Anda di halaman 1dari 41

• Identitas PasienNama : Ny.

N
• Usia : 41th
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Alamat : Gunungsari jomblang Candisari
Semarang
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Pendidikan : SMA
• Tanggal Masuk : 05 Juli 2018
• Ruang : Dewi Kunthi
Keluhan Utama :

• Keluar darah dari jalan lahir setelah melahirkan.

Riwayat Penyakit Sekarang :

• Semenjak tangal 3-06-2018 pasien mengeluhkan


darah yang keluar semakin banyak sehingga
membuat pasien merasa lemas dan pusing hingga
berdiri dan berjalan sendiri tidak mampu. Keluhan
demam, mual, muntah disangkal, BAB 1 kali sehari
padat warna kunig-coklat dan BAK teratur warna
bening-kuning, tidak ada nyeri.
Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien tidak mengalami penurunan berat badan.


Sebelumnya riwayat haid pasien teratur tiap bulan, dengan
siklus haid 30 hari. Pasien tidak ada riwayat merokok,
minum-minuman beralkohol
Riwayat Haid

• Menarche : 14 tahun
• Lama : 7 hari
• Siklus : 30 hari

Riwayat Perkawinan

• Sudah menikah. 1x
• Menikah pada usia 22 tahun.
No Thn Tempt Umur Jenis Penolon penyul Jenis kondi
Partus partu hamil persalinan g it kelamin/ si
/ Ab s persalin BBL
an
1. 1999 Bidan 2 Spontan Bidan - Laki-laki/ sehat
bulan 2500 gr
2. 2009 Bidan aterm Spontan Bidan - Perempu sehat
an
3500 gr
3. 17- RST aterm Spontan Bidan - perempu sehat
07- an
2018 3100 gr
Riwayat KB

• MOW setelah melahirkan anak ke 3.

Riwayat Sosial Ekonomi

• Pasien seorang ibu rumah tangga


• Biaya pengobatan ditanggung BPJS.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Hipertensi : disangkal Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal Riwayat DM : disangkal
Riwayat Penyakit Jantung : disangkal Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
Riwayat Maag : disangkal Riwayat Maag : disangkal
Riwayat Penyakit Paru : disangkal Riwayat Penyakit Paru : disangkal
Riwayat Alergi : disangkal Riwayat Alergi : disangkal
Riwayat Operasi : disangkal Riwayat Kista : disangkal
Keadaan Umum : baik

Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,4oC
TB : 155 cm
BB : 50kg
IMT : 20,8kg
• Kepala : Normosefali
• Mata : Konjungtiva anemis +/+ , Sklera ikterik -/-
• Telinga : Discharge (-), bentuk normal
• Hidung : Discharge (-), septum deviasi (-), nafas cuping hidung (-)
• Mulut dan Tenggorok
 Bibir : tidak sianosis dan tidak pucat
 Lidah : tidak kotor
 Uvula : di tengah
 Tonsil : ukuran T1/T1, tenang, tidak hiperemis
 Faring : tidak hiperemis
• Leher : Trakea di tengah, kelenjar tiroid tidak membesar, simetris
• KGB : Retroaurikuler, submandibula, cervical, supraclavicula, aksila,
dan inguinal tidak teraba membesar.
• Kulit : kulit baik, petechiae (-)
• Payudara : simetris, benjolan abnormal (-)
-Thoraks
• Paru
Inspeksi : Retraksi (-), bentuk simetris pada saat statis & dinamis
Palpasi : Stem fremitus kanan kiri sama kuat
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru.
Auskultasi: Suara dasar vesikuler, rhonki (-/-) ,wheezing (-/-)
• Jantung
Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis.
Perkusi
• Batas kiri : di ICS V, MCL line sinistra
• Batas kanan : sejajar ICS V midsternal line dekstra
• Batas pinggang jantung : di ICS III parasternal line sinistra
Auskultasi : Bunyi Jantung I/II regular, murmur (-/-), gallop (-/-)
• Abdomen
Inspeksi : Perut tampak membesar, sikatriks (-), tanda inflamasi
(-), striae gravidarum (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : redup
Palpasi : supel (-), nyeri tekan (+) di kuadran kanan bawah, nyeri
lepas (+), teraba massa (+), konsistensi lunak, permukaan
rata, tidak berbenjol, diameter ± 6cm, mobile, pembesaran
hepar dan lien (-), nyeri ketok CVA (-/-).
• Anus dan genitalia : Tidak tampak adanya kelainan
• Ekstremitas :
Atas : Akral hangat , oedem -/- ,tonus otot baik.
Bawah : Akral hangat , oedem -/- , tonus otot baik.
• Neurologis : Tidak ditemukan defisit neurologis
Status Ginekologi

