan pancasila
Dapat mengembangakan potensi dirinya, berpikir
rasional serta peduli dalam menyelesaikan
permasalahan bangsa dan negara berdasarkan
nilai-nilai pancasila, dapat mengaktualisasikan nilai
tersebut dalam berbagai macam kehidupan.
STANDAR KOMPETENSI

1. Sikap
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
dewasa yang beriman, berakhlak mulia,
bertanggung jawab, berbudaya, dan berinteraksi
secara efektif.
2. Pengetahuan
Memiliki pengatuhuan prosedural dan metakognitif
dalam konsep teoritis bidang tertentu secara umum
dan khusus.
3. Keterampilan
Memiliki kemampuan pikir dan tidak yang efektif dan
inovatif ranah abstrak dan konkret terkait
pengembangan diri bakat dan kemampuan.
DASAR PEMIKIRAN

• Nilai nilai dasar perjuangan


• Pengaruh globalisasi
• Pengaruh pengembangan IPTEKS
• Pengaruh isu-isu/permasalahan global
(Demokratisasi, HAM, lingkungan hidup, Masalah
korupsi, Disintegrasi bangsa, dekadensi moral,
narkoba, Terorisme)
SUMBER & LANDASAN
POKOK PANCASILA
• Sumber historis (sejarah)
• Sumber Sosiologis (masyarakat)
• Sumber yuridis (hukum)
• Sumber politik

• Landasan historis
• Landasan filosofis
• Landasan kultural (budaya)
• Landasan yuridis
PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH
BANGSA INDONESIA
Rumusan pancasila ada delapan kali perombakan sekaligus perbaikan.
a. Moh. Yamin secara lisan
b. Moh. Yamin secara tertulis
c. Prof. soepomo
d. Ir. Soekarno
e. Panitia 9 : Piagam Jakarta
f. Pembukaan UUD 1945
g. Pembukaan konstitusi RIS 1945
h. Rumusan dalam pembukaan UUDS 1950

1. Era pra kemerdekaan


2. Era kemerdekaan
3. Era orde lama
4. Era orde baru
5. Era reformasi
PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH
BANGSA INDONESIA
Moh. Yamin
Pada sesi pertama persidangan BPUPKI yang dilaksanakan pada 29
Mei – 1 Juni 1945 beberapa anggota BPUPKI diminta untuk
menyampaikan usulan mengenai bahan-bahan konstitusi dan
rancangan “blue print” Negara Republik Indonesia yang akan
didirikan. Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Mohammad Yamin
menyampaikan usul dasar negara dihadapan sidang pleno BPUPKI
baik dalam pidato maupun secara tertulis yang disampaikan kepada
BPUPKI.
Rumusan Pidato/lisan
Baik dalam kerangka uraian pidato maupun dalam presentasi lisan
Muh Yamin mengemukakan lima calon dasar negara yaitu:
• Peri Kebangsaan
• Peri Kemanusiaan
• Peri ke-Tuhanan
• Peri Kerakyatan
• Kesejahteraan Rakyat
PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH
BANGSA INDONESIA
Rumusan Tertulis
Selain usulan lisan Muh Yamin tercatat menyampaikan
usulan tertulis mengenai rancangan dasar negara. Usulan
tertulis yang disampaikan kepada BPUPKI oleh Muh Yamin
berbeda dengan rumusan kata-kata dan sistematikanya
dengan yang dipresentasikan secara lisan, yaitu:
• Ketuhanan Yang Maha Esa
• Kebangsaan Persatuan Indonesia
• Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
• Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan
• Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH
BANGSA INDONESIA
SOEPOMO
Pada tanggal 31 Mei 1945 sidang pertama di hari ketiga
dari Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Soepomo pun
berkesempatan menyampaikan rumusan dasar
negaranya, yaitu:
• Persatuan
• Kekeluargaan
• Keseimbangan lahir dan batin
• Musyawarah
• Keadilan rakyat
PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH
BANGSA INDONESIA
SOEKARNO
Usul Sukarno sebenarnya tidak hanya satu melainkan tiga buah usulan calon
dasar negara yaitu lima prinsip, tiga prinsip, dan satu prinsip. Sukarno pula-lah
yang mengemukakan dan menggunakan istilah “Pancasila” (secara harfiah
berarti lima dasar) pada rumusannya ini atas saran seorang ahli bahasa
(Muhammad Yamin) yang duduk di sebelah Sukarno. Oleh karena itu rumusan
Sukarno di atas disebut dengan Pancasila, Trisila, dan Ekasila.
Rumusan Pancasila
• Kebangsaan Indonesia - atau nasionalisme -
• Internasionalisme - atau peri-kemanusiaan -
• Mufakat - atau demokrasi -
• Kesejahteraan sosial
• Ketuhanan
Rumusan Trisila
• Sosio-nasionalisme
• Sosio-demokratis
• ke-Tuhanan
Rumusan Ekasila
• Gotong-Royong
PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH
BANGSA INDONESIA
PANITIA 9 : PIAGAM JAKARTA
Pada 22 Juni 1945 panitia kecil tersebut mengadakan
pertemuan dengan 38 anggota BPUPKI dalam rapat informal.
Rapat tersebut memutuskan membentuk suatu panitia kecil
berbeda (kemudian dikenal dengan sebutan "Panitia
Sembilan") yang bertugas untuk menyelaraskan mengenai
hubungan Negara dan Agama. Persetujuan di antara dua
golongan yang dilakukan oleh Panitia Sembilan tercantum
dalam sebuah dokumen “Rancangan Pembukaan Hukum
Dasar”. Dokumen ini pula yang disebut Piagam Jakarta
• Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam
bagi pemeluk-pemeluknya
• Kemanusiaan yang adil dan beradab
• Persatuan indonesia
• Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalm
permusyawaratan perwakilan
• Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH
BANGSA INDONESIA
RUMUSAN PEMBUKAAN UUD 1945
Tanggal 18 Agustus 1945 usul penghilangan rumusan
“dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya” dikemukakan dalam rapat pleno
PPKI. Selain itu dalam rapat pleno terdapat usulan untuk
menghilangkan frasa “menurut dasar” dari Ki Bagus
Hadikusumo.
• ke-Tuhanan Yang Maha Esa,
• Kemanusiaan yang adil dan beradab,
• Persatuan Indonesia
• Dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
• keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH
BANGSA INDONESIA
RUMUSAN PEMBUKAAN KONSTITUSI RIS
Pada akhir 1949 Republik Indonesia yang berpusat di
Yogyakarta (RI Yogyakarta) terpaksa menerima bentuk
negara federal yang disodorkan pemerintah kolonial
Belanda dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS)
dan hanya menjadi sebuah negara bagian. Adapun
rumusan negara dalam Mukadimah Konstitusi RIS 1949,
sebagai berikut :
• ke-Tuhanan Yang Maha Esa,
• perikemanusiaan,
• kebangsaan,
• Kerakyatan
• keadilan sosiaL
PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH

