Bona Osteoporosis
Bona Osteoporosis
Diganosa
Anamnesa mendiagnosis osteoporosis hanya dari tanda sekunder yang menunjang
terjadinya osteoporosis seperti :
- Tinggi badan yang makin menurun.
- Obat-obatan yang diminum.
- Penyakit-penyakit yang diderita selama masa reproduksi, klimakterium.
- Jumlah kehamilan dan menyusui.
- Bagaimana keadaan haid selama masa reproduksi.
- Apakah sering beraktivitas di luar rumah , sering mendapat paparan matahari cukup.
- Apakah sering minum susu? Asupan kalsium lainnya.
- Apakah sering merokok, minum alkohol?
Pemeriksaan Fisik
- Tinggi badan dan berat
- Demikian juga gaya berjalan penderita osteoporosis, deformitas tulang, nyeri
spinal. Penderita dengan osteoporosis sering menunjukkan kifosis dorsal atau
gibbus dan penurunan tinggi badan.
Pemeriksaan Radiologis
• Gambaran radiologik yang khas pada
osteoporosis adalah penipisan korteks dan
daerah trabekuler yang lebih lusen. Hal ini akan
tampak pada tulang-tulang vertebra yang
memberikan gambaran picture-frame vertebra.
• Biasanya massa tulang yang sudah berkurang 30 -
40% baru dapat dideteksi dengan pemeriksaan X-
ray konvensional.
Hambatan pada pemeriksaan radiologi
konvensional untuk mendiagnosa
osteoporosis adalah:
a.Sangat bergantung pada alat radiologi yang
digunakan.
b.Sangat bergantung pada keahlian dan
subyektivitas pemeriksaan.
c.Sangat bergantung pada kualitas film dan cara-
cara pecucian film.
• Pada penderita osteoporosis terjadi
abnormalitas turn over dari tulang akibat
aktivitas osteoklast lebih tinggi dari pada
osteoblast, akibatnya terjadi kehilangan massa
tulang yang lebih besar dari pada
pembentukannya.
Gambar : Tampak gambaran caput femoris
dengan densitas yang menurun.
Gambar : Foto pelvis AP memperlihatkan
osteoporosis ringan padacaput femoris
Gambar : Osteoporosis Vertebrae
2. Pemeriksaan Densitas Massa tulang (Densitometri)
Densitas massa tulang berhubungan dengan kekuatan tulang
dan resiko fraktur . untuk menilai hasil pemeriksaan
Densitometri tulang, digunakan kriteria kelompok kerja
WHO, yaitu:
• Normal bila densitas massa tulang di atas -1 SD rata-rata
nilai densitas massa tulang orang dewasa muda (T-score)
• Osteopenia bila densitas massa tulang diantara -1 SD dan -
2,5 SD dari T-score.
• Osteoporosis bila densitas massa tulang -2,5 SD T-score
atau kurang.
• Osteoporosis berat yaitu osteoporosis yang disertai adanya
fraktur.
Tujuan dari pengukuran massa tulang:
a.Menentukan diagnosis.
b.Memprediksi terjadinya patah tulang.
c.Menilai perubahan densitas tulang setelah pengobatan atau senam
badan.
3.Bone Scan
Bone Scan dapat menunjukkan perubahan
pada jaringan tulang yang dapat
mengidentifikasi adanya kanker, inflamasi atau
fraktur yang baru.
Gambar : Tampak Hot Area pada Bone Scan
Upper Sacrum Bilateral Simetris
Parameter laboratorium lainnya :
a. blood calcium levels
b. blood vitamin D levels
c. thyroid function
d.parathyroid hormone levels
e. estradiol
f. follicle stimulating hormone (FSH)
g. testosterone levels (in men)
h. osteocalcin
7. Diagnosa Banding