04 Abm
04 Abm
Sumber Fitur
Aktivitas Produk/ Customer
Daya
Jasa
Tujuan ABM
Customer adalah tujuan ABM.
Keinginan, harapan, dan kebutuhan customer lah yang
menciptakan bisnis perusahaan dalam menghasilkan
fitur produk/jasa.
Kejelian dan kecerdasan manajemen dalam
mengidentifikasi keinginan, harapan, dan kebutuhan
customer lah yang mampu mengubah keinginan,
harapan, dan kebutuhan customer yang masih
terpendam (latent) menjadi bisnis yang profitable.
Melalui fitur produk/jasa yang dihasilkan perusahaan,
manajemen menghasilkan value bagi customer.
Dari sisi perusahaan, aktivitas merupakan
penyebab timbulnya biaya (konsumsi sumber
daya yang dinyatakan dalam satuan moneter
standar).
Kemampuan personel dalam mengelola
aktivitas menjanjikan pengurangan biaya yang
berdampak pada peningkatan laba yang
dihasilkan oleh perusahaan.
Dengan demikian tujuan ABM juga terletak
pada komponen sumber daya, yaitu berupa
pengurangan biaya sebagai hasil dari
pengelolaan terhadap aktivitas.
Fokus ABM diletakkan pada aktivitas.
Dari sisi customer, aktivitas merupakan kegiatan yang
digunakan untuk menghasilkan fitur produk/jasa yang
dibutuhkan oleh customer.
Oleh karena pilihan customer diperebutkan oleh banyak
perusahaan, maka kemampuan manajemen dalam
mengelola aktivitas untuk menghasilkan fitur produk/jasa
yang fit dengan kebutuhan customer, menjadi penentu
daya saing perusahaan di lingkungan bisnis kompetitif.
Dengan demikian tujuan ABM adalah untuk memenangkan
pilihan customer melalui penyediaan fitur produk/jasa
yang fit dengan kebutuhan customer, sehingga
menghasilkan arus masuk pendapatan dari penjualan fitur
produk/jasa kepada customer.
Seberapa bagus pengelolaan terhadap aktivitas
dilaksanakan oleh personel akan mempunyai dua
dampak sekaligus:
◦ Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan fitur
produk/jasa yang menghasilkan value bagi customer
sehingga menjanjikan arus pendapatan ke dalam
perusahaan dan
◦ Keberhasilan perusahaan dalam mengurangi biaya
melalui pengelolaan terhadap penyebab biaya—yaitu
aktivitas.
KONSEKUENSI PEMUSATAN
PENGELOLAAN KE AKTIVITAS
Konsekuensi pemusatan pengelolaan ke
aktivitas adalah perlunya penggeseran
paradigma terhadap organisasi.
Organisasi dipandang dengan functional view—
suatu pandangan yang menganggap organisasi
sebagai sekelompok fungsi yang terdiri dari
para spesialis yang secara bersama-sama
mewujudkan tujuan organisasi.
Anggapan inilah yang tidak pernah terwujud,
karena jika setiap fungsi berorientasi ke
perwujudan tujuan fungsi masing-masing,
tujuan organisasi secara keseluruhan akan
terabaikan.
Paradigma terhadap organisasi harus digeser ke organisasi sebagai
sekumpulan proses yang digunakan oleh perusahaan untuk
menghasilkan produk/jasa bagi customers.
Dengan cara pandang ini, proses bisnis dijadikan sebagai fokus
perhatian seluruh personel dan usaha seluruh personel diarahkan
ke improvement secara berkelanjutan terhadap proses bisnis
tersebut.
Pandangan demikian terhadap organisasi disebut process view—
suatu pandangan yang menganggap organisasi sebagai serangkaian
proses untuk memenuhi kebutuhan customer.
◦ Melalui improvement secara berkelanjutan terhadap
proses bisnis ini, perusahaan dapat menghasilkan dua
manfaat sekaligus:
◦ Meningkatkan kualitas produk/jasa bagi customers dan
mengurangi biaya.