1. Era pra kemerdekaan ( Generasi Pertama)


 Hari Kebangkitan nasional (Budi Utomo/Bung Tomo)
Tahun 1909 lahir organisasi Serikat Dagang Islam
(H.O.S Cokrominoto)
Dowwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, Ki Hajar
Dewantara (Indische Partij)

(Generasi kedua)
Soekarno, Hatta, Sartono, dan Cipto Mangunkusumo
Kebangkitan nasional jadi latar terjadinya peristiwa
sumpah pemuda.
Terbentuknya Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH

2. Era Kemerdekaan
• Belanda tidak mengakui kedaulatan indonesia.
• Bangsa indonesia berjuang dari dua bidang, melalui
perlawanan fisik dengan bergerilya dan perjuangan
diplomasi agar kemerdekaan indonesia di akui
bangsa-bangsa lain di dunia.

Tiga fase setelah kemerdekaan :


a. Masa pemerintahan presiden soekarno
b. Masa pemerintahan presiden soeharto
c. Masa pemerintahan reformasi (Presiden BJ. Habibie)
PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH

Masa konstitusi RIS dan UUDS


• UUD 1945
Rumusan pembukaan UUD 1945 pada alenia keempat
memposisikan menjadi cita-cita dan ideologi yang ingin
dicapai dan menjadi bagian berdirinya negara
indonesia
• Konstitusi RIS
Menyusun kemerdekaan dalam suatu piagam negara
yang berbentuk “Republik Federasi”.
• UUDS
Menyusun kemerdekaan dalam suatu piagam negara
yang berbentuk “Republik Kesatuan”
PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH

3. Era orde lama


• Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan
Presiden Soekarno di Indonesia. Ir. Soekarno.
• Pancasila dipahami berdasarkan paradigma yang
berkembang. Pada saat itu kondisi politik dan
keamanan dalam negeri diliputi oleh kekacauan dan
kondisi sosial-budaya.
• Periode 1945-1950 (Presidensil), 1950-1959 (ideologi
liberal), 1956-1965 (demokrasi terpimpin)
PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH

4. Era Orde Baru


• Pancasila dijadikan indoktrinasi
• Soeharto menjadikan pancasila sebagai alat untuk
melanggengkan kekuasaan
• Masa orde baru atau yang dikenal dengan kembali
ke UUD 1945 dan Pancasila dikembalikan fungsinya
sebagai dasar negara.
PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH

5. Era reformasi
• Pancasila sebagai reinterpresentasi
• KKN (Kolusi, Korupsi, Nepotisme)
• Globalisasi
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
1. Hubungan pancasila dengan proklamasi
• Dengan adanya proklamasi, pancasila diakui oleh negara
penjajah sebagai dasar negara bangsa indonesia.
• Dengan dilakukanya proklamasi, pancasila menjiwai seluruh
bidang kehidupan bangsa indonesia.
• Dengan dikumandangkanya proklamasi, pancasila sebagai
sumber kekuatan dan tekad perjuangan serta membangkitkan
kembali kepribadian bangsa indonesia.

2. Hubungan pancasila dengan pembukaan UUD NRI Tahun 1945


• Pancasila secara jelas, tegas, dan formal merupakan dasar
negara dan termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alenia
keempat.
• Terdapat 4 pokok pemikiran dalam pembukaan UUD 1945
merupakan nilai-nilai pancasila.
• Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum dinyatakan
dalam ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 juncto ketetapan MPR
RI No. V/MPR/1973 dan No. IX/MPR/1978
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Jadi berdasarkan tempat terdapatnya pancasila secara formal
dapat disimpulkan sbagai berikut :
• Bahwa rumusan pancasila sebagai Dasar Negara Republik
Indonesia adalah seperti tercantum dalam pembukaa UUD 1945
alenia IV.
• Pembukaan UUD 1945 berdasarkan pengertian ilmiah
merupakan Pokok Kidah Negara yang Fundamental dan
terhadap tertib hukum Indonesia mempunyai dua macam
kedudukan yaitu : sebagai dasarnya, Karena pembukaan UUD
1945 itulah yang memberikan factor-faktor mutlak bagi adanya
tertib hukum Indonesia, dan sebagai memasukkan dirinya di
dalam tertib hukum tersebut sebagai tertib hukum tertinggi
• Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi, selain
sebagai mukadimah dari UUD 1945 dalam kesaun yang tidak
dapat dipisahkan juga berkedudukan sebagai suatu yan
bereksistensi sendiri, yaitu hakikatnya pembukaan UUD 1945 yng
intinya adlah pancasila sebagai sumber dari batang tubuh UUD
1945.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
3. Hubungan Antara UUD 1945 dengan Proklamasi
Ditetapkam dalam ketetapan MPRS/MPR, bahwa pembukaan
UUD 1945 merupakan satu kesatuan dengan Proklamasi 17 Agustus
1945. Kebersatuan antara proklamasi dengan pembukaan UUD
1945 dapat dijelaskan sebagai berikut :
• Disebutkannya kembali pernyataan Proklamasi Kemerdekaan
dalam alenia ketiga pembukaan menunjukkan bahwa antara
Proklamasi dengan pembukaan merupakan suatu rangkaian
yang tidak dapat dipisahkan
• Ditetapkannya pembukaan UUD 1945 pada tanggal 18 agustus
1945 bersama-sama dengan ditetapkannya UUD, Presiden dan
Wakil Presiden merupakan realisasi tindak lanjut dari proklamasi
• Pembukaan UUD 1945 pada hakikatnya adalah merupakan
suatu pernyataan kemerdekaan yang lebih terinci dari adanya
cita-cita luhur yang menjadi semangat pendorong
ditegakkannya kemerdekaan dalam bentuk Negara Indonesia
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur dengan
berdasarkan asas kerokhanian Pancasila.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
4. Penjabaran pancasila dalam pasal-pasal UUD tahun 1945 :
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
Pembukaan UUD 1945 dan pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi:
• Ayat 2 “negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.”
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Pembukaan UUD 1945 dan pasal 27 ayat 1, 28, 30 ayat 1, 31 ayat 2 yang berbunyi:
• Pasal 27(1) “segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.
c. Persatuan indonesia
Pembukaan UUD 1945 dan pasal 1, 32 ayat 2, 35, 36A yang berbunyi:
• Pasal 36(A) “lambang negara ialah garuda pancasila dan semboyannya adalah
bhineka tunggal ika.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
Pembukaan UUD 1945 dan pasal 37 ayat 3 yang berbunyi:
• Pasal 37(3) “untuk mengubah pasal UUD, sidang MPR dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR.
e. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
Pembukaan UUD 1945 dan pasal 34 ayat 1, 2, dan 3 yang berbunyi:
• Pasal 34(2) “negara mengembangkan sistem jaminan
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
5. Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara
dalam bidang ekonomi, politik, sosial budaya, dan hankam
a. Bidang ekonomi
Menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan serta
kemakmuran secara adil dan merata
b. Bidang poltik
berdasarkan pada nilai-nilai sebagaimana tertuang dalam
Pancasila, sehingga kegiatan politik yang tidak berpihak pada
rakyat dan/atau yang hanya berorientasi pada kekuasaan semata
dapat dihilangkan.
c. Bidang sosial budaya
nilai etika pancasila bersifat humanistik, maksudnya nilai-nilai
pancasila yang diimplementasikan harus mendasarkan pada nilai
yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai
makhluk sosial.
d. Bidang Hankam (Pertahanan dan Keamanan)
Pertahanan dan keamanan negara diatur dan dikembangkan
menurut dasar kemanusiaan
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

