Bahan Tayang Perkotaan Medan
Bahan Tayang Perkotaan Medan
Mata Diklat
Rencana Tata Ruang Sebagai Basis
Penyusunan Rencana Terpadu
Disampaikan Oleh
Ir. Toeti Ariati, MPM
2 2
TUJUAN
untuk meningkatkan kemampuan peserta
dalam menjabarkan program infrastruktur
dan mempraktekkan integrasi program
sektoral berbasis pengembangan wilayah
dan rencana tata ruang dan/atau rencana
rinci tata ruang yang telah disusun.
3 3
SASARAN
aparat pemerintah di bidang penyusunan
program infrastruktur ke-PU PeRa-an baik
di tingkat pusat maupun di tingkat daerah
(provinsi, kabupaten, dan kota)
4 4
LATAR BELAKANG
Perlunya berbagai upaya yang terintegrasi dalam rangka
menyamakan visi dan misi penyelenggaraan negara.
Pada bidang pembangunan infrastruktur, diperlukan
integrasi antarsektor dan antarjenjang pemerintahan
(Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota) untuk melayani pengembangan wilayah,
sehingga terwujud struktur dan pola ruang wilayah yang
produktif, aman, nyaman, dan berkelanjutan.
Untuk itu, diperlukan penajaman prioritas dan
sinkronisasi program pembangunan infrastruktur yang
berbasis rencana tata ruang
5 5
• RPJPN • RTRWN • RTRWPROP/
• VISI PRESIDEN RI • RTRW KAWASAN KAB/KOTA
• RPJMN STRATEGIS
• RPIJM JALAN
• RENJA PU-PERA
• RKAKL PU-PERA
INFRASTRUKTUR • KEPENDUDUKAN
• URBANISASI
• KEMISKINAN
INFRASTRUKTUR PU
PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN
WILAYAH
• PELAYANAN INFRTSRK
• KESENJANGAN WILAYAH
• DLL.
6 PEMBINAAN KE DAERAH
OUTLINE
RTR Sebagai Basis Penyusunan Rencana Terpadu
I. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
II. Teori Pengembangan Wilayah
III. Konsep Wilayah Pengembangan Strategis
IV. Keterkaitan RTRW dan Rencana Rinci TR dengan
pengembangan rencana infrastruktur
V. Pemahaman Kawasan Perkotaan
VI. Peran Infrastruktur Dalam Pengembangan Kawasan
Perkotaan
7 7
PENGERTIAN
Penataan Ruang
adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Tata Ruang
Adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
Kawasan Perkotaan vs Kota ?
9
Pembangunan bukan hanya untuk kelompok
tertentu, tetapi untuk seluruh masyarakat di
seluruh wilayah. Karena itu pembangunan harus
dapat menghilangkan/memperkecil kesenjangan
yang ada, baik kesenjangan antarkelompok
pendapatan, maupun kesenjangan antarwilayah,
11 11
VISI PEMBANGUNAN 2015 - 2019
17 17
6. MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS RAKYAT
DAN DAYA SAING DI PASAR INTERNASIONAL
a. Membangun Konektivitas Nasional Untuk Mencapai Keseimbangan
Pembangunan
b. Membangun Transportasi Umum Masal Perkotaan
c. Membangun Perumahan dan Kawasan Permukiman
d. Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi dalam Pembiayaan Infrastruktur
e. Penguatan Investasi
f. Mendorong BUMN menjadi Agen Pembangunan
g. Peningkatan Kapasitas Inovasi dan Teknologi
h. Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional
i. Pengembangan Kapasitas Perdagangan Nasional
j. Peningkatan Daya Saing Tenaga Kerja
k. Peningkatan Kualitas Data dan Informasi Statistik dalam Sensus
Ekonomi Tahun 2016
18 18
7. MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN EKONOMI
DENGAN MENGGERAKKAN SEKTOR-
SEKTOR STRATEGIS EKONOMI DOMESTIK
a. Peningkatan Kedaulatan Pangan
b. Ketahanan Air
c. Kedaulatan Energi
d. Pelestarian SDA, Lingkungan Hidup, dan
Pengelolaan Bencana
e. Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan
f. Penguatan Sektor Keuangan
g. Penguatan Kapasitas Fiskal Negara
19 19
PENGEMBANGAN TATA RUANG WILAYAH NASIONAL
(BUKU III, HAL. 1-34, 35)
20 20
ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TRWN……… LANJUTAN
b. Kebijakan terkait pengembangan pola ruang
pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup
pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan hidup
pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya
dukung dan daya tampung lingkungan;
pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk
mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan
keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi
perlindungan kawasan, melestarikan keunikan bentang alam, dan melestarikan
warisan budaya nasional;
pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan
perekonomian nasional yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam
perekonomian internasional;
pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat
perkembangan antarkawasan.