LATAR BELAKANG ABM
(Robert Simons)
Ajaran “division of labor” Adam Smith
Organisasi dipandang sebagai mesin
Organisasi militer—command and control
Organization is a collection of functional
boxes
Pekerjaan bersifat laborious—mengandalkan
pada pekerjaan otot
Hard automation technology
Informasi diolah secara manual
Produser memegang kendali bisnis
Lingkungan stabil
Kurang kompetitif
Teknologi
Informasi
Knowledge-
based works
Knowledge
workers menjadi
dominan
Menuntut otonomi
dan wewenang lebih
besar
Perubahan
organisasi
Learning
organization
Boundaryless
organization
Jejaring
(Network)
Empowered
employees
Tim lintas
fungsional
Koordinasi melalui
komunikasi, persuasi,
dan kepercayaan
(trust)
BOARD OF
COMMISIONER Organisasi
BOARD OF
DIRECTORS
sebuah
perusahaan
manufaktur
CEO
ADVISOR TO
BOD
CORP. SECR. &
INTERNAL AUDIT
PR
COO CFO
ENGINEERING PROCUREMENT
& MAT PROPYLENE
Rapat Umum
Pemegang Saham
Dewan
Komisaris
DIREKSI
Direktorat Utama
Direktorat
Direktorat Pelayanan Keuangan dan SDM
Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian Desain & Bagian Bagian
Pemasaran Layanan Layanan Pembelian & Pengembangan Pengembangan Keuangan Pengembangan
Medik Keperawatan Logistik Bisnis Sistem SDM
Command Direktur
Utama
and
Control
11 12 13
Direktur Direktur Direktur Keuangan
Pemasaran Operasi dan Umum
Penjurnalan Laporan
Keuangan
Akuntansi Shared
Posting berfungsi Database
sebagai filter
Pelaporan
Laporan Laporan
Laporan
Keuangan Keuangan
Keuangan
OLTP
DAN
OLAP
ON-LINE ANALYTICAL
PROCESSING
DATA WAREHOUSE
DATABASE
Shared
Database
Relay 11 12 13
doubles the Direktur
Pemasaran
Direktur Direktur Keuangan
Operasi dan Umum
noise and
cuts the
message in 111 121 131 14
half Bagian Order
Getting
Bagian
Produksi
Bagian
Keuangan
Bagian
Audit Intern
Information
is shared
112 122 132 15
Bagian Order Bagian Teknik Bagian SDM
Filling dan Umum Bagian
Perencanaan
Karyawan
Berikut adalah sebuah cerita tentang bagaimana sebuah
pesan dikomunikasikan secara hirarkis dalam sebuah
perusahaan, dari direktur hingga ke karyawan bawahan.
Dari: Direktur - Kepada: General Manager
"Besok akan ada gerhana matahari total pada jam sembilan pagi. Ini
adalah kejadian yang tak bisa kita lihat setiap hari. Untuk menyambut
dan melihat peristiwa langka ini, seluruh karyawan diminta untuk
berkumpul di lapangan dengan berpakaian rapi. Saya akan menjelaskan
fenomena alam ini kepada mereka. Bila hari hujan, dan kita tidak bisa
melihatnya dengan jelas, kita berkumpul di kantin saja."
Dari: General Manager - Kepada: Manager
"Sesuai dengan perintah Direktur, besok pada jam sembilan pagi akan
ada gerhana matahari total. Bila hari hujan, kita tidak bisa berkumpul
di lapangan untuk melihatnya dengan berpakaian rapi. Dengan
demikian, peristiwa hilangnya matahari ini akan dijelaskan oleh
Direktur di kantin. Ini adalah kejadian yang tak bisa kita lihat setiap
hari."
"Jika besok turun hujan di kantin, kejadian yang tak bisa kita lihat
Setiap hari, Direktur, dengan berpakaian rapi, akan menghilang jam
sembilan pagi."
BOC
BOD
Organization as a
CEO
Komite Komite
SPI
CFO pool of shared
competencies and
Medik Keperawatan
ORGANISASI FUNGSIONAL PENDUKUNG
Cross-Functional Team
3. Planning and motivating
Sistem
Rawat Jalan
ORGANISASI SISTEM
4. Employee empowerment
Cross-Functional Team
Sistem
Rawat Inap
5. Performance-based power
Cross-Functional Team
Sistem Rawat
Darurat
6. Performance-based
Sistem
Rawat
Cross-Functional Team reward
Intensif
Sistem Penyusunan
Program
Sistem
Pengimplementasian Activity-Based
Management
Contoh 2
Cost effectiveness proses yang digunakan oleh
perusahaan dapat dengan mudah dibandingkan dengan
cost effectiveness proses sama yang digunakan oleh
perusahaan lain (melalui benchmarking). Proses
tersebut kemudian dapat dipelajari untuk menentukan
praktik terbaik sebagai dasar untuk melakukan
improvement terhadap aktivitas yang membentuk
proses tersebut.
Strategi adalah pengerahan dan pengarahan seluruh sumber
daya perusahaan untuk mewujudkan visi organisasi.
Agar strategi pilihan dapat diwujudkan ke dalam tindakan
nyata, diperlukan serangkaian kegiatan penerjemahan dan
penjabaran.
◦ Pertama strategi harus diterjemahkan ke dalam inisiatif
strategik pilihan untuk diarahkan ke pencapaian sasaran
strategik.