• Pancasila sebagai dasar negara memiliki mana


bahwasannya Pancasila menjadi landasan, pondasi
utama, titik acuan bangsa dan negara Indonesia
dalam mengatur bangsa maupun Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
• Pancasila ialah sebagai dasar negara sering juga
disebut dengan dasar falsafah negara (dasar filsafat
negara atau philosophische grondslag) dari negara,
ideologi negara (staatsidee). Dalam hal
tersebut Pancasila dipergunakan sebagai dasar untuk
mengatur pemerintahan negara. Dengan kata lain
ialah , Pancasila digunakan sebagai dasar untuk
mengatur seluruh penyelenggaraan negara.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
6. Fungsi Pancasila
Dalam kedudukannya sebagai dasar negara itu maka Pancasila berfungsi sebagai :
sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib hukum) Negara Indonesia. Dengan
demikian Pancasila ialah :
• asas kerohanian tertib hukum Indonesia;
• suasana kebatinan (geistlichenhinterground) dari UUD;
• cita-cita hukum bagi hukum dasar negara;
• Pandangan Hidup Bangsa Indonesia.
• Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia
• Pancasila ialah sebagai kepribadian bangsa Indonesia, yang berarti Pancasila lahir
bersama dengan lahirnya bangsa Indonesia serta ialah ciri khas bangsa Indonesia
dalam sikap mental ataupun tingkah lakunya sehingga dapat membedakan dengan
bangsa lain.
• Perjanjian Luhur berarti Pancasila telah disepakati secara nasional sebagai dasar
negara tanggal 18 Agustus 1945 melalui sidang pada PPKI (Panitia Persiapan
kemerdekaan Indonesia)
• Sumber dari segala sumber tertib hukum berarti , bahwa segala peraturan perundang-
undangan yang telah berlaku di Indonesia harus bersumberkan pada Pancasila atau
tidak bertentangan dengan Pancasila.
• Cita- cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa Indonesia, ialah masyarakat adil
serta makmur yang merata materil serta spiritual yang berdasarkan Pancasila.
• Pancasila sebagai falsafah hidup yang mempersatukan Bangsa Indonesia.
• Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

• Dalam pembukaan Undang – undang Dasar Republik


Indonesia Tahun 1945 sendiri disebutkan bahwa :
“Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu
pemerintahan negara indonesia yang melindungi segenap
bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk
dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang
berkeudalatan rakyat dengan berdasar kepada
ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan indonesia dan kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia”.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

7. Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara


• Sebagai dasar negara, pancasila memiliki beberapa
fungsi dasar sebagai berikut :
• Sumber hukum negara Republik Indonesia;
• Cita – cita hukum negara Republik Indonesia;
• Sumber penyemangat para pelaksana penegakan
hukum dan pelaksana pemerintahan Republik
Indonesia;
• Sebagai norma yang mendasari setiap pengambilan
keputusan oleh pemerintah mau pun penegak hukum
Republik Indonesia;
• Sebagai suasana kebatinan dari UUD 1945.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Akibat jika tidak memiliki dasar negara dan


pandangan hidup bangsa ?
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Akibat Jika Pemerintah Tidak Memiliki Dasar Negara


a. Negara Tidak Memiliki Pedoman untuk
Menyelenggarakan Kehidupan Bernegara
b. Negara Tidak Memiliki Dasar Hukum yang Kuat
c. Negara Tidak Memiliki Dasar Acuan untuk Membuat
Visi dan Misi Kehidupan Bernegara
d. Negara Rawan Krisis Sosial dan Kemanusiaan
e. Negara Tidak Memiliki Identitas yang Jelas di Mata
Dunia
f. Negara Rentan Terhadap Kehancuran
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
NEGARA
1. Pengertian ideologi
• Ideologi berasal dari kata “idea” berarti gagasan, konsep,
ide dasar, dan cita-cita, sedangkan “logos” ilmu. Secara
harfiah, ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide
(the science of ideas), atau ajaran tentang pengertian
dasar (Kaelan,2010)
• Filsuf prancis, Antoine Destutt de Tracy tahun 1796.
• Ideologi dipandang sebagai serangakain pemikiran yang
dapat mempersatuakan manusia, kelompok, masyarakat.
• Menurut KBBI, ideologi adalah himpunan nilai,ide, norma,
kepercayaan, dan keyakinan yang dimiliki seseorang atau
sekelompok yang menjadi dasar dalam menentukan
sikap.
• Menurut Koento Wibisono, berpendapat bahwa ideologi
mempunyai aspek kesamaan seperti Keyakinan, Mitos,
dan Loyalitas
• Ideologi bersifat asasi, statis, dan sebagai pedoman dasar
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
NEGARA
2. Pancasila dan ideologi dunia
Aspek/ideologi Pancasila Komunisme Sosialisme Kapitalisme Liberalisme
(Indonesia) (Korea utara) (Venezuela) (Belanda) (USA)

