1.Tingkat individual :
• apakah seseorang akan berbohong mengenai rekening
pengeluaran,
• mengatakan rekan sejawat sedang sakit karena tidak ada di
tempat kerja,
• menerima suap,
• mengikuti saran teman sekerja sekalipun melampaui
perintah atasan.
2. Tingkat organisasional:
Masalah etis muncul apabila :
• Seseorang atau kelompok orang ditekan untuk
mengabaikan atau memaafkan kesalahan yang
dilakukan oleh sejawat demi kepentingan
keharmonisan perusahaan, atau
• Jika seorang karyawan disuruh melakukan
perbuatan yang tidak sah demi keuntungan unit
kerjanya.
5 TINGKATAN ETIKA BISNIS
(Carrol, 1989)
3. Tingkat asosiasi :
Seorang akuntan, penasihat,dokter, dan
konsultan manajer harus melihat anggaran dasar
atau kode etik organisasi profesinya sebagai
pedoman sebelum ia memberikan saran pada
kliennya.
5 TINGKATAN ETIKA BISNIS
(Carrol, 1989)
4. Tingkat masyarakat :
• Hukum, norma, kebiasaan, dan tradisi yang
berlaku menentukan mana perbuatan yang dapat
diterima secara sah.
• Ketentuan ini tidak mesti berlaku sama di semua
wilayah/negara.
• Oleh karena itu, kita perlu berkonsultasi dengan
orang atau badan yang dapat dipercaya sebelum
melakukan kegiatan bisnis di wilayah/negara lain.
5 TINGKATAN ETIKA BISNIS
(Carrol, 1989)
5. Tingkat internasional:
• Masalah-msalah etis menjadi lebih rumit
untuk dipecahkan karena faktor nilai-nilai dan
budaya, politik dan agama ikut berperan.
• Oleh karena itu, konstitusi, hukum, dan
kebiasaan perlu dipahami dengan baik
sebelum seesorang mengambil keputusan.
CIRI-CIRI BISNIS YANG BERETIKA
• Ketaatan pada Hukum dan Aturan
• Akuntabilitas
• Responsibilitas
• Transparansi
• Kejujuran
• Independensi
• Empati
CIRI-CIRI BISNIS YANG BERETIKA
Ketaatan pada Hukum dan Aturan :
Tidak melangggar UU (PK, LH, dsb), tidak mengingkari kesepakatan
suatu perjanjian.
Contoh pelanggaran :
• Menjual rumah dengan mengabaikan persyaratan legalitas
maupun ketentuan standar keselamatan.
• Mempekerjakan anak, melanggar ketentuan cuti hamil dan cuti
bersalin, libur, dan istirahat karyawan.
• Memungut imbalan atau jaminan uang atas pekerjaan yang
diberikan kepada karyawan.
• Menjual produk yang rusak, kadaluarsa, dan berbahaya.
• Mencantumkan klausula eksonerasi (pengingkaran atau
pengalihan tanggungjawab) atas risiko kehilangan kendaraan atau
barang dalam kendaraan yang di parkir di wilayahnya.
• Menggunakan iklan yang menyesatkan.
CIRI-CIRI BISNIS YANG BERETIKA
Akuntabilitas (tanggunggugat) :
Menerapkan prinsip-prinsip usaha yang sehat, profesional
dan bertanggungjawab.
Contoh pelanggaran :
• Menanamkan uang klien pada investasi yang berisiko
tinggi hanya demi mengejar ’rente’.
• Tidak cermat dalam mengolah produk sehingga
membahayakan kesehatan konsumen
• Membuat iklan yang tidak sesuai dengan kenyataan,
menyudutkan pesaing, dan cenderung merupakan
muslihat.
• Mengabaikan konstruksi bangunan sehingga
membahayakan konsumen.
CIRI-CIRI BISNIS YANG BERETIKA
Responsibilitas (tanggungjawab) :
sikap bertanggungjawab atas suatu kerugian yang
dikeluhkan konsumen, atau yang didesakkan oleh
masyarakat tentang suatu penyimpangan. Janji yang
harus ditepati, dan segera menepatinya.
Contoh pelanggaran :
• Menolak memberi ganti rugi atas kerusakan barang
yang merugikan pembeli
• Menolak mengganti kerugian atas kendaraan yang
hilang di wilayah parkirnya
• Menolak membantu biaya perawatan rumah sakit
pada karyawan yang mengalami kecelakaan kerja.