Internalisasi Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu (RPDAST)
yang sudah disahkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah yang
bersangkutan.
21 21
AGENDA PEMBANGUNAN BIDANG
PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG
Isu strategis pembangunan perkotaan
27 27
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN PERLU MEMPERTIMBANGKAN
• Indikator ekonomi makro seperti pertumbuhan ekonomi dan
dampak ekonomi;
• Tingkat partisipasi masyarakat pelaku pembangunan,
partisipasi masyarakat marginal/minoritas (kaum miskin dan
perempuan), dampak terhadap struktur sosial masyarakat,
serta tatanan atau nilai sosial yang berkembang di masyarakat;
dan
• Dampak terhadap kualitas air, udara dan lahan serta ekosistem
(keanekaragaman hayati).
28 28
• Visi Kementerian PU
“Terwujudnya Infrastruktur Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat Yang Handal Dalam Mendukung Indonesia Yang
Berdaulat, Mandiri, Dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong
Royong”
29 29
MISI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2015-2019
1. Mempercepat pembangunan infrastruktur sumberdaya air termasuk sumber
daya maritim untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan
kedaulatan energy, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik dalam rangka kemandirian ekonomi;
2. Mempercepat pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung
konektivitas guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan
sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global
yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim;
3. Mempercepat pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan
rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak dalam
rangka mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan
prinsip ‘infrastruktur untuk semua’;
30 30
MISI KEMENTERIAN ......... LANJUTAN
31 31
TUJUAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
1. Menyelenggarakan pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat yang terpadu dan berkelanjutan didukung industri konstruksi yang
berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di
kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan;
2. Menyelenggarakan pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan
energi, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam
rangka kemandirian ekonomi;
3. Menyelenggaraan pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat untuk konektivitas nasional guna meningkatkan produktivitas, efisiensi,
dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di
lingkup global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan
maritim;
32 32
TUJUAN KEMENTERIAN......... LANJUTAN
33 33
II. TEORI PENGEMBANGAN WILAYAH
34
PENGERTIAN PENGEMBANGAN WILAYAH
Pengembangan wilayah (Regional Development) adalah upaya Untuk
memacu perkembangan sosial ekonomi,mengurangi kesenjangan
wilayah dan menjaga kelestarian lingkungan hidup
https://www.google.co.id/=arti+pengembangan+wilayah
35 35
PENGEMBANGAN WILAYAH DIFAHAMI
SEBAGAI
Rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam
penggunaan berbagai sumber daya, merekatkan dan
menyeimbangkan pembangunan di seluruh wilayah di
Indonesia, meningkatkan keserasian antarkawasan,
keterpaduan antarsektor pembangunan melalui proses
penataan ruang dalam rangka pencapaian tujuan
pembangunan yang berkelanjutan.
36 36
KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH DI
INDONESIA
Lahir dari suatu proses iteratif yang menggabungkan dasar-dasar
pemahaman teoritis:
teori faktor pembentuk ruang dari Walter Issard, pelopor Ilmu Wilayah
yang mengkaji terjadinya hubungan sebab-akibat dari faktor-faktor
utama pembentuk ruang wilayah (faktor fisik, sosial-ekonomi, dan
budaya)
teori Trickle Down Effect dan Polarization Effect dari Hirschman,
perkembangan suatu wilayah tidak terjadi secara bersamaan
teori Backwash and Spread Effect dari Myrdal, menjelaskan hubungan
antara wilayah maju dan wilayah belakangnya. Menggunakan istilah
backwash dan spread effect 37 37
KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH DI INDONESIA ……
LANJUTAN
38 38
Era 90-an, konsep pengembangan wilayah diarahkan untuk
mengatasi kesenjangan wilayah (KTI dan KBI), antar
kawasan dalam wilayah pulau, maupun antara kawasan
perkotaan dan perdesaan.
39 39
Bagaimana suatu wilayah berkembang
• Memiliki potensi dan akses
Mengapa 1 wilayah berkembang lebih cepat dari wilayah
lainnya?