Politik hukum Demokrasi Demokrasi Demokrasi Demokrasi liberal Demokrasi liberal


pancasila rakyat kolektivitas

Ekonomi Tidak Terjadi Monopoli Peran negara Kapitalis Efisiensi dan


monopoli yang negara untuk monopolis ektifitas tinggi
merugikan pemerataan
rakyat
Agama Bebas memilih atheis Mendorong Menyamping- Kebebasan
salah satu berkembangny- kan nilai-nilai beragama
agama a kebersamaan agama

Pandangan Individu dan Kolektivitas Masyarakat Cenderung Menumbuhkan


terhadap masyarakat di negara lebih lebih penting memanfaatkan inisiatif dan kreasi
individu dan akui penting daripada SDM demi masyarakat
masyarakat keberadaaanya individu kekuasaan
Ciri khas Keselarasan, -dogmatis kebersamaan otoriter demokrasi
keseimbangan, -atheisme
keserasian
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
NEGARA
3. Pancasila dan agama
• Manusia percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agam dan kepercayaan
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab.
• Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antar pemeluk agama dengan
pengantur kepercayaan yang berbeda-beda
• Membina kerukunan hidup diantara semua umat
beragama
• Tidak memaksa suatu agama dan kepercayaan
kepada orang lain.
• Meski beragam agama yang dianut di indonesia,
mestinya hidup dengan keharmonisan
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
NEGARA
Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya
Pancakarsa) tersebut meliputi 36 butir, yaitu:
1. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
• Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-
masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
• Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk
agama dan penganut-penganut kepercayaan yang
berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
• Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
• Tidak memaksakan sesuatu agama dan kepercayaan
kepada orang lain.
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
NEGARA
2. SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
• Mengakui persamaan derajat, persamaan hak,dan
persamaan kewajiban antara sesama manusia.
• Saling mencintai sesama manusia.
• Mengembangkan sikap tenggang rasa.
• Tidak semena-mena terhadap orang lain.
• Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
• Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
• Berani membela kebenaran dan keadilan.
• Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap
hormat-menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
NEGARA
3. SILA PERSATUAN INDONESIA
• Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan
keselamatan bangsa dan Negara diatas kepentingan
pribadi atau golongan.
• Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara.
• Cinta tanah air dan bangsa.
• Bangga sebagai bangsa dan bertanah air Indonesia.
• Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
NEGARA
4. SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH
KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN /
PERWAKILAN
• Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat.
• Tidak memaksakan kehendak terhadap orang lain.
• Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
• Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
• Dengan itikat yang baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
• Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
• Keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
kebenaran dan keadilan.
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
NEGARA
5. SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
• Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang mencerminkan.
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
• Bersikap adil.
• Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
• Menghormati hak-hak orang lain.
• Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
• Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
• Tidak bersikap boros.
• Tidak bergaya hidup mewah.
• Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
• Suka bekerja keras.
• Menghargai kerja orang lain.
• Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
1. Pengertian filsafat
• Filsafat didasarkan atas pendapat para ahli dan teori causalitas Aristoteles (Zurmaini
Yunus, 1985).

• Filsafat secara etimologi berasal dari bahasa yunani yaitu dari kata “Philein” atau
“Philos” berarti cinta dan “Sophia” atau “Sophos” berarti kebijaksanaan. Sehingga
filsafat dapat diartikan sebagai hasrat atau keiginan yang sungguh-sungguh akan
kebenaran sejati.

• Sejak abad ke-20, filsuf profesional berkontribusi pada masyarakat terutama sebagai
profesor, peneliti, dan penulis. Namun, banyak dari mereka yang mempelajari filsafat
dalam program sarjana atau pascasarjana berkontribusi dalam bidang hukum,
jurnalisme, politik, agama, sains, bisnis dan berbagai kegiatan seni dan hiburan.

• Setiap bagian negara mempunyai filsuf/falsafah tersendiri seperti India, Timur Tengah,
Barat, Asia Timur, Afrika dan Amerika.

• Filsafat dapat didefinisikan sebagai: 1) Pengetahuan tentang hikmah; 2) Pengetahuan


tentang prinsip atau dasar- dasar segala sesuatu; 3) Mencari kebenaran; dan 4)
Membahas secara mendasar dari apa yang dibahas.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Ciri- ciri berpikir kefilsafatan :


• Sistem filsafat harus bersifat koheren, artinya berhubungan
satu sama lain secara rutin.
• Sistem filsafat harus bersifat menyeluruh, artinya mencakup
segala hal dan segala yang terdapat dalam kehidupan
manusia.
• Sistem fisafat harus bersifat mendasar, artinya suatu bentuk
perenungan mendalam yang sampai ke inti mutlak
persoalan sehingga menemukan aspek yang fundamental.
• Sistem fisafat bersifat spekulatif, artinya buah pikir hasil
perenungan sebagai pra anggapan yang menjadi pra
anggapan yang menjadi titik awal yang kemudian
menjadi pola dasar berdasarkan penalaran logis, serta
pangkal tolak pemikiran tentang sesuatu.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
2. Filsafat pancasila
• Muh. Yamin (1962) menegaskan bahwa pancasila tersusun
secara harmonis. Ajaran pancasila satu sinestesa negara yang
lahir dalam suatu sistem falsafah.
• Soediman Kartohadiprojo (1969) pancasila adalah isi jiwa
bangsa indonesia.
• Notonegoro (1976) kedudukan pancasila dalam Negara
Republik Indonesia sebagai dasar negara dalam pengertian
filsafat.
• Driyakara (1957) membedakan filsafat dan Weltanschauung.
Diterangkan pula tentang pancasila sebagai dalil-dalil filsafat,
dengan hanya mengakui orang masih tinggal di dalam
lingkungan filsafat.
• Roeslan Abdulgani (1962) juga mengatakan bahwa pancasila
adalah filsafat negara yang lahir sebagai collective-ideologie
dari seluruh bangsa indonesia.
• Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam
dan akan kita peroleh apabila kita membicarakan pancasila
secara filsafat pula.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
• Filsafat Pancasila, Kebenaran dari sila-sila Pancasila
sebagai dasar negara atau dapat juga diartikan bahwa
Pancasila merupakan satu kesatuan sistem yang utuh dan
logis.
• Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang
mendalam yang dilakukan oleh the founding father ,
kemudian dituangkan dalam suatu “sistem” yang tepat.
• Pancasila memiliki sistem nilai (value system) yang didapat
dari penggalian dan pengejawantahan nilai-nilai luhur
mendasar dari kebudayaan bangsa Indonesia sepanjang
sejarah, berakar dari unsur-unsur kebudayaan luar yang
sesuai sehingga secara keseluruhannya terpadu menjadi
kebudayaan bangsa Indonesia.
• Filsafat pancasila dapat diartikan bahwa disatu pihak ada
hasrat yang sunguh-sungguh untuk mencari kebenaran
yaitu melalui ilmu filsafat.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
NEGARA
3. Teori Casualitas
Segala sesuatu yang “ada”, mempunyai sebab atau asal
mula keberadaanya. Demikian pula dengan pancasila,
yang pada mulanya tidak ada, diadakan “menjadi ada”.
Keberadan pancasila menjadi “ada” itu tentu ada
penyebabnya. Aristoteles menjelaskan bahwa segala
sesuatu itu mempunyai empat macam sebab atau
causa, yaitu.
a. Causa materialis : asal mula bahan pancasila
Asal mula dasar pancasila terdapat dalam adat kebiasaan,
kebudayaan, agama serta bangsa indonesia yang tercermin
dalam kehidupan sosial budaya bangsa indonesia.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