CIRI-CIRI BISNIS YANG BERETIKA
Transparansi :
memberikan informasi secara proporsional dan efektif,
tidak menutupi atau menyembunyikan informasi
tertentu kepada konsumen dengan tujuan mengelabui
atau memanipulasi kesan.
Contoh pelanggaran :
• Penjual barang tidak menginformasikan cacat yang
tersembunyi kepada konsumen.
• Perusahaan pembiayaan konsumen tidak menjelaskan
risiko hukum yang timbul bila terjadi wanprestasi.
• Produsen obat tidak mencantumkan efek samping
obat yang dijual.
CIRI-CIRI BISNIS YANG BERETIKA
Kejujuran:
mengatakan sesuatu dengan sebenar-benarnya, tanpa ada
yang dipalsukan atau disembunyikan.
Contoh pelanggaran :
• Penjual obat mengklaim obatnya bisa menyembuhkan
bermacam-macam penyakit seketika.
• membuat iklan atau promosi yang manipulatif, menutupi
cacat, membuat kesan yang menyesatkan, dsb.
• Pemilik toko memasang iklan menjual barang diskon, yang
sebenarnya hanya bermaksud menggiring orang orang
membeli barang lain.
• Bank menentukan sepihak menaikkan beban tagihan yang
sudah disepakati semula.
CIRI-CIRI BISNIS YANG BERETIKA
Independen (kemandirian):
Tidak dipengaruhi oleh pihak lain/tidak ada intervensi/di
bawah tekanan dari pihak lain, sehingga yakin & kompeten
menghasilkan produk yang aman & bermanfaat.
Contoh pelanggaran :
• Pengembang ’menyunat’ spesifikasi konstruksi perumahan
agar bisa menyisihkan sejumlah uang untuk para pejabat
pemerintah bagian perijinan.
• Anggota asosiasi usaha dilarang menjual barang atau jasa
dibawah harga yang sudah dipatok oleh asosiasi, meskipun
harga rendah tersebut sudah menguntungkan.
• Pengelola media massa hanya boleh menyampaikan
berita-berita yang tidak ’menyinggung’ penguasa.
CIRI-CIRI BISNIS YANG BERETIKA
Empati :
Bisa memperlakukan pihak lain sebagaimana
dirinya mau diperlakukan (golden rule)
Contoh pelanggaran:
• Perusahaan pembiayaan tidak mau tahu kesulitan
konsumen untuk membayar angsuran meskipun
yang bersangkutan sedang di rawat di rumah
sakit.
• Penjual menjual produk yang membahayakan
keselamatan konsumen.
• Pengerah tenaga kerja memeras para TKI.
CSR
Keselamatan Karyawan
Menyediakan fasilitas kerja yang aman bagi
karyawan dengan memantau secara ketat proses
produksi :
• Tempat kerja yang representatif
• Peralatan dengan faktor keselamatan yang
memenuhi syarat
• Safety working : masker, sabuk pengaman,
kaos tangan, sepatu boot, dll
Perlakuan yang semestinya
dari karyawan lain
Memahami keragaman – mengintegrasikan
karyawan dengan berbagai latar belakang
sehingga bisa bekerjasama mencapai tujuan
bersama perusahaan :
• Perbedaan gender, agama/keyakinan,
pandangan politik, dll
• Mencegah terjadinya pelecehan (seksual,
rasis, dll)
Peluang yang setara
Perusahaan tidak dibenarkan melakukan diskriminasi :
• Asal daerah, suku, gender, ras, agama, dll
• Perlakukan preferensial/dikhususkan/diistimewakan
(tindakan afirmatif)? yang menyimpang dari tujuan
yang baik(dipaksakan?), yakni :meningkatan peluang
kerja bagi kaum minoritas, kaum wanita, kaum
difabel, dll (kesempatan yang dimiliki oleh seseorang
tidak dibatasi oleh ras atau jenis kelaminnya)
BEBERAPA HAK PEKERJA
• Hak atas pekerjaan
• Hak atas upah yang adil
• Hak untuk berserikat dan berkumpul
• Hak atas perlindungan keselamatan & kesehatan
• Hak untuk diproses hukum secara sah
• Hak untuk diperlakukan secara sama
• Hak atas rahasia pribadi
• Hak atas kebebasan suara hati
1