Bronkopneumonia
Acute Coronary Syndrome
Jantung:
• Inspeksi: Iktus cordis tidak terlihat
• Palpasi: Iktus cordis teraba di 1 cm medial ICS 5 lin. midclavicula
sinistra
• Perkusi: Batas jantung kanan di ICS 4 linea sternalis dextra
• Batas jantung kiri di ICS 4 linea midclavikula sinistra
• Batas pinggang jantung di ICS 2 linea parasternalis sinistra
• Auskultasi: Bunyi jantung I-II regular, gallop (-) murmur (-)
Abdomen
• Inspeksi : Datar
• Auskultasi : Bising usus (+)
• Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran
• Palpasi : Nyeri tekan ulu hati (-), hepar tidak membesar,
permukaan rata, nyeri tekan (-), lien tidak teraba membesar.
Ekstremitas
• Akral hangat pada ekstremitas atas dan bawah kanan kiri
Tungkai Lengan
Kanan Kiri Kanan Kiri
Kekuatan 5 5 5 5
Data data
Pemeriksaan 9-01-17 Nilai rujukan
Hb 10, 6 12 – 16
Ht 33,3 37 – 47
Leukosit 5,0 5 – 10
Trombosit 330 150 – 400
SGOT 41 0 – 31
SGPT 24 0 – 49
Ureum 70,2 10 – 50
Kreatinin 0,91 0,6 – 1,1
GDS 114 70 – 140
• Irama sinus reguler
• Frekuensi jantung 89 bpm
• Deviasi aksis ke kiri
• Durasi gel. P 0,08 s,
peningkatan amplitudo di V1 (-)
• Interval PR 0,122 s
• Kompleks QRS normal, durasi
0,072 s
• ST-T changes (-)
• Gel. T inverted di lead I, II, III,
aVF, V2, V3, V4, V5, V6
• Iskemia dinding anteroseptal
dan inferior
•
RADIOLOGI (Ro Thorax PA/Lat)
• Sinus-sinus dan diaphragma normal.
• Pulmo: Corakan bronchovaskular paru kasar. Hili
normal. Tampak infiltrat di lapangan atas dan
parakardial paru kanan.
• Cor: Bentuk dan ukuran cor dalam batas normal; CTR
= 50%
Diagnosis
• Bronkopneumonia dextra dd TB paru
• Acute Coronary Disease
10/1/2018
S: Demam, batuk, sesak, dan sulit makan. • IVFD RL + Neurosanbe 1 Co dr. Sinaga Sp.JP
O: KU: TSS ampul 20 tpm • Inj. digoxin 1 x 1 ampul
KS: CM • Inj. ceftriaxone 2 x 1 gr • Inj. lasix (furosemide) 1
TD:110/80 mmHg • Inj. ranitidin 2 x 1 ampul x 1 ampul
• Inj. citicoline 1 x 500 mg • Inj. lansoprazole 2 x 30
N: 76x/menit
• Sanadryl DMP (DMP HBr mg
S: 37,5oC 10 mg, Difenhidramin • Cardismo (ISMN) 2 x 20
P: 24x/menit HCl 12,5 mg, mg
Mata: CA-, SI- Ammonium Cl 100 mg, • Letonal (spironolakton)
Pulmo: VES +/+, Rh +/+, Wh +/+ Na sitrat 50 mg, mentol 1 x 25 mg
COR: BJ I/II reg, g-, m- 1 mg) 3 x 2 cth • Coralan (ivabradine) 2 x
Abd: datar, BU+, NT- • Sanmol 3 x 500 mg, bila 5 mg
Ekst: akral hangat. suhu > 38,5oC drip • Flunarizine 2 x 5
paracetamol • Clopidogrel 1 x 75 mg
A: BP dd TB Paru
• Nebu 2x/ hari. • Cardioaspirin (aspirin) 1
Obs. ACS Combivent + Pulmicort x 100 mg
AKI • Clopidogrel 75 mg 0-1-0 • Cek agregasi trombosit,
• ISDN 2 x 5 mg trombosit, fibrinogen,
• Ascardia (asam CK, CK-MB, troponin T,
asetilsalisilat) 80 mg 0- dan FABP
1-0
• Bisoprolol 1 x 1,25 mg
• Folavit (asam folat) 1 x 1
11/1/2018
Batuk, badan lemas, nafsu makan berkurang, pasien sulit tidur.
KU: TSS
KS: CM
TD:110/80 mmHg
N: 60x/menit
S: 36oC
P: 24x/menit
Mata: CA-, SI-
Pulmo: VES +/+, Rh +/+, Wh +/+
COR: BJ I/II reg, g-, m-
Abd: datar, BU+, NT-
Ekst: akral hangat.
BP dd TB Paru
IHD
AKI
Inj. lansoprazole diganti dengan inj. pantoprazole 1 x 1 ampul
Stop ascardia, ISDN, dan bisoprolol.
Esktra alprazolam 0,5 mg (malam)
Lain-lain diteruskan
Mika miki
12/1/2017
Tidak mau makan, badan terasa lemas
KU: TSS
KS: CM
TD:100/60 mmHg
N: 68x/menit
S: 36,3oC
P: 20x/menit
Mata: CA-, SI-
Pulmo: VES +/+, Rh +/+, Wh +/+
COR: BJ I/II reg, g-, m-
Abd: datar, BU+, NT-
Ekst: akral hangat.
BP dd TB Paru
IHD
AKI
Rencana pasang NGT bila pasien tidak mau makan.
Lain-lain diteruskan.
13/1/2017
Tidak nafsu makan, badan terasa lemas, pasien ingin pulang.
