Anda di halaman 1dari 13

(KELOMPOK 7)

STUDI KASUS 4
PROSES ASUHAN GIZI PADA PMBA
Nama anggota :
1. Dhini Husnasari
2. Wawan Setiawan (KETUA)
3. Eli Kurniasih
4. Retno Koeswinarti
5. Ita F
6. R Lulu Nurul
7. Rismayanti Septiyani
8. Novitarmi
9. Heti H
10. Ratna Asiyati
11. Aniek Purwandari
12. Yanti K (Presentasi)
13. Lilis
•DESKRIPSI KASUS :
PROSES ASUHAN GIZI
PADA PMBA
1 - Proporsi bayi usia 6-9bulan tidak naik BB 60%

Antropometri - Proporsi bayi kurus 10% (Serius)


- Tingginya jumlah ibu hamil KEK

Laboratorium -

Fisik/Klinis - Bayi nampak lemas

P
- Bayi kurang nafsu makan
- Bayi menyusu 2 – 3 kali sehari
- Bayi menyusu tidak lama
- Sebagian bayi mendapatkan susu formula
- Rata – rata bayi mengkonsumsi bubur dalam
Riwayat Gizi mangkuk kecil sebanyak 2 -3 sdm
- Bayi mendapatkan susu formula sebanyak 1 botol
(100cc)
- Sebagian besar bayi mengalami diare 3-
5 hari
- Rendahnya kunjungan ibu hamil (ANC)

- Kebiasaan ibu-ibu tidak mencuci tangan

P Riwayat
Klien
ketika menyiapkan susu formula dan
menyiapkan makann lainnya.

- Sebagian besar ibu berpendidikan SD


dan SMP.

- Sebagian besar kepala rumah tangga


sebagai buruh di pabrik batubata.
Tingginya proporsi bayi kurus dan
2 proporsi bayi 6-9 bulan mengalami
Problem
(P) penurunan BB yang tidak
diharapkan (NC.3.2) di wilayah
Kecamatan A tahun 2017

D
- Rendahnya asupan makanan
- Kurangnya frekuensi menyusui
- Sebagian bayi mendapatkan susu formula
Etiologi (E) - Rendahnya kunjungan ibu hamil (ANC)
- Rendahnya penerapan PHBS di keluarga
- Sebagian besar ibu berpendidikan rendah
- Sebagian besar kepala rumah tangga sebagai buruh di pabrik
batubata.
- rendahnya konsumsi ASI 2-3kali sehari
(menyusu tidak lama)
Sign/ - konsumsi bubur dalam mangkok kecil 2-3
sdm,
Sympto - susu formula 100cc sehari dan kondisi bayi
m (S) yang lemas

D
Tingginya proporsi bayi kurus 6 – 9 bulan
(10%) dan bayi 6-9 bulan mengalami
penurunan BB yang tidak diharapkan (60%)
(NC.3.2) di wilayah Kecamatan A tahun 2017

Diagnosi (P) berkaitan dengan rendahnya asupan


D s Gizi makanan (E) yang ditandai dengan konsumsi
ASI 2-3kali sehari (menyusu tidak lama) dan
konsumsi bubur dalam mangkok kecil 2-3
sdm, susu formula 100cc sehari dan kondisi
bayi yang lemas (S).
- Menurunkan proporsi bayi kurus dari
3 10% pada tahun 2017 menjadi 8%
tahun 2018
- Menurunkan proporsi bayi yang tidak
Tujuan naik BB dari 60% pada tahun 2017
Intervensi menjadi 50% pada tahun 2018

I - Pemberian PMT pemulihan kepada


bayi kurus 6 – 9 bulan
- Pemberian PMT Penyuluhan bagi
a.
Pemberian
bayi yang mengalami penurunan
BB
Makan
• Peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu

dalam menyediakan MP-ASI adekuat sesuai


b. Edukasi
dengan uprejutek variasi dan kebersihan, PHBS,

Gizi seimbang dengan memanfaatkan forum kelas

I
Ibu.

• Menyediakan sarana KIE


- lintas program :

•Dokter puskesmas memastikan bayi kurus dengan Diare


mendapatkan pengobatan yang optimal

•Kolaborasi dengan Petugas Promkes dalam penyuluhan


PHBS
d.
•Kolaborasi dengan bidan dan kader untuk meningkatkan

I Koordinas kunjungan ibu hamil (ANC)

i Asuhan •Pembentukan KP-PMBA

Gizi -Lintas sektor

•Mendekatkan ketersediaan pangan melalui upaya


pemanfaatan pekarangan bekerja sama dengan penyuluh
pertanian setempat

•Advokasi kepada pemerintah kecamatan :

- Pengalokasian anggaran dana desa untuk penanggulangan


masalah kesehatan dan gizi.

- Untuk mengkoordinasikan lintas sektor terkait agar


4 Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala untuk memantau :

-Terselenggaranya kesinambungan penyuluhan tentang PMBA, manfaat


PMT dan PHBS

-Terselenggaranya kelas Ibu

M
-Memastikan ketersediaan PMT

-Pemantauan daya terima PMT & kenaikan berat badan Bayi

-Cakupan N/D

-Penurunan proporsi bayi kurus

E Jika setelah intervensi tidak terjadi perbaikan status


gizi dan kenaikan berat badan, maka Dilakukan
pengkajian ulang.

Anda mungkin juga menyukai