• Kondisi wilayah yang berbeda-beda (alasan ekonomi)
• Potensi setiap daerah yang berbeda-beda, seperti potensi
SDA
40 40
TUJUAN
42 42
PENGERTIAN
• Backward and forward linkage merupakan salah satu pendekatan
yang digunakan dalam konsep Kebijakan Pertumbuhan Tidak
Imbang yang mengakui adanya komplementaritas antar sektor.
44 44
III. KONSEP WILAYAH PENGEMBANGAN
STRATEGIS
45
Prinsip Pengembangan Wilayah
Sungai Penuh
Pelabuhan Teluk Bayur Luas: 391,50 km2
Kelas: Pelabuhan Utama (PU) Penduduk: 82 293 jiwa
G. Seblat
2.383 m dpl
PDRB per kapita: 27.056.000 (2013)
IPM: 78.11 (2013)
Bandar Udara Mukomuko G. Talangbaru
2.467 m dpl
50
KEDUDUKAN RTRW DALAM SPPN
Skala / Jangka Waktu
Rencana Umum Rencana Rinci
Pemberlakuan
pedoman
RPJP Nasional RTRW Nasional RTRW Nasional
RTR Pulau Skala 1 : 1.000.000
Jangka Waktu 20 tahun
acuan
pedoman RTRW
RTRW RTRW Provinsi
RPJP Propinsi
Provinsi
Provinsi Skala 1 : 250.000
Jangka Waktu 20 tahun
RTR Kawasan Strategis Provinsi
RPJM Propinsi
acuan
RTRW Kabupaten
RDTR Kabupaten
RTRW Skala 1 : 100.000
Kabupaten RTR Kawasan Strategis Jangka Waktu 20 tahun
Kabupaten
diperhatikan
RTRW Kota
RPJP pedoman Skala 1 : 25.000 (Jawa-Bali)
Kabupaten/Kota Skala 1:50.000 (luar Jawa-Bali)
Jangka Waktu 20 tahun
RDTR
Skala 1 : 5.000
RDTR Kota
RPJM Jangka Waktu 20 tahun
Kabupaten/Kota
RTRW Kota
RTR Kawasan Strategis Kota
51 51
RTRWN
Keterkaitan dan Keterpaduan
Rencana Tata Ruang
RTRW KAB.
RTRWP
RDTR
RTRW KOTA
Secara komplementer dan berjenjang, sistem NASIONAL yang termuat dalam RTRWN serta
rencana rincinya (RTR Pulau/Kepulauan dan RTR Kawasan Strategis Nasional) harus
tercantum dalam Rencana Tata Ruang lainnya yang ada di bawahnya, yaitu RTRWP, RTRW
52
Kabupaten dan RTRW Kota hingga ke RDTR.
MUATAN RTRWN (PP NO. 26 TAHUN 2008)
1. KETENTUAN UMUM
2. TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH
NASIONAL
3. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH NASIONAL
A. Sistem Perkotaan Nasional
B. Sistem Jaringan Transportasi nasional
C. Sistem Jaringan Energi Nasional
D. Sistem Jaringan Telekomunikasi Nasional
E. Sistem Jaringan Sumber Daya Air
4. RENCANA POLA RUANG WILAYAH NASIONAL, MELIPUTI:
A. Kawasan Lindung Nasional: Jenis dan sebaran, kriteria.
B. Kawasan Budi Daya yang memiliki Nilai Strategis Nasional
5. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS NASIONAL
6. ARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH NASIONAL
7. ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH NASIONAL
8. KETENTUAN LAIN-LAIN
9. KETENTUAN PERALIHAN
10. KETENTUAN PENUTUP
53 53
RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH NASIONAL
Keterangan :
PKN
PKW
PKSN/KOTA PERBATASAN (Catatan: PKL ditetapkan dalam RTRWP)
56 56
Rencana Sistem Jaringan Jalan
“ Pengembangan jaringan jalan nasional diarahkan untuk meningkatkan aksesibilitas antar kawasan
57
dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan menjaga keutuhan NKRI ”
SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI NASIONAL
58 58
JARINGAN JALAN NASIONAL
PKN
“Pengembangan jaringan sumber daya air diarahkan dalam rangka meningkatkan ketahanan
pangan nasional serta memenuhi kebutuhan air baku dan bersih pada kawasan perkotaan (PKN dan
61
PKW)“ 61
SISTEM JARINGAN SUMBER DAYA AIR
merupakan sistem sumber daya air pada setiap wilayah sungai dan cekungan air tanah.
