Anda di halaman 1dari 27

1.

Anatomi, histologi dan fisiologi


mata?
 Anatomi Cavum Orbita
 Anatomi Oculi
 Fisiologi Mata
 Organ luar:
 Bulu mata berfungsi menyaring cahaya yang akan
diterima.
 Alis mata berfungsi menahan keringat agar tidak
masuk ke bola mata.
 Kelopak mata berfungsi untuk menutupi dan
melindungi mata.
 Organ dalam:
 Kornea
Merupakan bagian terluar dari bola mata yang
menerima cahaya dari sumber cahaya.
 Sklera
Merupakan bagian dinding mata yang berwarna putih.
Tebalnya rata-rata 1 milimeter tetapi pada irensi otot,
menebal menjadi 3 milimeter.
 Pupil dan iris
Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil
menentukan kuantitas cahaya yang masuk ke bagian
mata yang lebih dalam. Pupil mata akan melebar jika
kondisi ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika
kondisi ruangan terang. Lebar pupil dipengaruhi oleh
iris di sekelilingnya. Iris berfungsi sebagai diafragma.
Iris inilah terlihat sebagai bagian yang berwarna pada
mata.
 Lensa mata
Lensa mata menerima cahaya dari pupil dan
meneruskannya pada retina. Fungsi lensa mata adalah
mengatur fokus cahaya, sehingga cahaya jatuh tepat pada
bintik kuning retina. Untuk melihat objek yang jauh
(cahaya datang dari jauh), lensa mata akan menipis.
Sedangkan untuk melihat objek yang dekat (cahaya
datang dari dekat), lensa mata akan menebal.
 Retina atau Selaput Jala
Retina adalah bagian mata yang paling peka terhadap
cahaya, khususnya bagian retina yang disebut bintik
kuning. Setelah retina, cahaya diteruskan ke saraf optik.
 Saraf optik
Saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina,
untuk menuju ke otak.
Seri Mengenal Ilmu "Penglihatan", halaman 31, "Daftar
Istilah"
 Histologi Cornea
 Histologi Iris
 Histologi Lensa
 Histologi Retina
2. Mekanisme melihat?
Benda (memantulkan cahaya)cornealensaconvergensi
cahayabayangan jatuh tepat di retina (fovea)aktivasi
fotopigmenaktivasi transducincGMPsaluran Na+
tertutuphyperpolarisasi membranCa2+ tertutup
Penghambatan pelepasan Neurotransmitteraction
potentialbipolar cellgraded potensial pada ganglion cell
N. OpticusOptic discchiasma opticumtractus
geniculatus lateral di thalamuslobus
occipitalis area 17diasosiakan ke area 18
Yetty machrina milahayati daulay, departemen fisiologi,
fakultas kedokteran Universitas sumatera utara
 Jaras Penglihatan
 Mekanisme Akomodasi
 Hemianopsia:
3. Mekanisme gerakan bola mata?
 Otot, origo-insersio, innervasi m. Bulbus oculi
externa
 Otot, fungsi m. Bulbus oculi externa