b. Causa formalis : asal mula bentuk atau bangun


pancasila
Asal mula bentuk atau bangun pancasila adalah anggota BPUPKI
baik secara individual maupun secara kolektif, dan PPKI sebagai
the founding father bangsa indonesia.
c. Causa finalis : asal mula tujuan pancasila
Asal mula tujuan pancasila adalah penerimaan usul rencana
pembukaan UUD (hukum dasa) atau piagam jakarta oleh BPUPKI
pada sidang 14 juli 1945. dengan penerimaan usul rencana
tersebut, maka filsafat Negara Pancasila terdapat dalam usul
rencana pembukaan hukum dasar/piagam jakarta.
d. Causa efisien : asal mula karya pancasila
Asal mula karya pancasila terjadi pada saat penetapan dan
pengesahan usul rencana pembukaan hukum dasar/piagam
jakarta menjadi UUD 1945 oleh PPKI pada 18 agustus 1945. rumusan
dasar negara dalam pembukuan UUD 1945 dinamakan pancasila.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
• Formal yuridis konstitusional pancasila adalah dasar Negara
Republik Indonesia. Jadi nilainya adalah suatu filsafat.
• Secara material substansial, isi dan inti pancasila adalah nilai-
nilai filsafat.
• Secara praktis terutama dalam tata kehidupan rakyat
indonesia nilai-nilai pancasila sejak dahulu diamalkan
sebagai nilai dasar kehidupan kemasyarakatan.
• Secara potensial nilai-nilai dalam pancasila adalah filsafat
indonesia, yang berkembang dan tumbuh menyongsong
dari depan kehidupan nasional. Terutama bagi masyarakat
ilmiah atau kaum intelegensi untuk yakin dan bangsa akan
kebenaran, kebaikan, dan keunggulan pancasila sebagai
filsafat.
• Secara radix atau akar kenyataan dunia wujud Pancasila
adalah filsafat dalam sosio budaya indonesia secara interistik,
oleh karena itu dapat disebut filsafat ilmiah.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
4. Pancasila sebagai sistem filsafat.
Pancasila dapat dikatakan sebagai sistem filsafat, karena telah
memenuhi persyaratan untuk dapat disebut sebagai sistem
filsafat. Syarat-syarat tersebut yaitu :
a. Adanya kesatuan, adanya kesatuan dari kelima pancasila.
Sila-sila dalam pancasila merupakan rangkaian kesatuan
dan kebulatan yang tidak dapat dipisahkan karena tiap sila
mengandung empat sila yang lainya.
b. Adanya keteraturan, adanya keteraturan daripada sila-sila
pancasila. Susunan sila-sila pancasila itu adalah sistematis-
hierakris karena kelima sila pancasila itu mewujudkan suatu
rangkaian urutan-urutan yang bertingkat, dimana tiap-tiap
sila mempunyai tempat sendiri artinya masing-masing sila
pancasila itu berada di posisi yang tetap dan tidak
berubah.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

c. Adanya keterkaitan, adanya keterkaitan antara sila


yang satu dengan sila yang lain. Artinya adanya
ketergantungan , hal ini terlibat dari pemberian makna
terhadap satu sila berkaitan dengan sila yang lain.
d. Adanya kerjasama, adanya kerjasama antara sila
yang satu dengan sila yang lain. Mutlak dalam
hubungan pancasila sebagai dasar filsafat negara,
tidak bertentangan, melainkan tiap-tiap sila
merupakan bagian yang mutlak dari sila yang lain.
e. Adanya tujuan bersama, adanya tujuan bersama
yang terkandung dalam pancasila sebagai dasar
filsafat negara, yaitu mewujudkan tujuan nasional
yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

• Filsafat Pancasila sebagai Genetivus Objektif dan


Genetivus Subjektif.
 Pancasila sebagai Genetivus Objektif, artiya nilai-nilai pancasila
dijadikan sebagai objek yang dicari landasan filosifinya sistem-
sistem dan cabang-cabang filsafat yang berkembang di barat
 Pancasila sebagai Genetivus Subjektif, artinya nilai-nilai pancasila
dipergunakan untuk mengkritisi berbagai aliran filsafat yang
berkembang yang menentukan hal –hal yang sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila maupun untuk melihat nilai-nilai yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
4. Landasan filsafat pancasila mencakup tiga dimensi :
a. Landasan Ontologis Filsafat Pancasila
Landasan ontologis pancasila artinya sebuah pemikidan filosofis atas hakikat
dan raison d’etre sila-sila Pancasila sebagai filosofi Negara Indonesia.
Indonesia Sastrapratedja (2010) menjabarkan prinsip-prinsip dalam pancasila :
• Prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan pengakuan atas kebebasan
beragam, saling menghormati dan bersifat toleran.
• Prinsip kemanusiaan yang adil yang beradab mengakui bahwa setiap orang
memiliki martabat yang sama setiaporang harus diperlakukan adil sebagai
manusia yang menjadi dasar bagi pelaksanaan Hak Asasi Manusia.
• Prinsip Persatuan mengandung konsep nasionalisme politik yang
menyatakan bahwa perbedaan budaya, etnis, bahasa, dan agama tidak
menghambat atau mengurangi partisipasi perwujudanya sebagai warga
negara kebangsaan.
• Prinsip kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
pemusyawaratan perwakilan mengandung sistem demokrasi ditempuh
melalui proses musyawarah untuk menghindari dikotomi mayoritas dan
minoritas.
• Prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, dikemukakan oleh
soekarno yaitu didasarkan pada prinsip hidup masyarakat yang sejahtera.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