Wilayah sungai meliputi wilayah sungai lintas negara, wilayah sungai lintas provinsi, dan
wilayah sungai strategis nasional.
Cekungan air tanah meliputi cekungan air tanah lintas negara dan lintas provinsi.
Arahan pemanfaatan ruang pada wilayah sungai lintas negara, wilayah sungai lintas provinsi,
dan wilayah sungai strategis nasional memperhatikan pola pengelolaan sumber daya air.
Pola pengelolaan sumber daya air ditetapkan dengan peraturan menteri yang tugas dan
tanggung jawabnya di bidang sumber daya air.
Wilayah sungai dan cekungan air tanah lintas negara ditetapkan dengan kriteria melayani
kawasan perbatasan negara atau melintasi batas negara.
Wilayah sungai dan cekungan air tanah lintas provinsi ditetapkan dengan kriteria melintasi dua
atau lebih provinsi.
Wilayah sungai strategis nasional ditetapkan dengan kriteria:
• melayani kawasan strategis nasional, PKN, atau kawasan andalan;
• melayani paling sedikit 1 (satu) daerah irigasi yang luasnya lebih besar atau sama dengan
10.000 (sepuluh ribu) hektar; dan/atau
• memiliki dampak negatif akibat daya rusak air terhadap pertumbuhan ekonomi yang
mengakibatkan tingkat kerugian ekonomi paling sedikit 1% (satu persen) dari produk
domestik regional bruto (PDRB) provinsi.
62 62
SISTEM JARINGAN SUMBER DAYA AIR
Wilayah sungai
Wilayah Sungai Lintas Provinsi ditetapkan dengan kriteria melintasi dua atau lebih
provinsi.
Wilayah Sungai Lintas Negara ditetapkan dengan kriteria melayani kawasan perbatasan
negara atau melintasi batas negara
Wilayah Sungai Strategis Nasional ditetapkan dengan kriteria melayani
• melayani kawasan strategis nasional, PKN, atau kawasan andalan;
• melayani paling sedikit 1 (satu) daerah irigasi yang luasnya lebih besar atau sama
dengan 10.000 (sepuluh ribu) hektar; dan/atau
• memiliki dampak negatif akibat daya rusak air terhadap pertumbuhan ekonomi yang
mengakibatkan tingkat kerugian ekonomi paling sedikit 1% (satu persen) dari produk
domestik regional bruto (PDRB) provinsi
Cekungan air tanah
Cekungan Air Tanah Lintas Provinsi ditetapkan dengan kriteria melintasi dua atau lebih
provinsi.
Cekungan Air Tanah Lintas Negara ditetapkan dengan kriteria melayani kawasan
perbatasan negara atau melintasi batas negara
63 63
MUATAN RTRW
1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan
Ruang Wilayah
2. Rencana Struktur Ruang Wilayah
3. Rencana Pola Ruang Wilayah
4. Penetapan Kawasan Strategis Wilayah
5. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah
6. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Wilayah
64 64
RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
65 65
V. PEMAHAMAN KAWASAN
PERKOTAAN
66
PENGERTIAN
Apa yang dimaksud kawasan perkotaan?
Bagaimana menilai kawasan perkotaan?
67 67
Kawasan perkotaan merupakan kawasan
strategis, yang dapat berupa kawasan strategis
nasional, kawasan strategis provinsi, atau
kawasan strategis kabupaten
PP No. 15/2010, Pasal 63
68 68
FUNGSI:
1. mengembangkan, melestarikan, melindungi, dan/atau
mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai
strategis kawasan yang bersangkutan dalam
mendukung penataan ruang wilayah kawasan;
2. sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan
pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, serta fungsi
dan daya dukung lingkungan hidup dalam kawasan yang
dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadap
kawasan yang bersangkutan maupun wilayah
pengaruhnya;
3. sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi
program utama kawasan; dan
4. sebagai dasar penyusunan rencana rinci yang
diperlukan/diamanatkan. 69 69
DITETAPKAN BERDASARKAN:
1. Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah
yang diatasnya;
2. nilai strategis dari aspek-aspek eksternalitas,
akuntabilitas, dan efisiensi penanganan kawasan;
3. kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan
yang ditetapkan terhadap tingkat kestrategisan nilai
ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan pada kawasan
yang akan ditetapkan;
4. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
kawasan; dan
5. ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
70 70
PENATAAN RUANG KAWASAN PERKOTAAN (UU N0.26-2007)
Ps 1 angka 25 Ps 1 angka 26
Kawasan perkotaan adalah wilayah yang Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang
mempunyai kegiatan utama bukan pertanian terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan
perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan
permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, prasarana wilayah yang terintegrasi dengan jumlah
dan kegiatan ekonomi. penduduk secara keseluruhan paling sedikit 1.000.000
(satu juta) jiwa.
Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Ps 41 ayat 1 Ps 42 ayat 1 RTR kawasan perkotaan yg merupakan
diselenggarakan pada: bagian wilayah kabupaten adalah rencana
Kawasan perkotaan yg merupakan bagian rinci tata ruang wilayah kabupaten
wilayah kabupaten, atau
Kawasan yg secara fungsional berciri perkotaan Ps 43 ayat 1 RTR kawasan perkotaan yg mencakup 2
yg mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah (dua) atau lebih wilayah kabupaten/kota pada
kabupaten/kota pada satu atau lebih wilayah satu atau lebih wilayah provinsi merupakan
provinsi alat koord dalam pelaks. pembangunan yg
bersifat lintas wilayah
Ps 44 ayat 1
Menurut besarannya dapat berbentuk: Ps 41 ayat 2 RTR kawasan metropolitan merupakan alat
Kawasan perkotaan kecil koord. pelaksanaan pemb. lintas wilayah
Kawasan perkotaan sedang
Kawasan perkotaan besar Ps 47 ayat 1
Penataan ruang kawasan perkotaan yg
Kawasan metropolitan, dan mencakup > 2 (dua) wilayah kabupaten/kota
Kawasan megapolitan dilaksanakan melalui kerjasama antardaerah
71
PENGERTIAN
• Kawasan perkotaan diartikan sebagai wilayah yang
mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
72 72
BENTUK KAWASAN PERKOTAAN
• Kota sebagai daerah otonom; dikelola oleh pemerintah kota
• Bagian daerah kabupaten yang memiliki ciri perkotaan;
dikelola oleh daerah atau lembaga pengelola yang dibentuk
dan bertanggungjawab kepada pemerintah kabupaten
• Bagian dari dua atau lebih yang berbatasan langsung dan
memiliki ciri perkotaan; dikelola bersama oleh daerah
terkait dalam hal penataan ruang dan penyediaan fasilitas
umum tertentu.
73 73
Suatu kawasan perkotaan dapat berupa kawasan
perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan
perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di
sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan
fungsional yang dihubungkan dengan sistem
jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi
74 74
JENIS KAWASAN PERKOTAAN
Kawasan perkotaan kecil
• Jumlah penduduk secara keseluruhan antara 10.000 – 100.000
jiwa
Kawasan perkotaan sedang
• Jumlah penduduk secara keseluruhan sekurang-kurangnya
100.001 – 500.000 jiwa
Kawasan perkotaan besar
• Jumlah penduduk secara keseluruhan sekurang-kurangnya
500.001 – 1.000.000 jiwa
Kawasan perkotaan metropolitan
• Jumlah penduduk secara keseluruhan sekurang-kurangnya
1.000.000 (satu juta) jiwa
Kawasan perkotaan megapolitan
• Merupakan kawasan yang terbentuk dari 2 (dua) atau lebih
kawasan metropolitan yang memiliki hubungan fungsional dan
membentuk sebuah sistem.
75 75
MENGUKUR KINERJA KOTA
City Development Index.
Indikator: infrastructure, waste, health, education and
city product.
76 76
TUJUAN PENGEMBANGAN KAWASAN
PERKOTAAN
Perlu dilakukan untuk :
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
menjamin lingkungan hidup yang berkelanjutan
dengan memperhatikan keunggulan komparatif di
suatu kawasan perkotaan
mengurangi kesenjangan pembangunan dengan
mengurangi kawasan-kawasan yang miskin, kumuh,
dan tertinggal.