◦ Kedua Insiatif strategik kemudian dijabarkan ke dalam
program—kegiatan berjangka panjang untuk mewujudkan
sasaran strategik.
◦ Ketiga program kemudian dijabarkan ke dalam rencana
aktivitas berjangka waktu tahunan dalam anggaran berbasis
aktivitas. Dengan rencana aktivitas dalam anggaran berbasis
aktivitas, strategi pilihan menjadi fokus setiap aktivitas
pilihan yang dicantumkan dalam anggaran.
Differentiation strategy merupakan pola pengerahan dan pengarahan seluruh
sumber daya organisasi untuk menjadikan perusahaan distinct dalam
persaingan.
Strategi ini diterjemahkan ke dalam inisiatif strategik untuk menjadikan
perusahaan memiliki keunggulan dalam value proposition yang ditawarkan
kepada customer, hubungan dengan customer, dan citra perusahaan.
Strategi ini juga diterjemahkan ke dalam inisiatif strategik untuk membangun
keunggulan dalam proses yang digunakan untuk menghasilkan value bagi
customer (operation management processes, customer management processes,
innovation processes, regulatory and environmental processes).
Di samping itu, strategi ini juga digunakan untuk membangun keunggulan di
dalam modal, manusia, modal informasi, dan modal organisasi. Insiatif strategik
di berbagai perspektif tersebut (customer, proses, serta pembelajaran dan
pertumbuhan) kemudian dijabarkan ke dalam action plans: program dan
anggaran.
Dalam proses penyusunan anggaran inilah dipilih aktivitas-aktivitas untuk
menjabarkan program dalam membangun keunggulan kompetitif. Aktivitas
pilihan inilah yang kemudian dilaksanakan dan dipantau melalui sistem
pengimplementasian dan sistem pemantauan.
Keseluruhan proses pemilihan inisiatif strategik, penyusunan program dan
penyusunan anggaran diwarnai oleh semangat untuk membangun keunggulan
kompetitif berbasis differentiation strategy
Low cost strategy merupakan pola pengarahan dan pengarahan seluruh sumber
daya organisasi untuk menjadikan perusahaan sebagai low cost producer di
antara para pesaingnya.
Perusahaan yang menggunakan low cost strategy menawarkan produk/jasa
termurah di dalam persaingan melalui kompetensi intinya mendesain
produk/jasa berbiaya rendah, mendesain operation management processes,
customer management processes, innovation processes, regulatory and
environmental processes yang produktif dan cost effective, membangun modal
manusia, modal informasi, dan modal organisasi untuk menjalankan value-
creating process untuk menghasilkan produk/jasa dengan kos terendah di dalam
persaingan.
Low cost strategy tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam inisiatif strategik
di perspektif customer, proses, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Inisiatif
strategik pilihan dijabarkan ke dalam program dan anggaran.
Dalam proses penyusunan anggaran inilah dipilih aktivitas-aktivitas untuk
menjabarkan program dalam membangun kemampuan untuk melakukan
strategic cost reduction. Aktivitas pilihan inilah yang kemudian dilaksanakan
dan dipantau melalui sistem pengimplementasian dan sistem pemantauan.
Keseluruhan proses pemilihan inisiatif strategik, penyusunan program dan
penyusunan anggaran diwarnai oleh semangat untuk membangun keunggulan
kompetitif berbasis low cost strategy.
Teknologi informasi menjadi enabler untuk memadukan informasi keuangan dan
nonkeuangan dalam shared database yang dapat diakses oleh siapa yang diberi
wewenang untuk itu..
Informasi keuangan mengenai aktivitas yang disediakan dalam data warehouse
mencakup: total activity costs, jenis biaya yang dikonsumsi oleh aktivitas,
activity driver rate, resource driver rate. Informasi nonkeuangan mengenai
aktivitas yang disediakan dalam data warehouse mencakup: cycle time, cycle
effectiveness, resource drivers, activity drivers, resource driver quantity,
activity driver quantity, activity types, activity’s customer.
Ketersediaan informasi keuangan dan nonkeuangan dalam shared database ini
memudahkan personel melakukan proses analitik untuk mencari berbagai
peluang dalam meng-improve value yang ditawarkan kepada customer, meng-
improve operation management processes, customer management processes,
regulatory and environmental processes, dan dalam meningkatkan produktivitas
dan kecepatan innovation process, serta dalam meningkatkan kualitas modal
manusia, modal informasi, dan modal organisasi.
Di samping itu, ketersediaan informasi keuangan dan nonkeuangan dalam
shared database ini dapat memperdalam wawasan personel tentang bisnis yang
menjadi fokus perusahaan.