repository.usu.ac.id
 Kelainan Nervus III, IV, VI:
 Strabismus: kedudukan bola mata menyimpang ke nasal
(S. konvergen) karena gangguan N. IV atau temporal (S.
divergen) karena gangguan N.III.
 Oftalmoplegia: kelumpuhan gerakan bola mata (Oft.
Eksternus), kelumpuhan pada m. konstriktor pupil (Oft.
Internus).
 Ptosis: Kelumpuhan otot levator palpebra, kelopak mata
atas tidak dapat diangkat (N. III)
 Midriasisgangguan N. III
 Nistagmus: gerakan bola mata bolak-bailk secara
involunter
 Deviasi Konjugat: Kedua bola mata melirik ke salah satu
sisi
 Sindrom Webber: Paralisis otot yang dipersarafi N. III
ipsilateral disertai hemiplegia kontralateral
repository.usu.ac.id
 Penyebab ocular motor palsy:
 Kongenital, terjadi kelumpuhan otot-otot
ekstraokular dan kadang disertai ptosis. Tidak
terdapat internal oftalmoplegia.
 Trauma, dapat berupa trauma saat kelahiran
ataupun akibat kecelakaan.
 Aneurisma, biasanya mengenai a. komunikans
posterior atau a. karotis interna.
 Diabetes dan hipertensi, oleh karena
arteriosklerosis.
 Neoplasma, misalnya tumor nasofaring, tumor
kelenjar hipofisis, dan meningioma.
repository.usu.ac.id
4. Mengapa mata tidak kering dan
tetap bersih walau terkena debu?
5. Kenapa tidak perlu merubah posisi tubuh dan kepala untuk
melihat sekitar?Mengapa meskipun lama berdiri tidak merasa
sakit kepala?
 Idem no. 3
6. Mengapa bisa berkedip??mekanismenya??
 Refleks Berkedip:
Stimulasi:
 N. trigeminus di kornea, palpebra, dan konjungtiva
(refleks kedip sensoris / refleks kornea)cepat: 0,1
detik
 Cahaya yg menyilaukan (refleks kedip opticus)lebih
lambat
Stimulasiglobus pallidus / adanya hubungan sirkuit
dopamin di hipothalamus↑ dopamin↑ refleks
berkedip
repository.usu.ac.id
Pada keadaan terbangun, mata mengedip
secara reguler dengan interval dua sampai
sepuluh detik dengan lama kedip selama 0,3-0,4
detik. Hal ini merupakan suatu mekanisme untuk
mempertahankan kontinuitas film prekorneal
dengan cara menyebabkan sekresi air mata ke
kornea. Selain itu, mengedip dapat
membersihkan debris dari permukaan okuler.
Sebagai tambahan, mengedip dapat
mendistribusikan musin yang dihasilkan sel
goblet dan meningkatkan ketebalan lapisan lipid
(McMonnies, 2007).
7. Mekanisme pembentukan air mata?
 Sekresi basal air mata perhari diperkirakan
berjumlah 0,75-1,1 gram dan cenderung menurun
seiring dengan pertambahan usia.
 Volume terbesar air mata dihasilkan oleh kelenjar
air mata utama yang terletak di fossa lakrimalis
pada kuadran temporal di atas orbita.
 Persarafan pada kelenjar utama berasal nukleus
lakrimalis pons melalui nervus intermedius dan
menempuh jalur kompleks dari cabang maksilaris
nervus trigeminus.
 Sekresi dari kelenjar ini dapat dipicu oleh emosi
atau iritasi fisik dan menyebabkan air mata mengalir
berlimpah melewati tepian palpebra (epiphora).
 Kelenjar air mata tambahan:
Kelenjar Krause dan Wolfring identik dengan
kelenjar utama yang menghasilkan cairan
serosa namun tidak memiliki sistem saluran.
Kelenjar-kelenjar ini terletak di dalam
konjungtiva, terutama forniks superior. Sel goblet
uniseluler yang tersebar di konjungtiva
menghasilkan glikoprotein dalam bentuk musin.
Modifikasi kelenjar sebasea Meibom dan Zeis di
tepian palpebra memberi substansi lipid pada air
mata. Kelenjar Moll adalah modifikasi kelenjar
keringat yang juga ikut membentuk film
prekorneal (Sullivan, 1996 dan Kanski, 2003).
 Kandungan Air mata:
 Air mata tersebut disekresikan oleh aparatus lakrimalis
dan disertai dengan mukus dan lipid oleh organ sekretori
dari sel-sel pada palpebra serta konjungtiva. Sekresi yang
dihasilkan inilah yang disebut sebagai film air mata atau
film prekorneal.
 Analisis kimia dari air mata menunjukkan bahwa
konsentrasi garam didalamnya mirip dengan komposisi di
dalam plasma darah. Selain itu, air mata mengandung
lisozim yang merupakan enzim yang memiliki aktivitas
sebagai bakterisidal untuk melarutkan lapisan luar bakteria
(Encyclopædia Britannica, 2007).
 Walaupun air mata mengandung enzim bakteriostatik dan
lisozim, menurut Sihota (2007), hal ini tidak dianggap
sebagai antimikrobial yang aktif karena dalam mengatasi
mikroorganisme tersebut, air mata lebih cenderung
memiliki fungsi mekanik yaitu membilas mikroorganisme
tersebut dan produk-produk yang dihasilkannya.
 K+, Na+, dan Cl- terdapat dalam konsentrasi lebih
tinggi dalam air mata dari dalam plasma.
 Air mata juga mengandung sedikit glukosa (5 mg/dL)
dan urea (0,04 mg/dL) dan perubahannya dalam
konsentrasi darah akan diikuti perubahan konsentrasi
glukosa dan urea air mata.
 pH rata-rata air mata adalah 7,35, meski ada variasi
normal yang besar (5,20-8,35). Dalam keadaan
normal, cairan air mata adalah isotonik. Osmolalitas
film air mata bervariasi dari 295 sampai 309 mosm/L
(Whitcher, 2000).

Anda mungkin juga menyukai