modul KB
Melda Angelin
30101507489
Bagaimana penatalaksanaan untuk pasien
tersebut?
1. Induksi ovulasi
Klomifen sitrat
Mekanisme kerja
CC merupakan agonis esterogen parsial, bekerja berkompetitif dengan estreogen terhadap reseptor
esterogen
tubuh akan mengira kekurangan esterogen
36 hrs
CC(clomifencitrat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 21
Mature follicles
Ø > 16 mm
• Pada istri diberi obat untuk memicu ovulasi
• Pasangan suami istri normal hanya diberi klomifen sitrat ( serophene dll ) mulai
harike3 - 5 menstruasi selama 5 hari
• Pasangan suami istri dengan masalah seperti anovulasi atau gangguan hormon
diberi HMG atau FSH untuk memicu perkembangan sel telur. Dosis ini umumnya
diberikan pada hari ke5 - 9.
• Pemeriksaan USG vaginal untuk melihat perkembangan folikel
• Setelah dilihat ukuran folikel sudah mencapai minimal 18mm maka diberikan
suntikan HCG agar terjadi ovulasi ( pecahnya folikel dan mengeluarkan sel telur )
terjadi 36 - 42 jam setelah suntik HCG
• Tahap pelaksanaan yaitu pemasukan sel-sel sperma yang telah dicuci ke
ronggarahim. Dilakukan 36 jam setelah suntik HCG.
• Kehamilan bisa dilihat dari haid tidak pada siklus selanjutnya.
Hubungan infertilitas dengan KB
Perbedaan infertilitas dengan steril
• INFERTILITAS adalah ketidakmampuan menjadi hamil pada pasangan
yang melakukan hubungan seksual secara teratur 2-3x/minggu tanpa
menggunakan alat kontrasepsi selama 12 bulan
primer : tanpa kehamilan sebelumnya
sekunder : sebelumnya pernah terjadi konsepsi
• Faktor usia
Wanita usia 40-50 tahun hanya tersisa sedikit folikel premordial di dalam
ovarium, sehingga semakin sedikit pula kemungkinan terjadinya ovulasi
• Kelainan pada ovarium
kista ovarium, Premature ovarian failure (POF), kanker ovarium
• Kelainan koordinasi antar organ
PCOS (Polycystic ovary syndrome)
• Hiperprolaktin
• Kelainan di Hipofisis dan Hipotalamus
PCOS (Polycystic ovary syndrome)
menyebabkan
menghambat perkembangan
kapsul ovarium fibrotik, hirsutisme, akne, seboreik, folikel dan memicu terjadinya siklus
pembesaran klitoris, dan pengecilan
anovulatorik.
payudara
hiperprolaktinemia
• Poros hipotalamus-hipofisis-ovarium
pada 3 lokasi
• Tingkat hipotalamus
• Mempengaruhi tonus dan sekresi siklik GnRH (LHRH)
• Tingkat hipofisis
• desensitisasi respons gonadotropin terhadap GnRH
• Tingkat ovarium
Pada wanita, hiper-protaktinemia dapat menyebabkan memendeknya fase luteal, sehingga
Gagal produksi progesteron (an-ovulasi)
DISFUNGSI TUBA
Penyebab kerusakan tuba
• Infeksi
• Chlamydia
• Gonorrhoea
• TBC
• Endometriosis : pembentukan jarian di uterus
Obstruksi proksimal
Obstruksi distal
MALE PROBLEM
• Disfungsi seks (ejakulasi dini)
• Immunologi
• Kelainan kongenital
maldesensus testis
kelainan genetik
agenesis vas deferens
• Varicocle
• Infeksi kelenjar acessori
• idiopatic
Hubungan stress terhadap infertilitas
• Tingkat hipothalamus ACTH hipofisis sekresi CRH kortisol
meningkat dan memicu beta –endophin inhibisi sekresi GnRH
Menghambat sekresi Gnrh
anovulasi
• Tingkat ovarium
Menghambat produksi hormon steroid, serta merangsang apoptosis
Suntikan 3 bulan sekali (Depo Povera)
Mekanisme kerja
Sumber:
Traffic Pollutants affect Fertility in Men; M. De Rosa et al., European Society of Human Reproduction and Embryology; 2003
Ilmu Kandungan; Bina Pustaka Sarwono; 2011; BAB 19 Infertilitas; Halaman 467
Types of
Contraception
Netter; Reproductive System, Infertility;
Pg.240
Kontrasepsi Non Hormonal
1. Coitus Interuptus
a. Pengertian
Adalah suatu metode kontrasepsi dimana senggama diakhiri sebelum terjadi ejakulasi intravaginal. Ejakulasi
terjadi jauh dari genital external wanita
b. +/-
Keuntungan
+ Tidak memerlukan alat (murah)
+ Tidak menggunakan zat kimia
+ Selalu tersedia setiap saat
+ Tidak ada ESO
Kerugian
- Angka kelahiran tinggi
- Kenikmatan seksual berkurang sehingga dapat memengaruhi kehidupan perkawinan
c. Kontra indikasi
- Ejakulasi prematur pada pria
Kontrasepsi Non Hormonal
2. Kondom
a. Mekanisme Kerja : Menghalangi spermatozoa kedalam traktus genitalia
interna wanita
b. Keuntungan :
• Mencegah kehamilan
• Melindungi dari IMS
• Murah
c. Kerugian
• Angka kegagalan relatif tinggi
• Perlu pemakaian secara konsisten
d. Indikasi
• Pria : Penyakit genitalia, Sensitivitas penis terhadap sekret vagina, ejakulasi
prematur
• Wanita : Vaginitis, Kontraindikasi terhadap pemakaian alat kontrasepsi
lainnya, intensitas hubungan yang tidak terlalu sering
Kontrasepsi Non Hormonal
Keuntungan Kerugian
Sangat efektif (apabila dipakai dengan Memerlukan tingkat motivasi yang tinggi
benar) dari pemakai
Aman Wanita memegang / memanipulasi
genitalnya sendiri
Diawasi sendiri oleh pemakai Awal pemakaian butuh intruksi dari tenaga
klinik terlatih
Hanya dipakai jika diperlukan Menjadi mahal bila sering dipakai
(spermisid mahal)
Tidak memengaruhi laktasi Insersinya sukar
Tidak memerlukan supervisi medis Harus dilakukan berulang – ulang setiap akan
melakukan senggama