Melalui analisis terhadap masukan dan keluaran
suatu aktivitas dapat diperoleh gambaran adanya
saling ketergantungan antara aktivitas satu
dengan aktivitas lain dalam perusahaan dan antar
perusahaan dalam jejaring organisasi.
Melalui analisis saling ketergantungan antara satu
aktivitas dengan aktivitas lain dapat diukur
kinerja aktivitas dalam hubungannya dengan
aktivitas sebelumnya maupun aktivitas
sesudahnya.
Aktivitas menyediakan informasi tentang value-
added activities dan non-value-added activities
sehingga menyediakan dasar untuk melakukan
improvement terhadap aktivitas tersebut melalui:
◦ Eliminasi pemborosan (non-value-added activities),
◦ Pengurangan cycle time,
◦ Improvement terhadap kinerja value-added activities,
◦ Pengurangan lead time untuk memperkenalkan
produk/jasa baru.
FUNGSI, DEPARTEMEN, PROSES,
AKTIVITAS, DAN TUGAS
Fungsi adalah kumpulan orang dalam satu atau
lebih lokasi yang memiliki tujuan sama.
Contoh:
◦ Fungsi pemasaran
◦ Fungsi produksi
◦ Fungsi keuangan
◦ Fungsi riset
Departemen/cost center adalah satu bagian
fungsi. Contoh:
◦ Departemen Pemasaran
◦ Departemen Piutang
◦ Departemen Penerimaan
◦ Departemen Pengadaan
Proses adalah kumpulan aktivitas yang saling
terkait yang dijalankan berdasarkan serangkaian
prosedur untuk mencapai sasaran tertentu.
Contoh:
◦ Proses produksi
◦ Proses pembelian
◦ Proses order penjualan
◦ Proses desain produk
◦ Proses penyusunan anggaran
Aktivitas adalah gambaran dengan kata kerja +
kata benda tentang apa yang dikerjakan oleh
organisasi. Contoh:
◦ Menerima barang
◦ Menerbitkan order pembelian
◦ Memindah barang
◦ Menghadiri rapat
◦ Mencatat pesanan
◦ Melaksanakan penyiapan mesin
◦ Menerbitkan laporan
Tugas (task) adalah langkah yang diperlukan
untuk melaksanakan aktivitas.
Aktivitas menunjukkan “Apa yang dikerjakan oleh
organisasi?” Tugas mencerminkan “Bagaimana”
mengerjakan aktivitas tersebut.
◦ Contoh tugas: menghitung, membandingkan order
penjualan dengan laporan penerimaan barang,
mengedit data, menandatangani pemberitahauan
penerimaan, entri data ke sistem komputer,
menyimpan dokumen, membayar
Apakah aktivitas tsb Tidak Apakah aktivitas Tidak
mengkonsumsi lebih tersebut secara
dari 5% total waktu politik penting?
Departemen?
Ya
Ya
Apakah aktivitas tsb Tidak
mengkonsumsi lebih
dari 40% total waktu
Departemen?
Ya
Gabungkan ke dalam
Aktivitas tersebut Aktivitas Sekunder
Pecah Menjadi Dua Layak untuk
atau Lebih Aktivitas yang Disebut:
Diperlakukan “Mengerjakan Tugas
sebagai Aktivitas Adiministratif”
PENGGOLONGAN AKTIVITAS
Menurut prioritasnya bagi perusahaan dalam
melayani customer, aktivitas dapat digolongkan ke
dalam dua kategori:
◦ Aktivitas primer. Aktivitas primer adalah aktivitas yang
memberikan kontribusi secara langsung ke pelaksanaan
misi departemen atau organisasi. Contoh aktivitas
utama Departemen Penerimaan adalah: (1) menerima
barang, (2) memindahkan barang, (3) mengeluarkan
barang.
◦ Aktivitas sekunder adalah aktivitas yang mendukung
aktivitas primer. Aktivitas ini bersifat administratif dan
ada di setiap departemen. Contoh: (1) mengelola
karyawan, (2) melatih karyawan, (3) menghadiri rapat,
(4) melaksanakan tugas administratif.
Menurut nilainya dipandang dari sudut
customer, aktivitas dapat digolongkan ke
dalam dua kategori:
◦ Value added activity adalah aktivitas yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan customer
atau persyaratan pihak luar. Contoh aktivitas yang
bernilai bagi customer adalah aktivitas
pemrosesan produk/jasa.
◦ Non-value added activity adalah aktivitas yang
tidak bermanfaat bagi customer. Contoh aktivitas
yang tidak menambah nilai bagi customer adalah:
aktivitas bergerak (moving activity), aktivitas
menunggu/menyimpan, aktivitas inspeksi,
aktivitas pengerjaan kembali.