b. Landasan Epistemologis Filsafat Pancasila


Landasan epistemologis bersumber pada nilai-nilai filsafat
pancasila, pancasila tidak dapat dipisahkan dengan konsep
dasarnya tentang hakikat manusia. Kalau manusia merupakan
basis ontologis dari pancasila, maka dengan demikian mempunyai
implikasi terhadap bangunan epistemologi, yaitu bangunan
epistemologi yang ditempatkan dalam bangunan filsafat manusia
(Pranark, 1996).
Terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistemologi yaitu
pertama tentang sumber pengetahuan manusia, kedua tentang
teori kebenaran pengetahuan manusia dan ketiga tentang watak
pengetahuan manusia.
Pancasila sebagai objek pengetahuan pada hakikatnya meliputi
masalah sumber pengetahuan pancasila dan susunan
pengetahuan pancasila. Sumber pengetahuan pancasila adalah
bangsa indonesia sendiri yang memiliki nilai-nilai adat istiadat serta
kebudayaan dan nilai religius.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
c. Landasan Aksiologis filsafat pancasila
Sila-sila pancasila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu
kesatuan dasar aksiologinya sehingga nilai-nilai yang terkandung
dalam pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan.
Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan
bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Jadi yang ingin di capai
oleh aksiologi adalah hakikat dan manfaat yang terdapat dalam
suatu pengetahuan. Aksiologi berasal dari kata Yunani: axion (nilai)
dan logos (teori), yang berarti teori tentang nilai.
Pandangan dan tingkatan nilai tersebut menurut Notonagoro
dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
• Nilai materiil, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jasmani
manusia.
• Nilai vital, segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
mengadakan sesuatu aktivitas atau kegiatan
• Nilai-nilai kerohanian yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani
manusia yang dapat dibedakan dari empat sumber, sumber niali
kebenaran, nilai keindahan, niali kebaikan, dan nilai agama.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

