Anda di halaman 1dari 3

Asepsis adalah prinsip bedah untuk mempertahankan keadaan bebas kuman.

Keadaan asepsis merupakan syarat mutlak dalam tindakan bedah. Antisepsis adalah cara dan tindakan yang diperlukan untuk mencapai keadaan bebas kuman patogen. Tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya infeksi dengan membunuh kuman patogen. Obat-obat antiseptik, misalnya lisol atau kreolin, adalah zat kimia yang dapat membunuh kuman penyakit. Kuman-kuman penyebab sepsis adalah bakteri, dan bakteri yang paling banyak dijumpai dalam pembedahan adalah berbagai jenis stafilokokus. Yang paling terkenal adalah S. Aureus, yang hidup komensal di kulit dan dapat bertahan hidup lama di lingkungan kering. Selain itu juga, ada bakteri yang berasal dari usus, salah satunya adalah E. Coli yang hidup di usus besar dan mudah keluar, tinggal komensal di daerah perineum. Sumber infeksi Udara Udara merupakan sumber kuman karena debu yang halus di udara mengandung sejumlah mikroba yang dapat menempel pada alat bedah, permukaan kulit, maupun alat lain dalam pembedahan. Untuk tetap hidup, bakteri membutuhkan kondisi lingkungan tertentu, seperti suhu, kelembapan, ada atau tidaknya oksigen, bahan nutrisi tertentu dan udara. Umumnya bakteri tumbuh subur pada suhu yang sama dengan suhu tubuh manusia. Bakteri akan berbiak cepat pada suhu 20 37 C. Suasana yang lembab merupakan kondisi yang baik buat pertumbuhan dan reproduksi bakteri, tetapi bakteri tertentu dapat pula tumbuh pada nanah yang mengering, ludah atau darah pada waktu yang lama. Bakteri anaeron umumnya berasal dari usus dan dapat hidup tanpa oksigen, tetapi bakteri aerob memerlukan oksigen, dan bakteri yang disebut fakultatif aeron-anerob dapat hidup dalam keadaan tanpa atau ada oksigen. Bakteri autrotof akan menggunakan CO2 sebagai bahan untuk sintesis nutrien dari senyawa anaorganik sedangkan bakteri heterotrof membutuhkan senyawa organik untuk kompleks sebagai nutriennya. Umumnya bakteri membutuhkan suasana lingkungan netral atau sedikit basa. Bila PH berubah, metabolisme dan pertumbuhan bakteri dapat terhambat atau berhenti sama sekali. Alat dan pembedah Mikroba atau bakteri dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain melalui perantara. Pembawa kuman ini dapat berupa hewan, misalnya serangga, manusia atau benda yang terkontaminasi, seperti alat atau instrumen bedah. Jadi, dalam hal ini alat bedah, personel, dan dokter pembedah merupakan pembawa yang potensial untuk memindahkan bakteri.

Kulit Penderita Ada dua macam mikroorganisme yang tinggal di kulit manusia. Flora komensal, misalnya staphylococcus epidermis yang pada keadaan normal terdapat di kulit dan tidak petogen sampai kulit terluka. Flora transien yang dipindahkan ke kulit penderita melalui sumber pencemaran, misalnya S. Aureus yang bersifat patogen dan dapat menyebabkan infeksi yang mengancam hidup bila masuk lewat luka operasi. Kulit penderita merupakan salah satu sumber bakteri, terutama karena penderita dibawa masuk ke tempat pembedahan dari luar kadang tanpa persiapan lebih dahulu. Visera Usus, terutama usus besar merupakan sumber bakteri yang dapat muncul ke luka operasi melalui hubungan langsung, yaitu melaui lubang anus atau melalui pembedahan usus. Bakteria yang berada di usus dalam keadaan fisiologik umumnya adalah bakteri yang komensal, tetapi dapat menjadi patogen melaui luka pembedahan Darah Darah penderita infeksi atau sepsis mengandung virus atau bakteri patogen sehingga penyakit mudah ditularkan bila alat bedah yang digunakan pada penderita demikian digunakan untuk penderita lain tanpa disucihamakan terlebih dahulu.