BAGAIMANA ABM DILAKSANAKAN?
Activity-based management dilaksanakan
melalui empat cara:
◦ activity selection,
◦ activity sharing,
◦ activity reduction, dan
◦ activity elimination.
Activity selection dan activity sharing
difokuskan ke value added activities,
sedangkan activity reduction dan activity
elimination difokuskan ke non-value-added
activities.
Activity Selection
Value-Added
Activities
Activity Sharing
Emphasis
of ABM
Activity Reduction
Non-Value-
Added
Activity Elimination Activities
ABM dapat dilaksanakan dengan melakukan pemilihan aktivitas dari
serangkaian aktivitas yang diperlukan untuk melaksanakan berbagai
strategi yang kompetitif.
Strategi yang berbeda menyebabkan aktivitas yang berbeda. Sebagai
contoh, strategi desain produk yang berbeda akan memerlukan
aktivitas yang berbeda secara signifikan.
Aktivitas yang berbeda akan menyebabkan biaya yang berbeda.
Oleh karena itu, setiap strategi memiliki serangkaian aktivitas dan
biaya yang bersangkutan, sehingga jika keadaan lain tetap, strategi
yang memerlukan lebih sedikit aktivitas dengan biaya terendah
adalah yang sebaiknya dipilih oleh manajemen.
Pemilihan aktivitas terutama ditujukan untuk mengelola value-added
activity. Dalam perencanaan jangka panjang, personel perusahaan
mempunyai kesempatan untuk mempertimbangkan berbagai value-
added activity, dan melakukan value-added activity yang paling
efisien di antara berbagai value-added activity yang tersedia
ABM dapat dilaksanakan dengan menaikkan efisiensi value-added
activity dengan meningkatkan aktivitas ke tingkat skala ekonomi
(economic of scale).
Dengan menaikkan aktivitas sampai ke tingkat skala ekonomi, tanpa
disertai dengan kenaikan total biaya aktivitas itu sendiri, pengurangan
biaya per satuan aktivitas akan diperoleh. Dengan menurunnya biaya
per satuan aktivitas, biaya yang dapat dirunut (traceable) ke produk
atau jasa yang menggunakan aktivitas akan menurun.
Sebagai contoh, produk baru dirancang untuk dapat menggunakan suku
cadang yang telah dibuat untuk produk yang lain. Dengan menggunakan
suku cadang yang sudah ada, aktivitas yang bersangkutan dengan suku
cadang tersebut dibebankan dengan tingkat aktivitas yang semakin
banyak, sehingga biaya per satuan aktivitas menjadi berkurang. Sebagai
akibatnya, produk yang menggunakan suku cadang tersebut akan
mengalami penurunan biaya, sehingga pembeli produk akan menikmati
penurunan harga yang harus ditanggung akibat activity sharing yang
dilakukan oleh perusahaan.
ABM dapat dilaksanakan dengan mengurangi
non-value-added activity.
Informasi yang memicu minat personel untuk
melakukan pengurangan non-value-added
activity adalah ukuran cycle effectiveness
(CE).
Aktivitas yang memiliki CE di bawah 100%
memberi peluang kepada personel perusahaan
untuk melakukan pengurangan terhadap non-
value-added activity yang ada dalam aktivitas
tersebut.
Pengurangan aktivitas merupakan strategi
jangka pendek yang ditempuh dalam
melakukan improvement terhadap aktivitas.
ABM dapat dilaksanakan dengan melakukan penghilangan non-
value-added activity.
Sebagai contoh, aktivitas inspeksi terhadap bahan baku yang
diterima dari pemasok diperlukan untuk menjamin bahwa
pemasok menyerahkan barang sesuai dengan spesifikasi yang
dibutuhkan oleh perusahaan, agar produk yang menggunakan
bahan baku tersebut memenuhi spesifikasi mutu yang telah
ditetapkan.
Sebenarnya aktivitas inspeksi ini hanya diperlukan karena adanya
kemungkinan pemasok tidak menyerahkan bahan baku sesuai
dengan spesifikasi yang ditetapkan oleh perusahaan.
Dengan cara memilih pemasok yang mampu menyerahkan bahan
baku tanpa cacat (defect free) dan yang bersedia memperbaiki
kinerjanya, akan dapat dihilangkan kebutuhan akan aktivitas
inspeksi, sehingga biaya menjadi berkurang.
Actvivity-Based Management Titik Berat ABM
Diletakkan Di Sini
Value-added Non-value-added
activities activities
ABM yang menitikberatkan pengelolaannya ke
non-value added activity ditujukan untuk
meningkatkan cost effectiveness proses yang
digunakan untuk melayani customer.