KU: TSS
KS: CM
TD:110760 mmHg
N: 64x/menit
S: 36,3oC
P: 20x/menit
Mata: CA-, SI-
Pulmo: VES +/+, Rh +/+, Wh +/+
COR: BJ I/II reg, g-, m-
Abd: datar, BU+, NT-
Ekst: akral hangat.
BP dd TB Paru
IHD
AKI
Nebu tetap dilakukan sebeum pulang
Terapi pulang
Cefixime 2 x 200 mg
Citicoline 1 x 500 mg
Lansoprazole 2 x 1 tab
Asam folat 1 x 1 tab
Monecto (ISMN) 2 x 20 mg
Clopidogrel 1 x 1 tab
Farmasal (asam asetilsalisilat) 2 x 100 mg
Letonal (spironolakton) 1 x 25 mg
Coralan (ivabradine) 2 x 5 mg
Lasix (furosemide) 1 x 1 tab
Fargoxin (digoxin) 1 x 1 tab
Sanadryl DMP syr 3 x 2 cth
TINJAUAN PUSTAKA
Pneumonia
• Peradangan paru yang disebabkan oleh
mikroorganisme. (Tidak termasuk
Mycobacterium tuberculosis)
• Peradangan yang disebabkan non
mikroorganisme pneumonitis.
• Etiologi
Bakteri Virus
Jamur Protozoa
Beberapa kelompok-kelompok mempunyai faktor risiko yang lebih
tinggi untuk terkena pneumonia, yaitu antara:
1. Usia lebih dari 65 tahun.
2. Merokok.
3. Malnutrisi, baik karena kurangnya asupan makan ataupun
dikarenakan penyakit kronis lain.
4. Kelompok dengan penyakit paru, termasuk kista fibrosis, asma,
PPOK, dan emfisema.
5. Kelompok dengan masalah-masalah medis lain, termasuk diabetes
dan penyakit jantung.
6. Kelompok dengan sistem imunitas dikarenakan HIV, transplantasi
organ, kemoterapi atau penggunaan steroid lama.
7. Kelompok dengan ketidakmampuan untuk batuk karena stroke,
obat-obatan sedatif atau alkohol, atau mobilitas yang terbatas.
8. Kelompok yang sedang menderita infeksi traktus respiratorius atas
oleh virus
Klasifikasi:
• Klinis & epideologis (komunitis, nosokomial,
aspirasi, pneumonia pada
immunocompromised)
• Penyebab (bakterial/tipikal, atipikal, virus,
jamur)
• Predileksi
– Lobaris sering pada bakterial, jarang pada bayi
dan org tua.
– Bronkopneumonia bercak infiltrat pada lapang
paru, biasanya mengenai paru bagian bawah,
sering pada bayi dan org tua.
– Interstitial.
Gambaran klinis:
• Anamnesis demam, menggigil, suhu tubuh
meningkat > 40oC, batuk dengan dahak
mukoid/purulen, kadang disertai darah, sesak napas,
dan nyeri dada.
– Pasien kasus demam menggigil sejak 3 hari
disertai batuk berdahak dan sesak napas. Suhu
38oC.
• PF: Inspeksi Palpasi
Tampak tertinggal Fremitus
bagian yang sakit mengeras
Auskultasi
Perkusi Bronkovesikuler -
Redup bronkial, ronki basah
halus - kasar
Kasus:
• Ins: Pergerakan paru kanan kiri sama
• Pal: sulit dilakukan
• Per: sulit dilakukan
• Aus: suara napas vesikuler disertai rhonki basah
kasar dan wheezing.
Pemeriksaan penunjang:
• Ro: Foto toraks PA/Lat penunjang utama.
Infiltrat – konsolidasi dengan air bronchogram.
– Pada ro thorax PA/Lat pasien kasus didapatkan corakan
bronkovaskular kasar dan tampak infiltrat di lapangan atas
dan parakardial paru kanan.
• Laboratorium
Terdapat peningkatan jumlah leukosit, biasanya lebih
dari 10.000/ul. Pada hitungan jenis leukosit terdapat
shift to the left serta peningkatan LED. Untuk
menentukan diagnosis etiologi diperlukan
pemeriksaan dahak, kultur darah, dan serologi.
– Pada pasien kasus didapatkan jumlah leukosit yang normal
(5000). Pemeriksaan lain yang disebutkan di atas tidak
dilakukan.
Tatalaksana
Dapat Diubah
- Hiperlipidemia (LDL-C): batas atas, 130-159 mg/dL; tinggi > 160
mg/dL
- HDL-C rendah: <40 mg/dL
- Hipertensi (> 140/90 mmHg atau pada obat antihipertensi)
- Merokok sigaret
- Diabetes melitus (bergantung-insulin atau tidak bergantung-
insulin)
- Obesitas, terutama abdominal
- Ketidakaktifan fisik
- Hiperhomosisteinemia (> 16 µmol/L
Klasifikasi
Coronary Arterial Disease
ST-segment ST-segment
Depression Elevation
UA NSTEMI STEMI
( Unstable Angina ) ( Non ST-Elevation ( ST-Elevation
Myocardial Infarction ) Myocardial Infarction )
ESC Guidelines,2012
Angina Pektoris Stabil
Sindroma klinis berupa rasa tidak
nyaman di dada, rahang, bahu,
punggung, atau lengan yang dipicu oleh
aktifitas atau stress emosional yang
berangsur menurun intensitas dan
kuantitasnya dengan atau tanpa
pengobatan
• EKG istirahat
• Biomarker
• EKG Stress Test (Treadmill)
Non Invasive
• Echocardiography
• CMR
• CT