Lingkungan sekitar tempat bedah merupakan daerah yang aseptik. Oleh karena itu, kamar bedah tidak dapat digunakan untuk macam-macam tindakan lain agar keadaan aseptik tetap terjaga. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga suasana lingkungan tersebut adalah mengurangi jumlah kuman dalam udara dan lamanya luka terbuka. Bekerja dengan rencana yang baik, teratur, dan tenang tanpa terburu-buru akan menunjang usaha tersebut. Jumlah kuman di udara dipengaruhi oleh kelembapan udara dan suhu udara, dan dapat dikurangi dengan penggantian udara. Udara kamar bedah harus diganti 18-25 kali setiap jam dan ini baru dapat dilaksanakanbila tekanan udara lebih positif. Kelembapan udara yang rendah akan mengurangi kelistrikan statik dalam udara sehingga transmisi bakteria lebih sedikit. Kelembapan udara kamar bedah ini sebaiknya dijaga sekitar 50% (udara luar normal 70-90%) Kamar bedah sebaiknya bersuhu sejuk agar pembedah dan personel kamar bedah lainnya dapat bekerja dengan tanpa berkeringat. Standar suhu yang dianjurkan adalah 20-24 C. Kipas angin perlu diadakan bila tidak ada alat

pendingin dan harus dipasang sedemikian rupa sehingga pertukaran udara yang ditimbulkan tidak menimbulkan kontaminasi dalam kamar bedah. Kipas angin harus ditempatkan di jendela tembok luar dan harus meniup udara luar yang bersih ke dalam kamar bedah. Jika kipas angin meniup dari kamar bedah ke luar, sksn mengakibatkan penghirupan udara yang kaya kuman dari rumah sakit melalui sela-sela pintu. Untuk mempertahankan keadaan asepsis dalam kamar bedah sewaktu pembedahan, setiap orang yang bekerja dalam kamar bedah harus tunduk pada peraturan dan teknik asepsis yang berlaku. Walaupun peraturan yang berlaku untuk setiap kamar bedah dapat berbeda tergantung kondisi setempat, disiplin dasar dalam teknik asepsis menuntut beberapa hal pokok yang harus dipatuhi oleh setiap personel kamar bedah maupun orang yang masuk ke dalam kamar bedah. Personel medik dan paramedik merupakan pembawa kuman melalui kontak langsung atau udara karena S.aureus dari hidung, ketiak, dan daerah anus, perineum, dan genitalia mudah disebarkan. Oleh karena itu, disiplin dasar ini menyangkut higine pribadi, kebersihan kulit, pakaian dalam termasuk kebersihan daerah perineum. Disiplin kerja yang baik dalam pembedahan adalah berbicara seperlunya selama pembedahan, membatasi berjalan-jalan dalam kamar bedah dan membatasi kontak orang lain. Juga diperlukan pengertian dasar tentang teknik asepsis, pemakaian gaun bedah, masker serta tutup kepala. Gaun steril penutup badan mengurangi kontaminasi dari penderita maupun pada penderita. Batas antara zona suci hama dan daerah nonasepsis harus senantiasa disadari. Tutup kepala melindungi rambut agar tidak menyebarkan kuman. Masker mencegah kontaminasi dari hidung, mulut, cambang, dan kumis. Selain itu perlu diingat bahwa setiap biarpun kecil harus dianggap sebagai luka terinfeksi dan merupakan sumber terinfeksi. Setiap pekerja di kamar bedah yang mempunyai bisul misalnya, atau borok biarpun kecil di salah satu bagian kulitnya harus dinyatakan sebagai sakit dan tidak diperkenankan memasuki ruang pembedahan. Setiap orang yang masuk ke kamar bedah harus menggunakan pakaian penutup permukaan kulit yang dapat berhubungan dengan daerah pembedahan. Pakaian ini termasuk sarung tangan, masker, dan tutup kepala.

Anda mungkin juga menyukai