Cost effectiveness proses diukur dengan cycle
effectiveness (CE) yang dihitung dengan formula
CE = Processing Time ÷ Cycle Time
Processing Time
Cycle Effectiveness (CE) =
Cycle Time
Pengurangan atau penghilangan non-value-added
activities tidak pernah terjadi secara kebetulan,
namun memerlukan usaha-usaha cerdas dan
strategik.
Titik Berat ABM Diletakkan Di Sini
Employee
Cellular
JIT Purchasing, Empowerment,
Manufacturing,
Zero Inventory/ Flatter
JIT Single Point of
Vendor Organization,
Manufacturing, Contact,
Managed Total Quality
Flatter Cross-Functional
Inventory Management,
Organization Organization
Zero Defect
Mesin Mesin
Bubut Bubut
Mesin Mesin
Potong Mesin Potong Mesin
Las Las
Produk Jadi A
Produk Jadi B
Cell A Cell B
Klaim
Pemasaran Pemasaran
ORGANISASI
SISTEM Operation
Marketing Operation Engineering Logistic Utilities Planning &
Control
Order
Filling Cross-Functional Team
System
Value-Added Activities
Non-Value-Added Activities
Unit-level activity
Batch related activity
Product sustaining activity
Facility sustaining activity
Gambar yang melukiskan arus pekerjaan yang
dilaksanakan dalam suatu aktivitas
Flowchart menyediakan informasi ringkas
tentang aktivitas dalam bentuk grafik, sehingga
memberikan gambaran peta yang jelas proses
layanan kepada customer
Flowchart menyediakan alat analisis aktivitas
untuk basis improvement terhadap aktivitas
Pengembangan Rencana Improvement
terhadap Aktivitas
Identifikasi masalah
Identifikasi penyebab masalah
Penyelesaian masalah
Identifikasi Masalah
Masalah dapat dikategorikan menjadi:
◦ Kesenjangan;
◦ Pemborosan;
◦ Ketidakefisienan;
◦ ketidakstabilan.
Masalah dapat dicari penyebabnya pada empat
unsur proses:
◦ Masukan (seperti material dan informasi);
◦ Sumber daya manusia (SDM);
◦ Metode; dan
◦ Teknologi.
Identifikasi Penyebab Masalah
SDM Metode
Pernyataan
Masalah
Masukan Teknologi
SDM Metode
Proses pembelian
Karyawan Bag.
dilaksanakan dengan
Pembelian tidak terlatih
metode tender
Kurangnya
program pelatihan
Proses
Pembelian yang
Mengkonsumsi
Waktu Lama
Tidak tersedia
informasi lengkap
tentang pemasok
Teknologi manual
digunakan untuk
Informasi spesifikasi
memproses transaksi
barang yang akan
pembelian
dibeli tidak standar
Masukan/ Teknologi
Informasi
Penyelesaian Masalah
Proses pembelian yang diidentifikasi memerlukan waktu lama
sebagaimana dilukiskan pada contoh fishbone diagram
dilaksanakan melalui lima aktivitas:
◦ Perencanaan pengadaan;
◦ Seleksi dan evaluasi pemasok;
◦ Negosiasi kontrak;
◦ Penerbitan order pembelian; dan
◦ Penerimaan barang.
Data biaya aktivitas dan berbagai parameter tentang aktivitas
tersebut dalam tahun 2007 disajikan berturut-turut pada slides
berikut.