77 77
STRUKTUR RUANG
PERKOTAAN
KOTA BESAR/
METROPOLITAN/MEGAPOLITAN KONSEP KAWASAN
METROPOLITAN
UNIVERSITAS
TK
TAMAN
KECAMATAN
TAMAN KECAMATAN
KIOS RUMAH
SD
TAMAN
KELURAHAN
Pertokoan
KELURAHAN
78 78
FUNGSI RENCANA KAWASAN PERKOTAAN
METROPOLITAN
79 79
MUATAN RTR KAWASAN PERKOTAAN
81
AMAN NYAMAN
Peran Infrastruktur
PRODUKTIF BERKELANJUTAN
82 82
YANG TERMASUK INFRASTRUKTUR ANTARA
LAIN :
• Public Utilities: energi, telekomunikasi, pipa pensuplai
air, sanitasi dan saluran air (selokan), pembuang
limbah / kotoran dan pipa gas;
• Public Work: jalan, dam, kanal, irigasi, drainase, serta
transportasi.
83 83
HASIL PENELITIAN
• Easterly dan Rebelo (1993) menemukan pengaruh
positif investasi di bidang transportasi dan komunikasi
terhadap pertumbuhan ekonomi.
• Canning, Fay, dan Perotti (1994) menemukan pengaruh
positif dari jumlah panjang jalan dan kapasitas listrik
terhadap pertumbuhan secara berkelanjutan.
• Jayme et al, (2009) menyatakan bahwa pengeluaran di
bidang infrastruktur berpengaruh secara positif
terhadap kinerja makro ekonomi suatu negara.
Peningkatan investasi
84 84
PRINSIP-PRINSIP
Kewilayahan;
• Pendekatan yang tidak sektoral tetapi objeknya adalah entitas wilayah/kawasan strategis
yang akan didorong dan mendorong terciptanya stuktur ruang yang efektif dan efisien.
Keterpaduan;
• Integrasi dalam perencanaan dan sinkronisasi dalam pemrograman pembangunan yang
saling terkait untuk mengisi kekurangan dan kebutuhan masing-masing.
Keberlanjutan;
• Pendekatan dalam pemrograman investasi infrastruktur jangka pendek, jangka menengah,
dan jangka panjang dengan memperhatikan aspek-aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan
hidup.
Koordinasi;
• Pendekatan dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur yang melibatkan seluruh
pemangku kepentingan, baik Pemerintah, pemerintah daerah, maupun masyarakat/dunia
usaha, sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
Optimalisasi sumberdaya;
• Pendekatan dalam pemanfaatan sumberdaya yang sesuai dengan kewenangan dan kapasitas
pendanaan untuk tujuan pengembangan kawasan/wilayah melalui pembangunan
infrastruktur.
85 85
PENYELENGGARAAN JALAN
• menghubungkan pusat- pusat produksi dengan daerah pemasaran.
• dalam rangka memperkokoh kesatuan wilayah nasional sehingga menjangkau daerah
terpencil.
• diarahkan untuk mewujudkan perikehidupan rakyat yang serasi dengan tingkat
kemajuan yang sama, merata, dan seimbang dan daya guna dan hasil guna upaya
pertahanan keamanan negara.
• dapat digunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat, terutama untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi nasional, dengan mengusahakan agar biaya umum perjalanan
menjadi serendah-rendahnya.
• mendorong ke arah terwujudnya keseimbangan antardaerah, dalam hal
pertumbuhannya mempertimbangkan satuan wilayah pengembangan dan orientasi
geografis pemasaran sesuai dengan struktur pengembangan wilayah tingkat nasional
yang dituju.
• wajib mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah yang sudah berkembang agar
pertumbuhannya tidak terhambat oleh kurang memadainya prasarana transportasi
jalan, yang disusun dengan mempertimbangkan pelayanan kegiatan perkotaan.