•Pemeriksaan dalam vagina :


• Inspeksi vulva-uretra-vagina :
Perdarahan aktif (+)
• VT : fluksus (+), fluor (-), jaringan/
sisa kotiledon dan selaput (+)
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
HEMATOLOGI
Golongan Darah O
Rhesus +
Leukosit 23,0 3,6 – 11 ribu/µL
Hemoglobin 8 11,7 – 15,5 g/dL
Hematokrit 24,00 35 – 47%
Trombosit 435 150 – 400 ribu/µL
PPT
Pasien 9,2 11,0-15,0 detik
Kontrol 9,9
INR 0,76
PTTK / APTT
Pasien 25,0 26,0-24,0 detik
Kontrol 22,5
• Terdapat gambaran sisa plasenta di dalam uterus
RESUME
Telah diperiksa Ny. N umur 41 tahun datang dengan
keluhan perdarahan setelah melahirkan pada tanggal 17-
06-2018. Darah keluar berwarna merah segar dengan
jumlah tidak terlalu banyak. Semenjak tanngal 3-06-2018
pasien mengeluhkan darah yang keluar semakin banyak
sehingga membuat pasien merasa lemas dan pusing
hingga berdiri dan berjalan sendiri tidak mampu. Riwayat
ANC : di bidan > 4x, imunisasi TT (-). Pasien tidak memiliki
riwayat hipertensi, diabetes melitus, asma, penyakit
jantung.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien dalam keadaaan baik,
tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 76x/menit, frekuensi napas :
20x/menit, suhu badan 370 C. Pada VT didapatkan fluksus (+),
fluor (-), jaringan/ sisa kotiledon dan selaput (+). Pemeriksaan
laboratorium darah didapatkan Darah : Hb : 8 gr% (normal)
Leukosit :23,6 ^ 3/µl (normal), Trombosit : 435 x10 ^ 3/µl
(normal). Pada pemeriksaan USG di temukan sisa plasenta di
dalam
DIAGNOSIS

P3A0 41 th post partus


spontan + MOW H18
Post partum hemoragic
e.c Placenta Restan
• Tranfusi PRC 500cc
Terapi • Infus RL + oksitosin 1 amp
farmakologik • Asam mefenamat 3x1
• Inj. Asam traneksamat 1 amp
• Ampisilin 1 gr IV

Terapi operatif • Pro kuretase


EDUKASI PROGNOSIS

• Menjelaskan kepada • Ad vitam: bonam


keluarga tentang • Ad sanationam:
kondisi ibu dan dubia ad bonam
penyakit yang • Ad functionam:
diderita pasien dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
• Plasenta rest adalah suatu bagian dari plasenta serta lobus yang
tertinggal maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif
(Sarwono, 2002, hlm.31).