DATA TENTANG AKTIVITAS
PERENCANAAN PENGADAAN
TAHUN 2007
RESOURCE
DRIVER
TOTAL BIAYA RESOURCE QUANTITY RESOURCE DRIVER BUDGET
JENIS BIAYA DRI VER CONSU M E D RATE TYPE REMA RK
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Biaya Bah a n Rp14.400.00 0 Direct tracing - - Variabl e Office
supplies
Biaya Personel 120.000.00 0 Direct tracing - - Fixed
Biaya 48.000.000 Driver tracing 24 x Rp2 juta per Variabl e
Perjalanan perjalanan perjalanan
Biaya Asura n s i 1.600.00 0 Kos aktiva te ta p Rp20 jut a Rp80 per Rp1.000 Fixed
Biaya 5.000.00 0 Kos aktiva te ta p Rp20 jut a 25% dari kos Fixed
Depres i a s i aktiva tetap
Biaya Listrik- 17.500.000 m3 volume 175m3 Rp100.000 per m3 Fixed
AC rua n g
Biaya Listrik - kwh - -
Ten aga
Biaya Reparasi 8.000.00 0 Direct tracing - - Fixed
Biaya 22.800.000 Direct tracing - - Variabl e
Komunik a s i
TOTAL Rp237.300.000
DATA TENTANG AKTIVITAS
SELEKSI DAN EVALUASI PEMASOK
TAHUN 2007
RESOURCE
DRIVER
TOTAL BIAYA RESOURCE QUANTITY RESOURCE BUDGET
JENIS BIAYA DRI VER CONSU M E D DRIVER RA T E TYPE REMA RK
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Biaya Bah a n Rp8.000.000 Direct tracing - - Variabl e Office
supplies
Biaya Personel 180.000.00 0 Direct tracing - - Fixed
Biaya 144.000.00 0 Driver tracing 72 x Rp2 juta per Variabl e
Perjalanan perjalanan perjalanan
Biaya Asura n s i 2.800.00 0 Kos aktiva te ta p Rp35 jut a Rp80 per Fixed
Rp1.00 0
Biaya Depresiasi 8.750.00 0 Kos aktiva te ta p Rp35 jut a 25% dari kos Fixed
aktiva tetap
Biaya Listrik-AC 40.000.000 m3 volume 400m3 Rp100.000 per Fixed
rua n g m3
Biaya Listrik - kwh - -
Ten aga
Biaya Reparasi 7.500.00 0 Direct tracing - - Fixed
Biaya 24.000.000 Direct tracing - - Variabl e
Komunik a s i
TOTAL Rp415.050.000
DATA TENTANG AKTIVITAS
NEGOSIASI KONTRAK
TAHUN 2007
RESOURCE
DRIVER
TOTAL BIAYA RESOURCE QUANTITY RESOURCE BUDGET
JENIS BIAYA DRIVER CONSU M E D DRIVER RA T E TYPE REMA RK
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Biaya Bah a n Rp20.000.00 0 Direct tracing - - Variabl e Office
supplies
Biaya Personel 144.000.00 0 Direct tracing - - Fixed
Biaya 100.000.00 0 Driver tracing 50 kali Rp2 juta per Variabl e
Perjalanan perjalanan perjalanan
Biaya Asura n s i 4.000.00 0 Kos aktiva te ta p Rp50 jut a Rp80 per Fixed
Rp1.00 0
Biaya Depresiasi 12.500.000 Kos aktiva te ta p Rp50 jut a 25% dari kos Fixed
aktiva tetap
Biaya Listrik-AC 20.000.000 m3 volume rua n g 200m3 Rp100.000 per Fixed
m3
Biaya Listrik - kwh - -
Ten aga
Biaya Reparasi 2.000.00 0 Direct tracing - - Fixed
Biaya 18.000.000 Direct tracing - - Variabl e
Komunik a s i
TOTAL Rp320.500.00
0
DATA TENTANG AKTIVITAS
PENERBITAN ORDER PEMBELIAN
TAHUN 2007
RESOURCE
DRIVER
TOTAL BIAYA RESOURCE QUANTITY RESOURCE BUDGET
JENIS BIAYA DRIVER CONSU M E D DRIVER RA T E TYPE REMA RK
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Biaya Bah a n Rp6.000.000 Direct tracing - - Variabl e Office
supplies
Biaya Personel 120.000.00 0 Direct tracing - - Fixed
Biaya 24.000.000 Driver tracing 12 x Rp2 juta per Variabl e
Perjalanan perjalanan perjalanan
Biaya Asura n s i 2.000.00 0 Kos aktiva te ta p Rp25 jut a Rp80 per Fixed
Rp1.00 0
Biaya 6.250.00 0 Kos aktiva te ta p Rp25 jut a 25% dari kos Fixed
Depres i a s i aktiva tetap
Biaya Listrik- 25.000.000 m3 volume rua n g 250m3 Rp100.000 per Fixed
AC m3
Biaya Listrik - kwh - -
Ten aga
Biaya Reparasi 7.000.00 0 Direct tracing - - Fixed
Biaya 18.000.000 Direct tracing - - Variabl e
Komunik a s i
TOTAL Rp208.250.000
DATA TENTANG AKTIVITAS
PENERIMAAN BARANG
TAHUN 2007
RESOURCE
DRIVER
TOTAL BIAYA RESOURCE QUANTITY RESOURCE BUDGET
JENIS BIAYA DRIVER CONSU M E D DRIVER RA T E TYPE REMA RK
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Biaya Bah a n Rp12.000.00 0 Direct tracing - - Variabl e Office
supplies
Biaya 180.000.00 0 Direct tracing - - Fixed
Person e l
Biaya 120.000.00 0 Driver tracing 60 kali Rp2 juta per Variabl e
Perjalanan perjalanan perjalanan
Biaya 2.400.00 0 Kos aktiva tetap Rp30 jut a Rp80 per Fixed
Asuran s i Rp1.00 0
Biaya 7.500.00 0 Kos aktiva te ta p Rp30 jut a 25% dari kos Fixed
Depres i a s i aktiva tetap
Biaya Listrik- 15.000.000 m3 volume rua n g 150m3 Rp100.000 per Fixed
AC m3
Biaya Listrik - kwh - -
Ten aga
Biaya 5.000.00 0 Direct tracing - - Fixed
Reparasi
Biaya 20.400.000 Direct tracing - - Variabl e
Komunik a s i
TOTAL Rp362.300.000
Manajer Bagian Pembelian merencanakan
improvement terhadap sistem pembelian.