5. Hakikat sila-sila pancasila


• Sila pertama Ketuhanan adalah sifat-sifat dan
keadaan negara harus sesuai dengan hakikat tuhan.
• Sila kedua Kemanusiaan adalah sifat-sifat dan
keadan negara yang harus sesuai dengan hakikat
manusia.
• Sila ketiga Persatuan adalah sifat-sifat dan keadaan
negara harus sesuai dengan hakikat manusia.
• Sila keempat Kerakyatan adalah sifat-sifat dan
keadaan
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
1. Pengertian etika
• Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno yakni “ethos” berarti “timbul
dari kebiasaan” adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana
cabang utama filsafat yang mempelajari nilai dan kualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.
• Mengkaji etika berarti mengkaji baik, buruk, benar ataupun salah,
etika juga sering dikatikan dengan hal yang pantas ataupun yang
tidak pantas.
• Etika merupakan cabang aksiologi dalam arti “susila” (immoral).
• Etika merupakan kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua
kelompok yaitu etika umum dan khusus.
• Etika dalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan
mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau
bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab
berhadapan dengan berbagai ajaran moral (Suseno, 1987 dalam
Kaelan, 2008)
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
• Etiket bukan etika. Etiket secara sederhana dapat
diartikan sebagai aturan kesusilaan/sopan santun,
seperti halnya etiket jurnalistik, etiket, pergaulan, etiket
kedokteran, dan lain-lain.
• Etiket, tata cara dalam masyarakat beradab dalam
memelihara hubungan baik antara sesama manusia.
Etika, nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu
golongan atau masyarakat.
• Persamaanya etika dan etiket, menyangkut perilaku-
perilaku manusia, dan mengatur perilaku manusia
secara normatif,.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
• Macam-macam pendekatan untuk memahami etika,
yaitu :
Etika deskriptif, yaitu bidang etika yang berusaha
menjelaskan pengalaman secara deskriptif melukiskan
dan tidak memberikan penilaian. Uraianya dilakukan
dengan melalui gambaran-gambaran untuk
menjelaskan nilai baik-buruk atau susila tidak susila.
Etika normatif, membahas tentang perkembangan
yang dapat diterima, tentang apa yang harus
dilakukan seperti hubungan dengan penilaian perilaku
manusia.
Mataetika, pemahaman tentang istilah-istilah atau
bahasa yang dipakai dalam memberikan penjelasan
tentang etika.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
• Etika politik indonesia mengacu berdasarkan ketetapan MPR
No. VI/MPR/Tahun 2001 tentang etika kehidupan berbangsa,
berikut uraian Etika kehidupan Berbangsa ;
 Etika politik dan pemerintahan dimaksudkan untuk mewujudkan
pemerintahan yang bersih, efisien, dan efektif serta menumbuhkan
politik yang demokratis.
 Etika pemerintahan mengamanatkan agar penyelenggaraan
negara memiliki rasa kepeduliaan tinggi dalam memberikan
pelayanan kepada publik.
 Etika politik dan pemerintahan diharapkan mampu menciptakan
suasana harmonis antarapelaku dan antarkelakuan sosial potik serta
antarkelompok kepentingan lainya.
 Etika politik dan pemerintahan mengandung misi kepada setiap
pejabat dan elit politik untuk bersikap jujur, amanah, sportif, siap
melayani, berjiwa besar,dan memiliki keteladanan, rendah hati serta
siap mundur dari jabatan publik.
 Etika ini diwujudkan dalam bentuk sikap yang bertata krama dalam
perilaku politik yang toleran, tidak berpura-pura, tidak arogan, jauh
dari sifat munafik serta tidak melakukan kebohongan publik.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
2. Etika pancasila
• Pancasila pada hakikatnya adalah satu kesatuan nilai yang di
dalamnya mengadung nilai dasar yakni ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, demokrasi-kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai
pancasila itu merupakan pilihan-pilihan nilai yangdigunakan dasar
atau landasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
indonesia.
• Pancasila sebagai suatu sistem etika artinya pancasila sebagai
sarana orientasi bagai usaha manusia indonesia untuk menjawab
suatu pertanyaan yang amat fundamental: bagaimana saya harus
hidup dan bertindak dalam berinteraksi dengan sesama manusia
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (Margono, dkk.,:
2002)
• Pancasila sebagai sistem etika berarti pancasila merupakan
kesatuan sila-sila pancasila, sila-sila pancasila itu saling
berhubungan, saling bekerja sama untuk tujuan tertentu.
• Pancasila bagi bangsa indonesia merupakan sistem etika. Artinya
manusia Indonesia harus dapat membedakan halal dan haram,
antara yang boleh dan tidak boleh, walaupun dapat dilakukan.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
Etika yang dijiwai nilai-nilai pancasila merupakan etika pancasila
yang meliputi:
• Etika yang dijiwai oleh nilai-nilai dari sila ketuhanan yang maha Esa,
meupakan etika yang berlandaskan pada kepercayaan dan ketakwaan
kepada tuhan Yang Maha Esa.
• Etika yang dijiwai oleh nilai-nilai dari sila kemanusiaan yang adil dan
beradab merupakan wujud etika yang menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan.
• Etika yang dijiwai oleh nilai-nilai dari sila persatuan indonesia, merupakan
etika yang menempatkan persatuan, kesatuan serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
• Etika yang dijiwai oleh nilai-nilai dari sila kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksaan dalam permusyawatan/perwakilan, merupakan etika
yang menghargai kedudukan, hak dan kewajiban warga masyarakat/
warga negara.
• Etika yang dijiwai nilai-nilai dari sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia, merupakan etika yang menuntut manusia yang
mengembangkan sikap adil terhadap sesama manusia, mengembangkan
perbuatan-perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan gotong royong.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
• Perlunya pancasila sebagai sistem etika dalam
berkehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara bertujuan untuk :
Memberikan landasan etik moral bagi seluruh
kompenen bangsadalam menjalankan kehidupan
kebangsaandalam berbagai aspek.
Menentukan pokok-pokok etika kehidupan, berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakat.
Menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi
pelaksanaan nilai-nilai etika dan moral dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
Etika Kehidupan Berbangsa adalah sebagai berikut :
• Etika Sosial dan Budaya
Etika sosial dan budaya bertolak dari rasa kemanusiaan yang
mendalam dengan menampilkan kembali sikap seperti jujur, saling
peduli, saling menghargai dll. Perlu menumbuhkembangkan
kembali budaya malu, yakni malu berbuat kesalahan dan semua
yang bertentangan dengan moral agama dan nilai-nilai luhur
budaya bangsa.
• Etika Politik dan Pemerintahan
Mewujudkan pemerintahan yang bersih, efisien, dan efektif serta
menumbuhkan suasa politik yang demokratis yang bercirikan
keterbukaan. Etika politik dan pemerintahan diharapkan mampu
menciptakan suasana harmonis antarpelaku dan antarkekuatan
sosial politik. Bentuk sikap yang diharapkan tidak berpura-pura,
tidak arogan, dan jauh dari sifat munafik.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
• Etika Ekonomi dan Bisnis
Agar prinsip dan perilaku ekonomi dan bisnis, baik perorangan,
institusi, maupun pengambil keputusan dalam bidang ekonomi
dapat melahirkan kondisi dan realitas ekonomi yang bercirikan
persaingan yang jujur, berkeadilan, mendorong berkembangnya
etos kerja ekonomi, dan terciptanya suasana kondusif.
• Etika Penegakan Hukum dan Berkeadilan
Menumbuhkan kesadaran bahwa tertib sosial, ketenangna dan
keteraturan hidup bersama hanya dapat diwujudkan dengan
ketaatan terhadap hukum yang menjamin tegaknya supremasi
dari seluruh peraturan yang berpihak kepada keadilan.
Menghindari penggunaan hukum secara salah dan bertindak
hukum secara adil dan sama.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
• Etika Keilmuan
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi agar warga bangsa mampu menjaga harkat dan
martabatnya, bertindak kepada kebenaran yang sesuai dengan
nilai-nilai agam dan budaya. Etika ini diwujudkan secara pribadi
ataupun kolektif dalam karsa, cipta, karya yang tercermin dalam
perilaku kreatif, inovatif, inventif, dan komunikatif. Etika keilmuan
menegaskan pentingnya disiplin dalam berpikir dan berbuat,
memanfaatkan waktu dankomitmen untuk hasil yang terbaik.
• Etika Lingkungan
Menghargai dan melestarikan lingkungan hidup serta penataan