• Sisa plasenta (rest placenta) merupakan tertinggalnya bagian plasenta


dalam rongga rahim yang dapat menimbulkan perdarahan postpartum
dini (Early Postpartum Hemorrhage) atau perdarahan post partum
lambat (Late Postpartum Hemorrhage) yang biasanya terjadi dalam 6-
10 hari pasca persalinan (Manuaba, 2006, hlm.176)

• Retensio Sisa Plasenta adalah plasenta tidak lepas sempurna dan


meninggalkan sisa, dapat berupa fragmen plasenta atau selaput
ketuban tertahan (Prawiraharjo, 2005).
Perdarahan pascapersalinan primer / dini (early
postpartum hemorrhage),
• Adalah perdarahan ≥ 500 cc yang terjadi pada 24 jam
pertama setelah persalinan. Etiologi dari perdarahan
pascapersalinan dini biasanya disebabkan oleh:
• atonia uteri
• laserasi jalan lahir
• ruptura uteri
• inversio uteri
• plasenta akreta
• gangguan koagulasi herediter
• Merupakan perdarahan sebanyak ≥ 500 cc yang terjadi
setelah 24 jam pascapersalinan. Etiologi dari perdarahan
pascapersalinan lambat biasanya disebabkan oleh:
• sisa plasenta
• subinvolusi dari placental bed
• Perdarahan pasacapersalin dini lebih sering terjadi, melibatkan
perdarahan yang masif dan menimbulkan morbiditas, dan
terutama paling sering disebabkan oleh atonia uteri.3,4,6
1.Tissue: Perdarahan dari tempat implantasi plasenta
• Sisa plasenta/ retensio plasenta
• Kotiledon atau selaput ketuban tersisa
• Plasenta susenturiata
• Plasenta akreta, inkreta, perkreta
2.Trauma traktus genitalis : Perdarahan karena robekan
• Episiotomi yang melebar
• Robekan pada perineum, vagina, dan servix
• Rupture uteri
3.Thrombin : Gangguan koagulasi
4.Tone
• Hipotoni sampai atoni uteri :
• akibat anestesi,
• distensi berlebihan (gemeli, anak besar, hidramnion),
• partus lama,
• partus kasep,
• partus presipitus/partus terlalu cepat
• persalinan karena induksi oksitosin
• multiparitas
• korioamniositis
• riwayat pernah atonia uteri sebelumnya.
• Retensio sisa plasenta disebabkan oleh plasenta tertanam terlalu
dalam sampai lapisan miometrium uterus..
1. His yang kurang baik.
2. Penanganan kala III yang salah. Dengan pendorongan dan pemijatan
uterus akan mengganggu mekanisme pelepasan plasenta dan
menyebabkan pemisahan sebagian plasenta.
3. Abnormalitas plasenta Abnormalitas plasenta meliputi bentuk
plasenta dan penanaman plasenta dalam uterus yang mempengaruhi
mekanisme pelepasan plasenta.
4. Kelahiran bayi yang terlalu cepat Kelahiran bayi yang terlalu cepat
akan mengganggu pemisahan plasenta secara fisiologis akibat
gangguan dari retraksi sehingga dapat terjadi gangguan retensi sisa
plasenta.
• kasus sisa plasenta dengan perdarahan pasca-persalinan lanjut
sebagian besar pasien-pasien akan kembali lagi ke tempat
bersalin dengan keluhan perdarahan setelah 6-10 hari pulang
kerumah dan sub-involusi uterus (Sarwono, 2009, hlm.181).
.
1. Tanda dan gejala yang selalu ada
a. Plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah)
tidak lengkap.
b. Perdarahan segera.
c. Syok akibat hipovolemia

2. Tanda dan gejala yang kadang ada


a. Uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus uteri tidak berkurang.
b. Perdarahan dari rongga rahim setelah plasenta lahir
1. Perdarahan berlangsung terus menerus atau berulang.
2. Pada palpasi di dapatkan fundus uteri masih teraba lebih
besar.
3. Pada pemeriksaan dalam didapat uterus yang membesar,
lunak, dan dari ostium uteri keluar darah (Wiknjosastro, 2006).
4. Penemuan secara dini, hanya dimungkinkan dengan penemuan
melakukan kelengkapan plasenta setelah dilahirkan.