Dari seluruh transaksi pembelian setiap tahun,
80% merupakan transaksi pembelian bahan baku.
Rencana improvement yang akan
diimplementasikan dalam tahun anggaran 2008
ditujukan untuk mengurangi waiting/storage
time sebagai komponen penyebab non-value
added activities.
Perusahaan akan menggunakan strategi “vendor
managed inventory”.
Dengan strategi ini, sediaan bahan baku
diserahkan pengelolaannya kepada pemasok.
Perusahaan membangun hubungan kemitraan
(partnered relationship) dengan pemasok pilihan
dan membuat kontrak pembelian jangka panjang
dengan pemasok tersebut.
Tanggung jawab atas penyediaan bahan baku dipikul oleh
pemasok sehingga perusahaan dalam kondisi zero inventory.
Perusahaan bertanggung jawab untuk menyediakan data rinci
rencana produksi dan kebutuhan sediaan, baik kuantitas,
spesifikasi, dan waktu pemakaian bahan.
Untuk memungkinkan pemasok menyediakan bahan baku pada
jumlah dan saat diperlukan, pemasok diberi wewenang untuk
akses ke database perencanaan produksi dan inventory control
system perusahaan.
Utang usaha sebagai akibat transaksi pembelian bahan diakui
pada saat bahan baku diserahkan oleh pemasok ke pabrik
untuk dipakai.
Entry ke dalam voucher payable system dilaksanakan
berdasarkan dokumen penerimaan bahan baku yang dibuat
oleh Bagian Produksi. Voucher payable system kemudian
memproses transaksi pembayaran utang tersebut melalui
electronic fund transfer (EFT)
Oleh karena tanggung jawab atas penyediaan bahan baku akan
dipindahkan ke pemasok, maka transaksi pembelian bahan baku
tidak lagi memerlukan order pembelian.
Aktivitas order pembelian tidak diperlukan lagi dalam sistem
pembelian yang baru.
Sebagai gantinya, pemasok dapat melakukan akses ke database
rencana produksi dan inventory control system perusahaan untuk
mengetahui jenis bahan, spesifikasi, kuantitas, dan waktu
pemakaian (informasi ini yang biasanya dicantumkan dalam surat
order pembelian).
Oleh karena sebelum dipakai dalam produksi, bahan baku masih
menjadi tanggung jawab pemasok, maka dalam transaksi
pengadaan bahan baku, perusahaan tidak perlu lagi
mengoperasikan aktivitas penerimaan barang yang berfungsi untuk
mengecek kuantitas, kualitas, waktu penyerahan bahan dari
pemasok.
Hubungan kemitraan dengan pemasok dan dengan kontrak jangka
panjang, perusahaan meletakkan kepercayaan penuh kepada
pemasok sebagai mitra bisnis yang dapat diandalkan.
Aktivitas penerimaan barang tidak diperlukan lagi dalam sistem
pembelian yang baru.
Untuk memprakirakan target cost reduction yang
dapat diperoleh dari penghilangan aktivitas
penerbitan order pembelian dan aktivitas
penerimaan barang, perlu dilakukan analisis lebih
lanjut terhadap informasi yang tercantum dalam
dua slides berikut ini.
Biaya perjalanan 42 x Rp2.000.000 Rp84.000.000
Biaya listrik—AC 250m3 x Rp100.000 25.000.000
ABM sebagai
Basis ABB dan
ABCS
ACTIVITY-BASED MANAGEMENT
(ABM)
MINDSETS YANG MELANDASI
MANAJEMEN BERBASIS AKTIVITAS
Manajemen berbasis aktivitas dilandasi
oleh empat mindset berikut ini:
◦ customer value,
◦ continuous improvement,
◦ cross-functional mindset, dan
◦ employee empowerment mindset.
CLOSING REMARK
Knowing is not enough; we must apply.
Willing is not enough; we must do.
Goethe
Gagal melakukan hal-hal besar
itu tetap lebih
terhormat daripada berhasil
melakukan hal-hal kecil.
Mario Teguh
There is no such thing as
failure; there are only results.
Anthony Robbins