PP No. 34 tahun 2006 tentang Jalan
86 86
Peran Infrastruktur:
• Mendorong pertumbuhan ekonomi
• Peningkatan kualitas hidup masyarakat
• Mendorong produktivitas penduduk
87 87
88
89
UU 26/2007 : RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL Ps. 19-20
Peraturan Daerah Kabupaten RTRWN & RTRWP; perkembangan permasalahan provinsi & hasil
Ps. 26 ayat (7) pedoman & petunjuk pengkajian implikasi penataan ruang kabupaten
pelaksanaan bidang upaya pemerataan pembangunan & pertumbuhan
Ditetapkan penataan ruang; dan ekonomi kabupaten;
dengan RPJPD keselarasan aspirasi pembangunan kabupaten
Ps. 25 ayat (1) daya dukung dan daya tampung lingkungan
Ps. 25 ayat (2) hidup
Dasar penerbitan RPJPD
perizinan lokasi RTRW disusun dengan RTRWK yang berbatasan
pembangunan & RTR kawasan strategis kabupaten
administrasi
Kab. memperhatikan
pertanahan
Ps. 26 ayat (1) tujuan, kebijakan, & strategi penataan ruang
Ps. 26 ayat (3)
wilayah kabupaten
rencana struktur ruang wilayah kabupaten
Ps. 26 ayat (2)
yang meliputi sistem perkotaan di
Ps. 26 ayat (4) penyusunan RPJPD wilayahnya yang terkait dengan kawasan
20 tahun penyusunan RPJMD perdesaan & sistem jaringan prasarana
Ps. 26 ayat (5) pemanfaatan ruang & wilayah kabupaten
ditinjau kembali 1 kali pengendalian pemanfaatan rencana pola ruang wilayah kabupaten yang
dalam 5 tahun ruang di wilayah kabupaten meliputi kawasan lindung kabupaten &
mewujudkan keterpaduan, kawasan budi daya kabupaten
keterkaitan, & keseimbangan penetapan kawasan strategis kabupaten
ditinjau kembali lebih dari 1 kali antarsektor arahan pemanfaatan ruang wilayah
dalam 5 tahun, dalam hal: penetapan lokasi & fungsi kabupaten yang berisi indikasi program
perubahan kondisi lingkungan ruang untuk investasi utama jangka menengah lima tahunan
strategis tertentu yang penataan ruang kawasan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
berkaitan dengan bencana strategis kabupaten wilayah kabupaten yang berisi ketentuan
alam skala besar; dan/atau umum peraturan zonasi, ketentuan
perubahan batas teritorial perizinan, ketentuan insentif & disinsentif,
negara, prov., dan/atau kab. Ps. 26 ayat (6) serta arahan sanksi.
BHK-DJPR/Presentasi/DR
UU 26/2007 : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA
Ps. 28-29
Peraturan Daerah Kota • RTRWN & RTRWP; • perkembangan permasalahan provinsi & hasil
• pedoman & petunjuk pengkajian implikasi penataan ruang kota
pelaksanaan bidang • upaya pemerataan pembangunan & pertumbuhan
penataan ruang; dan ekonomi kota;
Ditetapkan • RPJPD • keselarasan aspirasi pembangunan kota
dengan • daya dukung & daya tampung lingkungan hidup
• RPJPD
Dasar penerbitan • RTRWK yang berbatasan
perizinan lokasi • RTR kawasan strategis kota
pembangunan & RTRW
administrasi Kota • tujuan, kebijakan, & strategi penataan ruang wil. kota
pertanahan • rencana struktur ruang wil. kota yg meliputi sistem
perkotaan di wilayahnya yg terkait dgn kws.
perdesaan & sistem jaringan prasarana wilayah kota
• rencana pola ruang wil. kota yg meliputi kawasan
lindung kota & kawasan budi daya kota
• penetapan kawasan strategis kota
20 tahun • penyusunan RPJPD • arahan pemanfaatan ruang wil. kota yg berisi indikasi
• penyusunan RPJMD program utama jangka menengah 5 tahunan
ditinjau kembali 1 kali • pemanfaatan ruang & • ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wil. kota
dalam 5 tahun pengendalian yg berisi ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan
pemanfaatan ruang di perizinan, ketentuan insentif & disinsentif, serta
wilayah kabupaten arahan sanksi
ditinjau kembali lebih dari 1 • mewujudkan • rencana penyediaan & pemanfaatan RTH
kali dalam 5 tahun, dlm hal: keterpaduan, keterkaitan, • rencana penyediaan & pemanfaatan ruang terbuka
perubahan kondisi & keseimbangan nonhijau
lingkungan strategis antarsektor • rencana penyediaan & pemanfaatan prasarana &
tertentu yang berkaitan • penetapan lokasi & sarana jaringan pejalan kaki, angkutan umum,
dengan bencana alam skala fungsi ruang untuk kegiatan sektor informal, & ruang evakuasi bencana,
besar; dan/atau investasi yg dibutuhkan utk menjalankan fungsi wil. kota
perubahan batas teritorial • penataan ruang kawasan sebagai pusat pelayanan sosial ekonomi dan pusat
negara, prov., dan/atau kab.
BHK-DJPR/Presentasi/DR
strategis kabupaten pertumbuhan wilayah