tata ruang secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI
PENGEMBANGAN ILMU
1. Alenia keempat pembukaan UUD 1945 berbunyi :
“kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu
Pemerintaha negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah dara Indonesia
dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia berdasarkan kemerdekaan, Perdamaian abadi,
dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan
Kebangsaan Indonesia itu dalam Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada ketuhanan Yang Maha
Esa,…..dan seterusnya”.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI
PENGEMBANGAN ILMU
• Prof. Dr. T. Jacob menegaskan bahwa pancasila seharusnya
dapat membantu dan digunakan sebagai dasar etika ilmu
pengetahuan dan teknologi pancasila. Untuk itu, ada lima
prinsip yang terkadung dalam pancasila mencakup segala
persoalan etik dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu
Monoteisme, Humanisme dan Solidaritas karya negara,
Nasionalisme dan solidaritas warga negara, Demokrasi dan
perwakilan dan Keadilan sosial.
• Dalam masalah ini Pancasila telah memberikan dasar nilai-
nilai bagi pengembangan Iptek demi kesejahteraan hidup
manusia. Pengembangan Iptek sebagai hasil budaya
manusia harus didasarkan pada moral Ketuhanan dan
kemanusiaan yang adil dan beradab. Pancasila yang sila-
silanya merupakan suatu kesatuan yang sistematis haruslah
menjadi sistem etika pengembangan Iptek.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI
PENGEMBANGAN ILMU
2. Syarat-syarat ilmiah pancasila sebagai dasar nilai
pengebangan ilmu.
a. Berobjek
• Syarat pertama bagi suatu pengetahuan yang memenuhi syarat
ilmiah adalah bahwa semua ilmu pengetahuan itu harus memiliki
objek.
• Dalam fisafat ilmu pengetahuan dibedakan menjadi dua
macam, yaitu objek forma dan materia.
• Objek forma Pancasila adalah suatu sudut pandang tertentu
dalam pembahasan pancasila, atau dan sudut pandang apa
pancasila itu dibahas.
• Objek materia Pancasila adalah suatu objek yang merupakan
sasaran pembahasan dan pengkajian pancasila baik yang
bersifat empiris dan non empiris.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI
PENGEMBANGAN ILMU
b. Bermetode
• Pengetahuan ilmu harus memiliki metode yaitu seperangkat cara
atau sistem pendekatan dalam rangka pembahasan Pancasila
untuk mendapatkan suatu yang bersifat objektif.
• Salah satu metode dalam pembahasan Pancasila adalah
metode “analitico syntetic” yaitu suatu perpaduan metode
analisis dan sintesis.
• Metode “Hermeneutika” yaitu metode menemukan makna
dibalik objek, sebab Pancasila banyak berkaitan dengan hasil-
hasil budaya dan objek sejarah.
c. Bersistem
• Ilmu pengetahuan harus merupakan suatu kesatuan, antara
bagian-bagian yang saling berhubungan, baik hubungan antara
interelansi (hubungan) dan interdepedensi (ketergantungan).
• Pancasila itu sendiri dalam dirinya sendiri merupakan suatu
kesatuan dan keutuhan “majemuk tunggal”.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI
PENGEMBANGAN ILMU
d. Bersifat Universal
• Pancial adalah bersifat universal, sebab kebenaranya tidak
terbatas oleh waktu, ruang, keadaan, situasi, konidisi maupun
jumlah tertentu. makna ataupun esensi setiap silaya pada
hakikatnya bersifat universal.
• Terdapat mengacu pada jenis pemahaman, bahwa setiap IPTEK
yang dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan
dengan nilai Pancasila. Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di
IPTEK merupakan sebagai faktor internal pengembangan IPTEK
itu sendiri. Berperan sebagai rambu normatif bagi
pengembangan IPTEK di Indonesia, berfungsi mengendalikan
iptek agar tidak keluar dari nilai-nilai Pancasila. Setiap IPTEK
berdasarkan / ideologi harus berakar dari budaya bangsa
indonesia yang dikenal dengan istilah indegenisasi ilmu
(mempribumikan ilmu)
PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI
PENGEMBANGAN ILMU
3. Hakikat Pancasila dalam pengembangan IPTEK
a. Nilai ketuhanan sebagai dasar pengembangan ilmu
• Bagi Pancasila ilmu pengetahuan itu berketuhanan yang Maha
Esa. Maka dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi harus dilandasi moral, etika serta nilai-nilai religious.
• Dengan perkataan lain ilmu pengetahuan harus dilandasi etika
ilmiah. Mengimplementasikan ilmu pengetahuan, menciptakan,
perimbangan antara rasional dan irasional antara rasa, akal, dan
kehendak.
• Tutunan sikap pada kode etik ilmiah dan keinsinyuran seperti
menjunjung tinggi keselamatan, kesehatan, kesejahtraan
masyarakat, bertanggung jawab, etis dan taat aturan.
Manifestasi perbuatan baik tersebut berarti mensyukuri nikmat
tuhan.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI
PENGEMBANGAN ILMU
b. Nilai kemanusiaan sebagai dasar pengembangan ilmu
• Memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam
pengembangan ilmu pengetahuan haruslah secara beradab.
Ilmu pengetahuan adalah proses dari bagian budaya manusia
yang beradab dan bermoral. Oleh karena itu, pengembangan
ilmu pengetahuan harus berdasarkan kepada usaha-usaha
mencapai kesejahteraan umat manusia.
• Etika ilmiah adalah menyangkut hidup mati orang banyak, masa
depan, hak-hak manusia dan lingkungan hidup.
• Kodrat manusia, memiliki keinginan yang berkecukupan materi,
sosialisasi, eksistensinya dihargai, mengeluarkan pendapat,
berperan nyata dalam lingkunganya, bekerja sesuai
kemampuanya yang tertinggi.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI
PENGEMBANGAN ILMU
c. Nilai persatuan sebagai dasar pengembangan ilmu
• Sila persatuan Indonesia, mengkomplementasikan universalia
dan internasionalisme (kemanusiaan) dalam sila-sila lain.
Pengembangan Iptek diarahkan demi kesejahteraan umat
manusia termasuk di dalamnya kesejahteraan bangsa Indonesia.
• Pengembangan Iptek hendaknya dapat mengembangkan rasa
nasionalisme. Kebesaran bangsa serta keluhuran bangsa
sebagai bagian dari umat manusia di dunia.
• Kemajuan ilmu pengetahuan memberikan dampak ke rasa
nasionalisme yang dimiliki oleh masyarakat, terwujudnya serts
terpeliharanya persatuan dan kesatuan bangsa bahkan menjalin
persaudaraan dan bersahabatan suatu daerah.
• Seluruh ilmuwan menjunjung tinggi asas persatuan indonesia
dalam tugas-tugas profesionalnya.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI
PENGEMBANGAN ILMU
d. Nilai kerakyatan sebagai dasar pengembangan ilmu
• Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mendasari pengembangan Iptek
secara demokratis. Artinya setiap ilmuwan haruslah memiliki
kebebasan untuk mengembangkan Iptek.
• Selain itu, dalam pengembangan Iptek setiap ilmuwan juga
harus menghormati dan menghargai kebebasan oang lain dan
harus memiliki sikap yang terbuka untuk dikritik, dikaji ulang
maupun dibandingkan dengan penemuan teori lainnya.
• Pengaruh nilai Kerakyatan sebagai dasar pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) adalah meningkatkan
kreatifitas masyarakat Indonesia untuk menghasilkan suatu karya
cipta dalam bidang apapun untuk kesejahteraan warga negara
Indonesia.
• Ilmuwan dan ahli teknik wajib memerikan kontribusi sebesar-
besarnya sesuai dengan kemampuan dan kemajuan negara.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI
PENGEMBANGAN ILMU
e. Nilai keadilan sebagai dasar pengembangan ilmu
• Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
mengkomplementasikan pengembangan Iptek haruslah
menjaga keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan
dirinya sendiri, manusia dengan Tuhannya, manusia dengan
manusia lain, manusia dengan masyarakat bangsa dan negara
serta manusia dengan alam lingkungannya
• Diharapkan dalam perkembangan swasembada pangan ini
nantinya akan mensejahterakan rakyat Indonesia dan
memberikan rasa keadilan setelah ditingkatkannya jumlah
produksi sehingga pada perjalanannya rakyat dari berbagai
golongan dapat menikmati beras berkualitas dengan harga
yang terjangkau.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI
PENGEMBANGAN ILMU
4. Urgensi Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan
ilmu
• Perkembangan ilmu dan teknologi di indonesia dewasa
ini, tidak berakar pada budaya dan nilai- nilai bangsa
indonesia sendiri hingga ilmu pengetahuan yang
berkembang di Indonesia berorientasi pada barat.
• Perkembangan ilmu dan teknologi indonesia lebih
berorientasi terhadap kebutuhan pasar sehingga prodi-
prodi yang laku keras pada perguruan tinggi Indonesia
adalah prodi-prodi yang terserap oleh pasar.
• Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
Indonesia belum melibatkan masyarakat luas sehingga
hanya mensejahterahkan kelompok elite yang
mengembangkan ilmu.

Anda mungkin juga menyukai