Pada kasus retensio sisa plasenta dengan perdarahan pasca


persalinan lanjut, sebagian besar pasien akan kembali lagi ke
tempat persalinan dengan keluhan 20 perdarahan setelah 6-10
hari pulang ke rumah (Saifuddin, 2006).
1. Penemuan secara dini, hanya dimungkinkan dengan melakukan
pemeriksaan kelengkapan plasenta setelah dilahirkan.
2. Berikan antibiotika karena perdarahan juga merupakan
gejala metritis.
3. Antibiotika yang dipilih adalah ampisilin dosis awal 1 g IV
dilanjutkan dengan 3 x 1 g oral dikombinasi dengan
metrodnidazol 1 g supositoria dilanjutkan 3 x 5 mg oral.
4. Dengan dipayungi antibiotika tersebut, lakukan eksplorasi
digital (bila serviks terbuka) dan mengeluarkan bekuan darah
atau jaringan.
5. Bila serviks hanya bisa dilalui oleh instrumen, lakukan evakuasi
sisa plasenta dengan AVM atau dilatasi dan kuretase.
6. Bila kadar Hb < 8 gr% berikan tranfusi darah. Bila kadar Hb
> 8 gr%, berikan sulfas ferosus 600 mg/hari selama 10 hari
(Sarwono, 2009, hlm.181)
1. Perdarahan Perdarahan pascapersalinan adalah perdarahan yang
melebihi 500ml setelah bayi lahir. Perdarahan juga bisa membuat ibu
meninggal
2. Infeksi Infeksi pada dan melalui traktus genitalis setelah persalinan
disebut infeksi nifas. Infeksi nifas merupakan morbiditas dan mortalitas
bagi ibu pasca bersalin
3. Terjadi polip plasenta sebagai masa proliferative yang mengalami
infeksi sekunder dan nekrosis.
4. Terjadi degenerasi (keganasan) koriokarsinoma Dengan masuknya
mutagen, perlukaan yang semula fisiologik dapat berubah menjadi
patologik (displastik-dikariotik) dan akhirnya menjadi karsinoma
invasive, proses keganasan akan berjalan terus.
• Komplikasi
• Sindrom Sheehan – perdarahan banyak kadang-kadang diikuti
dengan sindrom Sheehan, yaitu : kegagalan laktasi, amenore,
atrofi payudara, rontok rambut pubis dan aksila, superinvolusi
uterus, hipotiroidi, dan insufisiensi korteks adrenal.
• Diabetes insipidus – perdarahan banyak pascapersalinan dapat
mengakibatkan diabetes insipidus tanpa disertai defisiensi
hipofisis anterior.
• Syok Hemoragik
• Ad vitam : ad bonam
• Ad sanationam : ad bonam
• Ad functionam : ad bonam
• Pramana C. Ilmu Kandungan. Semarang: CP Production; 2014.Manuaba IAC,
Manuaba IBG, Manuaba IBGF, Manuaba IBG (2014). Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan, dan KB. Edisi ke 2. Jakarta: EGC, pp: 247-254
• Athanasias PK, Afors K, Dornan SM (2012). Antepartum hemorrhage. Obstetrics
Gynaecology and Reproductive Medicine, 22(1): 21-5.
• Cresswell JA, Ronsmans C, Calvert C, Filippi V (2013). Prevalence of placenta
previa by world region: a systemic review and meta-analysis. Tropical Medicine
and International Health. 18(6): 712-24.
• Sastrawinata S. Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi. Edisi II. Jakarta.
EGC; 2005. hal. 83-91.
• Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, Casey
BM et al (2014). William’s obstetrics. Ediki ke 24. New York: McGrawHill
Education.
• Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi IV. Jakarta. PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2009. hal. 495-502
• Chalik TMA. 2008. Perdarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan. Ilmu
Kebidanan Edisi Keempat Cetakan Pertama. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
• Mochtar, R. Perdarahan Antepartum (Hamil Tua). Dalam: Lutan, D (Ed). Sinopsis
Obstetri. Edisi 2. Jilid 1. Jakarta: EGC; 1998: 269-287.

Anda mungkin juga menyukai